BATASAN
Standar ini meliputi definisi, istilah, persyaratan
produksi serta cara pengukuran. Produksi benih ikan mas strain sinyonya kelas
benih sebar ukuran larva, kebul, putihan, belo dan sangkal adalah suatu
rangkaian kegiatan pra produksi, proses produksi dan pemanenan untuk
menghasilkan benih ikan mas strain sinyonya kelas benih sebar (SNI
01-61361999).
PERSYARATAN
PRODUKSI
Pra produksi
1)
Lokasi : kolam
dan sawah : kawasan bebas banjir dan bebas dari pengaruh pencemaran, jenis
tanah liat berpasir, air tersedia sepanjang tahun dan memenuhi persyaratan
minimal baku mutu budidaya, ketinggian lahan : 0 m - 1000 m di atas permukaan
laut.
2)
Sumber air :
jernih tidak tercemar, tersedia sepanjang tahun, suplai pemasukan dan
pembuangan air melalui pipa PVC, bis atau saluran tembok kedap air
atau tanah.
3)
Wadah : a)
produksi larva : berupa hapa, bak dan kolam; b) produksi kebul (pendederan I)
berupa kolam tanah ukuran ≥ 500 m2; c) produksi putihan, belo dan sangkal
(pendederan II, III dan IV) berupa kolam tanah ukuran ≥ 500 m2, sawah dan
karamba jaring apung, dengan mata jaring 0,5 - 1,0 cm.
4)
Induk : sesuai
dengan SNI 01-6136-1999.
5)
Bahan : a) pakan
: pelet kandungan protein ≥ 30 %, lemak 6 - 8% (bobot kering); b) pupuk :
organik (pupuk kandang); c) bahan kimia dan obat-obatan : biru metilena, kalium
permanganat, organo fosfat, formalin, kapur tohor (CaO) dan oksitetrasiklina
(bila diperlukan).
6)
Peralatan :
kakaban, hapa, pengukur kualitas air dan peralatan lapangan (timbangan, waring,
ember, lambit, cangkul).
Proses
produksi
1)
Produksi larva
(pemijahan dan penetasan telur) : a) kualitas air media : suhu 25 - 30ºC, pH :
6,5 - 8,5, debit air untuk penetasan telur : 0,5 liter/detik, oksigen terlarut
: minimal 5 mg/l; ketinggian air : 50 - 70 cm; b) penggunaan bahan kimia :
kalium permanganat 2 - 4 mg/l, biru metilena 1 - 3 mg/l; c) penggunaan
obat-obatan : oksitetrasiklina 5 - 10 mg/l (bila diperlukan); d) padat tebar :
induk untuk pemijahan 2 kg induk betina/4 m2 sedangkan telur untuk penetasan 10.000 - 20.000 butir/ m2 kakaban; d) waktu :
penetasan telur 45 jam pada suhu 25ºC
sedangkan pemeliharaan larva 4 hari.
2)
Produksi kebul,
putihan, belo dan sangkal (pendederan I, II, III dan IV) : a) kualitas dan
kuantitas air media di kolam : suhu optimum 28ºC, pH : 6,5 - 8,5, debit air :
(0,4 - 0,7) liter/detik, untuk luas kolam 500 m2, oksigen terlarut ≥ 5 mg/l,
ketinggian air 50 - 70 cm, kecerahan sechi disk 25 cm; b) kualitas dan
kuantitas air media di sawah : suhu optimum 28ºC, pH : 6,5 - 8,5, debit air :
(0,4 - 0,7) liter/detik, oksigen terlarut ≥ 5 mg/l, tinggi air di pelataran 10
- 20 cm; c) kualitas air media di jaring apung: Suhu 25 - 30ºC, pH : 6,5 - 8,5, ketinggian air 1 -
1,5 m, kedalaman air ≥ l,5 m dari dasar jaring pada saat surut terendah,
kecerahan > 3 meter; d) penggunaan
bahan kimia : organo fosfat 1 - 4 ppm hanya untuk produksi kebul (pendederan
I); e) penggunaan obatobatan : formalin 25 ppm, oksitetrasiklina 5 - 10 mg/l
(bila diperlukan).
Tabel : Standar
proses produksi benih ikan mas sinyonya pada setiap tingkatan pemeliharaan di
kolam
CARA PENGUKURAN DAN PENENTUAN
1)
Suhu : dilakukan
dengan menggunakan termometer, di permukaan air dan dasar wadah dengan
frekuensi dua kali per hari pada pagi dan sore.
2)
pH air :
dilakukan dengan menggunakan pH meter atau pH indikator (kertas lakmus) sesuai
dengan spesifikasi teknis alat.
3)
Debit air :
dilakukan dengan mengukur volume air masuk ke dalam wadah penampungan dibagi
waktu yang dibutuhkan dalam liter per detik.
4)
Ketinggian air :
jarak antara dasar wadah pemeliharaan sampai ke permukaan air, menggunakan
penggaris dalam centimeter.
5)
Kecerahan air :
jarak antara permukaan air ke sechi disk (garis tengah ≥ 25 cm)
saat pertama kali piringan tidak terlihat (cm).
6)
Penggunaan bahan
: a) jumlah pakan = bobot rata-rata ikan
(≥ 30 ekor ikan sampel) x jumlah populasi ikan yang ditanam x % tingkat pemberian pakan yang telah ditetapkan
dalam gram atau kilogram; b) jumlah pupuk (gr atau kg) = dosis pupuk /m2 x luas wadah pemeliharaan;
c) jumlah kapur (kg atau gr) = dosis kapur/m2 x
luas wadah pemeliharaan; d)
jumlah organo fosfat = takaran bahan sebanyak satu sampai dengan empat bagian
organo fosfat dalam 999.999 bagian air media; e) padat tebar benih = Σ benih
yang ditebar/m2 x luas wadah pemeliharaan.
7)
Panjang total :
jarak antara ujung mulut sampai dengan ujung sirip ekor menggunakan jangka
sorong atau penggaris dalam centimeter atau millimeter.
8)
Bobot badan :
menimbang benih menggunakan timbangan analitis, dalam gram atau miligram.
REFERENSI
BSN, 1999. SNI 01-6137-1999
Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) Strain
Sinyonya Kelas Benih Sebar. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
https://www.google.co.id/search
No comments:
Post a Comment