A.
Persiapan Pembuatan Media Penyuluhan Kelautan dan
Perikanan
Beberapa pemikiran berkaitan dengan pembuatan media
penyuluhan perikanan.
1.
Pemanfaatan benda sesungguhnya
yang bersumber dari perikanan di pedesaan sebagai media penyuluhan perikanan.
2.
Penampilan lembaga-lembaga
yang terkait dengan kegiatan penyuluhan perikanan misalnya Balai Benih ikan dan
lain-lain, apabila penataan lingkungannya baik maka sekaligus dapat berfungsi
sebagai percontohan/sebagai media penyuluhan perikanan.
3.
Bahwa tidak semua media penyuluhan perikanan dapat
dibuat sendiri oleh penyuluh, namun pembuatan media penyuluhan perikanan yang
sederhana dan praktis untuk digunakan adalah perlu. Untuk itu Penyuluh
Perikanan harus kreatif, mempunyai kemampuan dan keterampilan membuat media penyuluhan
perikanan tersebut.
Beberapa petunjuk umum dalam persiapan pembuatan media penyuluhan
Perikanan.
1.
Memenuhi persyaratan media
penyuluhan antara lain :
a.
Adanya pesan yang jelas,
menarik perhatian
b.
Mudah dimengerti, mendorong
untuk menerapkannya.
2.
Keterampilan merancang antara
lain:
a.
membuat gambar,
b.
sketsa,
c.
grafik,
d.
bagan, dan sebagainya.
3.
Keterampilam menata gambar
dengan memperhatikan.
a.
Kesederhanaan , tonjolkan
gambar/hal yang penting saja.
b.
Keseimbangan antara gambar dan
kata-kata.
c.
Keserasian/harmonis.
d.
Menonjolkan pusat perhatian
e.
Irama atau aliran gerak yang
serasi.
f.
Keterampilan menyusun naskah
dan membuat skenario.
g.
Naskah ilmiah semimpopuler,
ilmiah populer dan tulisan populer.
h.
Skenario pembuatan slide,
rekaman dan lain-lain. Sebaiknya menggunakan bahasa indonesia yang baik dan
benar.
i.
Menyediakan alat dan bahan
yang diperlukan antara lain
1)
Alat gambar
2)
Alat pembuat huruf, alat dan
bahan khusus menurut jenis media penyuluhan yang akan dibuat.
B.
Media Cetak
1.
Brosur
Brosur merupakan bentuk media penyuluhan tercetak dalam
bentuk lembaran yang tersusun seperti bentuk buku. Jumlah halaman pada brosur
sedikitnya 8 (delapan) halaman dan sebanyak-banyaknya 40 (empat puluh) halaman. Brosur berisi
penyajian salah satu topik, materi pokok
disajikan secara sederhana akan tetapi lebih mendalam dari pada leaflet atau
folder. Isi brosur dapat disertai dengan gambar, garafik, diagram dan foto
untuk memperjelas arti yang tertulis dalam brosur.
Untuk
menjadi media penyuluhan perikanan tercetak yang efektif, brosur hendaknya
memenuhi syarat-syarat berikut ini :
a.
Berisi uraian yang berguna bagi sasaran didik.
Maksud membuat brosur agar dibaca sasaran didik, sebab didalam brosur
tersurat pesan kepada sasaran. Agar sasaran didik mau membaca, maka isi brosur
harus sesuatu yang berguna bagi sasaran didik.
b.
Tidak berseri.
Walaupun sebuah brosur dapat disusun dengan brosur berikutnya (berseri),
tetapi yang disajikan tiap brosur harus merupakan sesuatu uraian yang tidak
berseri (tamat).
c.
Jelas.
Sebuah brosur harus disusun sejelas-jelasnya, baik kalimat atau
kata-katanya.
d.
Singkat dan padat.
Brosur yang terlalu panjang, bertele-tele tidak menarik bagi sasaran penyuluhan.
Karena sasaran penyuluhan memerlukan brosur yang singkat dan padat.
e.
Ditulis secara populer, yaitu :
1) Menggunakan kalimat/kata-kata/istilah-istilah yang mudah dimengerti
2) Menggunakan kalimat-kalimat yang singkat tetapi jelas
3) Menuliskan tentang perihal yang menarik dan disajikan sesuai sasaran yang
dituju
4) menghindari penggunaan istila-istilah ilimiah yang sukar dipahami.
f.
Tulisan dilengkapi
gambar-gambar dan atau foto untuk mengurangi salah tafsir atau salah paham.
g.
Tulisan berisi fakta-fakta dan
bahan-bahan terkini.
h.
Mempunyai daya tarik, misalnya
dengan penggunaan warna.
Tahapan-tahapan penulisan dalam membuat brosur, antara
lain:
a.
Menentukan kerangka isi.
Kerangka isi adalah rencana penulisannya kelak agar sisitematis. Dapat
hanya berupa pokok-pokoknya saja atau dapat juga berupa rencana daftar isi.
pada kerangka ini harus sudah tersusun urutannya, sesuai dengan urutan kegiatan
yang sebenarnya, misalnya: tahapan pemijahan ikan yang dimulai dari seleksi
induk dan diakhiri dengan penanganan telor.
b.
Pengumpulan bahan.
