Thursday, 19 October 2017

Produksi Benih Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Kelas Benih Sebar (Ringkasan SNI 01-7251-2006)



BATASAN
Standar ini menetapkan persyaratan produksi dan cara pengukuran produksi benih udang vaname kelas benih sebar.  

PERSYARATAN PRODUKSI 
Pra produksi 
1)   Wadah penyediaan air bersih : bak penyaring air berupa koral, pasir, arang, ijuk, menggunakan waring sebagai pemisah komponen;  bak tandon terbuat dari beton, volume ≥ 30 % dari kapasitas total bak pemeliharaan. 
2)   Peralatan produksi nauplius dan benur : tenaga listrik, aerasi blower, peralatan laboratorium, peralatan lapang dan sarana penyedia air (pompa). 
3)   Pakan untuk produksi nauplius : pakan induk , untuk produksi benur terdiri dari pakan alami, pakan buatan. Ukuran partikel pakan buatan sesuai dengan stadia benih seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel : Ukuran partikel pakan buatan sesuai stadia benih

4)   Sanitasi fasilitas dan lingkungan : terdiri dari areal pengolahan air, pemeliharaan induk dan larva serta pemeliharaan plankton untuk mencegah kontaminasi bakteri dan virus. 

Proses produksi 
1)   Penyediaan air laut : sterilisasi menggunakan klorin 100 % atau kaporit 60 %, dinetralkan dengan aerasi kuat atau natrium tiosulfat ≤ 40 g/l. 
2)   Kualitas air : untuk proses produksi fitoplankton, nauplius dan benur seperti pada tabel dibawah ini.   
Tabel : Proses produksi fitoplankton




Tabel : Proses produksi nauplius dan benur

3)   Padat tebar induk : dalam bak perkawinan ≤ 8 ekor/m2, perbandingan jantan dan betina = 1 : 1 jumlah ≤ 4 ekor/m2. Padat tebar nauplius: ≤ 100  ekor/per liter.  

4)   Penggunaan pakan : jenis dan dosis setiap stadia dalam produksi benur seperti pada tabel dibawah ini. 
Tabel : Jenis dan dosis pakan setiap stadia dalam produksi benur

5)   Penggunaan bahan kimia dan obat-obatan : jenis dan dosisnya seperti pada tabel dibawah ini. 
Tabel : Jenis dan dosis penggunaan bahan kimia dan obat-obatan

6)   Ukuran tebar : induk  SNI 01-7253-2006) , nauplius (SNI 01-7252-2006)
7)   Masa pemeliharaan : penetasan telur setelah pemijahan 16 – 18 jam; pemeliharaan benut dari nauplius 20 – 25 hari 8) Sanitasi fasilitas dan lingkungan : pengeringan selama 2 minggu, klorinasi  50 -100 mg/l. 


Pemanenan 
1)   Produksi : naplius ≥ 100.000/ekor per pemijahan, sintasan benur ≥ 30% per siklus. 
2)   Ukuran benih : naplius ≥ 0,5 mm, benur ≥ 8,5 mm. 
3)   Mutu benih : nauplius dan benur sesuai SNI 01-7252-2006.  

CARA PENGUKURAN  
1)   Suhu : menggunakan termometer. 
2)   Salinitas : menggunakan salinometer atau refraktometer.
3)   Oksigen terlarut : menggunakan DO meter 
4)   pH air : menggunakan pH meter/kertas lakmus.
5)   Ketinggian air : mengukur jarak antara dasar wadah sampai ke permukaan air dengan penggaris. 
6)   Penghitungan bahan : a) kebutuhan pakan buatan : dengan cara mengkalkulasi air media dengan dosis; b) estimasi jumlah benih  yang disebar : dengan metode sampling yaitu menghitung jumlah nauplius dikalkulasi dengan volume total air media, diulang 3 kali dan hasil dirata-rata; c) sintasan benih : perbandingan antara total benih hasil panen dengan jumlah benih yang ditebar; d) masa pemeliharaan : dengan mengkalkulasi mulai benih ditebar sampai panen; e) pengukuran jumlah padat tebar : mengalikan jumlah nauplius yang ditebar dengan volume wadah; f) pengujian protein dan lemak sesuai SNI 01-2891-1992; g) pengukuran nitrit : dilakukan sesuai A Manual of Chemical and Biological Method for Sea Water Analysis.

REFERENSI
BSN, 2006. SNI  01-7251-2006  Produksi Benih Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)  Kelas Benih Sebar. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
https://www.google.co.id/search

No comments:

Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...