I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Penyuluhan
perikanan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar
mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya sebagai upaya
untuk meningkatkan produktivitasnya, efisien usaha, pendapatan dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup (UU Nomor 16 Tahun 2006). Penyuluhan sebagai sistem pendidikan
non formal harus dibedakan dengan sistem pendidikan formal, perbedaan ini
meliputi waktu, tempat, kurikulum, sasaran, filsafat dan lingkupnya.
Penyuluhan
dilaksanakan dengan berpedoman pada programa penyuluhan, penyuluhan juga
dilakukan dengan menggunakan pendekatan partisipatif melalui mekanisme kerja
dan metode yang disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi pelaku utama dan
pelaku usaha.Keberhasilan proses penyuluhan ditandai timbulnya partisipasi
aktif dari pelaku utama dan pelaku usaha di bidang perikanan (masyarakat
sasaran), sehingga dalam pengembangan penyuluhan ke depan harus diarahkan pada
model yang berpusat pada manusia, dimana peran penyuluh dalam proses penyuluhan
adalah sebagai relasi yang berorientasi pada masyarakat sasaran.
Dalam
pelaksanaannya sebuah proses penyuluhan harus dimulai dari pemahaman masyarakat
terhadap potensi dan masalah yang dihadapinya, sehingga terdorong untuk
mengupayakan pemecahan masalah melalui pengembangan semua potensi yang
dimilikinya. Pada tahap inilah dimulai peran seorang penyuluh “untuk membantu
peningkatan kesejahteraan masyarakat sasaran dari kegiatan usahanya”, dengan
pola pikir yang coba dibangun adalah pengembangan komoditas yang dia dimiliki
melalui pemanfatan semua potensi sumberdaya yang ada, jadi peran seorang
penyuluh adalah berupa fasilitasi, pengawalan, mobilisasi, pembentukan jaringan
kerja dan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha di bidang perikanan.
Berkaitan
dengan hal tersebut, maka seorang penyuluh perikanan harus memahami tentang
cara melakukan kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha
dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran:(1)perseorangan/anjangsana; dan
(2)kelompok.
1.2.
Deskripsi
Singkat
Modul
ini menguraikan tentang kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku
usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran perseorangan/anjangsana dan kelompok.
1.3.
Tujuan
Pembelajaran
A.
Kompetensi
Dasar
Setelah
mempelajari seluruh isi modul ini diharapkan dapat memahami cara melakukan kunjungan
pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada
sasaran perseorangan/anjangsana dan kelompok, serta dapat menerapkannya dalam
kegiatan dan proses penyuluhan perikanan.
B.
Indikator
Keberhasilan
Setelah
mempelajari seluruh isi modul ini diharapkan dapat:
1. Menjelaskan
pengertian kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan
oleh penyuluh kepada sasaran perseorangan/anjangsana;
2. Memahami
cara pendekatan pada kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha
dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran perseorangan/anjangsana;
3. Membuat
laporan kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh
penyuluh kepada sasaran perseorangan/anjangsana;
4. Menjelaskan
pengertian kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan
oleh penyuluh kepada sasaran kelompok;
5. Memahami
cara pendekatan pada kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha
dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran kelompok; dan
6. Membuat
laporan kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh
penyuluh kepada sasaran kelompok.
1.4.
Materi
Pokok dan Sub Materi Pokok
A. Kunjungan
pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada
sasaran perseorangan/anjangsana
1. Pengertian
2. Pendekatan
perseorangan/anjangsana
3. Format
Laporan
B. Kunjungan
pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada
sasaran kelompok
1. Pengertian
2. Pendekatan
kelompok
3. Format
Laporan
II. MATERI POKOK 1
2.1.
Judul
Kunjungan Pembinaan Kepada
Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Dilakukan Oleh Penyuluh Kepada Sasaran
Perseorangan/Anjangsana.
2.2.
Indikator
Keberhasilan
Setelah
mempelajari seluruh isi Materi Pokok 1 ini diharapkan dapat:
1. Menjelaskan
pengertian kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan
oleh penyuluh kepada sasaran perseorangan/anjangsana;
2. Memahami
cara pendekatan pada kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha
dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran perseorangan/anjangsana; dan
3. Membuat
laporan kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh
penyuluh kepada sasaran perseorangan/anjangsana.
2.3.
Uraian
A.
Pengertian
Kunjungan
pembinaan kepada sasaran perseorangan/anjangsana merupakan metode penyuluhan
perikanan langsung kepada pelaku utama/pelaku usaha perikanan secara perorangan
dengan mendatangi rumah atau tempat usaha pelaku utama dan/atau pelaku usaha
perikanan (KepmenKP Nomor: KEP.54/MEN/2011).
B.