Seringkali kita harus mengumpulkan berbagai tulisan, baik berupa laporan
buku, ataupun majalah untuk menyusun suatu brosur. Sebab satu brosur isinya
harus sesuatu yang sudah benar atau pasti. Misalnya, brosur tentang budidaya
ikan lele, maka hal-hal yang dikemukakan dalam brosur itu harus yang sudah
benar dan bukan masih dalam percobaan atau penelitian.
c.
Mengisi kerangka.
Walaupun dirasa bahan-bahannya belum cukup, penulisan naskah harus tetap
dimulai, mengisi kerangka yang telah kita siapkan.
d.
Memeriksa dan menulisnya kembali
Brosur yang telah ditulis, diperiksa kembali sampai
dengan dimengerti. Apabila masih membingungkan, dapat segera diperbaiki. Pada
tahap ini sudah mulai direncanakan gambar-gambar atau dibuat sketsanya.
e.
Konsultasi.
Konsultasi diperlukan apabila ada hal-hal yang
masih meragukan.
f.
Judul dan halaman muka.
Judul brosur
harus menarik, singkat, sederhana, lengkap dan mencerminkan isi. Sedangkan
halaman muka (cover) jangan terlalu
penuh, bila halaman muka ada gambar maka huruf-huruf judul tidak menutup gambar,
gambar mencerminkan isi dan perhatikan rasa keindahan.
Pada pembuatan brosur, standar teknis yang perlu
diperhatikan, antara lain:
a. Bahan
1)
Kertas yang digunakan dapat
disesuaikan dengan ketersediaan dan kebutuhan.
2)
Lembar cover sebaiknya lebih
tebal dari kertas isi.
b. Bentuk Dan Ukuran
1)
Berupa buku yang dijilid
dengan jumlah halaman 8 – 40 halaman
2)
Ukuran yang biasa dibuat 13.5
x 18 cm ukuran plano (60 x 90 m)
c. Sistematika dalam penyusunan
brosur, meliputi:
1)
Halaman pertama : judul,
penerbit
2)
Halaman kedua : daftar isi
3)
Halaman ketiga dan seterusnya
: uraian isi
4)
Halaman terakhir : daftar
pustaka atau sumber informasi
d. Materi pada brosur antar lain dapat
berupa:
Materi bersifat teknologi
produksi, ekonomi, sosial, dan kebijakan yang berkaitan dengan perikanan dalam
bentuk uraian yang tuntas, yang dilengkapi gambar, foto, data atau diagram
dengan mencantumkan sumbernya.
e.
Huruf dan kalimat dalam
pembuatan brosur sebagai berikut:
1)
Ukuran huruf maksimal 12 point
menggunakan huruf yang sederhana
2)
Dalam satu kalimat tidak boleh
lebih dari 13 kata
f. Identitas
Pada kulit muka ditulis
judul, nama penerbit, dan tahun penerbitannya
2.
Peta Singkap (Flip Chart)
Peta singkap adalah lembaran-lembaran
kertas berisi gambar dan tulisan yang disusun secara berurutan, bagian atasnya
disatukan sehingga mudah disingkap.
a. Tujuan
Menjelaskan suatu proses atau
rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan perikanan secara sistematis.
b. Sasaran
Sekelompok pelaku utama kelautan
dan perikanan dengan jumlah tidak lebih dari 30 (tiga puluh) orang.
c. Keunggulan
1)
Dapat menjelaskan kepada
hadirin, tanpa membelakangi
2)
Bisa membangun cerita melalui
gambar
3)
Bisa menampilkan
proses/kegiatan secara terpisah-pisah
4)
Mudah digunakan tanpa bantuan
peralatan lain
d. Kelemahan
1)
Efektivitas penyajian
tergantung dari kemampuan penyaji berimprovisasi
2)
Penjelasan-penjelasan yang ada
di belakang gambar
3)
Biaya relatif mahal dibanding media
penyuluhan cetak lainnya seperti folder dan leaflet
4)
Tidak dapat digunakan untuk
belajar mandiri
e. Standar Teknis
1) Bahan
Kertas disesuaikan dengan ketersediaan
dan kebutuhan.
2) Ukuran
Ukuran
kertas minimal A3 (29.7 x 42 cm) atau double folio. Semakin besar ukuran kertas maka semakin baik.
3) Isi Pesan
Tiap lembar peta singkap
berisi satu ide
f. Penggunaan
1)
Digunakan pada waktu
penyelenggaraan kursus dan pertemuan lainnya baik di dalam ruangan maupun di
luar ruangan
2)
Menggunakan standar yang
dirancang khusus untuk berdirinya peta singkap
3)
Penyaji berada di belakang
gambar untuk membaca keterangan gambar
g. Prosedur Pembuatan Peta Singkap
1)
Mulailah dengan satu gagasan
yang dapat berupa satu tahapan dari proses satu sajian gambar dari objek
tertentu.
2)
Perhatikan hal-hal yang
menonjol dari gagasan anda, pisahkan menjadi bagian-bagian dimana satu bagian
memuat satu ide/gagasan.
3)
Siapkan kertas atau kartu
untuk menyusun bagian dari peta singkap
4)
Gambarkan setiap bagian-bagian
tadi dengan memberi jenis huruf, ukuran gambar dan warna yang akan digunakan
5)
Perbesar gambar sesuai dengan
ukuran yang telah ditetapkan. Susunlah menurut urutan-urutan dari materi yang
akan disajikan.
3.
