Sampai saat ini yang dapat dipenuhi pasar baru sebagian kecilnya saja dari permintaan yang ada. Hal ini disebabkan produksinya hanya dari tangkapan alam saja, sehingga tidak kontinu.
Ikan ini sangat berpotensi sekali untuk dikembangkan dan telah terbukti dapat dibudidayakan secara optimal baik di (Karamba Jaring Apung) KJA, tambak, maupun bak-bak budidaya. Peluang pembudidayaannya masih sangat terbuka, karena potensi lahan untuk KJA, tambak, dan bak budidaya masih banyak tersedia dan belum dimanfaatkan dengan optimal. Disamping itu teknologi budidaya kerapu sunu sudah dikuasai , namun ada sedikit kendala pada tahap (stadia) larva. Namun sudah dapat teratasi dengan penggunaan teknologi yang semakin canggih. Untuk pembenihan, pendederan, penggelondongan, hingga pembesaran dapat digunakan teknologi yang ada.
Namun dalam proses budidaya banyak ditemukan kendala –kendala mulai dari kualitas air, padat tebar, wadah budidaya, paka, penyakit, dll. sedangkan budidaya sendiri mempunyai tujuan akhir adalah produksi. Bagaimana bisa berproduksi apabila kendala-kendala ini tidak teratasi?
Kendala utama yang merugikan pembudidaya adalah penyakit. Sebab apabila ikan yang dibudidayakan sudah terserang penyakit otomatis ikan tersebut pertumbuhannya kerdil, proses pemeliharaannya menjadi lebih lama, tingginya konversi pakan, tingkat padat tebar yang rendah, dan yang sangat ditakutkan adalah kematian.
Salah satu usaha penanggulangan dan pencegahan adalah dengan pengobatan. Pengobatan lebih ditekankan pada penggunanan pendekatan alami, dengan pendekatan alami diharapkan mampu memberikan hasil yang maksimal dan tidak mengakibatkan adanya efek samping.
Bahan alami yang digunakan antara lain umbi kunyit, daun sirih, dan buah mahkota dewa. Tidak diragukan lagi khasiat penggunaannya sudah terbukti dari dahulu kala banyak digunkan oleh nenek moyang.
MENGENAL IKAN KERAPU SUNU
Morfologi Ikan Kerapu Sunu
Kerapu sunu memiliki sirip dorsal, sirip anal, sirip pektoral,sirip garis lateral, dan sirip caudal. Kerapu sunu tubuhnya memanjang agak gilik dan sering berwarna merah atau kecoklatan. Bintik-bintik berwarna biru dengan tepi berwarna gelap dan enam pita berwarna gelap pada tubuhnya. Class : Teleostei Ordo : Perciformes Famili : Serranidae Genus : Plectropomus
Spesies : plectropomus maculatus
Ikan kerapu sunu hidupnya di perairan karang antara 7-40 meter. Di Indonesia sendiri penyebarannya di daerah perairan Karimunjawa, Kepulauan Seribu, Lampung, Kepulauan Riau, dan hampir seluruh perairan karang Indonesia.
Tingkah Laku ikan ikan kerapu sunu
Dalam siklus hidupnya kerapu muda hidup di perairan karang dengan kedalaman 0,5-3,0 m. kerapu muda dan larva banyak terdapat di perairan pantai dekat muara sungai. Menginjak masa dewasa, ikan ini bermigrasi ke perairan lebih dalam, antara 7-40 m.
PEMELIHARAAN IKAN KERAPU SUNU
Pemeliharaan ikan kerapu sunu dalam budidaya umunya dilakukan di perairan umum seperti dalam Karamba Jaring Apung dan tambak. Sedangkan fase pembenihan banyak dibudidayakan di bak-bak pembenihan seperti panti benih.
Pembenihan
Keberhasilan pemijahan induk ikan kerapu merupakan kunci awal dari seluruh mata rantai kegiatan produksi benih ikan kerapu. Dengan pengelolaan induk yang baik akan dihasilkan produksi telur dengan mutu yang baik sehingga pada akhirnya akan diharapkan produksi benih ikan kerapu dengan sintasan yang tinggi.
