1. Jenis-jenis sumber daya sasaran
Sekarang kita akan fokus pada sasaran
pengelolaan atau sumber daya yang memiliki prioritas tertinggi untuk dilindungi
dengan pengelolaan KKP.Mengidentifikasi jenis sumber daya yang diprioritaskan
ini akan sangat membantu kita dalam menyusun dan melaksanakan suatu rencana
pengelolaan yang mencakup berbagai kegiatan pengelolaan, sumber daya manusia
dan dana, yang sudah seharusnya difokuskan untuk menangani permasalahan yang
dihadapi sumber daya tersebut.
Sumber daya sasaran yang akan dikelola
umumnya diketahui pada saat proses penetapan KKP dan pengenalan karakteristik lokasi.Sumber
daya sasaran tersebut dapat mencakup berbagai hal, namun secara garis besar
dapat dibagi menjadi 5 kelompok berikut.
Penjelasan singkat dan contoh dari ke lima kelompok sumber daya tersebut
adalah sebagai berikut:
(1) Keanekaragaman hayati yang berkaitan dengan spesies-spesies endemik,
spesies yang terancam punah. Contohnya
adalah penyu hijau, duyung atau dugong, dan sebagainya.
(2) Keanekaragaman hayati yang berkaitan dengan habitat-habitat penting
bagi kelengkapan siklus hidup biota laut.
Contohnya adalah kawasan terumbu karang, hutan mangrove, padang lamun,
gumuk pasir (sand-dunes), kawasan
berlumpur (mudflat area), pantai
berbatu (rocky shore), dan
sebagainya.
(3) Kondisi alam yang unik bernilai estetika atau memiliki fitur-fitur
khusus, baik secara geologi maupun ekologi.
Contohnya adalah beting-beting di lepas pantai, gunung-gunung api di
bawah permukaan laut, lokasi-lokasi pemijahan dan kawasan up-welling.
(4) Sumber daya yang memiliki nilai manfaat sosial-ekonomi langsung,
seperti obyek-obyek wisata dan tempat rekreasi, sumber daya yang dimanfaatkan
oleh kegiatan perikanan (seperti berbagai jenis ikan dan tumbuhan air), sumber
daya air minum di laut, kawasan yang memiliki fungsi perlindungan fisik,
ataupun kawasan yang menarik untuk diteliti.
(5) Sumber daya yang memiliki nilai sosial dan budaya, biasanya berupa
peninggalan sejarah, lokasi budaya ritual, situs-situs yang dianggap sakral
atau suci serta berbagai lokasi yang dimanfaatkan masyarakat adat secara
tradisional.
2. Keterlibatan masyarakat dalam pemetaan sumber daya sasaran
Dalam mengidentifikasi jenis-jenis sumber
daya ini, kita perlu mengetahui lokasi tempat sumber daya berada. Informasi tentang lokasi sumber daya ini
dapat kita ketahui dengan berbagai cara, mulai dari dengan mengamatinya secara
langsung di lapangan ataupun dari berbagai sumber pustaka atau laporan. Pengamatan di lapangan memerlukan
keterampilan khusus beserta peralatan sedangkan penggalian informasi dari
pustaka memerlukan kecermatan untuk memastikan di mana lokasinya yang
tepat. Peta laut biasanya dapat
dijadikan titik awal keberadaan habitat-habitat laut, namun semua tergantung
pada kelengkapan dan kemutakhiran peta.
Oleh karena itu, meskipun kita telah mendapatkan berbagai informasi yang
sifatnya sekunder tersebut, kita tetap masih harus melakukan verifikasi untuk
memastikan keberadaannya.
Cara lain yang dapat diandalkan untuk
mengetahui jenis-jenis sumber daya yang ada di dalam kawasan konservasi
perairan adalah dengan melibatkan para pemangku kepentingan (stakeholder) dari kawasan konservasi
ini. Mereka, terutama, kelompok pengguna
sumber daya dan kelompok yang biasa melalui lokasi-lokasi biasanya mempunyai
informasi tentang kondisi kawasan di masa lalu dan informasi terkini. Kegiatan pemetaan yang melibatkan para
stakeholder dan masyarakat ini disebut community
mapping. Cara pemetaaan ini dianggap
sebagai cara terbaik dibandingkan dengan hanya mengandalkan tenaga surveyor
yang umumnya berasal dari luar kawasan konservasi.
Dalam kegiatan ini, para pemangku kepentingan
dan anggota masyarakat akan menggambar sebuah peta geografi atau menggunakan
peta resmi untuk menunjukkan lokasi sumber daya alam (ikan dan sebagainya), masyarakat
(pemukiman atau sebarannya) dan infrastruktur yang tersedia. Kegiatan-kegaitan
ini pemetaan ini mencakup:
(1) Sejumlah pertemuan dengan pemangku kepentingan
lokal untuk mengidentifikasi di mana lokasi sumber daya, kegiatan manusia dan sumber
daya yang berpeluang untuk dilindungi atau dijadikan sumber daya sasaran
konservasi;
(2) Menentukan lokasi-lokasi yang menghadapi masalah atau
ancaman-ancaman dan mengidentifikasi peluang untuk mengatasi atau
memperbaikinya; dan
(3) Memfasilitasi diskusi-diskusi terbuka dan intensif
dengan masyarakat mengenai sumber daya sasaran, ancaman terhadap sumber daya
tersebut, kegiatan pengelolaan, dan masalah yang mungkin timbul serta berbagai
peluang pengelolaan.
Kiat-kiat memetakan sumberdaya sasaran
Memetakan sumber daya sasaran merupakan saat yang baik untuk melibatkan
para pemangku kepentingan yang mungkin tidak memiliki waktu lama atau
kepentingan alngsung untuk duduk bersama dalam tim perencanaan. Hal Ini
merupakan cara yang baik untuk tetap menjaga para pemangku kepentingan tetap mendapatkan
informasi relevan, dan tetap terlibat dalam proses perencanaan Anda.
