BATASAN
Standar ini menetapkan persyaratan produksi, penerapan
biosekuriti, serta cara pengukuran dan penghitungan produksi benih udang windu
kelas benih sebar.
PERSYARATAN
PRODUKSI
Praproduksi
1)
Pengelolaan air :
jernih dan tidak tercemar, melalui proses filtrasi dan sterilisasi.
2)
Wadah : a)
produksi nauplius : bahan dari tembok semen, fiberglass atau plastik PE (bak
penampungan air dan filtrasi, penampungan induk, pematangan dan pemeliharaan
induk, pemijahan, penetasn telur); b) produksi benur : bahan tembok semen,
fiberglass atau plastik PE (bak pemeliharaan larva dan kultur pakan alami,
penetasan kista artemia, penampungan air bersih, pemanenan dan penampungan
benur); c) produksi tokolan : berupa tambak, hapa dan bak beton atau bak
pemeliharaan larva.
3)
Induk : sesuai
SNI 01-6142-2006.
4)
Peralatan : a)
produksi nauplius dan benur (sumber listrik, pompa, aerasi, penutup bak, alat
sampling, alat ganti air, alat pakan benur, alat panen, alat monitoring kualitas
air, alat observasi kesehatan); b) produksi tokolan tambak (pompa air, alat
lapangan, alat sampling, alat ganti air, alat pakan benur, alat panen, alat
monitoring kualitas air, alat observasi kesehatan).
5)
Penggunaan
desinfektan, pupuk dan obat, desinfektan dan probiotik : yang digunakan adalah yang direkomendasikan,
penggunaan obat seminimal mungkin.
6)
Pakan : a)
produksi nauplius : pakan segar, buatan dan vitamin; b) produksi benur : pakan
hidup, dan buatan; c) produksi tokolan, pakan hidup dan buatan.
Proses
Produksi
1)
Kualitas air : a)
proses produksi nauplius, benur dan tokolan di bak : suhu 29-32ºC, salinitas
29-34 ‰, pH 7-8,5 dan oksigen terlarut
> 5 ppm; b) proses produksi tokolan
di tambak dan di bak : suhu 28-32 ºC, salinitas 15-30 ‰ untuk tambak sawah 5 ‰, pH 78,5 , oksigen
terlarut > 4 ppm dan kecerahan 30-40 cm.
2)
Padat tebar :
perkawinan induk 2-3 ekor/m2, perbandingan minimal 2 betina dan 1 jantan ,
padat tebar di bak pemijahan 2 ekor induk betina/m2 , padat tebar nauplius2
ekor/m2, nauplius 50-100 ekor/l, benur PL10-20
4000-5000 ekor/m2, di tambak 1000-1500 ekor/m2.
3)
Ukuran : a) induk
alam : jantan >17 cm; betina > 23 cm; b) induk hasil budidaya : jantan
> 20 cm, betina 22 cm. Ukuran
nauplius 0,5 mm, ukuran benur 8,5 mm.
4)
Penggunaan
desinfektan : sesuai Klasifikasi Obat Ikan.
Proses produksi benur: jenis dan dosis dan proses produksi tokolan:
jenis dan dosis seperti pada tabel.
5)
Penggunaan pakan
: produksi nauplius, dosis pakan segar 20-30 % dari biomas/hari, frekuensi
pemberian 4-6 kali/hari. Pada produksi
benur jenis, dosis dan frekuensi dan produksi tokolan jenis dan dosis seperti
pada tabel.
6)
Waktu
pemeliharaan : pada suhu 28-32ºC, waktu pemeliharaan naupli 22- 24 jam, benur
17- 27 hari dan tokolan 15-30 hari.
Produksi
1)
Nauplius :
produksi nauplius 3 kali peneluran setelah ablasi > 400 ribu/ekor.
2)
Sintasan :
sintasan benur > 25 %, tokolan > 75 %.
3)
Ukuran panen :
nauplius (N5-6) 0,3-0,32 mm, benur (PL10-20) 10,7-16 mm, tokolan (PL21-40)
16,53-34 mm.
4)
Mutu benih :
nauplius, benur dan tokolan sesuai dengan SNI 01-6143-2006.