Pendekatan
Perseorangan/Anjangsana
Pendekatan
Perorangan dilakukan khususnya untuk mencapai sasaran penyuluhan potensial dan
strategis yang diperkirakan akan mendorong atau bahkan menghambat berlangsungnya
kegiatan penyuluhan. Pendekatan terhadap pihak-pihak strategis bertujuan untuk
mencari pengakuan tentang pentingnya inovasi yang akan disampaikan
lewat program yang diintroduksikan oleh penyuluh. Biasanya, jika pihak-pihak
strategis ini dapat diyakinkan tentang kemanfaatan inovasi tersebut maka
penduduk lainnya juga akan cepat terpengaruh.
Keunggulan
pendekatan perorangan adalah relatif cepat terjadinya perubahan perilaku
sasaran penyuluhan setelah mencoba menerapkan inovasi. Alasannya karena
individu sangat strategis biasanya akan menerima suatu inovasi jika dia
benar-benar sudah yakin pada inovasi itu dan terutama pada pembawa inovasi tersebut,
yaitu penyuluh. Kelemahan pendekatan perorangan yaitu memerlukan banyak tenaga
dan waktu dari penyuluh untuk mendatangi satu persatu individu strategis
tersebut. Karena itu, penentuan individu selaku "sasaran strategis"
harus selektif. Selektifitas ini akan
dapat dilakukan dengan baik jika penyuluh dapat mengidentifikasi dengan cermat
dan tepat individu-individu strategis yang ada dimasyarakat.
C.
Format
Laporan
LAPORAN
PELAKSANAAN
KEGIATAN KUNJUNGAN PEMBINAAN PENYULUAN PERIKANAN KEPADA
SASARAN PERSEORANGAN/ANJANGSANA
1. Penyuluh Perikanan:
a.
Nama :
..............................................................................
b.
Status :
Penyuluh Perikanan PNS / Swadaya / Swasta *)
c.
Wilayah Kerja :..............................................................................
d.
Unit Kerja :..............................................................................
2. Dasar Pelaksanaan:
................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
3. Nama Kegiatan:
Pembinaan
Perseorangan/Anjangsana tentang ................................
............................................................................................................
4. Tujuan Kegiatan:
Meningkatkan
pengetahuan dan/atau keterampilan
dan/atau sikap
tentang ...............................................................................................
5. Pelaksanaan Kegiatan:
a.
Waktu :
..............................................................................
b.
Tempat :
..............................................................................
c.
Pelaksana :
..............................................................................
d.
Sasaran :
..............................................................................
e.
Pihak terkait :
..............................................................................
6. Hasil Pekerjaan:
Materi Pokok/
Submateri Pokok
|
Hasil/
Capaian
|
Keterangan
|
|
Bertambahnya
pengetahuan dan/atau keterampilan dan/atau sikap .... orang pembudidaya/ nelayan/ pengolah ikan/ ............. tentang
.......................................
...................................................
|
|
Mengetahui,
Pimpinan Unit
Kerja atau
Pejabat yang ditunjuk,
(
....................................... )
|
................,
.......................... 20.......
Penyuluh
Perikanan,
(
....................................... )
|
2.4.
Latihan
1. Jelaskan
apa yang dimaksud dengan “Kunjungan Pembinaan Kepada Pelaku Utama dan Pelaku
Usaha Dilakukan Oleh Penyuluh Kepada Sasaran Perseorangan/Anjangsana”?
2. Menurut
pendapat saudara, apa saja keunggulan pendekatan perseorangan/anjangsana?
2.5.
Rangkuman
Kunjungan
pembinaan kepada sasaran perseorangan/anjangsana merupakan metode penyuluhan
perikanan langsung kepada pelaku utama/pelaku usaha perikanan secara perorangan
dengan mendatangi rumah atau tempat usaha pelaku utama dan/atau pelaku usaha
perikanan.
Keunggulan
pendekatan perorangan adalah relatif cepat terjadinya perubahan perilaku
sasaran penyuluhan setelah mencoba menerapkan inovasi. Alasannya karena
individu sangat strategis biasanya akan menerima suatu inovasi jika dia
benar-benar sudah yakin pada inovasi itu dan terutama pada pembawa inovasi
tersebut, yaitu penyuluh.
III. MATERI POKOK 2
3.1.
Judul
Kunjungan Pembinaan Kepada
Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Dilakukan Oleh Penyuluh Kepada Sasaran Kelompok.
3.2.
Indikator
Keberhasilan
Setelah
mempelajari seluruh isi Materi Pokok 2 ini diharapkan dapat:
1. Menjelaskan
pengertian kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan
oleh penyuluh kepada sasaran kelompok;
2. Memahami
cara pendekatan pada kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha
dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran kelompok; dan
3. Membuat
laporan kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh
penyuluh kepada sasaran kelompok.