Induk ikan kerapu berasal dari hasil penangkapan di alam. Induk dipelihara dalam bak beton berbentuk bulat ( 10 meter dan kedalaman 3 meter). Bak pemeliharaan induk juga sekaligus merupakan bak pemijahan
Metoda pemijahan ikan kerapu pada dasarnya dapat dilakukan dengan manipulasi hormonal (aplikasi hormon steroid) dan manipulasi lingkungan. Pemijahan alami dengan manipulasi lingkungan.
Telur ikan kerapu hasil pemijahan yang baik mempunyai ciri-ciri berbentuk bulat, 850-950 mikron, melayang di permukaan air dan transparan. Sedangkan telur yang jelek atau tidak berkembang selnya dengan sempurna mempunyai kenampakan keruh dan setelah beberapa saat ditampung akan mengendap.
Pembesaran
Penebaran Benih : Benih ikan kerapu ukuran panjang 4-5 cm (2”) dari hasil tangkapan di alam maupun dari hasil produksi di tempat pembenihan (hatchery) biasanya didederkan terlebih dahulu dalam bak beton atau waring nylon sampai mencapai ukuran glondongan (10 cm) untuk kemudian ditransfer ke karamba jaring apung di laut sampai mencapai ukuran konsumsi. Padat penebaran untuk benih yang beratnya 20-50 gram/ekor adalah 10 ekor/m3 .
Kepadatan tebar sangat menentukan pemacuaan pertumbuhan dan kehidupan ikan. Bila terlalu padat, kecepatan pertumbuhannya berkurang akibat adanya persaingan ruang, oksigen, dan pakan. Padat tebar yang terlalu padat dapat mengakibatkan ikan mudah terserang penyakit
Dalam fase pembesaran ini ikan kerapu sunu gampang sekali terserang penyakit. Untuk itu pada tahap ini dibutuhkan keterampilan dalam mengelola kelangsungan budidaya sampai pada pemanenan.
PENYAKIT PADA IKAN KERAPU SUNU
Penyakit pada ikan kerapu umumnya menyerang pada fase pembesaran, tapi bukan tidak mungkin selain fase pembesaran ikan kerapu dapat terserang penyakit
Sumber penyakit
Pada prinsipnya penyakit yang menyerang ikan tidak datang begitu saja, melainkan melalui proses hubungan tiga faktor, yaitu kondisi lingkungan, kondisiinang, dan adanya jasad patogen.
Dengan demikian timbulnya serangan penyakit itu merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara lingkungan, ikan, dan jasad patogen. Penyakit pada ikan dapat dibedakan menjadi penyakit yang bersifat infeksi, dan non-infeksi.
Penyakit dapat ditimbulkan oleh satu atau berbagai macam penyakit. Ada penyakit yang disebabkan oleh satu faktor, tetapi kemudian dibarengi oleh faktor lain. Bila terjadi semacam ini, berarti penyakit kedua (sekunder) memanfaatkan kondisi yang disebabkan oleh penyakit pertama (penyakit primer).
Penyebab penyakit infeksi antara lain jamur, bakteri, parasit ,dan virus. Sumber penyakit ini umumnya banyak terjadi pada ikan kerapu sunu dan serangannya bersifat ganas dan menyebabkan kematian.
Penyebab penyakit non-infeksi antara lain: stres, kekurangan gizi, pemberian pakan yang berlebihan, keracunan, memar karna luka, cacat, dll.
Penyakit yang menyerang ikan kerapu sunu
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, S,Sudaryanto.2004. Pembenihan dan Pembesaran Kerapu Bebek. Penerbit, Penebar Swadaya, Jakarta.
Ghufron, M.2004. Hama dan Penyakit Ikan. Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.
http://www.google.com/imgres?imgurl=http://202.67.224.134/pdimage/31/614931_sujiara.jpg&imgrefurl=http://naturalresources.indonetwork.co.id/614931&h=283&w=640&sz=65&tbnid=vzyCQ-DHMxHvqM:&tbnh=56&tbnw=126&zoom=1&usg=__fj-knPqy_q6o6xGaKiyf5g-tZVI=&docid=_WvasqTFOLS6qM&hl=id&sa=X&ei=g_eGUdu2OIT9rAei5IHwBg&ved=0CDMQ9QEwAg&dur=1074
Ignatius dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Kerapu Sunu Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Siswoyo, P.2004. Tumbuhan Berkhasiat Obat. Penerbit, Absolut, Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment