Wednesday 4 February 2015

MEMAHAMI TEKNIK MENENTUKAN JENIS SUMBER DAYA SASARAN PRIORITAS DALAM PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN (KKP)

1.  Jenis-jenis sumber daya sasaran

Sekarang kita akan fokus pada sasaran pengelolaan atau sumber daya yang memiliki prioritas tertinggi untuk dilindungi dengan pengelolaan KKP.Mengidentifikasi jenis sumber daya yang diprioritaskan ini akan sangat membantu kita dalam menyusun dan melaksanakan suatu rencana pengelolaan yang mencakup berbagai kegiatan pengelolaan, sumber daya manusia dan dana, yang sudah seharusnya difokuskan untuk menangani permasalahan yang dihadapi sumber daya tersebut.
Sumber daya sasaran yang akan dikelola umumnya diketahui pada saat proses penetapan KKP dan pengenalan karakteristik lokasi.Sumber daya sasaran tersebut dapat mencakup berbagai hal, namun secara garis besar dapat dibagi menjadi 5 kelompok berikut.  Penjelasan singkat dan contoh dari ke lima kelompok sumber daya tersebut adalah sebagai berikut:
(1)   Keanekaragaman hayati yang berkaitan dengan spesies-spesies endemik, spesies yang terancam punah.  Contohnya adalah penyu hijau, duyung atau dugong, dan sebagainya.
(2)   Keanekaragaman hayati yang berkaitan dengan habitat-habitat penting bagi kelengkapan siklus hidup biota laut.  Contohnya adalah kawasan terumbu karang, hutan mangrove, padang lamun, gumuk pasir (sand-dunes), kawasan berlumpur (mudflat area), pantai berbatu (rocky shore), dan sebagainya.
(3)   Kondisi alam yang unik bernilai estetika atau memiliki fitur-fitur khusus, baik secara geologi maupun ekologi.  Contohnya adalah beting-beting di lepas pantai, gunung-gunung api di bawah permukaan laut, lokasi-lokasi pemijahan dan kawasan up-welling.
(4)   Sumber daya yang memiliki nilai manfaat sosial-ekonomi langsung, seperti obyek-obyek wisata dan tempat rekreasi, sumber daya yang dimanfaatkan oleh kegiatan perikanan (seperti berbagai jenis ikan dan tumbuhan air), sumber daya air minum di laut, kawasan yang memiliki fungsi perlindungan fisik, ataupun kawasan yang menarik untuk diteliti.
(5)   Sumber daya yang memiliki nilai sosial dan budaya, biasanya berupa peninggalan sejarah, lokasi budaya ritual, situs-situs yang dianggap sakral atau suci serta berbagai lokasi yang dimanfaatkan masyarakat adat secara tradisional.

2.  Keterlibatan masyarakat dalam pemetaan sumber daya sasaran

Dalam mengidentifikasi jenis-jenis sumber daya ini, kita perlu mengetahui lokasi tempat sumber daya berada.  Informasi tentang lokasi sumber daya ini dapat kita ketahui dengan berbagai cara, mulai dari dengan mengamatinya secara langsung di lapangan ataupun dari berbagai sumber pustaka atau laporan.  Pengamatan di lapangan memerlukan keterampilan khusus beserta peralatan sedangkan penggalian informasi dari pustaka memerlukan kecermatan untuk memastikan di mana lokasinya yang tepat.  Peta laut biasanya dapat dijadikan titik awal keberadaan habitat-habitat laut, namun semua tergantung pada kelengkapan dan kemutakhiran peta.  Oleh karena itu, meskipun kita telah mendapatkan berbagai informasi yang sifatnya sekunder tersebut, kita tetap masih harus melakukan verifikasi untuk memastikan keberadaannya. 
Cara lain yang dapat diandalkan untuk mengetahui jenis-jenis sumber daya yang ada di dalam kawasan konservasi perairan adalah dengan melibatkan para pemangku kepentingan (stakeholder) dari kawasan konservasi ini.  Mereka, terutama, kelompok pengguna sumber daya dan kelompok yang biasa melalui lokasi-lokasi biasanya mempunyai informasi tentang kondisi kawasan di masa lalu dan informasi terkini.  Kegiatan pemetaan yang melibatkan para stakeholder dan masyarakat ini disebut community mapping.  Cara pemetaaan ini dianggap sebagai cara terbaik dibandingkan dengan hanya mengandalkan tenaga surveyor yang umumnya berasal dari luar kawasan konservasi.     
Dalam kegiatan ini, para pemangku kepentingan dan anggota masyarakat akan menggambar sebuah peta geografi atau menggunakan peta resmi untuk menunjukkan lokasi sumber daya alam (ikan dan sebagainya), masyarakat (pemukiman atau sebarannya) dan infrastruktur yang tersedia. Kegiatan-kegaitan ini pemetaan ini mencakup:
(1)   Sejumlah pertemuan dengan pemangku kepentingan lokal untuk mengidentifikasi di mana lokasi sumber daya, kegiatan manusia dan sumber daya yang berpeluang untuk dilindungi atau dijadikan sumber daya sasaran konservasi;
(2)   Menentukan lokasi-lokasi yang menghadapi masalah atau ancaman-ancaman dan mengidentifikasi peluang untuk mengatasi atau memperbaikinya; dan
(3)   Memfasilitasi diskusi-diskusi terbuka dan intensif dengan masyarakat mengenai sumber daya sasaran, ancaman terhadap sumber daya tersebut, kegiatan pengelolaan, dan masalah yang mungkin timbul serta berbagai peluang pengelolaan.

