A. Dasar-Dasar Pertimbangan Pemilihan Metode
Penyuluhan Perikanan
Dengan beragamnya metode penyuluha, maka seorang penyuluh harus mampu memilih metode
yang tepat, sesuai dengan tujuan perubahan perilaku yang diinginkan, kemampuan
sasaran penyuluhan, materi yang akan disampaikan, situasi belajar (sosial dan fisik) serta sarana dan fasilitas yang
tersedia. Sehingga kegiatan
penyuluhan menjadi efektif dan efisien, dimana
pada umumnya apabila :
1. Semakin sedikit jumlah sasaran dalam suatu kegiatan penyuluhan, maka semakin
efektif penyampaian pesan.
2. Semakin banyak sasaran dalam suatu kegiatan penyuluhan maka semakin
efisien kegiatan dilihat dari segi biaya
dan waktu yang digunakan.
3. Semakin banyak indera yang digunakan oleh sasaran untuk menangkap pesan
dalam suatu kegiatan penyuluhan/belajar, semakin efektif pesan yang dapat
diserap.
B.
Langkah-Langkah Pemilihan Metode Penyuluhan Perikana
1. Memahami situasi dan kondisi.
a.
Sasaran
1)
Golongan umur, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, jumlah masing-masing kelompok/golongan masyarakat pelaku
utama.
2)
Adat kebiasaan, norma-norma
dan pola kepemimpinan.
3)
Bentuk-bentuk usaha di bidang
perikanan oleh sasaran.
4)
Kesiapan kerjasama dan
loyalitas pelaku utama.
b.
Penyuluh dan kelengkapannya
1)
Kemampuan penyuluh, jumlah
penyuluh, pengetahuan dan keterampilan penyuluh.
2)
Materi penyuluhan/pesan.
3)
Sarana dan prasarana
penyuluhan.
4)
Biaya yang tersedia.
c.
Keadaan daerah dan
kebijaksanaan pemerintah
1)
Musim/iklim.
2)
Keadaan lapangan (topografi),
jenis tanah, sistem pengairan.
3)
Perhubungan jalan, listrik dan
telepon
4)
Kebijaksanaan pemerintah pusat,
daerah dan setempat.
2. Menetapkan alternatif
metode penyuluhan perikanan
Pemilihan metode penyuluhan perikanan secara umum
adalah sebagai berikut:
a.
Metode–metode dengan
pendekatan massal dipergunakan untuk menarik perhatian, menumbuhkan minat dan
keinginan serta memberikan informasi selanjutnya.
b.
Metode-metode dengan
pendekatan kelompok biasanya dipergunakan untuk dapat memberikan informasi yang
lebih rinci tentang suatu teknologi. Metode tersebut ditujukan untuk dapat
membantu seseorang dari tahap menginginkan ke tahap mencoba atau bahkan sampai
tahap menerapkan.
c.
Metode-metode dengan
pendekatan perorangan, biasanya sangat berguna dalam tahap mencoba hingga
menerapkan, karena adanya hubungan tatap muka antara penyuluh dan sasaran yang
lebih akrab. Perlu diperhatikan oleh penyuluh, bahwa metode pendekatan
perorangan itu dilakukan apabila sasaran sudah hampir sampai ke tahap mencoba
dan bersedia mencoba yang tentunya memerlukan bimbingan untuk memantapkan
keputusannya.
d.
Faktor lain yang memegang
peranan dalam pemilihan metode adalah masa kerja penyuluh di suatu tempat.
Penyuluh yang belum lama bekerja di suatu daerah perlu mengenal terlebih dahulu
situasi dan kondisi wilayah kerjanya.
e.
Dalam taraf permulaan ini
metode penyuluhan yang terbaik adaah pendekatan
perorangan. Apabila kemampuannya dalam pengenalan sasaran dan keadaan wilayah kerja sudah difahami, namun metode penyuluhan yang efektif dan efisien dalam menjangkau sasaran yang lebih besar adalah pendekatan kelompok atau massal.
perorangan. Apabila kemampuannya dalam pengenalan sasaran dan keadaan wilayah kerja sudah difahami, namun metode penyuluhan yang efektif dan efisien dalam menjangkau sasaran yang lebih besar adalah pendekatan kelompok atau massal.
3. Menetapkan metode
penyuluhan perikanan
Setelah penyuluh perikanan menetapkan alternatif
metode penyuluhan, barulah ia pikirkan dengan matang-matang apakah
metode-metode itu dapat dilaksanakan dan cocok dengan lapangan dan sasaran
Bagi penyuluh perikanan yang sudah lama atau sudah
berpengalaman di daerah itu, tentu tahapan ini akan mudah baginya dan langsung
dapat memilih metode yang cocok. Dalam melaksanakan demonstrasi misalnya ia
harus menentukan lokasi demonstrasi dan siapa diantara sasaran yang bersedia menjadi
demonstratornya.
Dalam mencapai suatu tujuan perlu dilaksanakan
pemecahannya dengan kombinasi metode tertentu. Pertimbangan-pertimbangan
tentang musim, keadaan usaha di bidang perikanan, permasalahan di lapangan,
fasilitas, sasaran penyuluhan yang telah dikemukakan terdahulu, sangat
diperlukan dalam menetapkan kombinasi metode penyuluhan perikanan.
Pertimbangan-pertimbangan ini akan menghasilkan pemilihan satu atau lebih
metode penyuluhan. Apabila lebih dari satu metode penyuluhan yang terpilih,
maka pelaksanaan penyuluhan dapat dilakukan sebagai berikut:
a.
Pengulangan
b.
Urutan
c.
