Sebagai wilayah peralihan atau
percampuran, estuaria memiliki tiga komponen biota, yakni fauna yang berasal
dari lautan, fauna perairan tawar, dan fauna khas estuaria atau air payau.
Gambar 1. Sidat Eropa Anguilla anguilla Melintasi
Estuaria
dalam Perjalanannya ke Laut
(Foto: Wikipedia Commons)
dalam Perjalanannya ke Laut
(Foto: Wikipedia Commons)
Fauna lautan yang tidak mampu mentolerir perubahan-perubahan
salinitas yang ekstrem biasanya hanya dijumpai terbatas di sekitar perbatasan
dengan laut terbuka, di mana salinitas airnya masih berkisar di atas 30 ppm.
Sebagian fauna lautan yang toleran (eurihalin) mampu masuk lebih jauh ke dalam
estuaria, di mana salinitas mungkin turun hingga 15 ppm atau kurang.
Sebaliknya fauna perairan tawar umumnya tidak mampu
mentolerir salinitas di atas 5 ppm, sehingga penyebarannya terbatas berada di
bagian hulu dari estuaria.
Fauna khas estuaria adalah hewan-hewan yang dapat mentolerir
kadar garam antara 5-30 pppm, namun tidak ditemukan pada wilayah-wilayah yang
sepenuhnya berair tawar atau berair laut. Di antaranya terdapat beberapa jenis
tiram dan kerang (Ostrea,Scrobicularia), siput kecil Hydrobia,
udang Palaemonetes, dan cacing polikaeta Nereis.
Di samping itu terdapat pula fauna-fauna yang tergolong
peralihan, yang berada di estuaria untuk sementara waktu saja. Beberapa jenis
udang Penaeus, misalnya, menghabiskan masa juvenilnya di sekitar estuaria,
untuk kemudian pergi ke laut ketika dewasa. Jenis-jenis sidat (Anguilla) dan
ikan salem (Salmo, Onchorhynchus) tinggal sementara waktu di estuaria dalam perjalanannya
dari hulu sungai ke laut, atau sebaliknya, untuk memijah. Dan banyak jenis
hewan lain, dari golongan ikan, reptil, burung dan lain-lain, yang datang ke
estuaria untuk mencari makanan (Nybakken, 1988)
Akan tetapi sesungguhnya, dari segi
jumlah spesies, fauna khas estuaria adalah sangat sedikit apabila dibandingkan
dengan keragaman fauna pada ekosistem-ekosistem lain yang berdekatan.
Umpamanya dengan fauna khas sungai,
hutan bakau atau padang lamun, yang mungkin berdampingan letaknya dengan estuaria.
Para ahli menduga bahwa fluktuasi kondisi lingkungan, terutama salinitas, dan
sedikitnya keragaman topografi yang hanya menyediakan sedikit relung (niche),
yang bertanggung jawab terhadap terbatasnya fauna khas setempat.
Gambar 2. Biota pada
ekosistem estuaria
http://nabilaarifannisa.blogspot.com/2012/06/800x600-normal-0-false-false-false-in-x.html
SUMBER:
http://student.ut.ac.id/
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/mmpi5104/f_biota_estuaria.htm
http://nabilaarifannisa.blogspot.com/2012/06/800x600-normal-0-false-false-false-in-x.html
No comments:
Post a Comment