Monday 23 October 2017

Produksi Rumput Laut Cottonii (Kappaphycus alvarezii) dengan Metode Apung Sistim Jalur (Ringkasan SNI 01-6429.1-2000)



BATASAN
Standar ini   menetapkan persyaratan produksi, dan cara pemeriksaan rumput laut cottonii dengan metode apung sistim jalur 


PERSYARATAN PRODUKSI
Pra produksi
1)   Lokasi : terlindung dari gelombang dan angin kencang, kedalaman perairan  5 - 20 meter, perairan bersih tidak tercemar, pergerakan air teratur dengan kecepatan arus   20 – 40 cm/dtk, salinitas 28-34 ppt, dasar perairan pasir berbatu karang dan tidak berlumpur, lokasi mudah terjangkau dan tidak terdapat pada alur pelayaran dan jauh dari muara sungai, peruntukan lokasi diatur oleh RUTR daerah/wilayah. 
2)   Sarana pembesaran : rangka terbuat dari bambu, kayu dan paralon yang dirakit berbentuk persegi panjang dengan ukuran lebar 2,5 – 5 m dan panjang 5 – 7 m pada setiap ujungnya setiap unit dipasang jangkar dan bendera, satu unit metoda ini terdiri dari 5 – 8 petak. 
3)   Bahan : bibit yang digunakan berumur 25 – 35 hari dengan berat 50 – 100 gr. 
4)   Peralatan : bambu, tali PE dan tali rapia; peralatan lapang ( gunting, keranjang, pisau, gergaji, timbangan, keranjang, perahu); alat ukur kualitas air (suhu, salinitas, oksigen, pH, dll).

Proses Produksi
1)   Kualitas air : suhu 26°C – 32°C, salinitas : 28 ppt – 34 ppt, pH 7 – 8,5, oksigen terlarut min 5 ppm, kecerahan 5 m, bahan organik lebih dari 50 ppm. 
2)   Jarak tanam : jarak antar rumpun pada satu tali jalur antara 25 – 30 cm, sedangkan jarak antar tali jalur 30 cm. 
3)   Pengontrolan : dilakukan setiap hari untuk membersihkan tanaman dari tanaman lain, perbaikan tali yang kendor, penyulaman (pada minggu pertama). 
4)   Waktu pemeliharaan : lama pemeliharaan rumput laut basah kelas konsumsi  antara 45 – 50 hari. 
5)   Pemanenan : produksi pembesaran per rakit per periode ukuran panen 50-100 gr menjadi 500-750 gr/rumpun, 10-15 kg menjadi 60-100 kgt/rakit. 

CARA PEMERIKSAAN
1)   Kualitas air media pemeliharaan : suhu dilakukan dengan termometer, salinitas dengan refraktometer, oksigen terlarut dengan DO Meter, tes kit quality mengukur kualitas air lainya dengan petunjuk kerja disesuaikan dengan masing masing alat. Frekuensi pengukuran min 2 kali seminggu.
2)   Cara pengukuran produksi : berat akhir pemanenan dikurangi berat awal (saat tanam).
3)   Cara pengukuran waktu pemeliharaan : dilakukan dengan mencatat waktu mulai tanam sampai saat panen dilakukan.

REFERENSI
BSN, 2000. SNI 01-6429.1-2000  Produksi Rumput laut cottonii (Kappaphycus alvarezii) dengan Metode Apung Sistim Jalur. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
https://www.google.co.id/search

No comments:

Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...