Friday, 30 May 2014

PENGOLAHAN AGAR-AGAR DARI RUMPUT LAUT

a. Agar agar rumput laut
Pengolahan rumput laut menjadi bahan baku sudah banyak dilakukan petani, akan tetapi hanya terbatas sampai rumput laut kering.
Pengolahan agar agar dari rumput laut merupakan alternatif untuk pengembangan usaha para petani. Agar agar merupakan senyawa ester asam sulfat dari senyawa galaktan yang tidak larut dalam air dingin,tetapi larut dalam air 41 panasdengan membentuk gel.
Pada umumnya agar agar ini dibuat dari bahan baku Glacelaria sp .

b. Pengolahan agar agar rumput laut
1.Perendaman dan pencucian Rumput laut yang telah mengalami proses pencucian awal ,dicuci ulang sampai bersih, selanjutnya rumput laut direndam dalam kaporit 0.25% selama 4-6 jam sambil diaduk hingga diperoleh rumput laut yang putih dan bersih. Setelah putih, rumput laut direndam selama 3 – 4 jam dengan menggunakan air tawar.

2.Penambahan asam cuka dan asam sulfat encer Rumput laut ditempatkan dalam wadah, kemudian ditambah dengan asam sulfat encer dan asam cuka diaduk selama 15 menit atau sampai betul betul lunak. Selanjutnya pencucian ulang sampai bau bahan kimia hilang.

3. Perebusan Hasil rendaman dengan sulfat, selanjutnya ditambah air dengan perbandingan 1 : 50, dimasak dengan suhu 90 -100C dengan pH 5 – 6, Tingkat keasaman diatur dengan menambahkan asam cuka 0.5%. Fungsi asam cuka untuk memperoleh tekstur molekul yang konsisten dan sebagai stabilizer. Pemasakan dilakukan selama 4 – 8 jam sambil diaduk hingga rata. Hingga rumput laut menjadi bubur encer.

4. Penyaringan Bubur rumput laut encer disaring , untuk memisahkan antara residu dan larutan.Filtrat didinginkan sampai membeku

5.Pengepresan Agar agar yang sudah beku dipotong dengan ketebalan 1 cm, potongan agar agar ditumpuk kemudian di bagian atas diberi pemberat dan didiamkan selama 24 jam sampai terjadi terjadi lembaran tipis selanjutnya dijemur sampai kering.


Gambar 1, Lembaran agar agar kering
6. Penepungan Lembaran lembaran agar agar dihaluskan hingga menjadi tepung.

Gambar .2. Bubuk agar agar

SUMBER:
Sudariastuti E., 2011. Modul Pengolahan Rumput Laut. Materi Penyuluhan Perikanan: Kelompok Modul Pengolahan Ikan. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Wednesday, 28 May 2014

PENGOLAHAN KARAGINAN DARI RUMPUT LAUT

1. Karaginan (Skala Rumah Tangga)
a. Karaginan
Karagenan adalah senyawa hidrokoloid yang merupakan senyawa polisakarida frantai panjang yang diekstrak dari jenis rumput laut kaginofit, contohnya E.cottonii sp,Hypnea sp. Derajad kekentalan karagenan dipengaruhi oleh konsentrasi, temperature dan molekul lain yang larut dalam campuran tersebut.
b. Prosedur :
1. Rumput laut direndam dalam air tawar selama 12-24 jam, kemudian dibilas dan ditiriskan.
2. Setelah bersih rumput laut direbus dalam air dengan perbandingan rumput laut dengan air 1:15, suhu 120oC selama 15 menit. Perebusan memakai pres cooker. Selanjutnya dilakukan perebusan lagi tanpa tekanan pada suhu 100oC selama 2-3 jam.
3. Rumput laut yang lunak dihancurkan dengan blender dan ditambahkan air panas (90oC) dengan perbandingannya 1:30. Hasilnya disaring dengan dengan kain kasa halus.
4. Filtrat diendapkan dengan menambahkan metal alkohol dengan perbandingan 2.5:1, bisa juga dengan menambahkan alkohol 90%, atau membekukannya pada suhu -10oC – 6oC selama 24 – 48 jam.
5. Endapan yang bercampur alkohol disaring dengan kain kasa. Hasil saringan ini masih berupa karaginan basah. Filtrat yang beku perlu dicairkan dahulu untuk selanjutnya disaring lagi.
6. Karaginan basah dikeringkan selama 3-4 hari. Tepung karaginanan dapat diperoleh setelah proses penggilingan.

2. Semi Carragenan Refined (SCR)
a. Diskripsi Semi Carragenan Refined
Semi refined carrageenan (SRC) merupakan produk intermediate untuk mendapatkan karagenan dengan mutu yang lebih baik. Rumput laut yang digunakan adalah rumput laut jenis Eucheuma sp segar yang baru dipanen. Untuk mendapatkan kandungan karagenan yang maksimum sebaiknya rumput laut dipanen tepat 42 hari setelah budidaya.
 Bahan : Eucheuma cottonii sp segar, KOH b.

Prosedur Pengolahan
1. Pencucian rumput laut Rumput laut yang baru dipanen dicuci bersih untuk menghilangkan garam dan kotoran lainnya.
2. Perebusan Perbusan RL dalam larutan KOH 6-8% yang telah dipanaskan lebih dulu sampai mencapai suhu 80-85oC, selama 2-3 jam. Untuk konsentrasi KOH 6% waktu perebusan yang diperlukan adalah 2 jam. Volume larutan KOH yang digunakan untuk perebusan adalah 3-4 kali berat rumput laut kering. Selama perebusan dilakukan pengadukan agar panas merata.
3. Pencucian Setelah perebusan dilakukan pencucian berulang-ulang sampai air pencuci netral (pH 7). Larutan KOH bekas perebusan dapat digunakan kembali sebanyak 3-4 kali dengan konsentrasi yang diukur kembali.
4. Pemotongan Rumput laut yang sudah bersih dan netral dipotong-potong dengan ukuran 2-5 cm.
5. Pengeringan Potongan rumput laut kemudian dijemur dibawah sinar matahari selama 2-3 hari atau menggunakan mesin pengering.
6. Pengemasan Rumput laut dalam bentuk chips tersebut kemudian dikemas dalam kemasan plastik jenis PE ketebalan 0.3 mm.

SUMBER:
Sudariastuti E., 2011. Modul Pengolahan Rumput Laut. Materi Penyuluhan Perikanan: Kelompok Modul Pengolahan Ikan. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Tuesday, 27 May 2014

PENGOLAHAN Alkali Treated Carragenan DARI RUMPUT LAUT

a. Alkali Treated Carragenan (ATC)
Proses pengolahan rumput laut menjadi ATC pada prinsipnya adalah sangat sederhana, yaitu dengan merebusnya dalam larutan KOH pada suhu 85oC selama 2-3 jam.
Kemudian rumput laut dinetralisasi melalui pencucian, dipotong-potong dan dikeringkan sehingga diperoleh ATC Cottonii yang berbentuk kepingan (Chips).
Perebusan rumput laut dalam larutan alkali dimaksudkan untuk meningkatkan titik leleh karaginan di atas suhu pemasaknya, sehingga tidak larut menjadi pasta.
Selain digunakan sebagai bahan baku pengolahan karaginan murni, ATC juga diproses lebih lanjut sebagai bahan pengikat dan penstabil dalam industry makanan ternak untuk pasaran Eropa, Amerika dan Asia Pasifik.

b. Prosedur :
1. Rumput laut dicuci terlebih dahulu sampai bersih.
2. Setelah itu lakukan perebusan dalam larutan KOH 6-8% yang telah dipanaskan terlebih dahulu hingga suhu 80-85oC, selama 2-3 jam. Jika konsentrasi KOH yg digunakan 6%, maka lama perebusan 3 jam atau jika konsentrasi KOH yang digunakan 8%, maka lama perebusan 2 jam. Volume larutan KOH yang digunakan sebagai perebus sebanyak 3-4 kali berat rumput laut kering. Selama perebusan rumput laut diaduk-aduk sehingga pemanasan merata.
3. Selanjutnya rumput laut direndam dan dicuci berulang-ulang sampai sampai air pencuci netral (pH 7). Larutan KOH bekas rebusan rumput laut dapat digunakan kembali sebanyak 3-4 kali, tetapi konsentrasinya harus diukur kembali.
4. Rumput laut kemudian dipotong-potong sepanjang 4-5 cm, kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari selama 2-3 hari, sehingga diperoleh ATC dalam bentuk kepingan (chips).
5. Produk akhir yang diperoleh kemudian digiling dan disaring menjadi tepung ATC yang berukuran 40-60 mesh.

SUMBER:
Sudariastuti E., 2011. Modul Pengolahan Rumput Laut. Materi Penyuluhan Perikanan: Kelompok Modul Pengolahan Ikan. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Monday, 26 May 2014

PENGOLAHAN ALGINAT DARI RUMPUT LAUT

1.Alginat
Setelah mempelajari materi ini, pelaku utama dan pelaku usaha memahami dan dapat menjelaskan aneka olahan rumput laut.
Alginat pertama kali di ekstrak dari rumput laut jenis Laminaria oleh seorang ahli kimia Inggris ECC .Stanford pada tahun 1883, kemudian ekstraksi alginat dikembangkan dengan tujuan untuk memperbaiki mutu alginat yang dihasilkan.
Rendemen alginat yang dihasilkan dari rumput laut tergantung dari jenis rumput laut coklat, kondisi tempat tumbuhnya dan iklim serta intensitas cahaya, besar kecilnya arus, umur dan juga penanganan pada pra panen, proses pasca panen.
Sebelum proses ekstraksi alginat rumput laut coklat yang telah dikeringkan dilakukan perlakuan pendahuluan, tujuannya untuk menentukan mutu akhir alginat yang dihasilkan yaitu perendaman dalam air,dilanjutkan dalam asam atau CaCL2 dan atau pada larutan formaldehid.
2. Proses Pembuatan Alginat
a. Pembersihan
Sebelum diolah rumput laut dibersihkan dari kotoran, seperti pasir,batu karang dll.Pencucian dilakukan dengan cara menyemprotkan air ke rumput laut. Direndam selama 24 jam dengan air bersih, hingga lunak.
b. Perendaman
Tahapan selanjutnya rumput laut dapat digunakan sebagai bahan baku alginate. Untuk menghilangkan kotoran yang larut dalam alkali, rumput laut direndam dalam larutan HCL 0.1 - 0.5% Tujuan perendaman dalam air untuk mengembalikan kondisi rumput laut seperti pada kondisi awal / segar, lunak sehingga mempermudah proses ekstraksi serta melarutkan zat yang terkandung dalam rumput laut seperti laminari, manitol,zat warna serta garam garam lain (KCL

Gambar 1. perendaman Rumput laut Coklat sebelum diekstrak
c. Ekstraksi/perebusan
Rumput laut yang sudah diasamkan ( asam Alginat) dicuci dengan menggunakan air panas 45◦C selama 30 – 60 menit.Setelah itu rumput laut di potong – potong dan diaktrak dengan larutan Na2CO3 12- 13% pada suhu 60 – 70 ◦C.Tujuannya untuk mempermudah pemisahan larutan alginat dengan residu, ditambah air sebanyak 4 kali volume larutan.

Gambar 2. Ekstraksi/Perebusan rumput laut coklat dalam larutan basa
d. Penyaringan
Larutan alginat dipisahkan dengan menggunakan floating tank untuk memisahkan kotoran yang terikut dengan larutan alginat

Gambar 3. Penyaringan
e. Pemutihan/Pemucatan
Setelah bebas dari kotoran, larutan alginat diputihkan dengan menambahkan larutan NaOH 12% sebanyak 1/10 volume larutan alginat.

f. Pengendapan asam alginate
Tahapan selanjutnya adalah pengendapan dengan menambahkan laruta asam sulfat (H2SO4) 10% sebanyak 1/10 volume laruitan alginat dan dimasukkan bersama sama ke dalam tangki koagulasi/pengendapan, gel asam alginat dipisahkan dari larutan dengan cara filtrasi atau pemisah centrifugal.

Gambar 5. Pengendapan Asam alginat
g. Pengendapan Natrium alginat
Natrium alginat mengendap pada konsentrasi alcohol diatas 30% yaitu 40% dengan cara diaduk pelan pelan dan didiamkan hingga mengendap sempurna. Asam alginat diubah menjadi natrium alginat dengan menambahkan NaCO3 dan metil alcohol.Garam alginat yang terbentuk dipisahkan dari larutan dengan cara disaring.

h. Pengeringan dan Penepungan
Garam alginat yang sudah dipisahkan dikeringkan diatas para – para dan selanjutnya dihaluskan sampai menjadi bubuk dengan ukuran 80 m- 100 mesh  

Gambar 7. Pengeringan

Gambar 8. Bubuk alginate

SUMBER:
Sudariastuti E., 2011. Modul Pengolahan Rumput Laut. Materi Penyuluhan Perikanan: Kelompok Modul Pengolahan Ikan. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Friday, 23 May 2014

PRODUK RUMPUT LAUT DAN PEMANFAATAN INDUSTRINYA

1. Agar-agar
Agar merupakan hidrokoloid rumput laut yang memiliki kekuatan gel yang sangat kuat. Senyawa ini dihasilkan dari proses ekstraksi rumput laut kelas Rhodophyceae terutama genus Gracilaria, Gelidium. Agar merupakan senyawa polisakarida dengan rantai panjang yang disusun dari dua pasangan molekul agarose dan agaropektin. Fungsi utama agarose adalah untuk mencegah terjadinya dehidrasi dari makanan yang ditambahkan.
2. Karagenan
 Karagenan adalah senyawa hidrokoloid, merupakan senyawa polisakarida rantai panjang yang diekstrak dari rumput laut jenis karagenofit seperti Eucheuma sp, Hypnea sp. Karagenan dibedakan menjadi 3 macam yaitu iota karagenan, kappa karagenan dan lambda karagenan. Ketiganya berbeda dalam sifat gel. Kappa karagena menghasilkan gel yang kuat, sefdangkan iota karagenan membentuk gel yang halus dan mudah dibentuk Setelah mempelajari materi ini, Pelaku utama dan pelaku usaha mengetahui pemanfaatan rumput laut untuk industri pangan,industry farmasi, kosmetik dan bioteknologi, industry non pangan dan deversifikasi oloahan produk rumput laut
3. Alginat
 Alginat merupakan hidrokoloid yang diekstrak dari alga coklat atau Phaeophyceae. Rumput laut penghasil alginat diantaranya adalah genus Sargassum dan Turbinaria. Alginat menjadi penting karena penggunaan nya yang luas dalam industri karena sifatnya sebagai pembentuk gel,bahan pengemulsi dll. Di dalam bidang kosmetik dan farmasi, alginat dimanfaatkan dalam bentuk asam alginat, garam sodium alginat dan kalsium alginat.
a) Asam alginat
Sifat asam alginat tidak larut dalam air, akan tetapi akan mengembang , sehingga dapat berfungsi sebagai disintegrating agent dan berguna dalam pembuatan tablet. Selain itu asam alginat juga banyak digunakan untuk bahan pelangsing tubuh dan atau makanan diet, atau juga sebagai bahan pengikat seperti pada produk pasta gigi dan shaving cream.
b) Sodium alginate
Sodium alginat banyak digunakan dalam industry obat obatan cair karena bisa meningkatkan viskositas atau kekentalan. Aplikasi di dalam industry farmasi misalnya pada pengisi obat penicillin dan obat obat sulfa.
c) Kalsium alginat
Kalsium alginat merupakan bahan untuk peng emulsi yang dapat digunakan dalam pembuatan kapsul. Selain sifatnya sebagai peng emulsi kalsium alginat juga bersifat sebagai pengental. Aplikasi dalam industri kosmetik adlah pada shampoo cair atau bahan untuk pencuci rambut.
B. PEMANFAATAN RUMPUT LAUT DALAM INDUSTRI.
1. Industri Pangan
Jelly merupakan makanan paling sederhana yang dibuat dari agar. Atau karagenan. Jelly biasanya diproduksi dicampur dengan bahan makanan lain seperti buah, ekstrak kacang – kacangan, Tujuan penambahan agar, karagenan ataupun alginat diantaranya adalah untuk mendapatkan tekstur tertentu, untuk makanan diet,stabilizer,pengental dan lain sebagainya. 28 Pada industri makanan kaleng,seperti daging dan ikan dalam kaleng, memerlukan bahan pengental, pembentuk gel serta pensuspensi dengan memanfaatkan agar dan karagenan .Hal ini dilakukan agar produk dalam kaleng memiliki kemampuan melting temperature dan gel strength lebih tinggi Kemampuan Alginat dan karagenen dalam membentuk busa dan kejernihan menyebabkan hidrokoloid tersebutdimanfaatkan dalam proses pembuatan bir.
2. Industri Farmasi, Kosmetik dan Bio teknologi
a). Industri Farmasi Faktor yang mempengaruhi rumput laut dalam industry farmasi antara lain sifat kimia fisika dari senyara metabolit primer dan sekunder yang dihasilkan. Senyawa metabolit primer yang dimaksud adalah agar, karagenan ( iota, kappa dan lambda) serta alginat. Senyawa senyawa ini berfungsi sebagai suspending aget, thickener,emulsifier, stabilizer, film former, coating agent ,gelling agent, dan lain sebagainya.
1.Makanan ternak
Pet food atau makanan ternak biasanya berupa makanan dalam kaleng atau pellet. Fungsi agar,karagenan atau alginat untuk menstabilkan dan mempertahankan komposisi dari makanan ternak. Khusus untuk pellet fungsi utamanya untuk melapisi pellet , sehingga udara yang ada di dalam pellet akan tertahan dan pellet tidak mudah tenggelam, juga untuk mengikat air dari dalam pellet selama penyimpanan dan pengangkutan.
2. Keramik
Karagenan mempunyai kemampuan sebagai gelling point pada temperatur dan tekanan yang tinggi. Oleh karena itu , karagenan dicampurkan ke dalam pelapis keramik pada pembuatan busi otomotif. Dengan menggunakan karagenan, mampu mendukung honeycomb keramik.
3. Cat.
Fungsi karagenan dan alginat dalam industri cat adalah sebagai penstabil dan perekat pada permukaan dinding pada saat mengering, bersifat sebagai pengemulsi pada resin cat supaya minyak dan air tercampur dengan sempurna
4. Tekstil
Karagenan, agar dan alginat didunakan dalam industry tekstil, yang fungsinya untuk merekatkan benang saat di tenun. Juga dalam pencampuran warna pada saat mewarnia benang dengan maksud agar warna benang rata, tidak pecah dan lembut
5. Kertas
Alginat mempunyai kemampuan membentuk film yang lembut, tidak terputus dan dapat menjadi perekat yang baik. Pembentukan film tersebut memperkuat serat selulosa dan ketegangan permukaan kertas yang baik dalam mengatur ketebalan tinta,
6. Pembuatan Film Fotografis
Agar banyak digunakan untuk pelapisan film untuk foto. Hal ini disebabkan sifat agar lebih baik dari pada gelatin karena memiliki gelstrength atau kekuatan gel yang lebih kuat.Dengan demikian dalam kondisi panas seperti daerah tropis yang suhunya relatif tinggi film tidak mudah ,meleleh.

SUMBER:
Sudariastuti E., 2011. Modul Pengolahan Rumput Laut. Materi Penyuluhan Perikanan: Kelompok Modul Pengolahan Ikan. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Thursday, 22 May 2014

PENGOLAHAN IKAN: ABON IKAN NILA

Bahan Membuat Abon Ikan Nila:
§  1 ekor ikan nila (800 gr), bersihkan, rebus, buang tulang, daging dihaluskan
§  1/2 kelapa setengah muda, parut
§  3 sendok makan minyak goreng
§  Bumbu Halus:
§  5 bawang merah
§  9 siung bawang putih
§  1 sendok teh ketumbar, disangrai
§  3 cabai merah besar, dibuang biji
§  1 sendok makan gula merah
§  1/2 ruas jari kunyit
§  1 sendok teh garam
§  2 lembar daun salam

Cara Membuat Abon Ikan Nila:
1.   Panaskan minyak dan tumis bumbu halus hingga matang. Masukkan kelapa parut, tumis hingga kelapa matang, kering, dan warna kuning kemasan.
2.   Masukkan daging ikan halus, tumis sejenak hingga seluruh bahan tercampur rata.