3.3.
Uraian
A. Pengertian
Kunjungan
pembinaan kepada sasaran kelompok merupakan metode penyuluhan perikanan
langsung dengan mendatangi pertemuan kelompok baik yang rutin maupun yang
insidentil dalam rangka memberdayakan kelompok pelaku utama/pelaku usaha
perikanan (KepmenKP Nomor: KEP.54/MEN/2011).
B. Pendekatan Kelompok
Pendekatan
kelompok lebih cepat dan praktis dibanding pendekatan perserorangan.
Persoalannya hanyalah bagaimana menentukan kelompok strategis yang akan
dijadikan sasaran penyuluhan. Kelompok bidang perikanan: Pokdakan, Lembaga
Ekonomi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (LEPMP), Pokmaswas, kelompok usaha
bersama (KUB) adalah satu dari sekian banyak kelompok sosial di
masyarakat yang dapat dijadikan kelompok sasaran strategis. Namun
kelompok-kelompok lainnya pun tetap harus didekati, khususnya dalam
upaya mempersamakan pengertian dan pandangan tentang arti, hakekat, dan
program serta fungsi program sebagai sarana untuk menebarkan inovasi (informasi
baru) ke masyarakat.
Unsur-Unsur Yang Perlu
Diperhatikan dalam Penumbuhan Kelompok:
1. Adanya
saling mengenal dengan baik antara sesama anggotanya, akrab, dan saling percaya
mempercayai.
2. Mempunyai
pandangan dan kepentingan yang sama dalam berusaha
3. Memiliki
kesamaan dalam hal: tradisi/ kebiasaan, pemukiman, jenis usaha, hamaparan,
jenis alat tangkap/kapal dan lain-lain.
4. keanggotaan
setiap kelompok berkisar 5-25 orang.
5. Memiliki
motivasi untuk berkembang
Dasar Pengelompokan
Kelembagaan Pelaku
Utama/Pelaku Usaha
1. Kelembagaan Pelaku Utama berdasarkan
a) Segmen (pembenihan, pendederan, pembesaran, saprokan,
pemasaran, pengolah, penangkapan dll)
b) Usaha pada komoditas utama yang sama
2. Kelembagaan pelaku utama diarahkan menjadi asosiasi
perikanan (ASOKAN)
Pengelompokan dapat didasarkan pula kepada:
a) Jenis alat /usaha atau RTP (Rumah Tangga Perikanan) atau
RTBP (Rumah Tangga Buruh Perikanan)
b) Peranan anggota kelembagaan didalam RTP (apakah sebagai juragan, penggarap,
buruh) yang pada prinsipnya berperan sebagai decision maker (penentu).
c) Lokasi atau sosiometri (anggota kelembagaan bebas memilih
kontak nelayan/pembudidaya ikan/pengolah, atau berdararkan hubungan
sejarah/famili)
d) Status anggota kelembagaan di dalam lingkungan
keluarganya (Bapak, Ibu, anak, Pemuda, wanita)
Langkah-langkah Penumbuhan
Kelompok
Kelompok dapat terbentuk dengan sendirinya
(tanpa bantuan pihak luar) dan dapat pula terbentuk dengan bantuan pihak luar,
sehingga agar pelaku utama dapat membentuk kelompok, perlu adanya rangsang dan
motivasi, antara lain dengan cara-cara berikut :
1. Memberikan
penerangan mengenai keuntungan membentuk kelompok, melalui ceramah, diskusi,
tanya-jawab, pemutaran film/slide, siaran televisi, penyebaran brosur/leaflet
dan lain-lain.
2. Mengajak
para pelaku utama untuk mengunjungi kelompok-kelompok lain yang sudah berhasil.
Dalam pelaksanaan penumbuhan kelompok, dapat
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Identifikasi potensi
Petugas/tenaga pendamping mengamati dan meneliti apakah
ada pelaku utama dan pelaku usaha bidang
perikanan yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi suatu kelembagaan
kelompok pelaku utama antara lain:
a) Keberhasilan kegiatan
usahanya dalam beberapa musim atau tahun.
b) Sering atau berani
mencoba sesuatu teknologi baru.
c) Hubungan dengan aparat desa, Instansi/Dinas, lembaga lain, tokoh
masyarakat, Penyuluh atau pembina
lainnya, cukup baik untuk berkonsultasi atau dalam rangka mencari sesuatu
informasi yang berhubungan dengan
pembangunan perikanan.
d) Mau dan mampu melaksanakan serta
mengembangkan program Pemerintah.
