Bandeng asap merupakan salah satu produk perikanan yang telah lama
dikenal. Semula, sebelum ada produk bandeng cabut duri, bandeng yang diproduksi
sebagai bandeng asap adalah yang masih memiliki duri. Namun, saat ini bandeng
yang digunakan sebagai bahan untuk bandeng asap bisa menggunakan bandeng yang
sudah dicabut durinya. Unsur yang paling berperan dalam pembuatan bandeng asap
adalah asap yang dihasilkan dari pembakaran kayu. Pengasapan akan menghasilkan
efek pengawetan yang berasal dari beberapa senyawa kimia yang terkandung di
dalam kayu tersebut. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 400
senyawa kimia, khususnya alcohol, aldehid, ester, furan, lakton, fenol, serta
asam-asam organik seperti asam semut dan asam cuka. Komponen asap tersebut
dapat dijadikan sebagai sumber aroma, warna, antimikroba, dan antioksidan.
Perubahan warna dari ikan asap yang terbentuk disebabkan oleh adanya
interaksi antara senyawa karbonil yang berasal dari asap dengan gugus amino
dari protein yang terdapat pada permukaan ikan. Warna kuning keemasan atau
kuning kecokelatan yang terbentuk dari proses pengasapan merupakan warna yang
bisa dijadikan sebagai indikator dalam menentukan mutu produk.
Untuk menghasilkan bandeng asap yang baik, sebaiknya digunakan jenis
kayu yang mampu menghasilkan asap dengan kandungan unsur phenol dan asam
organik tinggi. Kedua unsur ini lebih banyak melekat pada tubuh ikan dan dapat
menghasilkan rasa, aroma, maupun warna daging ikan asap yang khas. Bahan baku pengasap
yang sering digunakan di antaranya kayu api-api , kulit dan ampas tebu, serabut
dan tempurung kelapa, serta batang jagung.
Pengasapan bandeng dapat dilakukan melalui dua cara berikut :
1) Pengasapan panas (hot smoking), yaitu proses pengasapan dengan
suhu sekitar 70-1000 C. Ikan bandeng yang diasapi sebaiknya diletakkan cukup
dekat dengan sumber asap. Lama pengasapan yang ideal sekitar 2-4 jam.
2) Pengasapan dingin (cold smoking), yaitu pengasapan dengan suhu
sekitar 40-500C. lkan bandeng yang akan diasapi diletakkan agak jauh dari
sumber asap. Proses pengasapannya lebih lama daripada pengasapan panas, yakni
memakan waktu beberapa hari bahkan bisa sampai dua minggu.
Pada prinsipnya,
pengasapan bandeng dapat dilakukan sperti pada skema pembuatan bandeng asap.
Beberapa pengolah bandeng asap ada yang melakukan pengasapan secara bertahap,
yaitu sebagai berikut.
1) Mula-mula bandeng diasapi dengan asap tebal bersuhu 30-40°C selama
½-1 jam. Pengasapan ini bertujuan untuk menguapkan sebagian air secara merata
dari tubuh ikan.
2) Selanjutnya, suhu dinaikkan menjadi 50-60°C. Ketebalan asap dikurangi
dan lama waktu pengasapan ½-3/4 jam.
3) Hal terakhir yang dilakukan adalah menaikkan suhu secara perlahan
dengan suhu 70-80°C dan lama pengasapan 30-60 menit.
Ada pula yang melakukannya dengan pengasapan panas pada suhu 70-80°C
selama beberapa jam dan kemudian suhu diturunkan kembali. Pengasapan tersebut
dilanjutkan selama beberapa hari. Proses pengasapan dianggap baik apabila berat
ikan yang susut hanya sekitar 10-5% dari berat ikan setelah disiangi. Usahakan
agar ikan yang diasapi tidak menjadi kering dan keras karena akan mengurangi
kualitasnya. 28 Ikan
Bandeng Cuci Siangi, buang sisik, isi perut dan insang Cuci ikan bandeng hingga
bersih Angkat & tiriskan Rendam dalam larutan garam dan bumbu Pembilasan
Penirisan Penggantungan di tempat pengasapan Pengasapan Pendinginan
Gambar.3 Alur
Proses Pembuatan Bandeng Asap
Cara menyiangi
Bandeng yang akan diasap dapat berupa bandeng segar utuh (dalam keadaan
masih ada durinya) atau bandeng yang telah mengalami proses pencabutan duri
(bandeng cabut duri).