SUMBER:
Permadi A. dan Dharmayanti N., 2011. Modul Pengolahan Ikan Nila. Materi Penyuluhan Kelautan dan Perikanan: Kelompok Modul Pengolahan Ikan. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

PENANGANAN RUMPUT LAUT

Penanganan merupakan kegiatan pra panen untuk mendapatkan mutu bahan baku yang baik sesuai standar. Oleh karenanya untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka kegiatan pra panen akan dapat memaksimalkan mutu rumput laut baik dari mutu bahan baku maupun nilai jualnya.
1. Pemanenan
Rumput laut yang sudah siap panen yang dibudidayakan dengan metode rumpon (tali), dipanen dengan cara menarik rumpon ke pinggir pantai. Rumput laut dilepas dari ikatannya, dipetik pucuknya untuk ditanam kembali, diikat lagi pada rumpon sebagai tanaman baru. Umur panen yang optimum adalah 40-45 hari, hal ini sangat disarankan karena pada umur tanaman tersebut kandungan karagenannya sangat optimum.

Gambar 1. Pemanenan rumput laut

2. Pencucian dan Perendaman
Pemanenan sebaiknya dilakukan mulai siang hari. Hasil panen dicuci air laut untuk menghilangkan kotoran yang melekat seperti 22 lumpur, garam, dan lain lain, sehingga rumput laut menjadi bersih. Selanjutnya rumput laut langsung direndam larutan alkali KOH 0,1% sampai terendam dan dibiarkan kontak dengan alkali semalaman. Tujuan perendaman dengan menggunakan larutan alkali adalah untuk mendapatkan karagenan yang maksimal. Tahapan selanjutnya pagi harinya rumput laut diangkat dan dicuci dengan air tawar sampai bersih dan netral.

Gambar 2. Pencucian dengan menggunakan air laut

3. Pengeringan dan Sortasi
Rumput laut yang sudah netral dikeringkan dengan penjemuran, dapat dilakukan disekitar pantai sampai mencapai kekeringan tertentu (optimum) biasanya 20-30%. Alas pengering yang sederhanan adalah dengan bahan plastik, agar cepat kering dan lebih bersih, dapat pula dengan pengeringan solar yang dipadu kompor.dan untuk menjaga mutu pengeringan harus dikeringkan diatas para para.

Gambar 3. Penjemuran rumput laut

Gambar 4. Sortasi rumput laut

B. Pengemasan dan Penyimpanan
Setelah rumput laut kering dilakukan pengemasan dengan karung net atau plastik. Untuk lebih efisien tempat rumput laut kering dapat dipress (cetak) menjadi bentuk kotak-kotak padat per Kg atau 5 kg sehingga pengemasan selanjutnya menjadi lebih efisien dalam kotak-kotak kayu.dan dijaga agar sirkulasi udara baik. Hal ini disebabkan apabila sirkulasi udara dalam ruangan dan kemasan tidak baik, maka akan terjadi proses fermentasi , rumput laut menjadi apek dan timbul kapang/jamur. Yang akibatnya akan menurunkan mutu rumput laut

Gambar 5 : Penyimpanan Rumput Laut

SUMBER:
Sudariastuti E., 2011. Modul Pengolahan Rumput Laut. Materi Penyuluhan Perikanan: Kelompok Modul Pengolahan Ikan. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Monday, 19 May 2014

PENGOLAHAN IKAN: NILA BUMBU BALI

Bahan:
- 1 ekor nila
- 1 sendok teh garam
- 1 sendok teh gula pasir
- 1 batang serai, memarkan
- 1 lembar daun salam
- 1 gelas air santan
- Minyak goreng secukupnya

Bumbu halus :
- 5 butir bawang merah
- 3 siung bawang putih
- 5 buah cabai merah
- 5 buah cabai rawit
- 3 butir kemiri
- 2 cm kunyit
- 2 cm lengkuas
- 2 cm kencur
- 2 lembar daun jeruk

Cara membuat :
1)      Siangi dan cuci bersih ikan nila, lalu goreng hingga matang. Tiriskan.
2)      Tumis bumbu halus, serai, daun jeruk dan daun salam sampai harum
3)      Masukkan air santan, lalu didihkan
4)      Masukkan nila, gula pasir, dan garam,
5)      Masak hingga bumbu meresap.


SUMBER:
Permadi A. dan Dharmayanti N., 2011. Modul Pengolahan Ikan Nila. Materi Penyuluhan Kelautan dan Perikanan: Kelompok Modul Pengolahan Ikan. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, Jakarta. d�q a�T��Qonan tepung
9. Panaskan minyak kemudian goreng ikan hingga matang dan krispi
10. Kemas dalam wadah plastik.

