1. Masalah umum dalam merencanakan kawasan
Selama beberapa tahapan perencanaan yang
terakhir, Anda telah mengembangkan tujuan, mengidentifikasi strategi untuk
mencapai tujuan tersebut, dan mengevaluasi strategi untuk menentukan seberapa
baik mereka menangani akar masalah atau penyebab dampak. Langkah selanjutnya
adalah menentukan strategi prioritas berdasarkan penerapan praktisnya pada
tingkat lokasi.
Salah satu masalah terbesar dalam
pengembangan rencana pengelolaan KKP adalah ketidakmampuan banyak lokasi untuk
melaksanakan rencana mereka dengan sukses. Kini saatnya untuk mengevaluasi
apakah unsur-unsur dalam rencana Anda realistis, dan strategi pengelolaan mana
yang harus diberikan prioritas tertinggi berdasarkan kemungkinan keberhasilan
rencana secara keseluruhan. Masalah yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana
dapat berasal dari lemahnya pengembangan rencana tersebut – dari isi dan gaya,
untuk menciptakan suatu harapan yang tidak masuk akal tentang apa yang
sebenarnya dapat dicapai. Seperti yang telah kita ketahui, kebanyakan KKP tidak
memiliki sumber daya manusia dan keuangan yang cukup untuk melaksanakan seluruh
kegiatan pengelolaan yang diusulkan dan diinginkan untuk dikembangkan selama
proses perencanaan.
Dengan memberikan peringkat bagi strategi
pengelolaan yang diusulkan, Anda dapat mulai menangani baik kapasitas realistis
bagi kawasan Anda dalam melaksanakan rencana, demikian pula dengan beberapa
kesulitan lain dalam menyukseskan pelaksanaan.
Dua hal yang perlu dipertimbangkan ketika
Anda membuat prioritas strategi pengelolaan adalah: 1) apakah Anda ingin
membuat peringkat atau nilai pada strategi pengelolaan yang Anda usulkan, dan
2) apa yang akan Anda gunakan untuk membuat prioritas kriteria. Salah satu
pendekatan yang terpenting adalah konsistensi selama proses pembuatan
prioritas, baik dalam pembuatan peringkat atau penilaian maupun dalam pemilihan
kriteria.
Beberapa Tantangan dalam Pelaksanaan Rencana
Pengelolaan
(1)
Anggaran tidak mencukupi
(2)
Kapasitas kawasan tidak mencukupi
(3)
Kapasitas staf tidak mencukupi
(4)
Rencana pengelolaan dan rencana
aksi yang tidak realistis
(5)
Kegagalan untuk menetapkan
tanggung jawab dalam pelaksanaan rencana aksi
(6)
Ketidakstabilan keuangan,
manajerial dan/atau politik.
(7)
Kegagalan untuk menetapkan
prioritas yang jelas dan realistis.
.
2. Cara membuat peringkatprioritas strategi pengelolaan
Dalam membuat urutan prioritas, kita akan
melakukan proses pemeringkatan, yaitu membandingkan satu strategi dengan strategi
pengelolaan yang diusulkan lainnya.
Proses ini berbeda dengan proses penilaian strategi. Proses penilaian mengevaluasi mengevaluasi
setiap strategi pengelolaan yang diusulkan secara independen, tidak ada
pembandingan di antara satu strategi dengan strategi lainnya. Alasan kita memilih
menggunakan pemeringkatan karena beberapa pengambil keputusan lebih suka membandingkan
nilai-nilai strategi yang diusulkan. Sementara yang lainnya lebih suka melihat
nilai setiap strategi yang diusulkan tanpa melakukan perbandingan. Kedua cara
tersebut sebenarnya bisa dilakukan. Pada akhirnya pun, tidak peduli pendekatan
mana yang digunakan, tim perencana perlu membuat konsensus tentang strategi
pengelolaan menempati urutan prioritas teratas.
Akhirnya kita menemukan bahwa kriteria yang
digunakan untuk membuat prioritas strategi pengelolaan merupakan kriteria yang
cukup standar dan dapat digunakan baik untuk pemeringkatan maupun penilaian
strategi pengelolaan. Kini terserah pada tim perencana untuk menetapkan dan
menyetujui kriteria mana yang akan digunakan. Kriteria-kriteria tersebut hendaknya
penting dilakukan sebelum proses pembuatan peringkat atau prioritas dilakukan.