Kartu Kilat (Flier Cards)
Kartu kilat adalah kartu-kartu yang disusun secara
berurutan, masing-masing berisikan gambar. Dalam penggunaannya kartu tersebut
diperlihatkan satu persatu. Kartu kilat digunakan dalam penyelenggaraan kursus,
latihan dan pada penyelenggaraan Temu Lapang. Kartu kilat dibuat dari kertas
tebal sebagai tempat menempelkan gambar/ilustrasi, ilustrasi dan tulisan
sebaiknya menggunakan spidol atau cat air.
a. Tujuan:
1)
Memusatkan perhatian sasasan
pada topik pembicaraan
2)
Membuat penyaji/penyuluh bisa
mengontrol penyampaian materi yang diberikan.
b. Isi:
1)
Setiap seri kartu kilat berisi
satu materi secara tuntas
2)
Setiap kartu kilat berisi
gambar dan keterangan dan tidak diberi nomor untuk memudahkan penukaran bila
urutan berubah.
3)
Halaman muka berisi foto dan
halaman belakang berisi keterangan gambar, tahun pembuatan dan penerbit.
c. Prosedur pembuatan Kartu Kilat
1)
Tentukan satu topik dengan
satu gagasan .
2)
Siapkan kertas untuk merancang gambar atau tulisan yang akan
ditempel pada karton yang telah disiapkan ,
3)
Urutkanlah gambar-gambar dengan susunan yang telah diberi nomor
urut untuk memudahkan dalam pemakaian atau penggunaan
4. Poster
Poster adalah lembaran kertas yang berisikan pesan
penyuluhan perikanan dalam bentuk gambar dan tulisan.
a.
Tujuan
Untuk menyampaikan informasi tentang sesuatu hal yang
berkaitan dengan kelautan dan perikanan, agar tumbuh perhatian dan minat pada
sasaran.
b.
Sasaran
Pelaku utama perikanan dan keluarganya, serta masyarakat
umum.
c.
Keunggulan
1)
Visualnya mampu menyampaikan
pesan secara cepat dan langsung
2)
Mampu menjangkau sasaran lebih banyak
3)
Dapat ditempel di tempat yang
strategi di mana saja
4)
Mudah dan cepat dimengerti,
termasuk oleh mereka yang buta huruf
d.
Kelemahan
1)
Untuk memperolah informasi
yang lebih mendalam, memerlukan media penyuluhan lain
2)
Tidak dapat menjamin tumbuhnya
satu pengertian yang sama di antara sasaran
3)
Mudah rusak, robek dan hilang
e.
Standar Teknis
1)
Bahan
a)
Kertas dengan ketebalan lebih
dari 100 gram dan tidak mudah robek
b)
Untuk keperluan terbatas,
poster dapat juga dibuat pada karton, papan, kain atau bahan lainnya
2)
Ukuran
Minimal
double folio (29.7 x 42 cm) sampai ukuran plano (70 x 90 cm).
3)
Huruf
a)
Jangan menggunakan huruf hias,
jenis huruf dalam satu kalimat harus sama
b)
Penekanan pesan dapat
dilakukan dengan penebalan dan pembesaran huruf
4)
Materi
a)
Berisi satu pesan
b)
Berupa pemberitahuan, ajakan,
peringatan
5)
Isi Pesan
a)
Gambar lebih besar dari
tulisan
b)
Gambar terlihat jelas dari
jarak 5 (lima) meter
c)
Menggunakan susunan kata yang
menarik dan sederhana agar mudah dimengerti
d)
Pesan utama tidak lebih dari 7
(tujuh) kata
6)
Identitas,
Terdiri Dari :
a)
Produksi, tahun produksi
b)
Logo (bila ada)
7)
Penggunaan
Ditempelkan pada tempat
strategis yang mudah dilihat dan dilalui sasaran
8)
Prosedur Pembuatan Poster
a)
Tetapkan judul sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai
b)
Kumpulkan bahan materi
c)
Buat konsep
d)
Tentukan bahan poster dan
ukuran poster
e)
Buat Layout sesuai konsep
f)
Gambarlah draf poster sesuai
dengan rencana layout/tata ruang/penataan dengan memeperhatikan
keseimbangan bentuk /pola yang akan
digunakan,
5. Folder/Leaflet
Folder adalah lembaran kertas yang dilipat dua atau tiga
lipatan yang berisi pesan penyuluhan dalam bentuk tulisan gambar (foto atau
ilustrasi),
Sedangkan Leaflet adalah lembaran kertas lepas tidak
dilipat yang berisi pesan penyuluhan perikanan dalam bentuk tulisan dan gambar
(foto ilustrasi).
1)
Tujuan
Folder dan leaflet mempunyai tujuan yang sama, yaitu
untuk menyampaikan informasi atau penjelasan ringkas yang berkaitan dengan kegiatan
kelautan dan perikanan.
2)
Sasaran
1) Pelaku utama perikanan dan keluarganya, baik perorangan
maupun kelompok
2) Penyuluh dan petugas perikanan
3)
Keunggulan
1) Bisa
dibaca berulang kali
2) Ringkas dan mudah dimengerti
3) Bisa digunakan untuk belajar mandiri
4) Mudah dibawa kemana-mana
5) Biaya relatif murah
4)
Kelemahan
1) Informasi yang disampaikan kurang mendalam
2) Sasaran terbatas pada orang-orang yang bisa membaca
3) Untuk memperdalam materi perlu bantuan media
penyuluhan lain
5)
Standar Teknis
1) Bahan
Kertas dengan ketebalan
minimal 80 gram
2) Ukuran
·
Folder: Kertas folio dilipat 3
dengan lebar lipatan 11 cm dan kertas kuarto/A4 dilipat 2 dengan lebar 14 cm
·
Leaflet: dengan ukuran kertas
folio atau kuarto/A4
6)
Materi
Teknologi
produksi ekonomi, sosial, dan kebijakan yang berkaitan dengan perikanan.
