1. Model konseptual penilaian awal
Ketika tim perencana Anda sudah menyelesaikan
Latihan 2.5, mereka harus menyelesaikan analisis ancaman. Selanjutnya adalah
mencatat seluruh hasil dari upaya Anda dalam model logis yang mengkompilasi
seluruh kerja perencanaan yang telah diselesaikan hingga saat ini. Dengan
melengkapinya akan memberi kesempatan untuk membawa seluruh keputusan yang
telah Anda buat hingga saat ini ke dalam satu diagram alur yang merupakan
kerangka, mulai dari Anda bekerja hingga pengembangan rencana pengelolaan.
Ringkasan model logis memiliki tiga tujuan:
(1) Memberikan kesempatan untuk membawa seluruh kerja perencanaan yang
sejauh ini telah dicapai menjadi sebuah model visual, sehingga tim perencana
dapat melihat hubungan antara setiap langkah perencanaan.
(2) Membentuk catatan mengenai seluruh keputusan untuk pengembangan rencana
pengelolaan.
(3) Merupakan sarana komunikasi yang baik untuk berbagi
dengan para pemangku kepentingan lainnya, anggota masyarakat lokal dan para
pembuat keputusan.
2. Alasan penting membuat rumusan masalah dalam perencanaan pengelolaan
Sejauh ini ini anda telah selesai melakukan analisis
ancamandan mengetahui akar penyebab masalah yang mempunyai dampak buruk pada
sumberdaya sasarandi KKP. Sekarang
adalah saatnya untuk membuat rumusan masalah yang akan dimanfaatkan dalam
menentukan strategi pengelolaan. Sebuah
rumusan masalah pada prinsipnya menjelaskan penyebab dan dampakdari
setiap ancaman. Dengan mencermati
suatu rumusan masalah, perencana akan dapat menentukan cara atau strategi
pengelolaan yang akan diterapkan untuk menangani penyebab munculnya ancaman.
Rumusan masalah harus dinyatakan sebagai penyebab utama yang dibingkai
sedemikian rupa sehingga mengarah pada solusi. Sebagai contoh, kerusakan
terumbu karang bukanlah suatu masalah tetapi lebih merupakan fenomena atau gejala
masalah. Masalah yang sebenarnya adalah
kehadiran kapal-kapal para penyelam yang membuang jangkar pada terumbu karang dan
berbagai dampak yang terkait dengan kegiatan tersebut. Masalah ini harus mulai dibingkai dan
diarahkan pada cara pemecahannya, yaitu menangani pembuangan jangkar sehingga
ancaman kerusakan pada terumbu karang tersebut dapat dikurangi.
Bekerja dengan para pemangku kepentingan melalui
proses merumuskan permasalahan merupakan pendekatan terbaik untuk mengenali masalah yang umum, agar setiap orang mengambil sedikit tanggung
jawab untuk menangani suatu persoalan.
Di lain pihak, kita perlu menghindari rumusan
permasalahan yang terlalu spesifik dan terlalu mengarah atau menunjuk pada satu
cara atau strategi penanganan tertentu. Sebagai contoh, cara menangani masalah
pembuangan jangkar bukan hanya dengan cara melarang kapal-kapal penyelam
beroperasi di terumbu karang, namun ada pilihan lain, seperti mengendalikan jumlah
kapal penyelam pada periode waktu tertentu pada terumbu karang tertentu,
menyediakan fasilitas tambat apung sehingga kapal-kapal tersebut tidak perlu
membuang jangkar ke terumbu karang, memberikan penyuluhan tentang penggunaan
tambat apung, mencarikan operator kapal penyelam lokasi-lokasi penyelaman (dive sites) lainnya, serta
memperkenalkan para penyelam untuk menerapkan praktek-praktek teladan (best practices). Solusi untuk menangani
masalah ini dapat bermacam-macam, yaitu yang dapat mengurangi dampak kegiatan
penyelaman terhadap terumbu karang. Oleh
karena itu, sebuah rumusan masalahtidak perlu mencantumkan solusi yang akan
diterapkan, tetapi hanya ancaman dan akar penyebabnya.