Pemanenan
1)
Uji mutu :
sebelum panen dengan uji morfologi, uji stres dan uji menggunakan PCR.
2)
Proses persiapan
: peralatan dan material panen disiapkan, penurunan air dari bak yang akan
dipanen sampai volume air sekitar 25 %.
3)
Proses panen :
bila volume air sudah 25%, siapkan jaring panen lalu saringan dibuka, benur
yang keluar diseser, dibawa ke ruang panen, dan sebelum dikemas ditampung dalam
bak penampungan, suhu diturunkan menjadi sekitar 24-29 °C.
PENERAPAN
BIOSEKURITI
1)
Bahan dan alat :
a) kalium permanganat dosis 500-100 mg/l; b) formalin (37%) dosis 100 ml; c)
kaporit (60 %), dengan dosis 20 mg/l; d) alkohol 70 %; e) UV; f) klorin/kaporit atau UV atau ozone (O3); g)
bak celup kaki : bak semen dengan ketinggian air 10-15 cm; dan h) tempat
pencucian tangan.
2)
Sterilisasi : a)
pada semua ruangan, lantai, bak dan fasilitas lain yang akan digunakan; b)
untuk efektifitas desinfektan, dilakukan penggantian bahan secara periodik; c)
perlu dilakukan secara hati-hati dalam pelaksanaan fumigasi.
3)
Monitoring
penyakit : a) induk, nauplius, benur
siap jual menggunakan metode PCR; b) observasi penyakit non viral yaitu
pengamatan secara visual untuk penyakit selain virus; c) apabila terdapat
induk, benih yang teridentifikasi penyakit, maka segera diisolasi atau
dimusnahkan.
4)
Pembatasan akses
masuk ke lokasi unit produksi : dilakukan secara fisik baik dari luar maupun
antar unit produksi.
5)
Pengolahan air
limbah : sebelum dibuang harus diolah agar sesuai baku mutu air.
CARA
PENGUKURAN DAN PENGHITUNGAN
1)
Suhu : dengan
termometer, dinyatakan dalam ºC.
2)
Salinitas :
menggunakan refraktometer/salinometer, dinyatakan dalam g/l.
3)
Oksigen terlarut
: menggunakan DO meter, dinyatakan dalam mg/l.
4)
pH air :
menggunakan kertas lakmus atau pH meter elektrik.
5)
Kecerahan air :
menggunakan sechi disk.
6)
Protein dan lemak
: sesuai SNI 01-2354.4-2006 dan SNI 01-2354.3-2006.
7)
Dosis penggunaan
bahan.
8)
Pakan buatan :
takar satu bagian pakan buatan dalam 1 juta bagian air media (mg/l) untuk
benih, untuk tokolan dengan menghitung bobot rata-rata udang dikali jumlah
populasi yang ditebar dikali persentase tingkat pemberian pakan yang ditetapkan
(g atau kg).
9)
Penggunaan pupuk
: mengalikan dosis pupuk dengan luasan tambak pemeliharaan, dinyatakan dalam
gram/kilogram.
10)
Penggunaan kapur
: mengalikan dosis kapur dengan luasan tambak pemeliharaan yang dinyatakan
dalam gram/kilogram.
11)
Penggunaan
saponin : mengalikan dosis saponin dengan volume air media, dinyatakan dalam
satuan gram/kilogram.
12)
Penghitungan
jumlah tebar benih : mengalikan jumlah nauplius yang ditebar per satuan volume
dengan volume wadah pemeliharaan dengan mengalikan jumlah benih (PL) yang
ditebar per satuan luas dengan luas wadah pemeliharaan.
13)
Penghitungan
sintasan : membandingkan antara total benih hasil panen dengan total benih yang
ditebar, dinyatakan dalam persen.
14)
Masa pemeliharaan
: mengkalkulasi waktu mulai benih ditebar sampai dengan saat panen, dinyatakan
dalam jam untuk nauplius, dalam hari untuk benur dan tokolan.
15)
Panjang total
benih : mengukur jarak antara ujung rostrum sampai ujung telson, dinyatakan
dalam satuan milimeter (mm).
Bobot
benih : menimbang benih menggunakan timbangan analitik dalam kondisi hidup yang
dinyatakan dalam satuan miligram.
No comments:
Post a Comment