SUMBER:
Permadi A. dan Dharmayanti N., 2011. Modul Pengolahan Ikan Nila. Materi Penyuluhan Kelautan dan Perikanan: Kelompok Modul Pengolahan Ikan. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Thursday, 15 May 2014

Keripik Ikan Nila Balita (Baby Fish Chips)

Ikan balita merupakan anak-anak ikan nila yang berukuran kecil (kira-kira sebesar kelingking) yang digoreng kering sehingga bisa dimakan beserta tulang-tulangnya. Salah satunya adalah keripik ikan (Baby Fish Chips) merupakan suatu produk yang dapat digunakan sebagai usaha baru yang memiliki nilai ekonomi tinggi.Pembuatan keripik ikan dapat digunakan sebagai suatu peluang wirausaha yang sangat menguntungkan. Selain sebagai lauk, ikan balita juga bisa dijadikan buah tangan.Hal ini disebabkan belum adanya keseriusan dalam mengolah sumberdaya ikan yang ada.Oleh sebab itu, diperlukan adanya suatu pengolahan yang baik sehingga mendapatkan suatu produk yang berkualitas memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Untuk meningkatkan konsumsi ikan, perlu upaya diversifikasi pengolahan ikan terutama pada produk-produk yang biasa dikonsumsi masyarakat sehingga peluang keterjangkauan dan penerimaan produk lebih besar.Salah satu produk olahan yang biasa dikonsumsi masyarakat yaitu keripik ikan.Keripik ikan ( Baby Fish Chips) adalah salah satu bentuk olahan pangan dari ikan yang dibalut oleh tepung krispi yang banyak dikonsumsi dan digemari oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan keripik ikan dapat disajikan secara cepat, mudah, renyah dan bercita-rasa tinggi, juga dapat disajikan sebagai makanan camilan dalam kehidupan sehari-hari.Keripik ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari oleh masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, penjualan produk ditujukan kepada seluruh kalangan masyarakat secara umum dan masyarakat golongan menengah keatas secara khusus yang selalu menginginkan suatu produk makanan bercita rasa lezat, renyah dan sehat yang dapat mencukupi kebutuhan akan kalsium tulang mereka.

a. Alat:
§  - Penggorengan
§  - Kompor
§  - dll

b. Bahan :
§   250 gram ikan balita (ikan nila ukuran kecil), cuci bersih
§   3 siung bawang putih, haluskan
§   Garam, merica bubuk secukupnya

c. Proses pembuatan Keripik Ikan Mas Balita (Baby Fish Chips)
Tahapan proses pengolahan:
1. Pilih bahan baku yang segar dan berkualitas
2. Ikan dicuci sampai bersih, hilangkan kotoran dalam perut
3. Beri perasan jeruk untuk mengurangi bau amis pada ikan
4. Haluskan berbagai bumbu yang telah disiapkan
5. Campurkan kedalam baskom yang telah berisi tepung beras, tepung terigu dan telur
6. Tambahkan larutan santan
7. Aduk sampai tidak menggumpal, tambahkan air jika terlalu menggumpal
8. Masukkan ikan kedalam campuran adonan tepung
9. Panaskan minyak kemudian goreng ikan hingga matang dan krispi
10. Kemas dalam wadah plastik.

SUMBER:
Permadi A. dan Dharmayanti N., 2011. Modul Pengolahan Ikan Nila. Materi Penyuluhan Kelautan dan Perikanan: Kelompok Modul Pengolahan Ikan. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

PENGOLAHAN IKAN: NILA ASAM MANIS

Bahan:
- 1 nila yang sedang besarnya.
- 1 bawang bombay atau 3 bawang merah
- 3 potongjahe yang diiris halus-halus
- 1 cabai merah yang besar.
- 1 sendok makan kecap.
- 3 sendok makan pure tomato
- 1 sendok makan tepung kanji.

Kuah ayam:
- 1/2 sendok makan cuka
- 1 sendok teh garam
- 1 sendok teh merica
- 1 sendok teh gula pasir
- 1/4 sendok teh pala bubuk
- 2 cangkir kaldu ayam
- Tepung terigujmaizena
- Mentega 29
Cara membuat :
1)      Buang isi perut ikan dan gurat-gurat sisiknya, lalu rem as dengan garam dan merica.
2)      Diamkan selama 1 jam sampai bumbu meresap, lalu gulung dengan tepung terigu.
3)      Panaskan mentega sampai keluar asap, masukkan ikan, lalu goreng sampai kuning.
4)      Iris tipis jahe dan bawang, lalu tumis dengan sedikit minyak
5)      Tambahkan kaldu ayam, pure tomat, cuka, kecap, garam, gula, dan merica.
6)      Kentalkan kuah dengan tepung kanji yang sudah dicairkan dengan sedikit air. Cicipi uahnya. Rasanya harus asam- manis.
7)      Letakkan ikan goreng di atas piring panjang, siram dengan kuah, lalu hiasi bagian atasnya dengan irisan cabe merah yang sudah dibuang bijinya.