Agar suatu masalah dapat dieksplorasi secara cukup,membingkai
masalah tersebut menjadi sangat penting. Membingkai suatu masalah berarti
mendefinisikannya – yaitu memberikan batasan tentang pengertiannya dan memberikan
arahan untuk memeriksanya. Bingkai tersebut merupakan road map atau garis besar yang memandu kita untuk menyelidiki masalah
lebih lanjut. Dalam membingkai suatu masalah Anda harus:
a)
menggunakan istilah sesedikit
mungkin untuk menggambarkan masalah,
b)
memilih istilah yang paling tepat
untuk menggambarkan masalah tersebut.
3. Beberapa pertanyaan untuk merumuskan masalah
Ada banyak pendekatan untuk merumuskan
permasalahan. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut:
Dampak spesifik apa yang terkait dengan persoalan ini (biofisik, sosial ekonomi, pengaturan atau tata kelola)?
Misalnya:
(1) hilangnya habitat dan makanan untuk ikan dan avertebrata di sebuah
terumbu karang (biofisik),
(2) keluhan dari para penyelam karena menurunnya kepuasan dalam mengamati
hidupan liar padahal mereka sudah mengeluarkan ongkos banyak untuk datang ke
lokasi tersebut (sosial ekonomi), atau
(3) kedatangan kapal penyelam tanpa ijin (illegal) memasuki kawasan wisata di dalam KKP tanpa ada penindakan
tegas dari penjaga pantai; tidak adil bagi kapal-kapal lain yang sudah memiliki
izin masuk (pengaturan).
Jelaskan gambaran berbagai akar penyebab dari masalah ini.
(1) operator kapal-kapal penyelam tidak peduli dan tidak menggunakan sarana
tambat apung yang ada, mereka dengan seenaknya membuang jangkar.
(2) operator kapal-kapal penyelam tidak menyadari dampak kumulatif dari
kegiatan membuang jangkar pada terumbu karang.
(3) kapal-kapal penyelam tidak mengetahui adanya sistem perijinan untuk
masuk ke kawasan KKP, atau kapal-kapal penyelam illegaltidak mengetahui bahwa masih ada banyak terumbu karang yang
masih bagus di luar KKP.
Apaindikatoryang digunakan untuk mengukur tingkat dampak?
(1) Luasan (persentase) terumbu karang yang rusak pada beberapa titik atau
lokasi yang dianggap kondisi lokasi penyelaman yang populer.
Berapa batas kerusakan maksimum yang dapat diterima akibat dari kedatangan kapal penyelaman yang dapat diterima?
(2) Kerusakansebanyak 2% dari luasan terumbu karang pada beberapa lokasi
perwakilan selama kurun waktu 10 tahun.
Contoh rumusan untuk masalah di atas:
(1) Terumbu karang di Tuva mengalami kerusakan akibat pembuangan jangkar oleh
kapal-kapal penyelam sehingga terjadi kerusakan habitat ikan dan gangguan pada
kehidupan liar.
Rumusan masalah ini terfokus pada penyebab
utamanya (yaitu pembuangan jangkar). Dengan
rumusan seperti ini kita akan lebih mudah untuk menemukan sejumlah solusi,
yaitu strategi pengelolaan yang akan mengatur dan mengarahkan pembuangan
jangkar.
Proses merumuskan masalah ini merupakan cara
yang baik untuk membawa seluruh pemangku kepentingan menyetujui beberapa masalah
umum yang ada di KKP. Pada beberapa
kasus, kita akan menjumpai bahwa para pemangku kepentingan, terutama kelompok
pengguna (resource users),memiliki
perhatian yang sama dengan perhatian pengelola KKP. Bekerja bersama untuk
mengidentifikasi pemecahan dalam menangani masalah atau ancaman akan membantu anda
bergerak maju bersama untuk menggalang dukungan bagi pengembangan dan
pelaksanaan rencana pengelolaan KKP.
4. Cara membuat rumusan masalah
Dalam membuat rumusan masalah dilakukan
dengan langkah-langkah berikut:
1) Dampak spesifik apa yang terkait dengan persoalan ini (biofisik, sosial
ekonomi, pengaturan/tata kelola).
2) Gambarkan berbagai akar penyebab dari dampak buruk yang dialami sumber
daya ataupun masyarakat.
3) Apa indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat dampak?
4) Tetapkan nilai batas kerusakan maksimum yang dapat
diterima?
SUMBER:
PUSLATKP, 2014. MODUL A.033101.004.01 Merumuskan Masalah Yang Akan Ditangani pada Pelatihan Perencanaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP). Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Didownload dari http://kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/modul-pelatihan.
No comments:
Post a Comment