BATASAN
Standar ini meliputi
istilah dan definisi, persyaratan produksi, cara pengukuran dan penentuan.
Standar produksi ikan nila hitam kelas pembesaran dimaksudkan untuk dapat
dipergunakan oleh produsen ikan nila, pembesar dan instansi yang memerlukan.
Produksi ikan nila kelas pembesaran merupakan suatu rangkaian kegiatan pra
produksi, proses produksi dan pemanenan untuk menghasilkan ikan nila hitam
ukuran konsumsi.
PERSYARATAN
Pra
produksi
1)
Lokasi : terletak
di perairan umum, air memenuhi persyaratan minimal kualitas air untuk budidaya,
kedalaman air minimal 5 meter dari dasar jaring pada saat surut terendah,
kekuatan arus 20 - 40 cm/detik, luas peruntukan areal pemasangan jaring maksimal
10 % dari luas potensi perairan atau 1 % dari luas perairan waktu surut
terendah dan jumlah luas jaring maksimal 10 % dari luas areal peruntukan
pemasangan jaring.
2)
Wadah budidaya :
a) kerangka : bahan kayu tahan air, bambu atau besi yang dicat anti karat,
ukuran 7 x 7 m², bentuk persegi; b) pelampung : bahan stirofom, drum, bentuk
silindris, volume 200 liter (0,2 m3), jumlah minimal 8 buah/jaring; c) tali
jangkar : bahan polietilen (PE), panjang 1,5 kali kedalaman perairan, jumlah 5
utas/jaring, diameter 0,75 inci; d) jangkar : bahan besi, blok beton, batu,
bentuk segi empat, berat minimal 40 kg/buah, jumlah 5 buah/jaring; e) jaring :
bahan polietilena (PE 210 D/12), ukuran mata jaring 1 inci, warna hijau, ukuran
jaring (7 x 7 x 2,5) m3.
3)
Benih : sangkal
ikan nila kelas benih sebar keturunan pertama dari induk dasar hasil seleksi
sesuai SNI 01-6140-1999.
4)
Pakan buatan :
pelet dengan kandungan protein 24 - 28 %.
5)
Bahan kimia dan
obat-obatan : formalin, garam, dapur, biru metilena, kalium permanganat
(KmnO4), antibiotika.
6)
Peralatan :
lambit, pembersih jaring, pengukur kualitas air (termometer, piring seki, DO
meter, pH meter, dll), peralatan lapangan (timbangan, hapa, waring, ember, alat
panen).
Proses produksi
1)
Kualitas air
: suhu 25 - 30ºC, pH 6,5 - 8,6, oksigen
terlarut lebih dari 5 mg/l, ammonia (NH3) kurang dari 0,02 ppm, kecerahan air
0,65 - 0,80 meter, kelimpahan plankton 5.000 - 10.000 individu/ml.
2)
Padat tebar benih
: lihat tabel di bawah.
3)
Ukuran benih :
lihat tabel di bawah.
4)
Waktu
pemeliharaan : lihat tabel di bawah ini.
5)
Penggunaan pakan
: dosis dan frekwensi pemberian : lihat tabel di bawah.
6)
Penggunaan bahan
kimia dan obat-obatan : digunakan dengan cara perendaman atau dicampur melalui
pakan. Khusus antibiotika penggunaannya diatur minimal 3 (tiga) minggu sebelum
dipanen
Pemanenan
1)
Sintasan produksi
: seperti pada tabel di bawah.
2)
Ukuran ikan
konsumsi : seperti pada tabel di bawah.
Tabel : Padat penebaran, ukuran benih dan jumlah
pakan produksi ikan nila kelas pembesaran
di karamba jaring apung
CARA
PENGUKURAN DAN PENENTUAN
1)
Suhu : dengan
menggunakan termometer, frekuensi pengukuran dilakukan dua kali per hari pada
pagi dan sore pada permukaan air dan dasar wadah.
2)
pH air :
dilakukan dengan menggunakan pH meter.
3)
Oksigen terlarut
: dengan menggunakan DO meter, frekuensi pengukuran dilakukan dua kali per hari
pada pagi dan sore pada permukaan air dan dasar wadah.
4)
Pengukuran NH3 :
dengan menggunakan water test kit dan dinyatakan dengan satuan ppm.
5)
Ketinggian air :
dengan mengukur jarak antara dasar wadah pemeliharaan sampai ke permukaan air,
menggunakan penggaris dengan satuan centimeter.
6)
Kecerahan air :
dengan menggunakan sechi disk berupa piringan berwarna putih bergaris hitam
yang diberi tali dan dimasukkan kedalam air pemeliharaan dan ukuran kecerahan
dinyatakan dengan mengukur selisih panjang tali antara pada saat pertama kali
sechi disk tidak tampak dengan panjang tali dan tampak jelas kembali pada saat
diangkat ke permukaan, dan dinyatakan dalam satuan centimeter.
7)
Kuat arus :
dengan menggunakan current meter.
8)
Kelimpahan
plankton : dengan cara mikrotransek, yaitu mengambil contoh air media kemudian
disaring menggunakan plankton-set. Sejumlah air sampel diamati dibawah
mikroskopik dan dihitung jumlah individu plankton yang tampak. Kelimpahan
plankton dinyatakan dengan jumlah individu per milimeter.
9)
Kebutuhan pakan :
dengan menggunakan berat rata-rata ikan (minimal dari 30 ekor ikan sampel)
dikalikan jumlah populasi ikan yang ditanam di kalikan lagi dengan prosentasi
pakan yang telah diberikan per hari, dinyatakan dalam satuan gram atau
kilogram.
10)
Padat tebar benih
: dengan cara menghitung benih ikan hidup pada saat panen dibagi dengan jumlah
benih yang ditanam, dinyatakan dalam persen.
11)
Waktu pemeliharaan
: dengan mencatat waktu mulai benih ditebar sampai dengan saat panen.
12)
Panjang total :
dengan mengukur jarak antara ujung mulut sampai dengan ujung sirip ekor
menggunakan jangka sorong atau penggaris yang dinyatakan dalam centimeter atau
milimeter.
13)
Pengukuran bobot
: dengan menimbang menggunakan analitis yang dinyatakan dalam gram atau
miligram.
14)
Sintasan produksi
: dengan cara menghitung benih ikan yang hidup pada saat panen dibagi dengan
jumlah benih yang ditebar, dinyatakan dalam persen.
REFERENSI
BSN, 2000. SNI 01-6495.1-2000
Produksi Ikan Nila (Oreochromis niloticus, Bleeker) Kelas Pembesaran di Karamba Jaring
Apung. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
https://www.google.co.id/search
No comments:
Post a Comment