2. Pelaksanaanpenumbuhan:
a) Koordinasi dengan pemerintah setempat, tokoh masyarakat
dan kontak pelaku utama yang ada wilayah
kerja penyuluhan untuk terlaksananya pertemuan para pelaku utama.
b) Musyawarah penumbuhan
kelembagaan kelompok pelaku utama
c) Pengukuhan kelembagaan kelompok pelaku utama
Bila semua
pelaku utama bekerja secara sendiri-sendiri tentu saja tidak akan mampu
mengembangkan usaha dengan baik. Namun setelah digabung dalam kelompok dan
masuk dalam wadah kelembagaan kelompok maka berbagai keunggulan dan keuntungan
pasti akan diperoleh, misalnya mudah mendapatkan modal usaha, dapat bermitra
dengan lembaga keuangan serta mempermudah dalam
akses pemasarannya. Dengan manfaat berlembaga cukup besar dalam meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan pelaku utama dan masyarakat bidang kelautan dan
perikanan.
Dalam rangka penumbuhan kelompok pelaku utama
bidang kelautan dan perikanan melalui pengelompokan yang antara lain dapat dibagi ke dalam:
1)
kelembagaan pelaku utama/usaha berdasarkan jenis
usaha
2)
kelembagaan pelaku utama/usaha berdasarkan skala
usaha
3)
kelembagaan pelaku utama/usaha berdasarkan status
usaha
4)
kelembagaan pelaku utama/usaha berdasarkan
komoditas utama
5)
kelembagaan pelaku utama/usaha berdasarkan tempat
tinggal/ domisili.
Pengukuhan Kelembagaan
Pelaku Utama
Pengukuhan adalah suatu proses peningkatan kemampuan melalui penciptaan
iklim usaha yang kondusif, penumbuhan motivasi, pengembangan potensi, pemberian
peluang, peningkatan kesadaran, dan pendampingan serta fasilitasi. Dengan pemberdayaan tersebut bertujuan sumber
daya manusia yang berkualitas, andal, serta berkemampuan manajerial,
kewirausahaan, dan kelembagaan bisnis perikanan sehingga pembangunan
perikanan mampu membangun usaha dari hulu sampai dengan hilir yang berdaya
saing tinggi dan mampu berperan serta dalam melestarikan prinsip pembangunan
yang berkelanjutan. Salah satu upaya
dalam pemberdayaan kelembagaan kelompok pelaku utama adalah melalui kegiatan
fasilitasi dalam pengukuhan dan pengakuan terhadap kelembagaan kelompok.
Pengukuhan dan atau pengakuan terhadap
kelembagaan kelompok pelaku utama
merupakan salah satu bentuk penghargaan atas karya dan prestasi kelompok yang
telah dicapai dan merupakan
kebanggaan bagi para anggota
kelompok. Kegiatan ini diharapkan akan
tumbuh motivasi yang lebih besar dari para anggota kelompok untuk belajar lebih
giat, bekerja lebih erat dan berusaha lebih efektif dalam usaha menigkatkan
produksi dan pendapatannya.
Adapun tujuan dari pelaksanaan pengukuhan kelompok antara lain:
1. Tumbuh dan berkembangnya rasa bangga kelompok sebagai
prinsip belajar dan kerjasama untuk meningkatkan produksi dan pendapatan.
2. Tumbuh dan berkembangnya dinamika kelembagaan dalam
berorganisasi untuk memanfaatkan peluang ekonomi.
3. Terciptanya metode pemberdayaan, bimbingan, dan pelayanan
yang sesuai dengan tingkat kemampuan kelompok pelaku utama.
Peran Kelompok
Sebuah kelembagaan kelompok pelaku utama bidang kelautan dan perikanan dapat memiliki peranan
antara lain sebagai berikut :
1) Sebagai media
komunikasi dan pergaulan sosial yang wajar,
lestari dan dinamis.
2) Sebagai
basis untuk mencapai pembaharuan secara merata.
3) Sebagai
pemersatu aspirasi yang murni dan sehat.
4) Sebagai
wadah yang efektif dan efisien untuk belajar serta bekerja sama.
5) Sebagai
teladan bagi masyarakat lainnya.
Fungsi Kelompok
Untuk
dapat mewujudkan peranan tersebut maka kelompok seharusnya dapat berfungsi
antara lain sebagai: (1) Kelas belajar;
(2) Wadah kerja sama; (3) Unit produksi; (4) Organisasi kegiatan
bersama; dan (5) Kesatuan swadaya dan swadana.
1) Kelompok Sebagai
Kelas Belajar
Sebagai kelas belajar, kelompok merupakan media interaksi
belajar antar pelaku utama. Mereka dapat melakukan proses interaksi edukatif
dalam rangka mengadopsi inovasi. Mereka dapat saling Asah, Asih dan Asuh dalam
menyerap suatu informasi dari fasilitator, mediator, pemandu, pendamping,
penyuluh dan pihak lain. Mereka akan dapat mengambil kesepakatan tindakan
bersama apa yang akan diambil dari hasil belajar tersebut. Dengan demikian
proses kemandirian kelompok akan dapat dicapai. Di dalam kelompok sebagai kelas
belajar para pelaku utama akan dapat melakukan komunikasi multi dimensional.