7)
Isi
a)
Ringkas, berisi garis besar topik yang dibicarakan
b)
Kalimat pendek dan bersifat
instruksional
c)
Bahasa mudah dimengerti
d)
Hindari
gambar-gambar/istilah-istilah/simbol-simbol yang terlalu rinci dan rumit yang
sukar dimengerti
e)
Huruf minimal berukuran 10
point
f) Jarak spasi antar baris dapat lebih dari satu
8) Penggunaan
1) Diberikan secara langsung kepada pelaku utama pada
pertemuan atau acara tertentu
2) Diberikan kepada penyuluh sebagai bahan
pendamping kelompok kelautan dan perikanan
9) Prosedur Pembuatan Leaflet/Folder
:
a) Tentukan Judul/topik
b)
Buat kerangka/bagan berdasarkan
materi yang dipilih
c) Buat
konsep dasar
d)
Buat Layout sesuai usuran
yang ditentukan
e)
Periksa kembali konsep dan
lakukan revisi jika perlu
f)
Uji coba untuk mengetahui
sejauhmana dapat memberikan informasi
6. Foto
Foto
merupakan salah satu media yang dapat memvisualisasikan lebih konkrit, lebih
realistic dan lebih akurat. Secara khusus foto berfungsi untuk menarik
perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang
tidak mudah dilupakan.
a.
Keunggulan Foto
Foto memiliki beberapa keunggulan diantaranya ;
1)
Dapat memperjelas suatu pesan sehingga
menghilangkan kesalahfahaman.
2)
Dapat membatasi ruang dan waktu
3)
Informasi konkrit dan realistis disbanding dengan
media verbal
b.
Bentuk
Foto sebagai media
pembelajaran dibagi menjadi 2 bentuk ;
1)
Foto Album
Foto Album merupakan suatu rangkaian/cerita foto-foto yang isinya
berurutan sehingga menggambarkan suatu kejadian atau kegiatan misalnya; Album
kegiatan Temu Wicara, atau serial foto teknik benbenihan lele dengan hipopisa.,
dll.
2)
Foto dokumen lepasan
Foto-foto dalam bentuk dokumen lepasan merupakan foto-foto yang berdiri
sendiri dan tidak disimpan dalam bentuk album. Namun dapat menggambarkan suatu
pokok informasi atau pesan. Yang menjadi titik perhatian. Foto-foto ini biasanya digunakan untuk bahan
pameran, bahan display/foto besar, bahan mengisi majalah, bahan pelengkap dalam
bukuatau brosur.dan sebagainya.
c.
Persyaratan Foto:
Foto yang mengandung titik
pokok informasi atau pesan dada beberapa syarat yang perlu dipenuhi diantanya ;
1) Ada pesan yang hendak disampaikan.
Apabila foto berisi sekumpulan orang –orang yang yang tampil sambil melihat
kamera maka foto itu untuk diri sendiri dan kurang berate bagi orang lain.
Namun apabila foto sekumpulan orang atau pelaku utama sedang berdiskusi berarti
memperlihatkan adanya pesan yang hendak disampaikan.
2) Tampilan gambar kegiatan, kejadian yang sederhana
Tonjolkan hal-hal yang perlu saja misalnya foto alat penggiling/pembuat
pakan ikan terlihat jelas bentuk dan perbandingan ukurannya, jangan
memperlihatkan alat berlatar belakang keindahan pemandangan disekelilingnya,itu
akan membiaskan perhatian.
3)
Dekati atau focus pada objek
yang akan difoto
Memotret harus focus pada objek yang akan diinformasikan, jangan terlalu
banyak objek yang dimasukan hal ini akan mengaburkan/membias pesan yang
disampaikan.
4)
Kualitas Foto
Kualitas foto yag baik ditentukan
antara lain oleh;
a)
Ketajaman Gambar, sehingga apa
yang akan ditonjolkan jelas, gunakanlah pengatur jarak yang tepat.
b)
Gambar terang, gunakan
diapragma dan kecepatan yang sesuai/shuatter speed.
c)
Atur tata ruang
sebaikbaiknya.letakan objek pada titik yang menjadi perhatian.
d)
Komposisi
Supaya foto bagus dan menari, harus memperhatikan
komposisi, yang dimaksud komposisi adalah penempatan dan penyusunan
bagian-bagian sebuah gambar untuk membentuk kesesuaian dan sebuah bidang
tertentu, sehingga enak dan indah dipandang.
Keterangan;
untukmendalami teknik fotografi memerlukan latihan materi khusus dengan modul
pengembangan teknik Fotografi.
C.
Media
penyuluhan Tertayang
1.
Bahan Tayang (Lembar Transparan dan/atau
Presentasi)
Lembar
transparan adalah lembaran plastik transparan (tembus pandang) yang berisi pesan/informasi (teks, ilustrasi, gambar) yang
disorotkan (diproyeksikan) dengan menggunakan overhead projector (OHP), sedangkan presentasi adalah pesan/informasi
yang disusun dalam format power point.
a.