Kombinasi
4. Memantapkan keputusan
metode yang akan dipilih
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pemantapan pemilih metode penyuluhan adalah :
a. Metode penyuluhan
terpilih harus dapat mengembangkan swakarsa dan swadaya pelaku utama/pelaku
usaha;
b. Metode penyuluhan
terpilih harus dapat memungkinkan disampaikannya materi yang sesuai, cukup
dalam jumlah dan mutu, tepat sasaran dan waktu, mudah diterima dan dimengerti,
penggunaan fasilitas dan media secara tepat dan berhasil guna.
c. Metode yang digunakan
lebih efesien dan efektif bagi penyuluh
d. Harus dapat memungkinkan
kelanjutan pelaksanaannya
e. Harus memungkinkan turut
sertanya orang lain secara aktif
f. Biaya yang diperlukan
dalam pelaksanaan metode penyuluhan terpilih relatif lebih kecil.
C.
Jenis-Jenis Metode
1.
Metode berdasarkan Pendekatan
Perorangan/Individual
Pendekatan
Perorangan dilakukan khususnya untuk mencapai sasaran penyuluhan potensial dan
strategis yang diperkirakan akan mendorong atau bahkan menghambat berlangsungnya
kegiatan penyuluhan. Pendekatan terhadap pihak-pihak strategis bertujuan untuk
mencari pengakuan tentang pentingnya inovasi yang akan disampaikan
lewat program yang diintroduksikan oleh penyuluh. Biasanya, jika pihak-pihak
strategis ini dapat diyakinkan tentang kemanfaatan inovasi tersebut maka
penduduk lainnya juga akan cepat terpengaruh.
Keunggulan pendekatan perorangan adalah relatif cepat
terjadinya perubahan perilaku sasaran penyuluhan setelah mencoba menerapkan
inovasi. Alasannya karena individu sangat strategis biasanya akan menerima
suatu inovasi jika dia benar-benar sudah yakin pada inovasi itu dan terutama
pada pembawa inovasi tersebut, yaitu penyuluh.
Kelemahan pendekatan perorangan yaitu memerlukan banyak
tenaga dan waktu dari penyuluh untuk mendatangi satu persatu individu strategis
tersebut. Karena itu, penentuan individu selaku "sasaran strategis"
harus selektif. Selektifitas ini akan
dapat dilakukan dengan baik jika penyuluh dapat mengidentifikasi dengan cermat
dan tepat individu-individu strategis yang ada dimasyarakat.
Adapun metode penyuluhan berdasarkan pendekatan
perorangan adalah sebagai berikut:
Kunjungan/Anjang Sana
Kunjungan dapat dilakukan di rumah, tempat usaha dan
kantor. Kunjungan rumah adalah kunjungan yang dilakukan oleh penyuluh dengan
tujuan menjalin hubungan baik sehingga
tercipta rasa percaya dan keakraban antara penyuluh dan sasaran penyuluh.
Kunjungan tempat usaha/lapangan adalah kunjungan yang
dilakukan penyuluh ke tempat usaha/kerja sasaran penyuluhan. Kunjungan kantor
adalah pertemuan antara sasaran penyuluhan dengan instansi-instansi tertentu.
Tujuannya adalah untuk berkonsultasi tentang sesuatu hal.
Metode penyuluhan ini memiliki tujuan : 1) Berkenalan
dengan sasaran penyuluhan, 2)
Menumbuhkan kepercayaan, 3) Membicarakan masalah pribadi dan masyarakat, 4)
Menemukan problem yang belum disadari, 5) Mengajarkan keterampilan, 6) Memberi
dan menerima informasi.
Manfaat dan hambatan dari teknik ini adalah
masalah-masalah yang muncul dapat dipecahkan secara langsung, hubungan
persahabatan dan kepercayaan mudah dibina, teknik ini relatif mahal dan memakan
banyak waktu dan tenaga, dan jumlah sasaran penyuluhan yang dapat dikunjungi
terbatas.
Teknik pelaksanaan metode kunjungan/anjangsana adalah :
1) Kunjungan dilakukan secara berencana dengan pembicaraan secara terencana
serta berkala; 2) tentukan waktu kunjungan sehingga tidak mengganggu kesibukan
pelaku utama/pelaku usaha; 3) Siapkanlah bahan-bahan informasi seperti brosur
atau selebaran lain bila dibutuhkan; 4) Bersikap ramah, bersahabat dan
kekeluargaan, jangan bersikap menggurui dan terlalu resmi; 5) Materi kunjungan
dapat berkaitan dengan materi lain; 6) Bicarakan terlebih dahulu hal-hal yang
menarik perhatian; 7) Memberi kesempatan kepada pelaku utama/pelaku usaha untuk
berbicara; 8) Pergunakan gaya yang menarik dan bahasa yang mudah dimengerti
oleh pelaku utama/pelaku usaha; 9) Tumbuhkan rasa seolah-olah pelaku
utama/pelaku usaha sebagai pembawa ide; dan 10) Catatlah hasil kunjungan,
masalah-masalah yang sudah dibicarakan, masalah-masalah yang belum terpecahkan,
janji-janji atau pesan-pesan pelaku utama/pelaku usaha.
2.
Metode Berdasarkan Pendekatan
Kelompok
Metode berdasarkan pendekatan
kelompok adalah metode penyuluhan yang sasarannya berupa kelompok masyarakat
tertentu dan telah terorganisir baik formal maupun informal. Dalam metode
pendekatan kelompok; penyuluh berhubungan langsung dengan sasaran secara
kelompok. Menurut Kartasaputra (1994) dalam buku Teknologi Penyuluhan
Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta
Metode pendekatan cukup
efektif, dikarenakan sasaran yang disuluh dibimbing dan diarahkan secara
kelompok untuk melakukan sesuatu kegiatan yang lebih produktif atas dasar kerja
sama. Dalam pendekatan kelompok banyak manfaat yang diambil, disamping dari
transfer teknologi informasi juga terjadinya tukar pendapat dan pengalaman
antar sasaran penyuluhan dalam kelompok yang bersangkutan.