Kiat-kiat memetakan sumberdaya sasaran
Memetakan sumber daya sasaran merupakan saat yang baik untuk melibatkan para pemangku kepentingan yang mungkin tidak memiliki waktu lama atau kepentingan alngsung untuk duduk bersama dalam tim perencanaan. Hal Ini merupakan cara yang baik untuk tetap menjaga para pemangku kepentingan tetap mendapatkan informasi relevan, dan tetap terlibat dalam proses perencanaan Anda.

Beberapa manfaat dari kegiatan pemetaan masyarakat (community mapping) untuk perencanaan pengelolaan di antaranya adalah: 
(1) Peta yang dihasilkan akan menggambarkan kondisi terkini dengan tepat tentang lokasi berbagai sumber daya, kegiatan, masalah dan peluang, serta ukuran atau dimensi dan cakupan permasalahan atau ancaman.Peta ini dibuat dengan cara menguji dan mengembangkan informasi yang telah dikumpulkan selama penilaian awal dan juga melengkapinya dengan informasi yang lebih rinci pada beberapa karakter tertentu, seperti lereng, drainase, vegetasi, air, tanah, dan sumber daya lainnya, yang mungkin tidak teridentifikasi tanpa adanya bantuan dari masyarakat.
(2) Dalam proses pembuatan peta ini biasanya akan diperoleh sejumlah informasi dari berbagai anggota masyarakat tentang kondisi masa lalu yang masih diingat oleh para sesepuh (orang-orang berusia tua), termasuk kisah-kisah yang pernah dikatakan oleh para orang tua mereka atau nenek moyang mereka.  Sebagai contoh, dari kisah mereka kita dapat mengetahui adanya suatu kawasan yang tidak seberapa luas (seperti gugusan terumbu karang) tempat nelayan biasanya menangkap ikan, namun luput dari pengamatan staf pengelola KKP karena produksi ikan dari kawasan ini dianggap rendah.   Anggota masyarakat juga biasanya sudah mengenal musim ketika ikan-ikan yang menjadi incaran mereka akan memijah, kapan dan dimana mereka harus menggunakan peralatan yang berlainan untuk menangkap ikan, dan tempat-tempat berkonflik, lokasi-lokasi tempat perikanan tradisional dipraktekan, dan sebagainya. Para nelayan yang lebih tua atau mantan nelayan mungkin mengetahui dengan benar daerah mana saja yang sebelumnya merupakan tempat menangkap ikan yang produktif namun namun sekarang sudah tidak lagi.
(3) Dalam proses pembuatan peta masyarakat, tim perencana memiliki kesempatan untuk bertanya kepada perwakilan masyarakat tentang tren atau kecenderungan yang ada, tanggapan masyarakat tradisional, pandangan masyarakat atas masalah tersebut, dan seterusnya.
(4) Pemetaan masyarakat dapat memperjelas berbagai nama lokal untuk jenis-jenis laut, yang sangat penting untuk mendapatkan pemahaman akurat mengenai perubahan pada habitat atau jenis tertentu.
Dari kegiatan pemetaan tersebut tentu harus dibuat rangkuman atau kesimpulan.  Agar pembuatan kesimpulan ini mudah dilakukan, sebaiknya kita menentukan atau menugaskan satu orang dari tim perencana untuk membuat catatan tentang berbagai hal yang muncul selama diskusi dengan masyarakat berlangsung, seperti opini, komentar dan reaksi atau tanggapan dari seluruh peserta.  Dari diskusi ini kita dapat mengetahui berbagai hal yang dianggap penting oleh masyarakat, baik secara sosial, ekonomi maupun lingkungan.  Tentu saja arah diskusi sangat penting, terutama jika persepsi masyarakat tidak akurat, namun walaupun demikian persepsi tersebut tetap menunjukkan bagaimana cara pandang masyarakat tentang suatu keadaan.
Kegiatan pemetaan masyarakat mungkin akan menghasilkan informasi tentang beberapa sumber daya, infrastruktur dan gambaran yang sama dengan pemetaan yang dilakukan oleh tim perencana pengelolaan KKP itu sendiri. Namun demikian, peta masyarakat juga berisi informasi tambahan mengenai sejarah bagaimana masyarakat menggunakan sumber daya—daerah penangkapan ikan saat ini, tata batas tradisional, wilayah yang menurut sejarahnya merupakan wilayah perikanan yang berbeda, dan sebagainya. Selanjutnya, anggota masyarakat biasanya memiliki informasi mengenai daerah yang menarik untuk pariwisata, infrastruktur dan aksesibilitasnya yang mungkin tidak diketahui oleh staf KKP.

3.  Cara menentukan jenis sumberdaya sasaranprioritas

Berikut adalah contoh sejumlah pertanyaan yang dapat digunakan dalam menganalisis jenis sumber daya sasaran.
(1)   Apakah semua sumber daya yang dibahas dalam kegiatan pemetaan sudah mewakili berbagai jenis habitat yang ada di kawasan konservasi perairan?
(2)   Apakah sebagian besar sumber daya ini dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu, atau sudah menjadi bagian dari kegiatan ekonomi masyarakat?
(3)   Apakah di lokasi ini ada sumber daya yang dilindungi hukum secara khusus karena pertimbangan aspek biologi atau nilai budaya masyarakat?
Ketiga hal tersebut secara bersama-sama akan menentukan urutan prioritas, sehingga keterwakilan habitat, keadilan ekonomi dan sosial serta faktor lainnya juga perlu dipertimbangkan.  Perbaharui daftar sumber daya sasaran prioritas berdasarkan diskusi kelompok.

SUMBER:
PUSLATKP, 2014. MODUL A.033101.004.01 Merumuskan Masalah Yang Akan Ditangani pada Pelatihan Perencanaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP). Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan,  Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Didownload dari http://kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/modul-pelatihan.

No comments:

Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...