BATASAN
Standar ini meliputi definisi, istilah, dan persyaratan
produksi serta cara pengukuran. Produksi benih ikan mas strain majalaya kelas
benih sebar ukuran larva, kebul, putihan, belo dan sangkal adalah suatu
rangkaian kegiatan pra produksi, proses produksi dan pemanenan untuk
menghasilkan benih ikan mas strain majalaya kelas benih sebar (SNI
01-6132-1999).
PERSYARATAN
Pra produksi
1)
Lokasi : a) kolam
dan sawah : kawasan bebas banjir dan bebas dari pengaruh pencemaran, jenis
tanah liat berpasir,air tersedia sepanjang tahun dan memenuhi persyaratan
minimal baku mutu budidaya, ketinggian lahan : 0 - 1000 m di atas permukaan
laut; b) karamba jaring apung : lokasi di
waduk dan danau, air tidak tercemar dan memenuhi persyaratan minimal
baku mutu budidaya, kedalaman air > 5 m dari dasar jaring pada saat surut
terendah,luas areal pemasangan jaring ≤ 10 % dari luas potensial dan jumlah
luas jaring ≤ 10 % dari luas areal pemasangan jaring.
2)
Wadah : a)
produksi larva : wadah pemijahan, penetasan telur dan pemeliharaan larva berupa
hapa, bak dan kolam; b) produksi kebul (pendederan I) : kolam tanah ukuran
minimal 500 m2; c) produksi putihan, belo dan sangkal (pendederan II, III dan
IV) : kolam tanah ukuran minimal 500 m2, sawah dan karamba jaring apung, dengan
mata jaring 0,5 cm - 1,0 cm.
3)
Induk : sesuai
dengan SNI 01-6130-1999.
4)
Bahan : a) pakan
buatan dengan kandungan protein ≥ 30 %,
lemak 6 - 8 % (bobot kering). b) pupuk organik; c) obat-obatan dan bahan kimia
: biru metilena, kalium permanganat, organo fosfat, formalin, kapur tohor dan oksitetrasiklina
(bila diperlukan).
5)
Peralatan :
kakaban, hapa, pengukur kualitas air dan peralatan lapangan (waring, ember,
cangkul).
Produksi
1)
1) Larva (pemijahan dan penetasan telur) : a)
kualitas air : suhu 25 - 30ºC, pH 6,5 -
8,5; debit air untuk penetasan telur 0,5 liter/detik; oksigen terlarut ≥ 5
mg/l; ketinggian air 50 - 70 cm; b)
penggunaan obat-obatan : kalium permanganat 2 - 4 mg/l, biru metilena 1 - 3
mg/l, oksitetrasiklina 5 - 10 mg/l (bila diperlukan); c) padat tebar : induk
untuk pemijahan 2 kg induk betina/4 m2; telur untuk penetasan : 10 000 - 20 000
butir/ m2 kakaban. d) waktu : penetasan telur : 45 jam pada suhu 25ºC;
pemeliharaan larva : 4 hari; e) sintasan larva : 70 - 80 %.
2)
Kebul, putihan,
belo dan sangkal (pendederan I, II, III dan IV): kolam : a) kualitas dan kuantitas air : suhu optimum
28ºC, pH 6,5 - 8,5; debit air 0,4 - 0,7 liter/detik, untuk luas kolam 500 m2;
oksigen terlarut minimal 5 mg/l; ketinggian air : 50 - 70 cm; kecerahan sechi
disk 25 cm; b) penggunaan bahan kimia : organo fosfat 1 - 4 mg/l hanya untuk
produksi kebul (pendederan I); c) penggunaan obat-obatan : formalin 25 ppm,
oksitetrasiklina 5 -10 mg/l (bila diperlukan). Standar proses produksi benih
ikan mas majalaya pada setiap tingkatan pemeliharaan di kolam seperti pada
tabel dibawah ini.
Tabel : Standar proses produksi benih ikan mas majalaya
pada setiap tingkatan pemeliharaan di kolam
3)
Sawah : a) kualitas dan kuantitas air : suhu optimum
28ºC ; nilai pH : 6,5 - 8,5; debit air
0,4 - 0,7 liter/detik; oksigen terlarut minimal 5 mg/l; tinggi air di
pelataran10 - 20 cm; b) obat-obatan :
formalin 25 ppm.
Tabel : Standar proses produksi benih ikan mas majalaya
pada setiap tingkatan pemeliharaan di sawah
4)
Jaring apung : a)
kualitas air : suhu 25 - 30ºC; pH 6,5 -
8,5; b) ketinggian air : 1 - 1,5 m; c) kedalaman air : minimal 5 m dari dasar
jaring pada saat surut terendah; d) kecerahan : > 3 meter.
Tabel : Standar proses produksi benih ikan mas majalaya pada setiap
tingkatan pemeliharaan di jaring apung
CARA PENGUKURAN DAN PEMERIKSAAN
1)
Suhu :
menggunakan termometer, di permukaan air dan dasar wadah dengan frekuensi dua
kali per hari pada pagi dan sore.
2)
pH air :
menggunakan pH meter atau pH indikator (kertas lakmus) sesuai dengan
spesifikasi.
3)
Debit air :
volume air yang masuk ke dalam wadah penampungan dibagi waktu yang dibutuhkan,
dalam liter per detik.
4)
Ketinggian air :
jarak antara dasar wadah pemeliharaan sampai ke permukaan air, menggunakan
penggaris, dalam centimeter.
5)
Kecerahan air :
menggunakan sechi disk berupa piringan berwarna putih bergaris hitam dengan
garis tengah minimal 25 cm dan diberi tali/tangkai yang dimasukan ke dalam
wadah pemeliharaan. Kecerahan dinyatakan dengan mengukur jarak antara permukaan
air ke piringan saat pertama kali piringan tidak terlihat (cm).
6)
Jumlah pakan :
menghitung bobot rata-rata ikan (minimal dari 30 ekor ikan sampel) dikalikan
jumlah populasi ikan yang ditanam dikalikan persentase tingkat pemberian pakan
yang telah ditetapkan dalam gram atau kilogram.
7)
Jumlah pupuk :
dosis pupuk per meter persegi dikalikan luas wadah pemeliharaan yang dinyatakan
dalam satuan gram atau kilogram.
8)
Jumlah kapur :
dosis kapur per meter persegi dikalikan luas wadah pemeliharaan yang dinyatakan
dalam gram atau kilogram.
9)
Jumlah organo
fosfat : takaran bahan sebanyak satu sampai dengan empat bagian organo fosfat
dalam 999.999 bagian air media.
10)
Padat tebar benih
: perkalian antara jumlah benih yang ditebar per satuan meter persegi dikalikan
luas wadah pemeliharaan.
11)
Panjang total
benih : jarak antara ujung mulut sampai dengan ujung sirip ekor menggunakan
jangka sorong atau penggaris, dalam centimeter atau millimeter. 12) Bobot benih
: menimbang benih menggunakan timbangan analitis, dalam gram atau miligram.
REFERENSI
BSN, 1999. SNI 01-6132-1999
Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) Strain
Majalaya Kelas Benih Sebar. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
https://www.google.co.id/search
No comments:
Post a Comment