Pendekatan
kelompok lebih cepat dan praktis dibanding pendekatan perserorangan.
Persoalannya hanyalah bagaimana menentukan kelompok strategis yang akan
dijadikan sasaran penyuluhan. Kelompok bidang perikanan (Pokdakan, LEEP,
Pokmaswas, kelompok usaha bersama (KUB)) adalah satu dari sekian banyak
kelompok sosial di masyarakat yang dapat dijadikan kelompok sasaran
strategis. namun kelompok-kelompok
lainnya pun tetap harus didekati, khususnya dalam upaya
mempersamakan pengertian dan pandangan tentang arti, hakekat, dan program serta
fungsi program sebagai sarana untuk menebarkan inovasi (informasi baru) ke
masyarakat.
Adapun metode berdasarkan pendekatan kelompok diantaranya:
a.
Demonstrasi
1)
Demonstrasi Cara
Demonstrasi Cara adalah metode penyuluhan perikanan
berupa kegiatan untuk memperlihatkan secara nyata tentang cara penerapan
teknologi perikanan yang telah terbukti menguntungkan bagi pelaku utama/pelaku
usaha perikanan. Tujuan dari demonstrasi cara adalah untuk meyakinkan orang
bahwa suatu cara kerja tertentu yang dianjurkan itu bermanfaat dan mudah
dilakukan. Contoh dari demonstrasi cara adalah demonstrasi pembuatan konstruksi
kolam dan tambak, demonstrasi cara penebaran benih, lokasi demonstrasi biasanya
berada di daerah yang mudah dikunjungi pelaku utama/pelaku usaha.
Teknik pelaksanaan dari metode ini adalah : a) Siapkan
materi yang akan disampaikan, materi yang dapat didemonstrasikan antaralin
seperti demonstrasi kawin suntik, penebaran benih, pembuatan kolam, dan lain
sebagainya.; b) Tempat, alat dan bahan untk demonstrasi dipersiapkan sebelumnya
dan diperiksa supaya tidak gagal pada waktunya; c) Beritakan mengenai tempat,
waktu dan maksud demonstrasi seluas mungkin, dapat melalui ketua kelompok,
papan pengumuman; d) Tempat diatur sebaik mungkin sehingga semua hadirin dapat
melihat, bertanya dan berdiskusi; e)
Berikan kesempatan pada hadirin untuk mencoba sendiri; f) Barikan bahan-bahan
penunjang yang bersangkutan dengan demonstrasi; g) Setelah selesai demosntrasi
mintakan komentar dari para ketua kelompok berkenaan dengan penerapan cara baru
seperti yang didemonstrasikan.
Manfaat dan hambatan dari metode ini adalah : 1) Efektif
untuk mengajarkan keterampilan, 2) Menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri,
3) Merangsang kegiatan, 4) Mempunyai efek publisitas, 5) Tidak semua materi
dapat didemostrasi carakan, 6) Memerlukan banyak persiapan dan perlengkapan
disamping membutuhkan penyuluh yang benar-benar terampil dan menguasai masalah,
7) Bila demonstrasi berjalan buruk, akanmerugikan programa penyuluhan secara
keseluruhan.
Kegiatan demonstrasi cara dapat dilaksanakan di semua
tingkatan mulai di tingkat kelompok pelaku utama, tingkat Desa, tingkat
Kecamatan, tingkat Kabupaten, tingkat Provinsi sampai di tingkat Nasional.
2)
Demonstrasi Hasil
Demonstrasi hasil adalah metode penyuluhan perikanan
berupa kegiatan untuk memperlihatkan secara nyata tentang hasil penerapan
teknologi perikanan yang telah terbukti menguntungkan bagi pelaku utama/pelaku
usaha perikanan atu teknologi lainnya yang sudah spesifik lokasi. Tujuan dari
demonstrasi hasil adalah untuk menunjukkan nilai cara baru yang dianjurkan dan
untuk memperlihatkan bahwa anjuran-anjuran itu cocok bagi tempat tersebut serta
menguntungkan.
Teknik pelaksanaan dari kegiatan ini adalah : a) materi
yang dapat didemonstrasi-hasilkan dalam program perikanan adalah demonstrasi di
bidang perikanan tentang manfaat penggunaan alat perikanan modern dan
demonstrasi usaha di bidang perikanan; b) Demonstrasi hasil dilakukan oleh kelompok,dan
atau seorang pelaku utama/pelaku usaha demonstrator dengan bimbingan penyuluh
perikanan; c) Buatlah tanda-tanda yang jelas, mengenai apa yang didemostrasikan
dan batas-batas daerah demostrasi; d)
Batasi ruang lingkup demonstrasi hanya untuk meyakinkan kebenaran dan
kemantapan hasil suatu teknologi baru, jadi tidak untuk menemukan hal-hal yang
baru; e) Susun kalender kerja demosntrasi; f) Bantu demonstrasi dengan
pencatatan peristiwa-peristiwa seperlunya; g) Kunjungi demonstrasi secara
teratur, untuk bimbingan dan pengawasan; h) Buatlah petak dasar (check plot)
untuk perbandingan, jika memungkinkan; i) Susunlah catatan, bukti dan
kesimpulan tentang demosntrasi tersebut; j) Umumkan secara meluas hasil
demosntrasi tersebut; k) Bicarakan hasil demontrasi ini dalam
pertemuan-pertemuan; dan l) Bila demosntrasi gagal, supaya dianalisa
sebab-sebabnya.