SUMBER:
Permadi A. dan Dharmayanti N., 2011. Modul Pengolahan Ikan Nila. Materi Penyuluhan Kelautan dan Perikanan: Kelompok Modul Pengolahan Ikan. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Pengolahan Kerupuk Kemplang Ikan Lele

Kerupuk adalah suatu makanan kecil yang bersifat kering, ringan dan porous yang terbuat dari bahan-bahan yang mengandung pati cukup tinggi yang merupakan makanan khas Indonesia dan banyak digemari oleh masyarakat luas.
Biasanya kerupuk dikonsumsi sebagai makanan selingan atau sebagai variasi dalam lauk-pauk. Kerupuk adalah sejenis makanan kecil yang mengalami pengembangan volume membentuk produk yang porous dan memiliki densitas rendah selama penggorengan sehingga memiliki kerenyahan (Siaw. et al, 1985).
Kerupuk dapat berfungsi sebagai media simpan, media distribusi dan media saji pangan dan sekaligus merupakan produk budaya pangan masyarakat Indonesia. Bila dipandang sebagai media simpan potensinya sangatlah besar karena produk kerupuk adalah produk yang memiliki daya awet yang tinggi. Kerupuk sebagai media simpan ikan, hal ini dapat dilihat dari 30% hasil tangkapan ikan segar di Jawa adalah ikan dengan produk ikan asin, surimi, dan kerupuk (Rohimah, 1997).
Dalam proses pembuatan kerupuk ikan memiliki tahapan-tahapan berupa persiapan bahan baku, pencucian, penyiangan, pengambilan daging, pencucian II, pelumatan daging, pencampuran dengan bahan dasar, pembentukan, pengukusan, pendinginan, pengeringan, dan pengemasan (SNI 2713.1.2009).
Proses produksi kerupuk lele tidaklah sulit untuk dikerjakan. Membutuhkan waktu kurang lebih dua hari untuk menghasilkan kerupuk mentah kering yang berkualitas. Lamanya waktu produksi juga ditentukan dengan proses pengeringan apakah dengan menggunakan tenaga matahari yaitu dengan dijemur atau dengan mesin pengering.
Salah satu keunggulan dari kerupuk ikan lele ini adalah mengandung kalsium yang lebih tinggi dibanding kerupuk ikan lainnya karena semua bagian dari lele digunakan sebagai bahan termasuk duri dan kepala. Kandungan kalsium yang tinggi ini sangat cocok dikonsumsi ibu hamil, balita, hingga lansia karena kandungan kalsium di dalamnya bisa mengurangi resiko terkena osteoporosis.
Kerenyahan kerupuk dapat dipengaruhi oleh volume pengembangan kerupuk, sedangkan volume pengembangan kerupuk dapat dipengaruhi oleh kadar amilopektin dan kandungan protein yang terkandung pada bahan. Kerupuk dengan kandungan amilopektin yang lebih tinggi akan memiliki pengembangan yang lebih tinggi, karena pada saat proses pemanasan akan terjadi proses gelatinasi dan akan terbentuk struktur yang elastis, kemudian dapat mengembang pada tahap penggorengan sehingga kerupuk dengan volume pengembangan yang tinggi akan memiliki tingkat kerenyahan yang tinggi (Zulfiani, 1992).

1. Alat
Alat alat yang diperlukan dalam mengolah kerupuk antara lain :blender, gilingan manual, wajan, kompor, timbangan, sodet, serokan, wadah palstik, pisau, talenan, baskom plastik, pisau, talenan, cetakan, dan sendok.

2 Bahan
Bahan yang diperlukan dalam mengolah kerupuk antara lain Ikan lele, tepung tapioka, telur, bawang putih, garam, dan minyak goreng.
3. Cara Pengolahan
Persiapan bahan baku untuk membuat kerupuk ikan lele ialah pembuatan lumatan daging. Langkah-langkah dalam pembuatan daging lumat awalnya dengan menyiangi ikan lele segar dengan membuang isi perut dan kepala hingga bersih dan dicuci dengan air bersih. Pengambilan daging ikan ialah dengan memfillet dan mengambil sisa daging yang tertinggal di antara duri ikan dengan cara mengerok menggunakan sendok.
Setelah daging terkumpul, daging dimasukkan ke dalam mesin pelumat daging. Hasil lumatan dipastikan harus benar-benar lembut, karena dapat mempengaruhi produk kerupuk yang dihasilkan. Apabila daging lumatan kurang lembut maka di masukkan kembali ke mesin pelumat agar lumatan daging yang dihasilkan benar-benar lembut. Setelah selesai proses pelumatan, daging ikan dimasukkan ke dalam wadah baskom bersih.

a. Pencampuran Bahan
Proses pencampuran dilakukan dengan cara mengaduk lumatan ikan dengan bumbu-bumbu yang sudah disiapkan. Setelah tercampur merata kemudian ditambahkan telur sesuai dengan berat adonan yang dibutuhkan, kemudian diaduk hingga merata. Proses pengadukan ini berperan sangat penting sekali. Apabila bahan yang dicampurkan tidak diaduk sampai bumbu merata akan mempengaruhi rasa produk kerupuk yang dihasilkan.
Proses pengadukan lumatan ikan dengan bumbu dilakukan dengan tujuan membuat rasa produk kerupuk ikan yang dihasilkan merata dan menjadikan produk dapat mengembang. Produk kerupuk dapat mengembang secara baik dipengaruhi oleh komposisi bahan yang digunakan.

