Saturday, 14 October 2017

Benih Udang Windu (Penaeus monodon Fab. 1798) Kelas Benih Sebar (Ringkasan SNI 01-6143-2006)



BATASAN
Standar ini  menetapkan persyaratan, cara pengukuran, pengujian dan pemeriksaan benih udang windu Penaeus monodon Fabricius, 1798) kelas benih sebar. 

PERSYARATAN PRODUKSI
Kualitatif
1)   Nauplius : a) bebas virus, b) kecoklatan atau keabu-abuan, tidak pucat; c) berenang aktif, periode bergerak lebih lama dibandingkan dengan  periode diam; d) organ tubuh lengkap, bersih, ukuran, dan bentuk normal; e) bersifat fototaksis positif. 
2)   Benur : a) transparan, kecoklatan atau kehitaman, tidak pucat, punggung tidak berwarna putih; b) berenang aktif, melawan arus; c) setelah mencapai PL10 organ tubuhnya  sudah sempurna dan ekor membuka; d) responsif terhadap kejutan fisik dan cahaya; e) bebas virus; f) hepatopankreas dan usus selalu penuh.
3)   Tokolan : a) hasil pemeliharaan lanjutan dari benur yang dihasilkan oleh panti benih lengkap atau skala rumah tangga; b) bentuk tubuh lurus dan memanjang; c) kondisi kulit dan karapak bersih (mencirikan proses penggantian kulit yang  normal), tidak cacat dan bebas dari ektoparasit seperti jamur serta protozoa, usus penuh pakan, ekor mengembang sempurna; d) bergerak aktif mencari pakan; e) organ tubuh  lengkap dan normal; f) bebas virus. 


Kuantitatif 
Kriteria kuantitatif benih udang windu kelas benih sebar seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel : Kriteria kuantitatif benih udang windu kelas benih sebar

CARA PENGUKURAN, PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN
1)   Umur dan stadia : dihitung sejak telur menetas (nauplius), tokolan dihitung sejak penebaran nauplius. Stadia : berdasarkan perkembangan morfologis. 
2)   Panjang badan total : Nauplius, dimulai dari ujung depan hingga ujung belakang tubuh  dengan menggunakan mikrometer okuler. Benur dan tokolan, dimulai dari ujung rostrum sampai ujung telson,dalam (mm). 
3)   Bobot   tubuh : menggunakan timbangan analitik, satuan mg.  
4)   Ketahanan fisik : menurunkan salinitas secara mendadak dan pengujian dengan formalin. 
5)   Pengambilan contoh : metode pengambilan contoh dilakukan secara acak dari populasi setiap sampel ≥ 30 ekor. 
6)   Pengamatan kesehatan : a) parasit dan jamur : mikroskop dengan pembesaran      >10 x 4; b) bakteri : dengan teknik isolasi c) virus : dengan metode PCR. 
7)   Pengujian respon : a) nauplius, bila diberikan cahaya, yang sehat akan berkumpul dekat cahaya; b) benur  dan tokolan, menggerakkan air media pemeliharaan, yang sehat akan bergerak/berenang melawan arus atau diam di dasar menahan arus. 
8)   Penentuan keseragaman : dengan pengukuran panjang total.  Contoh diambil dari ≥ 3 titik tiap wadah dengan keseluruhan contoh ≥ 30 ekor. Rumus: (Keseragaman = {1 – (simpangan baku/panjang total rata-rata } x 100 %)

REFERENSI
BSN, 2006. SNI  01-6143-2006  Benih Udang Windu (Penaeus monodon Fab. 1798)  Kelas Benih Sebar. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
https://www.google.co.id/search

No comments:

ANALISIS EFEKTIVITAS PERCONTOHAN PENYULUHAN PERIKANAN: PENERAPAN SISTEM BUDIDAYA IKAN BAWAL AIR TAWAR DENGAN MEDIA KOLAM TERPAL BUNDAR PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN (POKDAKAN) JUARA BERSAMA

RINGKASAN EKSEKUTIF Percontohan penyuluhan perikanan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan menguji efektivitas penerapan teknologi budida...