Manfaat dan hambatannya adalah : a) Mempercepat proses
adopsi dikalangan pelaku utama/pelaku usaha, b) Memperoleh keterangan dan data
yang nyata, c) Memberi pengalaman kepada petugas/penyluh lapangan, mengenai
kebenaran cara-cara yang dianjurkannya, sehingga memperbesar keyakinan kan
tugasnya, d) Memerlukan persiapan, pelaksanaan dan pengawasan yang teliti,
disamping relatif memerlukan biaya besar, dan e) Memerlukan ketelitian dalam memilih
demonstrator, disamping bimbingan yang terus menerus.
Kegiatan demonstrasi hasil dapat dilaksanakan di semua
tingkatan mulai tingkat kelompok pelaku utama, tingkat Desa, tingkat Kecamatan,
tingkat Kabupaten, tingkat Provinsi sampai di tingkat Nasional.
3)
Wisata
Wisata terbagi menjadi dua, yaitu widyawisata dan
karyawisata. Widyawisata adalah metode penyuluhan perikanan berupa kegiatan
perjalanan bersama yang dilakukan oleh kelompok pelaku utama/pelaku usaha
perikanan untuk belajar dengan melihat suatu penerapan teknologi dalam keadaan
yang sesungguhnya dengan prinsip adalah belajar dengan melihat. Sedangkan
karyawisata adalah metode penyuluhan perikanan berupa kegiatan perjalanan
bersama yang dilakukan oleh pelaku utama/pelaku usaha perikanan untuk
mempraktekkan hasil suatu pengajaran atau melakukan suatu karya yang bermanfaat
di tempat yang dituju.
Tujuan metode wisata adalah : a) meyakinkan para pelaku
utama/pelaku usaha dengan memberi kesempatan kepada mereka untuk melihat
sendiri hasil suatu teknologi baru, demosntrasi suatu keterampilan, alat baru
dan sebagainya; dan b) membantu pelaku utama/pelaku usaha mengenal masalah,
menimbulkan perhatian, minat, dan memotivasi untuk melakukan suatu kegiatan.
Teknik pelaksanaan metode wisata : a) Menentukan tempat
yang akan dikunjungi serta apa yang akan dilihat dan dipelajari, contoh untuk
kegiatan usaha perikanan dapat dipilih obyek-obyek antara lain balai benih
ikan, P4S dan sebagainya; b) Hubungi pejabat/petugas dari tempat yang akan
dikunjungi dan beritahukan rencana kunjungan; c) Tentukan susunan peserta dan
pemimpinnya; d) Rundingkan dengan para peserta hal-ikhwal yang bersangkutan dengan
perjalanan; e) Berikan sedikit gambaran tentang tempat-tempat/obyek yang akan
dikunjungi; f) Selalu mengusahakan kepentingan kelompok; g) Berikan kesempatan kepada peserta untuk
melihat, mendengar, dan bertukar pikiran; h) bantu mereka dalam membuat catatan-catatan
yang diperlukan; i) Atur agar acara kunjungan tidak terlalu padat atau
membosankan; j) Perhatikan dan usahakan agar ada rekreasi, kesenangan perjalanan
dan kegembiraan kelompok; k) Pilih kelompok yang serba sama (homogen) untuk
kunjunganyang bersifat khusus dan kelompok yang mewakili segala golongan untuk
kunjungan yang bersifat umum;
l) Kepada setiap tempat kunjungan, para peserta diberikan kesempatan
untuk juga menguraikan hasil usaha mereka sendiri; m) Kelompok supaya tidak
terlalu besar; dan n) Ongkos untuk makan, rekreasi dan kepentingan umum
ditanggung oleh semua peserta.
Manfaat dan hambatan dari metode ini adalah memberi ilham
dan merangsang pelaku utama/usaha untuk melakukan suatu kegiatan, menumbuhkan
keakraban di antara sesama pelaku utama/pelaku usaha, memperluas pandangan pelaku
utama/pelaku usaha, menumbuhkan sikap kepemimpinan, metode ini relatif mahal,
seringkali sulit untuk memenuhi keinginan semua peserta, bila acara terlalu
padat atau salah memilih obyek, akan menimbulkan frustasi dan seringkali
menghadapi hambatan prasarana dan akomodasi.
Kegiatan pendekatan kelompok melalui wisata dapat di
laksanakan di semua tingkatan mulai tingkat kelompok pelaku utama, tingkat
Desa, tingkat Kecamatan, tingkat Kabupaten, tingkat Provinsi sampai di tingkat
Nasional.
4)
Kursus
Kursus adalah metode penyuluhan perikanan berupa kegiatan
proses belajar mengajar terstruktur yang khusus diperuntukkan bagi pelaku
utama/pelaku usaha perikanan, yang diselenggarakan secara sistematis dan teratur
serta dalam jangka waktu tertentu. Kursus dapat dilaksanakan di ruangan
tertutup (kelas) atau di lapangan dalam satuan periode waktu tertentu
tergantung materi yang diberikan dan tujuan yang ingin dicapai.
Tujuannya adalah menambah pengetahuan, meningkatkan
keterampilan, menumbuhkan sikap positif dan mengembangkan kepemimpinan.