Tujuan
1) Untuk memberi urutan yang jelas dan lengkap terhadap isi
pesan penyuluhan yang disampaikan secara lisan
2) Untuk memusatkan perhatian hadirin pada topik pembicaraan
tertentu
b.
Sasaran
Kelompok sedang (10 - 40
orang) baik pelaku utama, penyuluh atau anggota masyarakat.
c.
Keunggulan
1) Dapat bertatap muka dengan hadirin selama proses
penyampaian pesan
2) Dapat menggantikan papan tulis dan memiliki kelengkapan
yang akan memberikan efek visual yang baik
3) Dapat memproyeksikan dan membesarkan pesan/gambar dengan
jelas
4) Dapat menyampaikan pesan secara lengkap
d.
Kelemahan
1) Keefektifan bahan tayang sangat tergantung pada penyaji
(keterampilan penyaji dan penjelasan lisan)
2) Bahan tayang tidak dapat digunakan untuk belajar secara
mandiri karena di desain untuk berdampingan dengan presentasi lisan
3) Bahan tayang hanya bisa digunakan dalam ruangan dan
membutuhkan listrik untuk dapat disajikan
4) Diperlukan penataan layar dengan sudut kemiringan
tertentu untuk mendapatkan gambar yang baik
e.
Standar Teknis
1) Bahan
Khusus untuk Lembar Transparan
terbuat dari Injet Transparancy film, lembar film fotografi, plastik
asetat bening atau bahan transparan lainnya
2) Desain
a)
Setiap lembar bahan tayang hanya memuat satu ide,
jika informasi yang akan ditulis terlalu banyak, gunakan beberapa lembar bahan
tayang. Hal ini lebih baik daripada menggunakan satu lembar bahan tayang yang
rumit.
b)
Butir-butir yang ditulis dalam satu lembar bahan
tayang tidak lebih dari 6 (enam) pesan. Jika memang harus lebih, gunakan lembar
bahan tayang secara tertutup dan bukalah butir demi butir setiap kali
dibutuhkan
c)
Tulisan dalam lembaran bahan tayang tidak lebih
dari sepuluh baris kalimat. Setiap baris terdiri atas enam atau tujuh kata.
3) Huruf Dan Tulisan
a)
Ukuran huruf untuk teks tidak
kurang dari 6 mm (14 point) dan judul tidak kurang dari 9 mm (24 point) agar
dapat dibaca dari jarak ± 3 m
b)
Spasi 1 sampai 1,5
c)
Gunakan huruf sederhana untuk memudahkan pembaca
4) Gambar
a)
Memuat gambar sunyi, tanpa gambar background yang
tidak perlu
b)
Garis dibuat tebal sehingga dapat dilihat dengan
jelas
f.
Penggunaan
1) Digunakan di depan kelompok sasaran (audience) dengan penyaji menghadap audience sehingga terjadi kontak mata secara langsung
2) Jangan menghalangi penglihatan pada layar
3) Gunakan penunjuk seperti pensil dan semacamnya untuk
mengarahkan perhatian pada suatu fokus tertentu. Jangan menunjuk pada layar
kecuali kalau menggunakan pointer laser.
4) Jangan berjalan di depan proyektor/LCD karena menghalangi
pandangan
g.
Prosedur Pembuatan:
1) Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2) Rencanakan materi yang akan dibuat pada bahan tayang
a)
Buat konsep materi yang akan
dibuat dikertas
b)
Tulis/gambarkan materi yang
telah dikonsep di atas bahan tayang
c)
Bahan tayang siap digunakan.
2. PembuatanFilm VCD/DVD atau
bahan siaran TV
a. Prosedur
pembuatan FilmVCD/DVD atau bahan siaran TV
1)
Pengumpulan bahan informasi
2)
Penetapan topik/judul sesuai dengan tujuan dan materi yang akan
informasikan.
3)
Penentuan bentuk film
a)
Dokumenter
b)
Semi dokumenter
c)
Wawancara atau berita kegiatan
d)
Fragmen.
4)
Pembuatan sinopsis dan
skenario
b.
Hunting lokasi
c.
pembagian tugas dan tanggung
jawab tim
1) produser
2) sutradara
3) Editor
4) Kameramen
5) penulis skenario
6) pemeran/pemain, dsb.
d.
Peliputan
e.
Editing
f.
Reproduksi, Siap Tayang.
3. Pembuatan
Naskah/Skenario/Visual Skript
Naskah audio visual berbeda dengan naskah media
penyuluhan lainnya dimana memiliki format naskah yang berbeda. Namun pada
dasarnya memiliki maksud yang sama sebagai penuntun dalam memproduksi suatu media
penyuluhan artinya selain naskah itu penuntun didalam mengambil gambar dan
merakam suara. Selain itu naskah juga berisi urutan gambar dan grafis yang
perlu di ambil oleh kamera serta suara dan bunyi yang direkam.
Naskah audio visual atau skrip secara sederhana dapat di
artikan suatu teks tertulis dari keseluruhan idea atau gagasan dan rincian isi
yang terkandung dalam media penyuluhan
audio visual yang di buat. Naskah audio visual ini sebenarnya tidak untuk
dibaca melainkan untuk didengarkan dan di lihat, karena itu perlu pemahaman
dasar menghasilkan suatu naskah yang baik.
a. Kegunaan naskah
Naskah
sebagai rencana produksi suatu media penyuluhan audio visual nantinya dapat di
gunakan oleh kerabat kerja dan teknisi suatu kegiatan produksi media penyuluhan.
