Monday 16 February 2015

MEMAHAMI TEKNIK MERANGKUM JENIS ANCAMAN DAN RUMUSAN MASALAH DALAM MODEL KONSEPTUAL PENILAIAN AWAL PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN (KKP)

1. Model konseptual penilaian awal

Ketika tim perencana Anda sudah menyelesaikan Latihan 2.5, mereka harus menyelesaikan analisis ancaman. Selanjutnya adalah mencatat seluruh hasil dari upaya Anda dalam model logis yang mengkompilasi seluruh kerja perencanaan yang telah diselesaikan hingga saat ini. Dengan melengkapinya akan memberi kesempatan untuk membawa seluruh keputusan yang telah Anda buat hingga saat ini ke dalam satu diagram alur yang merupakan kerangka, mulai dari Anda bekerja hingga pengembangan rencana pengelolaan.
Ringkasan model logis memiliki tiga tujuan:
(1)   Memberikan kesempatan untuk membawa seluruh kerja perencanaan yang sejauh ini telah dicapai menjadi sebuah model visual, sehingga tim perencana dapat melihat hubungan antara setiap langkah perencanaan.
(2)   Membentuk catatan mengenai seluruh keputusan untuk pengembangan rencana pengelolaan.
(3) Merupakan sarana komunikasi yang baik untuk berbagi dengan para pemangku kepentingan lainnya, anggota masyarakat lokal dan para pembuat keputusan.

2.   Alasan penting membuat rumusan masalah dalam perencanaan pengelolaan

Sejauh ini ini anda telah selesai melakukan analisis ancamandan mengetahui akar penyebab masalah yang mempunyai dampak buruk pada sumberdaya sasarandi KKP.  Sekarang adalah saatnya untuk membuat rumusan masalah yang akan dimanfaatkan dalam menentukan strategi pengelolaan.  Sebuah rumusan masalah pada prinsipnya menjelaskan penyebab dan dampakdari setiap ancaman. Dengan mencermati suatu rumusan masalah, perencana akan dapat menentukan cara atau strategi pengelolaan yang akan diterapkan untuk menangani penyebab munculnya ancaman.
Rumusan masalah harus dinyatakan sebagai penyebab utama yang dibingkai sedemikian rupa sehingga mengarah pada solusi. Sebagai contoh, kerusakan terumbu karang bukanlah suatu masalah tetapi lebih merupakan fenomena atau gejala masalah.  Masalah yang sebenarnya adalah kehadiran kapal-kapal para penyelam yang membuang jangkar pada terumbu karang dan berbagai dampak yang terkait dengan kegiatan tersebut.  Masalah ini harus mulai dibingkai dan diarahkan pada cara pemecahannya, yaitu menangani pembuangan jangkar sehingga ancaman kerusakan pada terumbu karang tersebut dapat dikurangi.
Bekerja dengan para pemangku kepentingan melalui proses merumuskan permasalahan merupakan pendekatan terbaik untuk  mengenali masalah yang umum,  agar setiap orang mengambil sedikit tanggung jawab untuk menangani suatu persoalan.
Di lain pihak, kita perlu menghindari rumusan permasalahan yang terlalu spesifik dan terlalu mengarah atau menunjuk pada satu cara atau strategi penanganan tertentu. Sebagai contoh, cara menangani masalah pembuangan jangkar bukan hanya dengan cara melarang kapal-kapal penyelam beroperasi di terumbu karang, namun ada pilihan lain, seperti mengendalikan jumlah kapal penyelam pada periode waktu tertentu pada terumbu karang tertentu, menyediakan fasilitas tambat apung sehingga kapal-kapal tersebut tidak perlu membuang jangkar ke terumbu karang, memberikan penyuluhan tentang penggunaan tambat apung, mencarikan operator kapal penyelam lokasi-lokasi penyelaman (dive sites) lainnya, serta memperkenalkan para penyelam untuk menerapkan praktek-praktek teladan (best practices). Solusi untuk menangani masalah ini dapat bermacam-macam, yaitu yang dapat mengurangi dampak kegiatan penyelaman terhadap terumbu karang.  Oleh karena itu, sebuah rumusan masalahtidak perlu mencantumkan solusi yang akan diterapkan, tetapi hanya ancaman dan akar penyebabnya.
Agar suatu masalah dapat dieksplorasi secara cukup,membingkai masalah tersebut menjadi sangat penting. Membingkai suatu masalah berarti mendefinisikannya – yaitu memberikan batasan tentang pengertiannya dan memberikan arahan untuk memeriksanya. Bingkai tersebut merupakan road map atau garis besar yang memandu kita untuk menyelidiki masalah lebih lanjut. Dalam membingkai suatu masalah Anda harus:
a)      menggunakan istilah sesedikit mungkin untuk menggambarkan masalah,
b)      memilih istilah yang paling tepat untuk menggambarkan masalah tersebut.