Mereka dapat mempertukarkan pengalaman masing-masing, sehingga akan membuat
pelaku utama semakin dewasa untuk dapat keluar dari masalahnya sendiri, tanpa
adanya ketergantungan pada petugas (pendamping, penyuluh dan lain-lain).
2) Kelompok Sebagai
Wadah Kerja Sama
Sebagai wadah kerja
sama, kelompok pelaku utama merupakan cerminan dari keberadaan suatu
wadah kerjasama.
Kelembagaan pelaku utama sebagai wahana kerjasama antara
anggota kelompok dan antara kelompok dengan pihak lain:
a) menciptakan suasana saling kenal, saling percaya
mempercayai dan selalu berkeinginan untuk berkejasama dalam bisnis perikanan.
b) menciptakan suasana keterbukaan dalam menyatakan pendapat
dan pandangan-pandangan di antara anggota untuk mencapai tujuan bersama dalam
kegiatan bisnis perikanan.
c) mengatur dan melaksanakan pembagian tugas/kerja diantara
sesama anggota sesuai dengan kesepakatan bersama.
d) mengembangkan kedisiplinan dan rasa/tanggung jawab
diantara sesama anggota kelompok dalam mencapai
keberhasilan bisnis perikanan.
e) merencanakan dan melaksanakan musyawarah dan
pertemuan-pertemuan lainnya agar tercapai kesepakatan yang bermanfaat bagi
kelompoknya dalam menunjang bisnis perikanan.
f)
mentaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama dalam
kelompok
g) melaksanakan tukar menukar pikiran.
h) bekerjasama dengan pihak-pihak penyedia kemudahan sarana
produksi perikanan, pengolahan, dan pemasaran hasil.
i) mengembangkan kader kepemimpinan di kalangan para anggota
kelompok dengan jalan memberikan kesempatan kepada setiap anggota untuk
megembangkan keterampilan dibidang tertentu sehingga berperan sebagai agen
teknologi.
j) mengadakan akses ke lembaga keuangan untuk keperluan
pengembangan usaha para anggota kelompok
k) melaksanakan hubungan melembaga dengan kios penyedia
sarana produksi perikanan dalam pelaksanakan RUK, pengolahan, pemasaran hasil
dan permodalan.
3)
Kelompok Sebagai Unit
Produksi
Kelompok pelaku utama sebagai unit produksi,
erat hubungan dengan wadah kerja sama misalnya kelompok pembudidaya ikan.
Dengan melaksanakan kegiatan budidaya secara bersama–sama dapat dicapai
efisiensi yang lebih tinggi
misalnya, dalam pengadaan sarana produksi, perkreditan, dan pemasaran hasil.
Oleh karena itu dengan fungsi
kelompok sebagai unit produksi akan dapat dicapai skala ekonomis usaha yang
dapat memberikan keuntungan yang lebih besar kepada para pelaku utama.
4)
Kelompok Sebagai
Organisasi Kegiatan Bersama
Dengan berkelompok maka pelaku utama akan
belajar mengorganisasi kegiatan bersama-sama, yaitu membagi pekerjaan dan
mengkoordinisasi pekerjaan dengan mengikuti tata tertib sebagai hasil
kesepakatan mereka. Mereka belajar membagi peranan dan melakukan peranan tersebut. Mereka
belajar bertindak atas nama kelompok yang kompak, yaitu setiap anggota merasa
memiliki commitment terhadap kelompoknya. Mereka merasa "In Group" yaitu mengembangkan
"ke-kitaan bukan ke-kamian".
Dengan demikian akan merasa bangga sebagai suatu kelompok yang terorganisasi
secara baik, dibandingkan berbuat sendiri-sendiri.
5)
Kelompok Sebagai Kasatuan Swadaya dan
Swadana
Kelompok pelaku utama adalah kumpulan pelaku
utama yang mempunyai hubungan atau interaksi yang nyata, mempunyai daya tahan
dan struktur tertentu, berpartisipasi bersama dalam suatu kegiatan. Hal ini
tidak akan dapat terwujud tanpa adanya
kesatuan kelompok tersebut.
Pelaku utama diharapkan dapat mandiri dalam arti mampu merumuskan masalah,
mengambil keputusan, merencanakan, melaksanakan kegiatan dan mengevaluasi
kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Tumbuhnya kemandirian tersebut diharapkan
dapat dilakukan melalui kelompok.