Manfaat dan hambatan dari metode ini adalah sangat
efektif untuk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan praktis secara mendalam
dan sistematis, mendorong tumbuhnya kepemimpinan perikanan, mempercepat proses
adopsi teknologi, lulusan dapat dimanfaatkan sebagai kader untuk mendorong
pelaksanaan kelompok perikanan, metode ini relatif mahal dan memerlukan
persiapan serta pelaksanaan yang cermat, kurangnya sarana dan alat pembantu pengajaran
sering mengganggu tercapainya tujuan, dan menjangkau relatif sedikit pelaku
utama/pelaku usaha.
Teknik pelaksanaan dari metode ini terdiri dari dua
bagian, yaitu:
a)
Persiapan
(1)
Meneliti keadaan pelaku
utama/pelaku usaha seperti tradisi, kebiasaan, norma, pendidikan, pengalaman,
dan lain-lain.
(2)
Menganalisa masalah, usaha
dibidang perikanan yang dihadapi pelaku utama/pelaku usaha, sikap terhadap
kegiatan perikanan, pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.
(3)
Menyiapkan rencana kursus,
pencakupan waktu, tempat, bahan pelajaran, alat-alat pembantu pengajaran,
pengajaran, dan biaya.
(4)
Konsultasi dengan ketua
kelompok dan pejabat daerah.
b)
Pelaksanaan
(1)
Mengorganisir peserta melalui
ketua kelompok dan atas persetujuan pejabat pemerintah daerah, dimana jumlah
peserta antara 20-30 orang.
(2)
Lamanya kursus tergantung dari
volume materi yang akan disampaikan.
(3)
Materi yang diberikan
hendaknya praktis dan langsung dapat memberikan solusi bagi masalah yang sedang
dihadapi.
(4)
Gunakan alat peraga dan contoh
nyata.Sebaiknya metode ini juga digabung dengan metode lainnya seperti
demonstrasi, karyawista, dan sebagainya.
(5)
Setelah kursus selesai
berikanlah surat tanda tamat kursus atau sertifikat dan berikan penghargaan
bagi yang berprestasi.
(6)
Lakukan evaluasi dan
bimbingan. Evaluasi dapat dilakukan selama kursus atau di akhir kursus, ini
bertujuan untuk melihat efektivitas adanya kursus.
(7)
Bimbingan lanjutan diberikan
oleh para petugas/penyuluh lapangan setelah kursus berakhir, yaitu dapat dengan
melalui kunjungan dan sebagainya
Kursus dapat dilaksanakan baik oleh pemeintah,swasta,
maupun swadaya masyarakat.
5)
Temu KIPRAH (Komunikasi,
Informasi dan Praktek Pemecahan Masalah)
Temu KIPRAH adalah suatu pertemuan pejabat fungsional
Departemen Kelautan dan Perikanan (peneliti/litkayasa, perekayasa, widyaiswara,
instruktur, guru dan dosen), pemangku kepentingan dengan kelompok pelaku utama
dan pelaku usaha yang didampingi oleh penyuluh perikanan untuk
mengidentifikasi, merumuskan dan memecahkan masalah penerapan teknologi
perikanan yang dihadapi pelaku utama dan pelaku usaha untuk meningkatkan
produksi yang dilakukan secara partisipatif melalui praktek langsung di lahan
usaha.
Tujuan dari Temu KIPRAH adalah mengidentifikasi masalah
dalam penerapan teknologi perikanan, merumuskan alternatif pemecahan masalah
dalam proses produksi atau teknik penangkapan ikan, memilih inovasi teknologi
untuk memecahkan masalah, dan mengaplikasikan teknologi terpilih.
Dalam teknik pelaksanaan penyuluhan dengan menggunakan
metode Temu KIPRAH ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu persiapan, pelaksanaan
dan Monitoring Evaluasi.
Untuk persiapan dibagi menjadi beberapa tahap yaitu :
a)
Tahapan Persiapan Temu KIPRAH
Tahapan ini meliputi kegiatan mengidentifikasi dan
merumuskan masalah, menganalisis alternatif pemecahan masalah yang sesuai
dengan kondisi lapangan, dan mengkomunikasikan masalah utama dan penyebab utama
masalah kepada sumber teknologi.
b)
Penetapan Tim Temu KIPRAH
Penetapan tim Temu KIPRAH dilakukan oleh pimpinan
instansi yang membidangi kelautan dan perikanan. Tugas timTemu KIPRAH adalah : (1)
menetapkan tim Participatory Rural Appraisal (PRA) untuk menggali permasalahan
teknologi perikanan di pelaku utama, (2) menetapkan satu komoditas dominan yang
akan dipraktekkan, (3) menentukan calon lokasi pelaksanaan, (4) menetapkan
lokasi definitif, (5) menetapkan peserta, (6) menetapkan masalah proses
produksi/teknik penangkapan ikan, (7) menetapkan tim ahli dari sumber
teknologi, (8) menyediakan bahan dan peralatan praktek sesuai dengan
rekomendasi dari tim ahli, dan (9) membuat laporan penyelenggaraan kegiatan.
c)
Penetapan Lokasi dan
Topik/Komoditas
Kriteria umum penetapan lokasi berdasarkan pada
permasalah proses produksi dan teknik penengkapan ikan dominan, jumlah pelaku
utama untuk pembudidaya 15-20 orang dan untuk penangkapan dan pengolahan
minimal 10 orang, komoditas utama/alat tangkap dominan, dan penyebaran lokasi
usaha.
Untuk Temu KIPRAH ditetapkan sebaiknya pada satu lokasi
dengan satu komoditas, dan tempat pertemuan harus berdekatan dengan tempat
praktek untuk memudahkan mobilitas peserta.