Berikut adalah beberapa contoh kriteria
untuk membuat urutan prioritas atau peringkat strategi yang diusulkan:
(1) KAPASITAS: kemampuan KKP untuk
melaksanakan strategi sekarang, yaitu dengan menilai faktor sumber daya
manusia, keahlian yang dimiliki KKP, para mitra, peralatan, dan peluang yang
memadai untuk melakukan pengelolaan.
(2) KONDISI PENDUKUNG (enabling
environment atau condition): kondisi yang memberikan peluang terlaksananya
pengelolaan dengan mudah, yaitu dengan menilai apakah KKP memiliki wewenang untuk
melaksanakan strategi ini dan ada kekuatan politik yang mendukung KKP untuk
melaksanakan strategi ini.
(3) DANA: potensi keuangan untuk membiayai penerapan strategi berdasarkan
ketersediaan dana yang segera dapat digunakan, kemampuan untuk menggalang dana,
serta kemitraan untuk memberikan dukungan pembiayaan.
(4) DUKUNGAN dari masyarakat yang ada sekarang terhadap strategi berdasarkan
keseimbangan antara dukungan dan konflik di antara masyarakat yang mungkin
timbul akibat dari penerapan strategi ini.
(5) ANCAMAN yang dinilai dari jumlah jenis ancaman yang dapat diatasi oleh
sebuah strategi.
(6) SUMBER DAYA SASARAN yang dinilai dari jumlah total sumber daya sasaran
yang akan mendapat manfaat dari strategi pengelolaan ini.
(7) URGENSI yang dinilai dari seberapa mendesaknya strategi ini harus
segera diterapkan untuk menangani ancaman yang dialami sumber daya sasaran
Anda.
Setelah urutan prioritas untuk setiap
strategi selesai dibuat, sebaiknya semua strategi yang diusulkan dipertahankan atau
dicatat walaupun beberapa strategi mendapat peringkat di urutan bawah karena
nilai-nilainya rendah sekali. Hal ini
untuk mengantisipasi jika di kemudian hari kita memiliki peluang untuk
menerapkannya. Catatan ini tidak hanya
penting untuk pengelola KKP, tetapi juga bagi konstituen atau para pendukung
KKP.
Berikut ini adalah beberapa contoh metode
pengambilan keputusan:
(1) Membangun kesepakatan untuk mengerjakan hal-hal yang akan dikerjakan
bersama: Sering diterapkan di antara kelompok yang memiliki tujuan akhir, latar
belakang atau minat yang sama. Setiap
kelompok siap bersepakat untuk menerima hal-hal yang akan dijalankan, sementara
hal-hal lain yang tidak disepakati akan disisihkan untuk dibahas kemudian.
Keuntungan: Mudah untuk bergerak maju dan tetap fokus pada kepentingan umum.
(2) Pengambilan suara terbanyak (voting):
Dapat digunakan dalam kelompok yang memiliki tujuan akhir dan latar belakang
yang sama dengan kelompok yang memiliki berbagai kepentingan. Suara yang
terbanyak akan menentukan keputusan apa yang akan diterima untuk terus
dijalankan dan mana yang tidak. Keuntungan: Mudah bergerak maju dengan cepat.
Kerugian: Kecil kesempatannya untuk memahami sudut pandang yang lain.
(3) Konsensus: Setiap orang dalam kelompok harus datang
dengan tingkat penerimaan yang telah ditentukan sebelumnya terhadap keputusan
yang akan diambil. Keuntungan: Setiap
orang dalam kelompok memahami sudut pandang yang lain. Kerugian: Memerlukan keterampilan fasilitasi
yang baik, kesabaran dan waktu.
SUMBER:
PUSLATKP, 2014. MODUL A.033101.006.01 Membuat Konsep Rencana Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Yang Efektif pada Pelatihan Perencanaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP). Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Didownload dari http://kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/modul-pelatihan.
No comments:
Post a Comment