Tuesday, 22 April 2014

PENGGOLONGAN METODE PENYULUHAN


A.       Menurut Jarak Sasaran (according to target distance)
Menurut jarak sasaran penyuluhan yang akan dicapai maka pendekatan penyulu­han yang dapat dilakukan adalah dengan cara:
1.   Langsung, misalnya dengan melakukan kunjungan lapangan (hamparan) dan kunjungan rumah, kunjungan kelompok.
2.   Tidak langsung, yaitu melalui perantaraan media penyuluhan, misalnya lewat radio (siaran pedesaan), bahan  cetakan (majalah, koran, poster, leaflet).

B.        Menurut Indra Penerima Sasaran Penyuluhan
Menurut kemampuan sasaran penyuluhan menerima informasi atau berkomuni­kasi maka pendekatan penyuluhan yang dapat digunakan adalah:
1.  Metode  penyuluhan terlihat/tercetak,  misalnya brosur, Leaflet/folder, Poster, Banner, Foto Display, Chart display, hanya dapat digunakan untuk sasaran  penyuluhan yang dapat melihat, dan membaca.
2.  Metode penyu­luhan terdengar, misalnya Radio, Audio Kaset (tape recorder) CD, dll, yang hanya dapat digunakan jika sasaran penyuluhan tidak mengalami gangguan pendengaran.
3.  Metode gabungan (terdengar dan tertayang yaitu kombinasi antara metoda terlihat dan terdengar (AV = Audio Visual) misalnya Film VCD/DVD, Siaran TV, dan sejenis elektronik lainnya.  Dalam hal ini penggunaan Audio Visual saat  ini, dianggap paling sesuai dan paling tepat untuk digunakan menyampaikan informasi pembangunan secara cepat kepada masyarakat luas.

C.        Menurut Jumlah Sasaran Penyuluhan
Menurut  jumlah  sasaran penyuluhan yang akan dicapai,  kegiatan penyuluhan dapat dilakukan dengan tiga cara pendekatan yaitu: perorangan, kelompok, dan massal:
Pendekatan Perorangan dilakukan khususnya untuk mencapai sasaran penyuluhan potensial dan strategis yang diperkirakan akan mendorong atau bahkan menghambat berlang­sungnya kegiatan penyuluhan. Pendekatan terhadap pihak-pihak strategis bertujuan untuk mencari  pengakuan tentang pentingnya inovasi yang  akan disampaikan lewat program yang diintroduksikan oleh penyuluh. Biasanya, jika pihak-pihak strategis ini dapat diyakinkan tentang kemanfaatan inovasi tersebut maka penduduk lainnya juga akan cepat terpengaruh. Keunggulan pendekatan perorangan adalah relatif cepat terjadinya perubahan perilaku sasaran penyuluhan setelah mencoba menerapkan inovasi. Alasannya karena individu sangat strategis biasanya akan menerima suatu inovasi jika dia benar-benar sudah yakin pada inovasi itu dan terutama pada pembawa inovasi tersebut, yaitu penyuluh. Kelemahan pendekatan perorangan yaitu memerlukan banyak tenaga dan waktu dari penyuluh untuk mendatangi satu persatu individu strategis tersebut. Karena itu, penentuan individu selaku "sasaran strategis" harus selektif.  Selektifitas ini akan dapat dilakukan dengan baik jika penyuluh dapat mengidentifikasi dengan cermat dan tepat individu-individu strategis yang ada dimasyarakat. 
Pendekatan kelompok lebih cepat dan praktis dibanding pendekatan perserorangan. Persoalannya hanyalah bagaimana menentukan kelompok strategis yang akan dijadikan sasaran penyuluhan. Kelompok bidang perikanan (Pokdakan, Lembaga Ekonomi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (LEPMP), Pokmaswas, kelompok usaha bersama (KUB)) adalah satu dari sekian banyak kelompok sosial  di masyarakat  yang dapat dijadikan kelompok sasaran strategis. Namun kelompok-kelompok lainnya pun tetap harus didekati, hususnya  dalam  upaya mempersamakan pengertian dan pandangan tentang arti, hakekat, dan program serta fungsi program sebagai sarana untuk menebarkan inovasi (informasi baru) ke masyarakat. 
Pendekatan massal dalam penyuluhan adalah cara yang biasanya dilakukan jika tujuan penyuluhan hanyalah sekedar bersifat memberi informasi awal, tanpa memperhatikan pihak-pihak strategis. Tujuannya hanyalah membangkitkan rasa ingin tahu seseorang atau sekelompok orang mengenai sesuatu hal yang baru. Tetapi jika sudah menyangkut upaya membujuk, dan mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk berbuat sesuatu maka pendekatan perseorangan dan pendekatan kelompoklah yang harus digunakan. Setiap pendekatan  penyuluhan ini mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing.  Karena itu penentuan metode mana yang akan digunakan akan tergan­tung pada berapa banyak sasaran penyuluhan yang ingin dicapai  dalam satuan waktu yang sama, materi penyuluhan yang akan disampaikan, dan dampak  yang ingin dicapai.

D.       Menurut Sifat Metode Pendekatan pada Sasaran
Menurut  sifat metode pendekatan pada sasaran,  kegiatan penyuluhan dapat dibagi kedalam:
1.  Persuasif artinya bahwa penyuluh perikanan dalam melaksanakan tugasnya harus mampu meyakinkan khalayak yang disuluh, sehingga mereka merasa tertarik terhadap hal-hal yang disampaikan.  
2.  Edukatif artinya bahwa penyuluh perikanan harus bersikap dan berperilaku sebagai pendidik yang dengan penuh kesabaran dan ketekunan membimbing masyarakat.  
3.  Komunikatif artinya bahwa penyuluh perikanan harus mampu berkomunikasi dan menciptakan iklim serta suasana sedemikian rupa sehingga tercipta suatu pembicaraan atau komunikasi yang bersifat akrab, terbuka, dan timbal balik.
4.  Akomodatif artinya bahwa dengan diajukannya permasalahan-permasalahan di bidang perikanan oleh masyarakat, penyuluh perikanan harus mampu mengakomodasikan, menampung, dan memberikan jalan pemecahannya dengan sikap dan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami oleh khalayak yang disuluh.
5.  Fasilitatif artinya bahwa penyuluh perikanan harus mampu memanfaatkan jejaring kerja penyuluhan perikanan untuk menghubungkan antara khalayak yang disuluh dengan pihak lain seperti sumber teknologi, sumber permodalan, sumber informasi, akses pasar, dan lain-lain.

Sumber:
Hudoyo M.W., 2010. Modul Metode dan Teknik Penyuluhan Perikanan. Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

No comments:

Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...