Ikan merupakan sumber protein hewani yang rendah kolesterol dan sangat
baik untuk kecerdasan otak. Salah satu teknologi pengolahan ikan yang dapat
meningkatkan nilai ekonomis serta daya awet ikan adalah pengasapan. Lele asap merupakan
salah satu menu yang banyak dicari penggemar lele, rasanya yang khas disukai
semua orang. Dari mulai anak kecil sampai orang tua, dan tanpa membedakan pria
maupun wanita. Ikan yang digunakan untuk pengasapan hendaknya benar-benar masih
segar, tidak cacat fisik, dan bermutu tinggi. Satu hal yang perlu selalu
diingat, tidak ada satu cara apapun-betapa pun hebatnya cara dan peralatannya-
yang mampu mencegah terjadinya kerusakan.
1. Prinsip Pengasapan
Tujuan pengasapan ikan, pertama untuk mendapatkan daya awet yang
dihasilkan asap. Tujuan kedua untuk memberikan aroma yang khas tanpa peduli
kemampuan daya awetnya. Pengasapan merupakan cara pengolahan atau pengawetan
dengan memanfaatkan kombinasi perlakuan pengeringan dan pemberian senyawa kimia
alami dari hasil pembakaran bahan bakar alami. Melalui pembakaran akan
terbentuk senyawa asap dalam bentuk uap dan butiran-butiran tar serta
dihasilkan panas. Senyawa asap tersebut menempel pada ikan dan terlarut dalam
lapisan air yang ada di permukaan tubuh ikan, sehingga terbentuk aroma dan rasa
yang khas pada produk dan warnanya menjadi keemasan atau kecoklatan.
2. Tujuan Pengasapan
Ikan asap sudah dikenal sejak zaman dahulu kala. Konon, terjadinya tanpa
disengaja. Ketika itu, umumnya orang mengawetkan daging dan ikan dengan cara
dikeringkan di bawah terik matahari. Namun, pada musim hujan dan musim dingin
orang mengeringkannya dengan bantuan api sehingga pengaruh asap pun tidak dapat
dihindarkan. Panas yang dihasilkan dari pembakaran kayu menyebabkan terjadinya
proses pengeringan. Selain akibat panas, proses pengeringan terjadi karena
adanya proses penarikan air dari jaringan tubuh ikan oleh penyerapan berbagai
senyawa kimia yang berasal dari asap. Pengasapan ikan merupakan cara pengawetan
ikan dengan menggunakan asap yang berasal dari pembakaran kayu atau bahan
organik lainnya.
Kriteria Mutu ikan asap dapat dilihat pada Tabel 3. Pengasapan ikan
dilakukan dengan tujuan :
a. Untuk mengawetkan ikan dengan memanfaatkan bahan-bahan alami;
b. Untuk memberi rasa dan aroma yang khas.
Tabel 3. Kriteria Mutu Sensoris Ikan Asap
Parameter
|
Deskripsi Mutu Ikan Asap
|
Penampakan
|
Permukaan mutu ikan asap cerah, cemerlang, dan mengkilap. Apabila
kusam dan suram menunjukkan bahwa ikan yang diasap sudah kurang bagus mutunya
atau karena perlakuan dan proses pengasapan tidak dilakukan dengan baik dan
benar.
Tidak tampak adanya kotoran berupa darah yang mengering, sisa isi
perut, abu, atau kotoran lainnya. Adanya kotoran semacam itu menjadi indikasi
kalau pengolahan dan pengasapan tidak baik. Apabila pada permukaan ikan
terdapat deposit kristal garam maka hal itu menunjukkan bahwa penggaraman
terlalu berat dan tentu rasanya sangat asin.
Pada ikan asap tidak tampak tanda-tanda adanya jamur atau
|
Warna
|
Ikan asap berwarna cokelat keemasan, cokelat kekuningan, atau cokelat
agak gelap. Warna ikan asap tersebar merata. Adanya warna kemerahan disekitar
tulang atau berwarna gelap dibagian perut menunjukkan bahwa ikan yang diasap
sudah bermutu rendah.
|
Bau
|
Bau asap lembut sampai cukup tajam, tidak tengik, tanpa bau busuk,
tanpa bau asing, tanpa bau asam, dan tanpa bau apek.
|
Rasa
|
Rasa lezat, enak, rasa asap terasa lembut sampai tajam, tanpa rasa
getir atau pahit, dan tidak berasa tengik.
|
Tekstur
|
Tekstur kompak, cukup elastis, tidak terlalu keras (kecuali produk
tertentu seperti ikan kayu), tidak lembek, tidak rapuh, tidak lengket.
