Estuaria adalah perairan muara sungai semi tertutup yang berhubungan
bebas dengan laut, sehingga air laut dengan salinitas tinggi dapat bercampur
dengan air tawar. Estuaria dapat terjadi pada lembah-lembah sungai yang
tergenang air laut, baik karena permukaan laut yang naik (misalnya pada zaman
es mencair) atau pun karena turunnya sebagian daratan oleh sebab-sebab
tektonis. Estuaria juga dapat terbentuk pada muara-muara sungai yang sebagian
terlindungi oleh beting pasir atau lumpur.
Gambar 1. Estuaria
Sumber: http://nabilaarifannisa.blogspot.com/2012/06/800x600-normal-0-false-false-false-in-x.html
Kombinasi pengaruh air laut dan air tawar akan menghasilkan suatu
komunitas yang khas, dengan lingkungan yang bervariasi, antara lain:
1.
Tempat bertemunya
arus air tawar dengan arus pasang-surut, yang berlawanan menyebabkan suatu
pengaruh yang kuat pada sedimentasi, pencampuran air, dan ciri-ciri fisika
lainnya, serta membawa pengaruh besar pada biotanya;
2.
Pencampuran
kedua macam air tersebut menghasilkan suatu sifat fisika lingkungan khusus yang
tidak sama dengan sifat air sungai maupun sifat air laut;
3.
Perubahan yang
terjadi akibat adanya pasang-surut mengharuskan komunitas mengadakan
penyesuaian secara fisiologis dengan lingkungan sekelilingnya; dan
4.
Tingkat kadar
garam di daerah estuaria tergantung pada pasang-surut air laut, banyaknya
aliran air tawar dan arus-arus lainnya, serta topografi daerah estuaria
tersebut.
Produktifitas estuaria, pada kenyataannya bertumpu atas bahan-bahan
organik yang terbawa masuk estuaria melalui aliran sungai atau arus pasang
surut air laut. Produktifitas primernya sendiri, karena sifat-sifat dinamika
estuaria sebagaimana telah diterangkan di atas dan karena kekeruhan airnya yang
berlumpur, hanya dihasilkan secara terbatas oleh sedikit jenis alga, rumput
laut, diatom bentik dan fitoplankton.
Gambar 2. Estuaria
Sumber:
http://bp3ambon-kkp.org/identifikasi-kekayaan-sumberdaya-ekosistem-estuari/
Meski demikian, bahan-bahan organik dalam rupa
detritus yang terendapkan di estuaria membentuk substrat yang penting bagi
tumbuhnya alga dan bakteri, yang kemudian menjadi sumber makanan bagi
tingkat-tingkat trofik di atasnya. Banyaknya bahan-bahan organik ini
dibandingkan oleh Odum dan de la Cruz (1967, dalam Nybakken 1988) yang
mendapatkan bahwa air drainase estuaria mengandung sampai 110 mg berat kering
bahan organik per liter, sementara perairan laut terbuka hanya mengandung bahan
yang sama 1-3 mg per liter.
Oleh sebab itu, organisme terbanyak di estuaria
adalah para pemakan detritus, yang sesungguhnya bukan menguraikan bahan organik
menjadi unsur hara, melainkan kebanyakan mencerna bakteri dan jasad renik lain
yang tercampur bersama detritus itu. Pada gilirannya, para pemakan detritus
berupa cacing, siput dan aneka kerang akan dimakan oleh udang dan ikan, yang
selanjutnya akan menjadi mangsa tingkat trofik di atasnya seperti ikan-ikan
pemangsa dan burung.
Melihat banyaknya jenis
hewan yang sifatnya hidup sementara di estuaria, bisa disimpulkan bahwa rantai
makanan dan rantai energi di estuaria cenderung bersifat terbuka. Dengan
pangkal pemasukan dari serpih-serpih bahan organik yang terutama berasal dari
daratan (sungai, rawa asin, hutan bakau), dan banyak yang berakhir pada
ikan-ikan atau burung yang kemudian membawa pergi energi keluar dari sistem.
SUMBER:
http://student.ut.ac.id/
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/mmpi5104/f_peranan_estuaria.htm
No comments:
Post a Comment