Penyiangan bandeng asap dapat dilakukan dengan cara mengambil insang dan
isi perut melalui mulut dan tutup insangnya.
Cara penyiangan bandeng melalui mulut dan insang. Ditarik menggunakan
pengcungkil melalui mulut (a) serta menarik dan membersihkan insang menggunakan
tangan (b dan c).
1) Cara pengolahan
a. Setelah disiangi dan dicuci bersih, tiriskan ikan bandeng dengan cara
digantung.
b. Buat larutan rendaman dengan formula seperti dibawah ini :
Bandeng Asap Asin
|
Bandeng Asap Berbumbu
|
Larutan garam 20-25% (dengan merendam 2-2,5 kg garam ke dalam 10 liter
air)
|
Air 8-10 liter
Garam 1-1,5 kg
Bawang putih 250-300 g
Ketumbar 50 g
Gula merah
Asam jawa 20-25 g
|
Keterangan : untuk 10 kg bandeng
c. Ikan bandeng yang telah ditiriskan kemudian direndam ke dalam larutan
tersebut selama 30 menit atau lebih. Beri pemberat di atasnya agar tidak
terapung. Tujuan perendaman selain untuk meningkatkan cita rasa dan tekstur
ikan, juga untuk membersihkan sisa darah dan kotoran yang tertinggal.
30
d. Kemudian ikan
dicuci kembali. Setelah itu, ditiriskan dengan cara diangin-anginkan sampai
permukaan kulit ikan kering.
e. Nyalakan tungku
pengasap hingga menimbulkan asap yang cukup tebal untuk mengasapkan bandeng.
f. Ikan bandeng
kemudian disusun dan digantung di atas batang besi pengasap dengan cara menusuk
pada bagian mulut atau ekor ikan dengan kaitan besi seperti kail. Untuk bandeng
cabut duri, dapat dijepit terlebih dahulu dengan jepitan panggangan dari kawat.
g. Pengasapan
dapat dilakukan dengan cara hot smoking atau cold smoking atau
perpaduan keduanya. Proses pengasapan dilakukan selama 3-5 jam dengan kondisi
asap tebal bersuhu mencapai 80-900 C, kemudian secara bertahap suhu dinaikkan
hingga 1000 C.
h. Setelah dianggap matang (bila warnanya telah berubah warna menjadi
kuning keemasan atau kuning kecokelatan), bandeng asap dikeluarkan dari tempat
pengasapan, kemudian dinginkan.
Tabel 4. Kriteria Mutu Ikan Bandeng Asap berdasarkan Penilaian
Organoleptik
No
|
Parameter
|
Keterangan
|
1
|
Rupa
|
Ikan utuh dan tidak patah (sesuai pada waktu setelah disiangi), mulus,
tidak luka atau lecet, bersih, cemerlang, tidak terdapat benda asing, tidak
ada endapan lemak, garam atau kotoran lain.
|
2
|
Warna
|
Warna spesifik, kuning kecokelatan cemerlang atau cokelat agak gelap
cemerlang, tidak berjamur, dan tidak berlendir
|
3
|
Bau
|
Spesifik bau asap, gurih, segar; tanpa bau tengik, masam, basi, atau
busuk
|
4
|
Rasa
|
Gurih spesifik bandeng asap, bila berbumbu rasa bumbu merata, enak dan
tidak terlalu asin, rasa asin merata, tidak ada rasa asing
|
5
|
Tekstur
|
Kompak, padat, cukup kering, tidak berair, dan kesat.
|
SUMBER:
Asriani Ir, 2011. Modul Pengolahan Ikan Bandeng. Materi
Penyuluhan Perikanan: Kelompok Modul Pengolahan Ikan. Pusat Penyuluhan Kelautan
dan Perikanan, Jakarta.
No comments:
Post a Comment