Pengertian Dinamika Kelompok
Dalam Santoso (2004) dijelaskan bahwa; dinamika
berarti tingkah laku warga yang satu secara langsung mempengaruhi warga yang
lain secara timbal balik. Jadi, dinamika berarti adanya interaksi dan
interpedensi antara anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang
lain secara timbal balik dan antara anggota dengan kelompok secara keseluruhan.
Dynamic is facts or
concepts which refer to condition of change, expecially to forces. Keadaan
ini dapat terjadi karena selama ada kelompok, semangat kelompok(group spirit)
terus-menerus berada dalam kelompok itu. Oleh Karena itu, kelompok tersebut
bersifat dinamis, artinya setiap saat
kelompok yang bersangkutan dapat berubah.
Individu sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan yang menurut A.
Maslow dikenal sebagai: a) kebutuhan fisik; b) kebutuhan rasa aman; c)
kabutuhan kasih sayang; d) kebutuhan prestasi dan prestise, serta e) kebutuhan
untuk melaksanakan sendiri.
Dilain pihak, individu memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan
tersebut diatas, namun potensi yang ada pada individu tersebut terbatas
sehingga individu harus meminta bantuan kepada individu yang lain yang
sama-sama hidup dalam satu kelompok.
Dalam keadaan seperti itu, individu berusaha mengatasi kesulitan
yang ada pada dirinya melalui prinsip escapism, artinya salah satu bentuk
pelarian diri dengan mengorbankan pribadinya dan mempercayakan pada orang lain
yang menurut pendapatnya memiliki sesuatu yang tidak ada pada dirinya. Bentuk
penyerahan diri seperti ini mengakibatkan timbulnya perasaan perlunya kemesraan
didalam kehidupan bersama. Artinya, kehidupan kelompok itu berkembang dengan
baik.
Dengan keadaan seperti diatas, beberapa ahli mencoba memberikan
pengertian apa yang disebut kelompok.
a. W.Y.H. Sprott memberikan pengertian kelompok sebagai beberapa
orang yang bergaul satu dengan yang lain.
b. Kurt Lewin berpendapat bahwa:
The essence of a group is not the similarity or dissimilarity of
its members but their interpendence.
c. H. Smith menguraikan:
“kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang
mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar
kesatuan persepsi”.
Dinamika Kelompok merupakan
suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan
psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung
dalam situasi yang dialami (Purnawan, 2004).
Dari Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dinamika kelompok
berarti suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai
hubungan psikologis yang jelas antara anggota kelompok yang satu dengan yang lain.
Dengan kata lain, antara anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang
berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama.
Unsur-Unsur Dinamika Kelompok
Kelompok harus bisa produktif, harus bisa menghasilkan sesuatu,
bermanfaat bagi anggotanya. Agar kelompok produktif, kelompok harus dinamis. Untuk bisa dinamis,
unsur-unsur dinamika sebagai kekuatan kelompok tersebut harus
terpenuhi. Unsur-unsur dinamika kelompok
tersebut adalah :
A. Tujuan Kelompok
Tujuan kelompok dapat diartikan sebagai gambaran yang diharapkan
anggota yang akan dicapai oleh kelompok.
Tujuan kelompok harus jelas dan diketahui oleh seluruh anggota. Untuk mencapai
tujuan kelompok tersebut diperlukan aktivitas bersama oleh para anggota.
Hubungan antara tujuan kelompok dengan tujuan anggota bisa : a) sepenuhnya
bertentangan, b) sebagian bertentangan, c) netral, d) searah dan e) identik.
Dengan demikian bentuk hubungan ”a” tidak menguntungkan dan bentuk ”d” adalah
yang paling baik
B. Struktur Kelompok
Struktur kelompok adalah bentuk hubungan antara individu-individu
dalam kelompok sesuai posisi dan peranan masing-masing. Struktur kelompok harus
sesuai/mendukung tercapainya tujuan kelompok. Yang berhubungan dengan struktur
kelompok yaitu :
1. Struktur Komunikasi
Sistem komunikasi dalam kelompok harus lancar
agar pesan sampai kepada seluruh anggota, komunikasi yang tidak lancar akan
menimbulkan ketidakpuasan anggota, pada gilirannya kelompok menjadi tidak
kompak.
2. Struktur Tugas Atau Pengambilan Keputusan
Pembagian tugas harus merata dengan
memperhatikan kemampuan, peranan, dan posisi masing-masing anggota. Dengan
demikian seluruh anggota kelompok ikut berpartisipasi dan terlibat, sehingga
dinamika kelompok harus semakin kuat.