(1)
Identifikasi dan perumusan dan
penyebab masalah
Identifikasi masalah perikanan
di tingkat kelompok pelaku utama dilakukan metode PRA sederhana. Hasil
identifikasi didiskusikan dengan dinas kelautan dan perikanan kabupaten/kota,
penyuluh serta kelompok pelaku utama. Perumusan
masalah difokuskan pada proses produksi/teknik perikanan yang dominan
didasarkan pada data lapangan dan data sekunder secara partisipatif.
(2)
Penetapan Peserta
Peserta kegiatan Temu KIPRAH
adalah pelaku utama sebanyak 20-30 orang, pemanggilan peserta sebaiknya 2-4
minggu sebelum pelaksanaan.
(3)
Penyiapan Teknologi dan Tim
Ahli
Teknologi yang ditetapkan
harus sudah matang dan secara teknis lebih baik dari teknologi yang sudah
diterapkan pelaku utama serta lebih efisien secara ekonomis, akan lebih baik
bila teknologi merupakan hasil rakitan yang sudah diujiadaptasikan atau hasil
penelitian yang sudah direkomendasikan. Tim Ahli ditetapkan berdasarkan
komponen teknologi yang telah ditetapkan, satu komponen teknologi didampingi satu
ahli dibidangnya.Tim ahli adalah pejabat fungsional KKP (peneliti, perekayasa,
widyaiswara, instruktur, dosen, dan guru).
Penyiapan Lembaran Informasi,
Bahan Praktek dan Alat Bantu Pembelajaran Lembaran informasi masing-masing
komponen teknologi dibuat secara terpisah, lembaran informasi dibuat dalam
bentuk ”Modul Diseminasi”, maksimal 10 lembar. Bahan praktek disiapkan untuk
setiap penerapan komponen teknologi yang akan dipraktekkan, dapat menggunakan
alat bantu pembelajaran yang dapat memperjelas dan membantu kecepatan
penyampaian informasi sehingga materi yang disampaikan mudah dipahami oleh
peserta.
Pada tahap pelaksanaan terbagi menjadi beberapa kegiatan,
yaitu :
(a)
Waktu dan Tempat
Waktu kegiatan utama Temu
KIPRAH dilaksanakan dengan alokasi waktu untuk identifikasi data lapangan dan
perumusan masalah 1-2 hari, praktek pemecahan masalah 2-5 hari, dan pelaksanaan
percontohan di lokasi masing-masing
kebutuhan waktunya tergantung dari materi yang diberikan. Tempat dilaksanakannya
Temu KIPRAh pada lokasi usaha pelaku utama.
(b)
Rincian Kegiatan
Rincian kegiatan pada
pelaksanaan Temu KIPRAH meliputi pengantar rumusan masalah dalam penerapan
teknologi yang ditemui di lapangan oleh perwakilan pelaku utama didampingi
penyuluh perikanan, uji petik keterampilan awal pelaku utama oleh tim ahli,
pengantar dan pelaksanaan praktek pemecahan masalah dari tim ahli, diskusi
pemecahan masalah, uji petik keterampilan akhir dari pelaku utama oleh tim
ahli, dan mempraktekkan cara pemecahan masalah di lapangan.
(c)
Penyusunan Rencana Tindak
Lanjut
Pada tahap akhir pelaksanaan
dilakukan penyusunan rencana tindak lanjut, rinciannya adalah sebagai berikut :
·
Menyusun perencanaan penerapan
teknologi perikanan di unit produksi/teknik penangkapan ikan yang didampingi
oleh penyuluh perikanan,
·
Melaksanakan percontohan
diunit produksi/penangkapan ikan yang didampingi oleh penyuluh perikanan,
·
Melakukan evaluasi hasil
percontohan yang dilakukan oleh pelaku utama didampingi oleh penyuluh
perikanan,
·
Melaporkan hasil praktek
penerapan teknologi perikanan ke dinas/instansi terkait.
Pada tahap monitoring dan evaluasi, dilakukan kegiatan
monitoring untuk melihat tingkat penetrasi teknologi perikanan yang
diintroduksikan pada saat kegiatan. Monitoring dilakukan pada tahapan
pelaksanaan praktek pemecahan masalah dan pada penerapan teknologi di unit
produksi para pelaku utama. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan tujuan
mengetahui keberhasilan pelaksanaan Temu KIPRAH dalam memecahkan masalah yang
dihadapi, dan untuk mengetahui penerapan teknologi di unit produksi para pelaku
utama.
6)
Temu Usaha
Temu usaha adalah metode penyuluhan perikanan berupa
kegiatan pertemuan antar pelaku utama/pelaku usaha perikanan dengan pengusaha
di bidang perikanan dalam rangka informasi usaha, promosi usaha, transaksi
usaha, perluasan pasar dan kemitraan usaha. Selain itu dapat pula diartikan
satu pertemuan antara pelaku utama, pelaku usaha dan pengusaha perikanan untuk
membangun kesepakatan di dalam menetapkan persyaratan-persyaratan produk
perikanan yang diperjualbelikan, sehingga tercapai sebuah transaksi jual beli.
Sebagai metode penyuluhan, temu usahaberguna untuk menumbuhkan kegiatan usaha
perikanan yang berorientasi pasar.
Tujuan metode penyuluhan temu usaha adalah memfasilitasi
adanya pertemuan bagi pemangku kepentingan usaha perikanan untuk bertukar
informasi sebagai dasar menjalin kerja sama dalam pengembangan usaha perikanan,
menjalin kerjasama antar pemangku kepentingan dengan mengoptimalkan perna
masing-masing untuk meningkatkan kinerja usahanya, dan mendorong terjadinya transaksi
jual beli dalam ikatan perjanjian yang saling menguntungkan.
