Penggaraman merupakan cara pengawetan ikan
yang banyak dilakukan oleh pengolah ikan. Ikan yang diawet dengan garam disebut
ikan asin.
Garam yang dipakai berupa garam dapur NaCl)
baik yang berbentuk kristal maupun larutan.Fungsi garam untuk membunuh bakteri
secara langsung.
Kematian bakteri akibat garam menyerap air
dari tubuh ikan melalui poses osmosa. Akibatnya air bagi bakteri berkurang
sehingga metabolisme bakteri terganggu. Selain itu gram akan menyerap air dari
tubuh bakteri itu sendiri hingga bakteri mengalami plasmolisis akhirnya mati.
Penggaraman seringkali dilanjutkan dengan
proses pengeringan atau perebusan. Oleh karena itu kita menjumpai tiga macam
ikan asin yakni:
a. Ikan asin basah
(tidak dikeringkan setelah digarami)
b. Ikan asin kering (dikeringkan
setelah digarami)
c. Ikan asin rebus
(direbus setelah digarami, misalnya ikan Pindang)
Garam yang digunakan dalam proses penggaraman dapat dikelompokkan menjadi
tiga kelas seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
Penggaraman dapat dilakukan dengan tiga
cara, yaitu penggaraman kering (dry salting), penggaraman basah (wet salting)
dan pelumuran garam (kench salting). Penggaraman kering dilakukan dengan
menaburkan garam Kristal pada lapisan ikan yang disusun rapi. Dalam proses
penggaraman ini cairan tubuh ikan akan diserap oleh kristal garam. Akibatnya
kristal garam akan mencair dan terbentuk larutan garam pekat. Jumlah garam yang
digunakan umumnya 10%-35% dari berat ikan.
Penggaraman basah dilakukan dengan merendam
ikan dalam larutan garam pekat. Bedanya dengan penggaraman kering adalah
larutan garam perendam ikan dibuat lebih dulu sehingga konsentrasi larutan ini disesuaikan
dengan selera dan keperluan. Umumya larutan garam yang digunakan 30% - 50%
(setiap 100 liter larutan garam berisi 30 - 50 kg garam). Kench salting hampir
sama dengan penggaraman kering, tetapi larutan garam yang terbentuk dibiarkan
mengalir keluar dari wadah. Wadah yang digunakan tidak kedap air tetapi berupa
keranjang. Ikan yang dilumuri garam ditumpuk dalam keranjang dan dipadatkan
serta ditutup rapat.
Gambar 1. Penggaraman kering
Gambar 2. Penggaraman basah
Gambar 3. Penggaraman cara kench
SUMBER:
Masyamsir, 2001. Modul Penanganan
Hasil Perikanan. Departemen Pendidikan Nasional, Proyek Pengembangan Sistem dan
Standar Pengelolaan SMK, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Jakarta.
REFERENSI:
Afrianto, E. dan Evi Liviawati. 1991. Pengawetan dan Pengolahan
Ikan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 123 hal.
Burgess, G.H.O., C.L. Cutting, J.A. Lovern dan J.J. Waterman.
1965. Fish Handling and Processing. Her majesty’s Stationary Office. Edinburg.
390 hal.
Djariah AS. 1995. Ikan Asin. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 56
hal.
Murniyati AS dan Sunarman. 2000. Pendinginan, Pembekuan dan Pengawetan
Ikan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 220 hal.
Nitibaskara, R. 1981. Laporan Studi Pengembangan Industri Kecil Pengolahan
Ikan. Laporan Fakultas Perikanan IPB. Bogor. 98 hal.
Purwaningsih S. 2000. Teknologi Pembekuan Udang. Penerbit Penebar Swadaya.
Jakarta. 73 hal.
Rahardi F, Regina Kristiawati dan Nazaruddin. 2001. Agribisnis Perikanan.
Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta. 63 hal.
Soekarto, S.T. 1990. Dasar-dasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu Pangan.
Penerbit IPB Press. Bogor. 357 hal.
Zaitsev, V., I. Kizevetter, L. Lagunov, T. Makarova, L. Munder dan
V. Podsevalow. 1969 Fish Curing and Processing. Terjemahan A. De Marindol. M.R.
Publisher, Moskow.
No comments:
Post a Comment