Naskah
memiliki 4 kegunaan, yaitu :
1)
Memberikan gambaran tentang gagasan atau pesan yang
hendak di sampaikan dan secar detail termuat dalam media penyuluhan audio
visual.
2)
Memungkinkan pengkajian isi untuk mengecek akurasi
informasi atau pesan yang disampaikan.
3)
Mengorganisasikan isi dalam urutan yang tapat untuk
memudahkan visualisasi dan memastikan bahwa instruksi-instruksi telah di
sertakan.
4)
Menyediakan narasi untuk
penyajian audio visual
a)
Menulis naskah
Pada penulisan naskah film bingkai, video dan film,
lembaran naskah dibagi 2 sama lebarnya. Pada kolom sebelah kiri di cantumkan
urutan gambar yang harus di ambil kamera serta penjelasan tentang sudut
pengambilan gambar baik dalam klose up, medium shoot, long shoot, pan kanan,
dst. Sedangkan kolom kanan di tuliskan narasi atau percakapan yang harus dibaca
oleh para pelaku atau narator, Musik dan suara yang harus direkam.
Setelah menetapkan topik, tujuan, perlakuan dan synopsis serta
kerangka isi (outline), selanjutnya
kesuatu pekerjaan kreatif yaitu menulis naskah atau sekrip. Tiga langkah dalam
menulis naskah :
(1) Fokuskan pada pesan atau ide yang akan dikomunikasikan.
(2) Visualisasikan ide dan kembangkan citra atau gambaran tentang hal itu dalam
pikiran anda.
(3) Tuliskan deskripsi atau gambaran dari ide yang hendak divisualisasikan
sehingga tersusun menjadi serangkain informasi yang masing-masing berhubungan
dengan citra visual tertentu. Setiap informasi tersebut diartikan sebagai
frame. Frame-frame tersebut ditata dengan membuat story board. Kemudian unit
informasi diatur berurutan sesuai dengan kerangka naskah. Pada naskah atau
strip dasar tersebut kemudian dilakukan pengembangan draft yang dihasilkan
menjadi suatu naskah yang baik.
Secara ideal naskah memiliki bagian-bagian penting
yaitu :
(1)
Pendahuluan.
Pada bagian pendahuluan dimulai dengan sesuatu yang menarik sasaran.
Untuk itu pengetahuan tenteng sasaran sangatlah penting sehingga akan tahu apa
yang mereka minati dan apa yang menarik baginya. Kemudian perkenalkan topik
atau materi yang akan dikemukakan.
Hindari pendahuluan yang bertele-tele. Nyatakan apa yang ingin
didiskusikan dan diinformasikan hal tersebut menjadi kebutuhan dan perhatian
sasaran.
(2)
Tubuh utama (isi).
Tubuh utama (isi) merupakan bagian penting dari
suatu naskah. Karena ia merupakan bagian yang terpenting dari penyajian suatu
audio visual. Untuk itu harus menulis bagian ini secara efektif untuk mengemas
keseluruhan pesan/informasi.
(3)
Penutup.
Bagian ini merupakan dari seluruh penyajian.
Penutup yang kuat akan membantu sasaran untuk mengingat pesan yang disampaikan.
Untuk itu penutup sebaiknya diakhiri dengan saran tindakan. Inilah saatnya
mengatakan kepada sasaran apa yang sebaiknya dilakukan dengan pengetahuan yang
diperolehnya. Selain itu penutup sebaiknya membantu sasaran untuk menyimpan
informasi dalam urutan yang tepat. Ia juga dapat membantu
memahami secara lebih baik dan mengingatkan pesan/informasi lebih lama.
Agar dapat mengemas seluruh pesan/informasi dalam
suatu naskah yang menarik dan efektif, dan baiknya mengikuti petunjuk berikut
ini :
·
Gunakan kata-kata yang akrab.
Hindari memberi kesan kepada sasaran dengan kata-kata yang tidak lazim
seperti kata-kata baru atau sulit yang tidak dipahami sasaran.
·
Tulisan untuk didengar
Ingat naskah
adalah untuk didengar bukan dibaca. Untuk itu usahakan tidak bersifat formal.
·
Gunakan kata-kata yang pendek.
Contoh
SULUH MINA BAHARI
SIARAN TV/FILM DVD/VCD PENYULUHAN
PERIKANAN
Judul Film : Kreasi Pengolahan Bandeng Cabut Duri
Durasi : menit
Sasaran Penonton :
Pelaku Utama dan Pelaku Usaha
Perikanan Serta
Masyarakat Pedesaan
dan Pesisir.
Produksi :
Pusat Pengembangan Penyuluhan KP
Penulis/Skenario :
Sofyan Rivai
Sinopsis :
Permintaan kebutuhan produk
hasil perikanan dewasa ini semakin meningkat
yang ditandai dengan semakin berkembangnya pasar dan banyaknya rumah makan yang
menu lauk pauknya berbahan utama ikan, hal ini berdampak terhadap persaingan
terhadap penjualan produk pengolahan hasil perikanan. Tindakan untuk mempertahankan agar tidak
terjadi kelesuan permintaan konsumen dan meningkatkan nilai tambah serta daya
tarik untuk mengkonsumsi produk perikanan, ini menuntut para pengolah hasil
perikanan untuk meningkatkan daya kreasinya dalam mengolah dan mengemas hasil
perikanan. Bandeng Tanpa Duri yang juga
disebut bandeng cabut duri ini adalah salah satu produk pengolahan hasil
perikanan berbahan ikan bandeng dengan kreasi keterampilan pengolahan mencabut
seluruh duri yang terdapat pada daging
ikan bandeng sebelum dilakukan pengolahan lanjutan.