Teknik pelaksanaan adalah :
a)
Perencanaan
Dalam perencanaan dilakukan : (1) penetapan materi, (2)
penetapan peserta, (3) penetapan lokasi dan waktu, (4) fasilitator, (5)
perumusan rencana evaluasi, dan (6) pembiayaan
b)
Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan terlebih
dahulu dilakukan: (1) persiapan
pelaksana yang terdiri dari menetapkan tim pelaksana, menetapkan fasilitator,
penyiapan penyelenggaraan, (2) tahapan pelaksanaan, dan (3) rencana tindak lanjut
c)
Evaluasi dan Bimbingan
Lanjutan
Dalam evaluasi dan bimbingan
lanjutan dilakukan evaluasi dan bimbingan lanjutan.
Manfaat dari metode ini adalah diketahuinya persyaratan
kualitas produk perikanan yang mempunyai nilai tawar yang layak, bertambah
luasnya wawasan dan jaringan pemasaran produk perikanan oleh pelaku utama,
diketahuinya sumber-sumber produk perikanan yang dibutuhkan pelaku
usaha/pengusaha, dan menyederhanakan rantai pemasaran.
7)
Temu Lapang
Temu Lapang adalah suatu
teknik penyuluhan perikanan untuk memfasilitasi terselenggaranya diseminasi
teknologi dari balai riset/balai pengembangan teknologi perikanan kepada pelaku
utama dan pelaku lapang perikanan yang dilaksanakan di tempat usaha, atau dapat
pula diartikan kegiatan lanjutan dari demonstrasi, karena pada prinsipnya temu
lapang dilakasanakan untuk menginformasikan hasil dari demonstrasi.
Tujuan dari metode Temu Lapang
ini adalah menginformasikan inovasi teknologi kelautan dan perikanan hasil
penelitian yang telah direkomendasikan; menginformasikan teknologi spesifik
lokasi hasil percontohan yang telah direkomendasikan; mendapatkan umpan balik
mengenai penerapan inovasi teknologi yang dihasilkan sebagai bahan
penyempurnaan teknologi yang diterapkan; menjalin hubungan kerja yang sinergis
dan harmonis antara peneliti, penyuluh dan pelaku utama perikanan; dan
meningkatkan peran penyuluh dan peneliti sebagai mediator dan fasilitator.
Manfaat dari metode ini adalah
diketahuinya inovasi teknologi (hasil penelitian dan hasil percontohan yang
telah direkomendasikan), adanya informasi untuk penyempurnaan teknologi yang
direkomendasikan, kemudahan untuk mendapatkan informasi teknologi dan umpan
balik, dan kinerja kegiatan perikanan menjadi efektif.
Dalam pelaksanaannya metode
ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring
evaluasi dan bimbingan lanjutan.
a) Perencanaan
Dalam
perencanaan terdapat berapa kegiatan yaitu :
(1) Penetapan Materi, materi temu lapang difokuskan pada
teknologi perikanan yang terekomendasi, dan apabila dilakukan di lokasi pelaku
utama maka materi disajikan dalam bentuk contoh nyata.
(2) Penetapan peserta, peserta temu lapang ditetapkan oleh
tim pelaksana berdasarkan permasalahan dan kebutuhan teknologi.
(3) Penetapan lokasi dan waktu, lokasi dan waktu ditetapkan
oleh tim pelaksana berdasarkan kebutuhan teknologi peserta dan kesepakatan
dengan sumber teknologi.
(4) Pentapan fasilitator, fasilitator ditetapkan dengan
mempertimbangkan kemampuan fasilitator dalam berkomunikasi.
(5) Perumusan rencana evaluasi, perumusan rencana evaluasi
dilakukan untuk memudahkan dalam kegiatan evaluasi.
(6) Pembiayaan, biaya kegiatan temu lapang disesuaikan dengan
besar-kecilnya skala kegiatan dan jenis teknologi yang akan disampaikan.
b)
Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan terdiri dari
kegiatan:
(1)
Persiapan pelaksanaan
(a)
Penetapan tim pelaksana
Tim pelaksana Temu Lapang
ditetapkan oleh dinas kabupaten/kota yang membidangi kelautan dan perikanan
untuk memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan. Tim pelaksana terdiri dari unsur
dinas yang membidangi kelautan dan perikanan, penyuluh perikanan atau sumber
teknologi.
(b)
Penetapan fasilitator
(c)
Penetapan materi
(2)
Persiapan penyelenggaraan
Dalam tahap ini kesiapan
materi yang akan disampaikan menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan,
demikian juga kesiapan tim pelaksana dan fasilitator. Sehingga perlu disipakan
sebaik-baiknya, yaitu tim pelaksana harus menginvetarisir dan mengidentifikasi
permasalahan dan kebutuhan teknolgi pelaku utama, tim pelaksana melakukan
penjajakan dengan peneliti mengenai materi yang akan disampaikan, tim pelaksana
menyiapkan fasilitas dan sarana serta hasil kerja teknologi yang akan
disampaikan dan tim pelaksana menyiapakan tempat kegiatan akan diselenggarakan.
(a)
Pelaksanaan
Pada tahapan ini dilakukan
pendaftaran peserta, pembukaan acara, penjelasan dan praktek dari peneliti atau
sumber teknologi mengenai teknologi yang akan didiseminasikan, diskusi bersama
antara peneliti dan pelaku utama serta penyuluh mengenai teknologi yang
disampaikan.
(b)
Rencana tindak lanjut
Tim pelaksana melakukan
monitoring kegiatan dan melakukan pembinaan lanjutan bersama fasilitator dalam
membantu kelancaran penerapan teknologi di tingkat pelaku utama.