3. Struktur Kekuasaan atau Pengambilan Keputusan
Kedinamisan kelompok sangat erat dengan
kecepatan pengambilan keputusan selain harus jelas siapa yang mengambil
keputusan dan ketidak cepatan (kelambatan) pengambilan keputusan menunjukkan
lemahnya struktur kelompok
4. Sarana Terjadinya Interaksi
Interaksi di dalam kelompok sangat diperlukan
sedangkan dalam struktur kelompok harus menjamin kelancaran interaksi,
kelancaran interaksi memerlukan sarana (contoh ketersediaan ruang pertemuan
kelompok) dapat menjamin kelancaran interaksi antar anggota.
C. Fungsi Tugas
Fungsi tugas adalah segala kegiatan yang harus dilakukan kelompok
dalam rangka mencapai tujuan. Secara keseluruhan fungsi ini sebaiknya dilakukan
dengan kondisi menyenangkan, dengan kondisi yang menyenangkan dapat menjamin
fungsi tugas ini dapat terpenuhi. Kriteria yang dipergunakan pada fungsi tugas ini terpenuhi atau tidak
adalah terdapatnya:
1. Fungsi memberi informasi
Dengan kondisi yang menyenangkan gagasan yang
muncul dan penyebarannya kepada anggota lainnya akan berjalan dengan baik
2. Fungsi koordinasi
Dalam kelompok fungsi koordinasi ini sangat
diperlukan untuk mengatur berbagai pola-pola pemikiran/tindakan agar terjadi
kesepakatan tindakan.
3. Fungsi memuaskan anggota
Semakin anggota merasa senang dan puas, semakin baik kekompakan kelompok.
4. Fungsi berinisiatif
Kelompok perlu merangsang dari semua anggota
untuk bisa memunculkan banyak inisiatif, makin banyak muncul inisiatif makin
kuat dinamika kelompok
5. Fungsi mengajak untuk berpartisipasi
6. Fungsi menyelaraskan
D. Mengembangkan dan Membina Kelompok
Mengembangkan dan membina kelompok dimaksudkan sebagai usaha
mempertahankan kehidupan kelompok, kehidupan berkelompok dapat dilihat dari
adanya kegiatan.
1. Mengusahakan/mendorong agar semua anggota kelompok ikut
berpartisipasi dalam setiap kegiatan kelompok. Dengan demikian rasa memiliki kelompok dari
para anggotanya akan tinggi.
2. Tersedianya fasilitas
3. Mengusahakan/mendorong menumbuhkan kegiatan, agar para anggota
bisa ikut aktif berperan
4. Menciptakan norma kelompok. Norma kelompok ini digunakan sebagai
acuan anggota kelompok bertindak.
5. Mengusahakan adanya kesempatan anggota baru, baik untuk menambah
jumlah maupun mengganti anggota yang keluar
6. Berjalannya proses sosialisasi. Untuk mensosialisasikan adanya
anggota baru adanya norma kelompok adanya kesepakatan, dan sebagainya.
E. Kekompakan Kelompok
Kekompakan kelompok menunjukkan tingkat rasa untuk tetap tinggal
dalam kelompok, hal ini dapat berupa : loyalitas, rasa memiliki, rasa
keterlibatan, dan keterikatan.
Terdapat enam faktor yang mempengaruhi kekompakan kelompok yaitu:
1. Kepemimpinan Kelompok
Kepemimpinan kelompok yang melindungi,
menimbulkan rasa aman, dapat menetralisir setiap perbedaan.
2. Keanggotaan Kelompok
Anggota yang loyal dan tinggi rasa memiliki
kelompok.
3. Nilai Tujuan Kelompok
Makin tinggi apresiai anggota terhadap tujuan
kelompok, kelompok semakin kompak.
4. Homogenitas Angota Kelompok
Setiap anggota tidak menonjolkan perbedaan
masing-masing, bahkan harus merasa sama, merasa satu.
5. Keterpaduan Kegiatan Kelompok
Keterpaduan anggota kelompok di dalam
mencapai tujuan sangatlah penting.
6. Jumlah Anggota Kelompok
Pada umumnya, bila jumlah anggota kelompok
relatif kecil cenderung lebih mudah kompak, dibandingkan dengan kelompok dengan
jumlah anggota besar.
F. Suasana Kelompok
Suasana kelompok adalah keadaan moral, sikap dan perasaan
bersemangat atau apatis yang ada dalam kelompok, suasana kelompok yang baik
bila anggotanya merasa saling menerima, saling menghargai, saling mempercayai
dan bersahabat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suasana kelompok adalah
1. hubungan antar anggota. Hubungan yang mendukung adalah hubungan
yang rukun, bersahabat, persaudaraan;
2. kebebasan berpartisipasi. Adanya kebebasan berpartisipasi,
berkreasi akan menimbulkan semangat kerja yang tinggi; dan
3. lingkungan fisik yang mendukung.