VISUAL SKRIPT
NO
|
Visual
|
Skript
|
Keterangan
|
|
Title
|
SULUH MINA BAHARI
|
MCU,CU
|
1.
|
Logo dan Title
|
Departemen Kelautan Dan Perikanan
Mempersembahkan
|
LS, MCU, CU
|
2
|
Produksi :
|
Pusat
Pengembangan Penyuluhan BPSDM KP
|
CU
|
3.
|
Judul .,
|
Kreasi Pengolahan Bandeng Cabut Duri
|
LS,MCU,CU
|
4.
|
Potensi dan pemasaran hasil perikanan.
|
Dengan meningkatnya permintaan kebutuhan produk hasil perikanan dewasa
ini ditandai dengan semakin berkembangnya pasar dan banyaknya rumah makan
yang menu lauk pauknya berbahan utama ikan, hal ini berdampak terhadap
persaingan penjualan produk pengolahan hasil perikanan. Tindakan untuk mempertahankan agar tidak
terjadi kelesuan permintaan konsumen dan meningkatkan nilai tambah serta daya
tarik untuk mengkonsumsi produk perikanan, hal ini menuntut pengolah hasil
perikanan untuk meningkatkan daya kreasinya dalam mengolah dan mengemas hasil
perikanan. Bandeng tanpa duri yang
juga disebut bandeng cabut duri ini adalah salah satu produk pengolahan hasil
perikanan berbahan ikan bandeng dengan kreasi keterampilan pengolahan
mencabut seluruh duri yang terdapat
pada daging ikan bandeng sebelum dilakukan pengolahan lanjutan. Cara pengolahannya sebagai berikut ;
|
LS, MS, MCU, CU,
|
4.
|
Bahan dan peralatan
|
Pertama siapkan
bahan dan peralatan yakni ; sebagai bahan terdiri dari ikan bandeng Es, air
bersih dan kantong plastik. Sedangkan peralatan yang digunakan diantaranya ;
Pisau, Talenan, pinset, sarung tangan, wadah, timbangan dan meja kerja.
|
MCU, CU
|
5.
|
Proses
pembelahan ikan.
|
Untuk memudahkan proses pencabutan duri ikan, maka sebelumnya ikan dibelah dengan cara
menyayat bagian punggung ikan dengan pisau, arah penyayatan dimulai dari bagian ekor mengarah kebagian punggung dan
kepala sampai membelah bagian belakang. Selanjutnya isi perut dan insangnya dibuang.
|
MS,MCU, CU
|
6.
|
Pencucian
|
Pencucian dilakukan untuk menghilangkan sisa darah dan kotoran yang
melekat pada ikan.
|
MCU, CU
|
7.
|
Proses
teknik pengolahan/pencabutan duri ikan bandeng.
|
Proses pembuangan dan pencabutan duri ikan dimulai dari ;
Ø
Buanglah tulang
punggung ikan mulai dari bagian ekor hingga kebagian kepala dengan mengunakan
pisau.
Ø
Cabutlah
tulang/duri besar yang berada dipermukaan dinding perut ikan, jumlah
tulang/duri besar sebanyak 16 pasang atau 32 buah.
Ø
Kemudian buatlah
irisan memanjang pada guratan daging punggung bagian tengah dan bagian perut
dengan menggunakan pisau, irisan dilakukan dengan hati-hati agar duri-duri
tidak terputus. Selanjutnya pencabutan duri dengan cara memasukan pinset
kedalam irisan tersebut. Kemudian pencabutan duri dilakukan satu persatu.
Pada daging bagian punggung terdapat duri sebanyak 42 pasang atau 84 buah
duri bercabang dan disepanjang lateral line terdapat 12 pasang (24) buah duri
bercabang. Sedangkan pada daging bagian perit terdapat 12 pasang duri
bercabang atau 24 buah. Selama proses pencabutan duri, suhu ikan harus
dipertahankan tetap dingin. agar keadaan ikan tetap segar.
Ø
Rendemen atau
berat ikan yang sudah diambil durinya sebesar 70 % sampai dengan 80 %.
|
MS, MCU, CU
|
8.
|
Pengemasan atau
Pengolahan lanjutan.
|
Agar mempunyai
daya awet yang lebih lama maka ikan bandeng yang sudah dicabut durinya agar
segera dimasukan pada boox atau lemari pendingin/priezer. Ikan dapat
dipasarkan dalam bentuk segar atau dilakukan pengolahan lanjutan dalam bentuk
masakan siap saji. Misalnya dapat digoreng, dipepes, ikan kua bandeng dan
dimasak dengan berbagai bentuk kreasi masakan lainnya.
|
MS, MCU, CU
|
9.
|
|
Selain Bandeng
Cabut duri pada seri ini dikembangkan juga
industri ekonomi kreatif yang dapat meningkatkan pendapatan pelaku
utama dan membuka lapangan kerja
dipedesaan. Yakni ;
|
MCU, CP,
|
9.
|
Title
JUDUL BARU
|
INDUSTRI EKONOMI KREATIF (Pengolahan
ikan pindang cue)
|
MCU, CU
|
10.
|
|
Kreasi pengolahan ikan pindang Cue bertujuan
tidak hanya untuk memperpanjang daya awet produk perikanan tetapi juga juga
dapat mengembangkan kreasi teknik pengolahan lanjutan sebagai masakan bentuk
masakan yang lebih menarik dengan aroma dan rasa yang berpariasi. Selain itu juga dapat mengembangkan kreasi
pengemasan yang menarik. murah, mudah mendapatkan bahan kemasan disekitar
lokasi pengolakan.
|
|
11.
|
|
Secara umum teknik pengolahan ikan pindang cue
adalah sebagai berikut.