(c)
Monitoring Evaluasi dan
Bimbingan Lanjutan
(1)
Monitoring
Monitoring dilakukan untuk
melihat tingkat penerapan teknologi kelautan dan perikanan yang diintroduksikan
dan untuk melihat dampak dari kegiatan yang dilakukan. Monitroing dilakukan
secara berkala, minimal 3 bulan sekali. Monitoring cukup dilakukan 3 kali.
(2)
Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada
tahapan perencanaan, penyelenggaraan temu lapang dan rencana tindak lanjut.
Evaluasi penyelenggaraan pada seluruh komponen kegaiatn dilakukan untuk melihat
efektivas, efisiensi, dampak dan umpan balik dari Temu Lapang.
(3)
Bimbingan lanjutan
Bimbingan lanjutan perlu
dilakukan dalam rangka memperlancar penerapan teknologi baru yang dilakukan
pelaku utama.
8)
Temu Karya
Temu karya adalah metode penyuluhan perikanan berupa
kegiatan pertemuan antar pelaku utama/pelaku usaha untuk bertukar informasi dan
pengalaman, saling belajar, saling mengajarkan keterampilan dan pengetahuan
dalam berkarya atau hasil karyanya untuk dijadikan sebagai bahan alternatif
pilihan bagi pelaku utama/pelaku usaha perikanan dalam mengembangkan karyanya.
(Keterangan; untuk tahapan
kegiatan yang bersifat pertemuan/Temu pada dasarnya sama yang dapat membedakan
diantaranya, tujuan, nara sumber, fasilitator dan lokasi atau tempat
pelaksanaan, biasanya dilaksanakan mulai dari Tingkat Desa, Kecamatan,
Kabupaten, Provinsi dan di Pusat).
9)
Temu Pakar
Temu pakar adalah teknik
penyuluhan perikanan berupa pertemuan antar pelaku utama/pelaku usaha perikanan
dengan para pakar di bidang perikanan untuk memecahkan masalah yang sedang
dihadapi oleh pelaku utama/pelaku usaha perikanan, menghimpunan informasi
teknologi baru, dan pencarian berbagai alternatif kegiatan usaha perikanan yang
lebih menguntungkan.
10)
Temu Wicara
Temu wicara adalah metode
penyuluhan perikanan berupa kegiatan pertemuan antara pelaku utama/pelaku usaha
dengan pemerintah untuk mengkomunikasikan program, dan atau bertukar informasi
mengenai kebijaksanaan pemerintah dalam pembangunan perikanan, serta
mengkomunikasikan kebutuhan dan peran serta pelaku utama/pelaku usaha dalam
pembangunan perikanan.
11)
Mimbar Sarasehan
Mimbar Sarasehan adalah metode
penyuluhan perikanan berupa kegiatan pertemuan sebagai forum konsultasi antara
gabungan kelompok perikanan atau asosiasi kelompok perikanan dengan pihak
pemerintah yang diselenggarakan secara periodik dan berkesinambungan untuk
membicarakan, memusyawarahkan dan menyepakati pemecahan berbagai permasalahan
pembangunan perikanan.
12)
Gelar Teknologi Perikanan
Gelar Teknologi Perikanan
adalah suatu kegiatan untuk memperagakan teknologi perikanan unggulan hasil Kaji
terap/uji coba yang sudah matang di lahan usaha pelaku utama/pelaku usaha dan
dilaksanakan oleh kelompok perikanan dan/atau anggotanya, dengan bimbingan
teknis oleh penyuluh perikanan. Gelar teknologi perikanan dapat pula diartikan
sebagai kegiatan mengaplikasikan teknologi informasi perikanan dilahan pelaku
utama/pelaku usaha perikanan.
Menurut jumlah
sasaran penyuluhan yang akan dicapai, kegiatan penyuluhan dapat
dilakukan dengan tiga cara pendekatan yaitu: perorangan, kelompok, dan massal.
Tahapan pelaksanaan Gelar Teknologi dibagi terdiri dari :
a)
Penetapan Tim, Tim pelaksana
dalam gelar Teknologi adalah, Peneliti, Penyuluh dan pelaku utama terpilih
sebagai kooperator.
b)
Penetapan Materi, materi gelar
teknologi harus teknologi perikanan yang
terekomendasi, sehingga materi disajikan dalam bentuk contoh nyata.
c)
Penetapan pelaku utama
kooperator, oleh Penyuluh dan peneliti sebaiknya dipilih dari pengurus atau
anggota kelompok yang memiliki kriteria terbaik dan bersedia untuk bekerja sama.
d)
Penetapan lokasi dan waktu,
ditetapkan oleh tim pelaksana berdasarkan kebutuhan pelaku utama dan
kesepakatan Tim pelaksana.
e)
Pelaksanaan gelar teknologi dilakukan
oleh Tim dimana secara teknis pelaksanaan dan materi teknologi sebelumnya sudah
dibahas atau dipelajari dan disepakati bersama oleh Tim pelaksana. Serta selama
pelaksanaan Kooperator terus didampingi oleh penyuluh perikanan dan peneliti.
f)
Monitoring dan Evaluasi,
penting dilaksanakan untuk melihat
tingkat keberhasilan penerapan teknologi dan penyelenggaraan pada seluruh
komponen kegaiatn dilakukan untuk melihat efektivas, efisiensi, dampak dan
umpan balik dari gelar teknologi.
Sumber:
Hudoyo M.W., 2010. Modul Metode dan Teknik Penyuluhan
Perikanan. Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
No comments:
Post a Comment