Hendaknya kulit ikan tidak mudah dikelupas dari dagingnya.
|
3. Teknik Pengolahan
a. Alat :
- Pisau
- Talenan
- Baskom
- Timbangan
- Keranjang
b. Bahan
- Ikan lele
- Kayu
- Garam
c. Cara
Pengolahan
Di dalam praktiknya,
pengasapan ikan dilakukan dengan cara berbeda-beda tergantung kebiasaan, jenis
ikan yang diasap, produk yang diinginkan, proses yang diinginkan, proses yang digunakan,
dan sebagainya.
1) Penyiangan dan
Pencucian
Sebelum diasap, ikan
dicuci terlebih dahulu untuk menghilangkan kotoran, sisik yang lepas, dan juga
lendir. Kemudian ikan disiangi dengan cara membelah bagian perut sampai dekat
anus seperti diperlihatkan pada Gambar 2. Apabila diperlukan, kepala ikan
dipotong. Kalau ukuran ikan cukup besar dan berdaging tebal, sebaiknya ikan
dibelah membentuk kupu-kupu, diambil dagingnya saja, atau dibentuk sesuai
dengan kebiasaan yang dilakukan untuk mencirikan produk.
Gambar 2. Penyiangan
ikan lele
2) Penggaraman
Perendaman dalam
larutan garam atau penggaraman sering kali memang diperlukan karena memiliki
banyak fungsi, di antaranya membantu memudahkan pencucian dan penghilangan
lendir, memberikan cita rasa produk yang lebih lezat, membantu pengawetan,
membantu pengeringan, dan menyebabkan tekstur daging ikan menjadi lebih kompak.
3) Penggantungan dan
penyusunan ikan
Ikan yang sudah
tiris disusun di dalam alat pengasap. Cara penyusunan ikan, misalnya mendatar
di atas rak, akan menentukan ikan asap yang dihasilkan. Cara 23
tersebut cocok untuk ikan-ikan kecil atau fillet ikan.
Namun, dengan posisi itu kontak antar asap dan ikan kurang merata. Bagian bawah
akan lebih banyak menerima panas dan asap sehingga ikan perlu dibalik.
Penggantungan dan penyusunan ikan dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Cara
penggantungan dan penyusunan ikan
4) Pengasapan
Pengasapan panas
pada dasarnya terdiri atas tiga tahapan. Tahap pertama merupakan tahap
pengeringan awal yang berlangsung sedikit di atas suhu ruang. Tahap kedua
merupakan tahap pematangan pertama, sedangkan tahap ketiga merupakan pematangan
akhir. Perlu diperhatikan bahwa sebaiknya tidak mengasap ikan secara langsung
pada suhu tinggi sebab daging ikan akan cepat matang, tetapi teksturnya masih
lunak. Akibatnya, pengeringan berjalan lambat dan ikan mudah patah.
Gambar 4. Pengasapan Ikan
5) Pengemasan
Setelah pengasapan
selesai, ikan dibiarkan dingin hingga sama dengan suhu ruangan. Sebaiknya tidak
mengemas produk selagi masih panas atau hangat karena akan mengembun dan ikan
cepat rusak ditumbuhi jamur. Ikan asap harus dibiarkan dingin, misalnya dengan
cara ditempatkan pada ruangan terbuka dan bersih. Kipas angin dapat digunakan
untuk membantu mendinginkan ikan asap, asalkan terjadinya kontaminasi oleh
kotoran dapat dicegah. Melalui cara itu, ikan asap sudah cukup dingin dalam
waktu 1–2 jam. Ikan asap dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Ikan Lele
Asap
6) Penyimpanan
Penyimpanan ikan
asap akan sangat berperan penting dalam distribusi dan pemasarannya. Jika
penyimpanan juga pengemasan tidak baik maka ikan asap akan cepat rusak sehingga
daya jangkau pasarnya rendah. Untuk jangkauan distribusi yang luas, penggunaan
suhu rendah selama penyimpanan tampaknya sudah saatnya diterapkan dan tidak
dapat dihindari lagi.
SUMBER:
Siregar R.R., 2011. Modul Pengolahan Ikan Lele.
Materi Penyuluhan Kelautan dan Perikanan: Kelompok Modul Pengolahan Ikan. Pusat
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
No comments:
Post a Comment