PENDAHULUAN
Baso adalah campuran homogen daging, tepung pati dan bumbu yang telah mengalami
proses ekstraksi dan pemasak. Cara pembuatan baso tidak sulit. Daging digiling
halus dengan screw extruder, kemudian dicampur dengan tepung dan bumbu
di dalam alat pencampur yang khusus sehingga bahan tercampur menjadi bahan pasta
yang sangat rata dan halus. Setelah itu pata dicetak bulat dan direbus sampai
matang. Baso yang bermutu bagus dapat dibuat tanpa penambahan bahan kimia
apapun.
Gambar 1. Baso Ikan
BAHAN
1)
Ikan. Ikan yang digunakan adalah ukuran sedang dan besar, seperti ikan tongkol,
tuna (sisiak), beledang, tenggiri, dan gabua. Ikan harus seger, semakin
segar semakin baik. Ikan segar yang baru ditangkap paling baik digunakan. Ikan
yang akan dijadikan baso lebih baik dibekukan secara cepat sebelum digiling.
Ikan beku akan memberikan rasa dan aroma baso yang lebih gurih.
2)
Tapioka
3)
Bumbu-bumbu. Rempah-rempah apa saja dapat dijadikan bumbu. Akan tetapi
biasanya pengusaha baso menggunakan bawang merah, bawang putih, merica bubuk
dan garam.
4)
Telur. Telur tidak selalu digunakan. Telur apa saja dapat digunakan.
5)
Sodium tripoli fosfat. Bahan kimia ini berfungsi sebagai pengemulsi sehingga
dihasilkan adonan yang lebih rata (homogen). Adonan yang lebih rata akan
memberikan tekstur baso yang lebih baik.
PERALATAN
1)
Penggiling dan Pencampur. Alat ini terdiri dari bagian penggiling baso berupa
screw extruder dan pencampur adonan. Pncampur adonan berupa piring baja
yang dilengkapi pengaduk sentrifugal yang dipasang mendatar. Pengaduk tersebut
berputar dengan kecepatan tinggi sehingga bahan-bahan yang tidak liat dan tidak
keras akan dihancurkan.
2)
Ketel perebus. Alat ini digunakan untuk merebus baso mentah
menjadi matang. Pengusaha baso biasanya menggunakan panci sebagai ketel perebus.
CARA PEMBUATAN
1) Proses Pendahuluan
Proses pendahuluan dilakukan untuk penyiangan, dan
filleting.
a) Penyiangan
-
Mula-mula sisik disikat dari ekor mengarah ke kepala dengan
sikat ikan tanpa melukai dagingnya. Kemudian ikan dicuci, dan sisik yang tertinggal
dibuang.
-
Bagian di bawah insang dipotong tanpa menyebabkan kepala
ikan terpotong. Kemudian perut ikan dibelah dari anus ke arah insang tanpa melukai
jeroannya.
-
Perut yang sudah terbelah dibuka. Jeroan dan insang dibuang.
Bagian dalam perut disikat dengan ujung pisau untuk membuang sisa-sisa darah.
-
Setelah itu, ikan dicuci sampai bersih.
b) Filleting
-
Daging rusuk di sayat dari arah kepala ke ekor sehingga
diperoleh fillet. Daging yang tersisa
pada tulang dikerok dengan pisau dan dicampurkan dengan fillet.
-
Kulit pada fillet
dikelupas dan dipisahkan. Kulit ini tidak digunakan untuk membuat baso.
c) Pembekuan fillet
-
Fillet dibekukan
secara cepat. Kemudian digiling sampai halus menjadi bubur ikan.
-
Fillet tidak
harus dibekukan, dan dapat langsung digiling.
Tabel 1. Komposisi Bahan-Bahan Penyusun Baso
2) Penyusunan Bahan Baso
Komposisi bahan penyusun baso tergantung kepada rasa baso
yang diinginkan. Semakin banyak kandungan ikan, semakin enak rasa basonya.
3) Penggilingan Ikan Menjadi Adonan
Baso
Bubur ikan diaduk dan lebih dihaluskan di
dalam bagian alat pencampur adonan. Setelah bubur ikan benar-benar rata dan
halus ditambahkan bumbu, sodium tripolifosfat, dan tepung sedikit demi sedikit
sambil terus diaduk dengan kecepatan tingi. Selama pengadukan, ditambahkan
butiran atau bongkahan es. Pengadukan dianggap selesai jika terbentuk adonan yang
rata, halus dan dapat dibulatkan bila di remas dengan tangan, kemudian
dikeluarkan melalui lobang yang dibentuk oleh telunjuk dan ibu jari.
4) Pembuatan Bulatan Baso Mentah dan Perebusan
Adonan diremas-remas dengan telapak tangan, kemudian dibuat
bulatan dengan meremas-remas adonan, kemudian dikeluarkan melalui lobang yang dibentuk
oleh telunjuk dan ibu jari. Dengan bantuan ujung sendok terbalik, bulatan
adonan secara cepat dimasukkan ke dalam air mendidih. Bila sudah matang, baso
akan mengapung. Baso ini dibiarkan mengapung selama 5 menit, kemudian diangkat
untuk ditiriskan. Hasil yang diperoleh disebut baso ikan.
5) Penyimpanan
Baso merupakan bahan basah yang mudah rusak. Agar dapat
tahan lama, baso harus disimpan di dalam ruang pembeku (freezer) dalam kemasan plastik
tertutup rapat. Suhu freezer hendaknya di bawah -180C.
PEMBUATAN KUAH BASO
1) Kuah baso merupakan
kaldu daging yang dibumbui. Kebanyakan kuah baso berupa kaldu yang sangat encer
karena sangat sedikit menggunakan daging. Kuah baso seperti ini biasanya
ditambah monosodium glutamat (MSG) dalam jumlah tinggi (sampai 2% atau 20 gram
per liter kuah).
2) Agar kuah baso
terasa enak, daging yang digunakan untuk membuat baso sekurang-kurangnya 10%
dari jumlah kuah baso yang dihasilkan. Kuah baso seperti itu tidak perlu
ditambah MSG.
3) Bahan
o
Air (4 liter)
o
Daging cincang kasar (300 gram)
o
Tulang cincang kasar (250 gram)
o
Bawang putih digiling halus (150 gram)
o
Bawang merah digiling halus (150 gram)
o
Merica halus (25 gram)
o
Seledri segar (5 tangkai)
o
Pala cacahan kasar (10 gram)
o
Kapulaga/gardamungu (4 buah)
o
Garam (secukupnya)
4) Cara Pengolahan
a.
Daging cincang dan tulang direbus di dalam air mendidih selama 30 menit.
b.
Bawang putih, bawang merah dan merica yang telah digiling halus ditumis dengan
sedikit minyak sampai harum.
c.
Semua bumbu, kecuali seledri dimasukkan ke dalam rebusan daging dan tulang
yang mendidih. Sepuluh menit kemudian ditambahkan irisan seledri, dan kuah baso
tetap dibiarkan mendidih sebentar, kemudian diangkat, hasil yang diperoleh
adalah kuah baso yang enak dan gurih tanpa bahan kimia tambahan.
SUMBER:
http://www.ristek.go.id
Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat, Hasbullah,
Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat.
No comments:
Post a Comment