b. Pembuatan Adonan
Proses pembuatan adonan dilakukan dengan mencampurkan antara lumatan ikan yang sudah halus dengan bumbu dan bahan-bahan lain. Adonan dibuat secara manual dengan menggunakan tangan hingga benar-benar merata dan pulen. Apabila komposisi dari bahan pembuat kerupuk ikan ini tidak benar maka akan terlihat sekali dari hasil adonan yang dibuat. Apabila terlalu banyak tepung akan mengakibatkan adonan keras dan mudah sekali patah, sedangkan bila terlalu banyak lumatan ikan akan terlalu lunak dan terasa basah. Oleh karena itu sangat diperlukan penambahan tepung dengan komposisi yang tepat.

c. Penggilasan
Proses penggilasan ialah proses pembentukan atau pencetakan kerupuk yang dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan tangan. Adonan kerupuk dibentuk menjadi silinder memanjang dengan diameter silinder adonan kurang lebih 1 cm.

d. Pemotongan
Adonan yang telah terbentuk setelah proses penggilasan, maka dilakukan proses pemotongan. Pemotongan adonan dilakukan dengan menggunakan lempeng besi. Panjang potongan adonan adalah 1 cm.
e. Perapihan Bentuk
Proses perapihan bentuk atau yang disebut dengan pengirigan ini dilakukan dengan cara menggoyang-goyangkan adonan yang telah dipotong di atas nampan secara berulang-ulang hingga terpisah antara potongan yang satu dengan potongan yang lain.
Proses pengirigan ini dilakukan dengan tujuan untuk menghaluskan permukaan adonan kerupuk yang sudah dipotong sehingga memiliki bentuk dan permukaan yang bagus dan menarik. Selain itu pengirigan juga bertujuan untuk memisahkan antara potongan yang satu dengan yang lain karena pada proses pembentukan dan pemotongan banyak yang menempel antara potongan adonan tersebut.

f. Penggorengan
Minyak yang digunakan untuk menggoreng adalah minyak sawit. Proses penggorengan dilakukan dengan suhu berkisar antara 130°C - 145°C selama kurang lebih 45 menit. Suhu selalu dijaga selama proses penggorengan, apabila terlalu panas akan mengakibatkan warna produk kerupuk yang dihasilkan kurang menarik. Kerupuk yang telah matang ditandai dengan warna kerupuk yang kuning keemasan dan tekstur mengeras tanpa kembali mengempes.
Proses penggorengan kerupuk akan terjadi tiga fase pengembangan yaitu fase plastisasi, fase mengembang dan fase tetap. Pada fase plastisasi kerupuk bersifat lentur dan belum mengembang, pada fase mengembang kerupuk mengalami perubahan bentuk dan mengembang tetapi belum tetap, kemudian fase terakhir yaitu fase tetap adalah fase dimana kerupuk tidak lagi mengalami pengembangan dan tidak kempes kembali (Zulviani, 1992).

g. Penirisan
Kerupuk yang sudah matang diangkat dengan menggunakan serok dan kemudian ditiriskan. Kerupuk yang ditiriskan ini diletakkan dalam wadah kotak penirisan selama kurang lebih tiga sampai dengan lima menit hingga kerupuk tidak terlalu panas dan tidak terbasahi oleh minyak.
Tujuan dari proses penirisan ini ialah untuk menurunkan suhu kerupuk sehingga tidak rusak teksturnya ketika dilakukan proses pengemasan. Selain itu juga bertujuan untuk meniriskan kerupuk agar tidak basah dari minyak goreng pada proses penggorengan. Kerupuk akan mudah mengalami ketengikan ketika masih banyak terkandung minyak dalam kemasan.
Proses penirisan ini sangatlah penting, karena dapat mempengaruhi aroma kerupuk yang dihasilkan ketika dalam kemasan. Kandungan lemak yang terdapat dalam minyak goreng menimbulkan ketengikan apabila mengalami proses penaikan suhu dengan mengikutsertakan oksigen yang dinamakan sebagai oksidasi (Widowati, 1987).

h. Pengemasan
Pengemasan ini dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah pada proses pendistribusian pada penjualan, dan mempertahankan kerenyahan kerupuk sampai ke konsumen. Kualitas kemasan produk kerupuk ini sangatlah berperan penting karena kerupuk akan kehilangan kerenyahan apabila pengemasannya tidak sesuai dengan standar kemasan untuk produk kerupuk.
Pengemasan bahan pangan harus memperhatikan lima fungsi yaitu harus dapat mempertahankan produk agar tetap bersih dan memberikan perlindungan terhadap kotoran dan pencemaran lain, harus memberikan perlindungan terhadap bahan pangan dari kerusakan fisik, air, oksigen dan sinar, harus berfungsi secara benar, efisien dan ekonomis dalam proses pengepakan yaitu selama pemasukan bahan pangan ke dalam kemasan (Buckle, 1985).

SUMBER:
Siregar R.R., 2011. Modul Pengolahan Ikan Lele. Materi Penyuluhan Kelautan dan Perikanan: Kelompok Modul Pengolahan Ikan. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...