3. Beberapa pertanyaan untuk merumuskan masalah

Ada banyak pendekatan untuk merumuskan permasalahan. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
Dampak spesifik apa yang terkait dengan persoalan ini (biofisik, sosial ekonomi, pengaturan atau tata kelola)?
Misalnya:
(1)   hilangnya habitat dan makanan untuk ikan dan avertebrata di sebuah terumbu karang (biofisik),
(2)   keluhan dari para penyelam karena menurunnya kepuasan dalam mengamati hidupan liar padahal mereka sudah mengeluarkan ongkos banyak untuk datang ke lokasi tersebut (sosial ekonomi), atau
(3)   kedatangan kapal penyelam tanpa ijin (illegal) memasuki kawasan wisata di dalam KKP tanpa ada penindakan tegas dari penjaga pantai; tidak adil bagi kapal-kapal lain yang sudah memiliki izin masuk (pengaturan).
Jelaskan gambaran berbagai akar penyebab dari masalah ini.
(1)   operator kapal-kapal penyelam tidak peduli dan tidak menggunakan sarana tambat apung yang ada, mereka dengan seenaknya membuang jangkar.
(2)   operator kapal-kapal penyelam tidak menyadari dampak kumulatif dari kegiatan membuang jangkar pada terumbu karang.
(3)   kapal-kapal penyelam tidak mengetahui adanya sistem perijinan untuk masuk ke kawasan KKP, atau kapal-kapal penyelam illegaltidak mengetahui bahwa masih ada banyak terumbu karang yang masih bagus di luar KKP.
Apaindikatoryang digunakan untuk mengukur tingkat dampak?
(1)   Luasan (persentase) terumbu karang yang rusak pada beberapa titik atau lokasi yang dianggap kondisi lokasi penyelaman yang populer.
Berapa batas kerusakan maksimum yang dapat diterima akibat dari kedatangan kapal penyelaman yang dapat diterima?
(2)   Kerusakansebanyak 2% dari luasan terumbu karang pada beberapa lokasi perwakilan selama kurun waktu 10 tahun.
Contoh rumusan untuk masalah di atas:
(1)   Terumbu karang di Tuva mengalami kerusakan akibat pembuangan jangkar oleh kapal-kapal penyelam sehingga terjadi kerusakan habitat ikan dan gangguan pada kehidupan liar.
Rumusan masalah ini terfokus pada penyebab utamanya (yaitu pembuangan jangkar).  Dengan rumusan seperti ini kita akan lebih mudah untuk menemukan sejumlah solusi, yaitu strategi pengelolaan yang akan mengatur dan mengarahkan pembuangan jangkar.
Proses merumuskan masalah ini merupakan cara yang baik untuk membawa seluruh pemangku kepentingan menyetujui beberapa masalah umum yang ada di KKP.   Pada beberapa kasus, kita akan menjumpai bahwa para pemangku kepentingan, terutama kelompok pengguna (resource users),memiliki perhatian yang sama dengan perhatian pengelola KKP. Bekerja bersama untuk mengidentifikasi pemecahan dalam menangani masalah atau ancaman akan membantu anda bergerak maju bersama untuk menggalang dukungan bagi pengembangan dan pelaksanaan rencana pengelolaan KKP.

4.  Cara membuat rumusan masalah

Dalam membuat rumusan masalah dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1)      Dampak spesifik apa yang terkait dengan persoalan ini (biofisik, sosial ekonomi, pengaturan/tata kelola).
2)      Gambarkan berbagai akar penyebab dari dampak buruk yang dialami sumber daya ataupun masyarakat.
3)      Apa indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat dampak?
4)   Tetapkan nilai batas kerusakan maksimum yang dapat diterima?

SUMBER:
PUSLATKP, 2014. MODUL A.033101.004.01 Merumuskan Masalah Yang Akan Ditangani pada Pelatihan Perencanaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP). Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan,  Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Didownload dari http://kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/modul-pelatihan.

No comments:

Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...