Beberapa manfaat dari kegiatan pemetaan
masyarakat (community mapping) untuk
perencanaan pengelolaan di antaranya adalah:
(1) Peta yang dihasilkan akan menggambarkan kondisi terkini dengan
tepat tentang lokasi berbagai sumber daya, kegiatan, masalah dan peluang, serta
ukuran atau dimensi dan cakupan permasalahan atau ancaman.Peta ini dibuat
dengan cara menguji dan mengembangkan informasi yang telah dikumpulkan selama
penilaian awal dan juga melengkapinya dengan informasi yang lebih rinci pada
beberapa karakter tertentu, seperti lereng, drainase, vegetasi, air, tanah, dan
sumber daya lainnya, yang mungkin tidak teridentifikasi tanpa adanya bantuan
dari masyarakat.
(2) Dalam proses pembuatan peta ini biasanya akan diperoleh sejumlah informasi
dari berbagai anggota masyarakat tentang kondisi masa lalu yang masih diingat
oleh para sesepuh (orang-orang berusia tua), termasuk kisah-kisah yang pernah
dikatakan oleh para orang tua mereka atau nenek moyang mereka. Sebagai contoh, dari kisah mereka kita dapat
mengetahui adanya suatu kawasan yang tidak seberapa luas (seperti gugusan
terumbu karang) tempat nelayan biasanya menangkap ikan, namun luput dari
pengamatan staf pengelola KKP karena produksi ikan dari kawasan ini dianggap
rendah. Anggota masyarakat juga biasanya sudah
mengenal musim ketika ikan-ikan yang menjadi incaran mereka akan memijah, kapan
dan dimana mereka harus menggunakan peralatan yang berlainan untuk menangkap
ikan, dan tempat-tempat berkonflik, lokasi-lokasi tempat perikanan tradisional
dipraktekan, dan sebagainya. Para nelayan yang lebih tua atau mantan nelayan mungkin
mengetahui dengan benar daerah mana saja yang sebelumnya merupakan tempat
menangkap ikan yang produktif namun namun sekarang sudah tidak lagi.
(3) Dalam proses pembuatan peta masyarakat, tim perencana memiliki
kesempatan untuk bertanya kepada perwakilan masyarakat tentang tren atau
kecenderungan yang ada, tanggapan masyarakat tradisional, pandangan masyarakat
atas masalah tersebut, dan seterusnya.
(4) Pemetaan masyarakat dapat memperjelas berbagai nama lokal untuk
jenis-jenis laut, yang sangat penting untuk mendapatkan pemahaman akurat
mengenai perubahan pada habitat atau jenis tertentu.
Dari kegiatan pemetaan tersebut tentu harus
dibuat rangkuman atau kesimpulan. Agar
pembuatan kesimpulan ini mudah dilakukan, sebaiknya kita menentukan atau
menugaskan satu orang dari tim perencana untuk membuat catatan tentang berbagai
hal yang muncul selama diskusi dengan masyarakat berlangsung, seperti opini,
komentar dan reaksi atau tanggapan dari seluruh peserta. Dari diskusi ini kita dapat mengetahui
berbagai hal yang dianggap penting oleh masyarakat, baik secara sosial, ekonomi
maupun lingkungan. Tentu saja arah
diskusi sangat penting, terutama jika persepsi masyarakat tidak akurat, namun walaupun
demikian persepsi tersebut tetap menunjukkan bagaimana cara pandang masyarakat
tentang suatu keadaan.
Kegiatan pemetaan masyarakat mungkin akan menghasilkan
informasi tentang beberapa sumber daya, infrastruktur dan gambaran yang sama
dengan pemetaan yang dilakukan oleh tim perencana pengelolaan KKP itu sendiri.
Namun demikian, peta masyarakat juga berisi informasi tambahan mengenai sejarah
bagaimana masyarakat menggunakan sumber daya—daerah penangkapan ikan saat ini,
tata batas tradisional, wilayah yang menurut sejarahnya merupakan wilayah
perikanan yang berbeda, dan sebagainya. Selanjutnya, anggota masyarakat
biasanya memiliki informasi mengenai daerah yang menarik untuk pariwisata,
infrastruktur dan aksesibilitasnya yang mungkin tidak diketahui oleh staf KKP.
3. Cara menentukan jenis sumberdaya sasaranprioritas
Berikut adalah contoh sejumlah pertanyaan
yang dapat digunakan dalam menganalisis jenis sumber daya sasaran.
(1) Apakah semua sumber daya yang dibahas dalam kegiatan pemetaan sudah
mewakili berbagai jenis habitat yang ada di kawasan konservasi perairan?
(2) Apakah sebagian besar sumber daya ini dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok
tertentu, atau sudah menjadi bagian dari kegiatan ekonomi masyarakat?
(3) Apakah di lokasi ini ada sumber daya yang dilindungi hukum secara
khusus karena pertimbangan aspek biologi atau nilai budaya masyarakat?
Ketiga hal tersebut secara bersama-sama akan menentukan
urutan prioritas, sehingga keterwakilan habitat, keadilan ekonomi dan sosial
serta faktor lainnya juga perlu dipertimbangkan. Perbaharui daftar sumber daya sasaran
prioritas berdasarkan diskusi kelompok.SUMBER:
PUSLATKP, 2014. MODUL A.033101.004.01 Merumuskan Masalah Yang Akan Ditangani pada Pelatihan Perencanaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP). Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Didownload dari http://kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/modul-pelatihan.
No comments:
Post a Comment