A.
Menurut Jarak Sasaran (according
to target distance)
Menurut jarak sasaran penyuluhan yang akan dicapai maka pendekatan
penyuluhan yang dapat dilakukan adalah dengan cara:
1.
Langsung, misalnya dengan melakukan kunjungan
lapangan (hamparan) dan kunjungan rumah, kunjungan kelompok.
2.
Tidak langsung, yaitu melalui perantaraan media
penyuluhan, misalnya lewat radio (siaran pedesaan), bahan cetakan
(majalah, koran, poster, leaflet).
B.
Menurut Indra Penerima Sasaran Penyuluhan
Menurut kemampuan sasaran penyuluhan menerima informasi atau berkomunikasi
maka pendekatan penyuluhan yang dapat digunakan adalah:
1. Metode penyuluhan terlihat/tercetak, misalnya brosur,
Leaflet/folder, Poster, Banner, Foto Display, Chart display, hanya dapat
digunakan untuk sasaran penyuluhan yang dapat melihat, dan membaca.
2. Metode penyuluhan terdengar, misalnya Radio, Audio Kaset (tape recorder) CD, dll, yang hanya dapat
digunakan jika sasaran penyuluhan tidak mengalami gangguan pendengaran.
3. Metode gabungan (terdengar dan tertayang yaitu kombinasi antara metoda
terlihat dan terdengar (AV = Audio Visual)
misalnya Film VCD/DVD, Siaran TV, dan sejenis elektronik lainnya. Dalam hal ini penggunaan Audio Visual saat
ini, dianggap paling sesuai dan paling tepat untuk digunakan menyampaikan
informasi pembangunan secara cepat kepada masyarakat luas.
C.
Menurut Jumlah Sasaran Penyuluhan
Menurut jumlah sasaran penyuluhan yang akan dicapai,
kegiatan penyuluhan dapat dilakukan dengan tiga cara pendekatan yaitu: perorangan,
kelompok, dan massal:
Pendekatan Perorangan dilakukan khususnya untuk mencapai sasaran penyuluhan potensial dan
strategis yang diperkirakan akan mendorong atau bahkan menghambat berlangsungnya
kegiatan penyuluhan. Pendekatan terhadap pihak-pihak strategis bertujuan untuk
mencari pengakuan tentang pentingnya inovasi yang akan disampaikan
lewat program yang diintroduksikan oleh penyuluh. Biasanya, jika pihak-pihak
strategis ini dapat diyakinkan tentang kemanfaatan inovasi tersebut maka
penduduk lainnya juga akan cepat terpengaruh. Keunggulan pendekatan perorangan
adalah relatif cepat terjadinya perubahan perilaku sasaran penyuluhan setelah
mencoba menerapkan inovasi. Alasannya karena individu sangat strategis biasanya
akan menerima suatu inovasi jika dia benar-benar sudah yakin pada inovasi itu
dan terutama pada pembawa inovasi tersebut, yaitu penyuluh. Kelemahan
pendekatan perorangan yaitu memerlukan banyak tenaga dan waktu dari penyuluh
untuk mendatangi satu persatu individu strategis tersebut. Karena itu,
penentuan individu selaku "sasaran strategis" harus selektif. Selektifitas ini akan dapat dilakukan dengan
baik jika penyuluh dapat mengidentifikasi dengan cermat dan tepat
individu-individu strategis yang ada dimasyarakat.
Pendekatan kelompok lebih cepat dan
praktis dibanding pendekatan perserorangan. Persoalannya hanyalah bagaimana
menentukan kelompok strategis yang akan dijadikan sasaran penyuluhan. Kelompok
bidang perikanan (Pokdakan, Lembaga Ekonomi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (LEPMP),
Pokmaswas, kelompok usaha bersama (KUB)) adalah satu dari sekian banyak
kelompok sosial di masyarakat yang dapat dijadikan kelompok sasaran
strategis. Namun kelompok-kelompok lainnya pun tetap harus didekati, hususnya
dalam upaya mempersamakan pengertian dan pandangan tentang arti,
hakekat, dan program serta fungsi program sebagai sarana untuk menebarkan
inovasi (informasi baru) ke masyarakat.
Pendekatan massal dalam penyuluhan
adalah cara yang biasanya dilakukan jika tujuan penyuluhan hanyalah sekedar
bersifat memberi informasi awal, tanpa memperhatikan pihak-pihak strategis.
Tujuannya hanyalah membangkitkan rasa ingin tahu seseorang atau sekelompok
orang mengenai sesuatu hal yang baru. Tetapi jika sudah menyangkut upaya
membujuk, dan mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk berbuat sesuatu
maka pendekatan perseorangan dan pendekatan kelompoklah yang harus digunakan. Setiap
pendekatan penyuluhan ini mempunyai keunggulan dan kelemahan
masing-masing. Karena itu penentuan
metode mana yang akan digunakan akan tergantung pada berapa banyak sasaran
penyuluhan yang ingin dicapai dalam satuan waktu yang sama, materi
penyuluhan yang akan disampaikan, dan dampak yang ingin dicapai.
D.
Menurut Sifat Metode Pendekatan pada Sasaran
Menurut sifat metode pendekatan pada sasaran, kegiatan
penyuluhan dapat dibagi kedalam:
1. Persuasif artinya bahwa penyuluh perikanan dalam melaksanakan tugasnya
harus mampu meyakinkan khalayak yang disuluh, sehingga mereka merasa tertarik
terhadap hal-hal yang disampaikan.
2. Edukatif artinya bahwa penyuluh perikanan harus bersikap dan berperilaku
sebagai pendidik yang dengan penuh kesabaran dan ketekunan membimbing
masyarakat.
3. Komunikatif artinya bahwa penyuluh perikanan harus mampu berkomunikasi
dan menciptakan iklim serta suasana sedemikian rupa sehingga tercipta suatu
pembicaraan atau komunikasi yang bersifat akrab, terbuka, dan timbal balik.
4. Akomodatif artinya bahwa dengan diajukannya permasalahan-permasalahan di
bidang perikanan oleh masyarakat, penyuluh perikanan harus mampu
mengakomodasikan, menampung, dan memberikan jalan pemecahannya dengan sikap dan
bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami oleh khalayak yang disuluh.
5. Fasilitatif artinya bahwa penyuluh perikanan harus mampu memanfaatkan
jejaring kerja penyuluhan perikanan untuk menghubungkan antara khalayak yang
disuluh dengan pihak lain seperti sumber teknologi, sumber permodalan, sumber
informasi, akses pasar, dan lain-lain.
Sumber:
Hudoyo M.W., 2010. Modul Metode dan Teknik Penyuluhan
Perikanan. Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
No comments:
Post a Comment