Ø Ikan segar hasil tangkapan
disiangi dan dicuci dengan air bersih, kemudian ditiriskan.
Ø Selanjutnya ikan direndam
dalam larutan air garam dingin atau yang diberi es selama 15 menit yang
bertujuan untuk membersihkan sisa darah dan kotoran yang masih melekat pada
ikan.
Ø Ikan diangkat dan disusun
dalam naya atau besek, tiap susun dapat dilapisi dengan daun pisang atau
lainnya
Ø Beberapa buah naya atau
besek yang sudah diisi ikan digabung menjadi satu kesatuan ikatan. Untuk
disusun dan dimasukan kedalam perebusan yang berisi larutan garam jenuh yang
mendidih. Lama perebusan sangat berpariasi tergantung pada ukuran besar
keculnya ikan dan permintaan pasar. Biasanya ada yang 15 menit, 30 menit dan
60 menit.
Ø Selesai perebusan naya atai
besek dan ikan disiram dengan air panas, gunanya untuk membersihkan dari
kristal garam atau kotoran yang
terbawa dari air perebusan.
Ø Kemudian naya atau besek
yang berisi ikan didinginkan.
Ø Selanjutnya siap dipasarkan.
|
|
12.
|
Title
|
Kerabat Kerja
dan Sampai Jumpa.
|
CU
|
D.
Media penyuluhan Terdengar/ Audio kaset
Audio kaset/rekaman atau bahan siaran radio adalah media penyuluhan
audio yang hanya mengandalkan bunyi dan suara untuk menyampaikan informasi dan
pesan. Program audio akan sangat efektif bila dengan menggunakan bunyi dan
suara yang dapat merangsang pendengar untuk menggunakan daya imajinasinya
sehingga ia dapat menvisualkan pesan-pesan yang ingin disampaikan.
Audio kasset/rekaman biasa digunakan untuk siaran melalui
Stasion Radio atau untuk Tipe Recorder yang dapat didengar secara perseorangan atau
diperdengarkan sebagai bahan diskusi dalam kelompok.
1.
Bentuk naskah/siaran diantaranya
:
a.
Dialog
b.
Wawancara/berita kegiatan
c.
Fragmen/Sandiwara radio
d.
Feature
e.
Majalah udara, dll
2.
Tahapan pembuatan
a. tentukan Judul/topik
b. kumpulkan bahan materi yang akan disusun
c. buat Lay
out/kerangka
d. buatlah draf konsep
e.
Periksa kembali konsep dan
lakukan revisi jika perlu
f.
Uji coba atau minta masukan
dari beberapa orang untuk mengetahui sejauhmana dapat memberikan informasi baik
dari segi teknis pesan maupun tata naskah.
3.
Teknis Penulisan Naskah
Pada setiap pennulisan naskah
berbeda-beda tergantung pada jenis media penyuluhan. Tiap-tiap jenis media
penyuluhan mempunyai bentuk yang berbeda/khas,
namun pada dasarnya memiliki cara dan maksud yang sama. Pada naskah
audio ( radio dan kaset ) lembar naskah terbagi dalam 2 kolom. Pada kolom
sebelah kiri yang merupakan seperempat bagian kolom yang dituliskan pelaku,
nama lagu dan suara-suara yang direkam.
Contoh format naskah Siaran Radio Dialog
No.
|
Pelaku / Jenis Suara
|
Teks / Suara
|
1.
|
Musik
|
In – Up – Down – Out
|
2.
|
Warno
|
Hem, dingin benar hari ini.
Sebaiknya minum kopi hangat
Bu .....................
Bune ...................................
|
3.
|
Inem
(istri Warno)
|
(Off Mike). Ada apa pak ?
(Fade In)
Teriak-teriak, kayak memanggil orang tuli saja
|
4.
|
Warno
|
Udaranya sangat dingin. Saya
ingin minum kopi yang hangat. Tolong buatkan bune !
|
5.
|
Inem
|
Kan sudah saya sediakan di
atas meja.
|
6.
|
Warno
|
Oh, iya ?
|
7.
|
Fx
|
Tutup Gelas Bergeser dari
Gelas
Suara Orang Minum Kopi Panas
|
8.
|
Warno
|
Wah, panas sekali kopinya.
|
9.
|
Inem
|
Tadi minta panas, dikasih
panas kepanasan. Jadi serba salah
|
10.
|
Warno
|
Bu, Pak Penyuluh (Pak Asep)
katanya mau datang jan berapa ?
|
11.
|
Inem
|
Kemarin katanya mau datang
jam 08.00
|
12.
|
Dan seterusnya
|
|
Sumber:
Rivai S dan Fitriyanti D.N, 2010. Modul Media Penyuluhan Perikanan. Pusat
Pelatihan Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
No comments:
Post a Comment