Jenis
olahan "bandeng presto" adalah salah satu diversifikasi pengolahan
hasil perikanan, terutama sebagai modifikasi pemindangan. Bandeng presto hampir
sama dengan pindang bandeng, tetapi mempunyai kelebihan yakni tulang dan duri
dari ekor hingga kepala lunak dan dapat dimakan tanpa menimbulkan gangguan pada
mulut. Usaha ini mudah dikerjakan dan skalanya dapat disesuaikan dengan tingkat
kemampuan modal, tenaga dan pemasarannya. Dalam skala rumah tangga untuk usaha
sambilan sejumlah 10 sampai 25 Kg/hari, skala sedang (50 - 100 Kg/hari) untuk
dipasarkan di beberapa kios atau supermarket dan usaha besar (sekitar 1
ton/hari) untuk memenuhi beberapa pasar di kota-kota yang padat penduduknya,
baik antar kabupaten maupun antar propinsi yang dapat ditempuh jalan darat atau
jalan laut/udara. Untuk mendistribusikan bandeng presto yang memerlukan waktu.
diperlukan perangkat peralatan yang dapat mengendalikan suhu terutama alat
refrigrasi.
Bahan Baku:
Ikan bandeng segar Garam halus bermutu tinggi Lembaran
aluminium (aluminium foil) atau daun pisang. Bumbu : Bawang merah, bawang
putih, kunyit, jahe.
Peralatan:
Pisau Bak plastik Lemari es (skala kecil) atau
kamar dingin (skala besar I Alat kukus bertekanan (autoclave) yang dilengkapi
pengukur tekanan dan pengukur suhu, misalnya Press-cooker untuk skala kecil.
Cara
Pembuatan: Ikan dicuci dibuang isi perutnya dan
insangnya. bersihkan ginjal (tampak merah menempel pada tulang belakang di
bagian dalam rongga perut ).
Cuci
dengan air bersih dan kemudian rendam dalam larutan garam (3 Kg garam,100 liter
air) selama 15 - 20 menit.
Dalam
merendam ikan dengan larutan garam sebaiknya diberi es. untuk mencegah
pembusukan karena peningkatan suhu.Ikan hasil rendaman diberi garam halus
secukupnya I dilaburi garam sejumlah 2% atau 2 gram untuk 100 gram ikan, 8 gram
untuk ikan berukuran 400 gram atau direndam dalam larutan garam jenuh selama 2
jam.
kemudian
dibungkus daun pisang atau lembaran aluminium setiap ekor dan selanjutnya satu
persatu ditata disarangan autoclave atau press-cooker. Pengukusan dilakukan
selama 60 menit dengan tekanan di bagian dalam 0,5 atmosfir bagi ikan 200 - 300
gram dan 1,0 atmosfir bagi ikan yang beratnya lebih dan 300 gram.
Hasil
pengukusan dibiarkan turun suhunya di ruangan dan setelah produk mencapai suhu
kamar sebaiknya disimpan dalam ruangan bersuhu rendah (sekitar 0°C) dengan
menggunakan lemari es atau kamar dingin. Hal ini penting untuk distribusi,
pemasaran atau pengeceran, karena bandeng presto dapat tahan 7 sampai 10 hari
pada suhu sekitar 0°C. Catatan: Cita rasa bandeng presto dapat bervariasi
dengan jalan menambah bumbu tersebut di atas secukupnya sebelum dibungkus untuk
dikukus. Rasa garam asin bandeng presto sebaiknya dikerjakan dengan cara
merendam bandeng (yang telah bersih dan direndam dalam larutan 3% garam) dalam
larutan garam jenuh selama 1 (satu) jam. Hasil pengukusan dapat dikemas dengan
kantong plastik dan diberi label.
SUMBER:
Asriani Ir, 2011. Modul Pengolahan Ikan Bandeng.
Materi Penyuluhan Perikanan: Kelompok Modul Pengolahan Ikan. Pusat Penyuluhan
Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&docid=lKMIwMToNeBsaM&tbnid=9VmkVCKWDmh88M:&ved=0CAQQjB0&url=http%3A%2F%2Fbandengprestoenak.wordpress.com%2F2012%2F10%2F08%2Ftoko-bandeng-presto-online%2F&ei=NTnaUvb0E8GJrQe-t4GADA&bvm=bv.59568121,d.bmk&psig=AFQjCNELXYxT-jwrwWbTvNkq1QfCNkKWuA&ust=1390119525138333
No comments:
Post a Comment