G. Tekananan pada Kelompok
Tekanan pada kelompok dimaksudkan adalah adanya tekanan-tekanan
dalam kelompok yang dapat menimbulkan ketegangan, dengan adanya ketegangan akan
timbul dorongan untuk mempertahankan tujuan kelompok. Tekanan kelompok yan
cermat, dan terukur akan dapat mendinamiskan kelompok, bila tidak justru akan
berakibat sebaliknya.
H. Efektifitas Kelompok
Efektifitas kelompok adalah keberhasilan dalam melaksanakan
tugas-tugas kelompok dalam mencapai tujuan. Semakin banyak tujuan yang dapat
dicapai, semakin banyak keberhasilan, anggota kelompok akan semakin puas. Bila anggota kelompok merasa puas kekompakan dan
kedinamisan kelompok akan semakin kuat.
Tahapan Perkembangan Kelompok
Kelompok yang dinamis tidak dapat diwujudkan
dengan mudah, karena merupakan rangkaian dari perkembangan yang bertahap dan
terus berkembang sesuai dengan perkembangan manusia sebagai anggota kelompok.
Menurut Richard (1999), tahapan perkembangan
kelompok adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan arah (drive)
Dalam tahap ini kelompok harus memfokuskan
pada misinya dan membuat garis besar strategi yang akan ditempuh serta
menetapkan tujuan, prioritas dan prosedur kerja serta peraturan bagi kelompok.
2. Bergerak (strive)
Dalam tahap ini peran dan tanggungjawab
anggota kelompok ditetapkan dengan jelas. Dalam tahap ini beberapa kendala akan
dihadapi dengan penuh bijaksana bersama dengan seluruh anggota kelompok,
sehingga seluruh permasalahan dapat dihadapi dengan arif dan bijaksana.
3. Mempercepat gerak (thrive)
Dalam tahap ini dimungkinkan untuk
meningkatkan produktivitas secara maksimal. Dalam memecahkan masalah
menggunakan umpan balik dari sesama anggota, manajemen konflik, kerjasama dan
pembuatan keputusan yang efektif. Penguasaan terhadap wilayah secara cepat dan
efektif dengan daya tahan yang tangguh.
4. Sampai (arrive)
Dengan kerjasama kelompok yang kompas, maka
kelompok akan mencapai keberhasilan dengan mengatasi semua kendala-kendala yang
ada, akhirnya mencapai prestasi yang luar biasa. Namun apabila dalam tahap ini,
kelompok belum mencapai keberhasilan, idealnya dilakukan peninjauan kembali
dengan melaksanakan konsulidasi upaya misalnya berkoordinasi secara maksimal.
Disamping itu perlu meninjau kembali sasaran-sasaran yang telah ada, masih
relevan atau tidak.
Membangun Rasa Kebersamaan Kelompok
Tahapan-tahapan dalam membangun kelompok yang
dinamis seperti tersebut diatas akan
berjalan dengan baik, apabila anggota-anggota kelompok mampu membangun
rasa kebersamaan secara efektif. Untuk membangun rasa kebersamaan secara
didalam suatu kelompok, maka setiap anggota kelompok harus mampu untuk menerima
keragaman anggota kelompok. Oleh karena itu dalam suatu kelompok harus memiliki
anggota dengan karakteristik yang berorientasi pada opini, berorientasi pada
persamaan, serta berorientasi pada tujuan (Pranoto dan Suprapti, 2006).
1. Berorientasi pada opini
a. Berlawanan dengan orang yang bersifat
dogmatis, akan mengarahkan pada tindakan yang tidak mengutuk orang lain;
b. Memperkenalkan gagasannya tanpa mengusulkan
atau bahkan mengisyaratkan agar orang lain memberi posisi istemewa pada
gagasannya;
c.
Saling meminta ide dari anggota kelompok yang lain, bukan berorientasi pada
gagasan perorangan; dan
d. Tidak hanya memfokuskan pada idenya sendiri,
tetapi menginvestigasi pendapat orang lain.
2. Berorientasi pada persamaan
a. Anggota kelompok yang berorientasi pada
persamaan melihat keragaman sebagai suatu keunggulan. Perbedaan yang dimiliki
dapat dipakai untuk mengecek setiap sisi, sudut, puncak dan dasar suatu
masalah;
b. Mengandalkan pada semua anggota; dan
c.
Kepercayaan kepada anggota kelompok untuk meningkatkan produktivitas.
3. Berorientasi pada tujuan
a. Anggota kelompok yang berorientasi pada
tujuan kelompok kecil/tim kemungkinan akan konflik disebabkan oleh keunikan
masing-masing kelompok;
b. Keseluruhan anggota kelompok nerorientasi
pada tujuan yang sama;
c.
Anggota kelompok mengakui bahwa masing-masing anggota kelompok memiliki
tujuan, dan ada kemungkinan tujuan tersebut bertentangan dengan tujuan
kelompok; dan
d. Keunikan anggota kelompok yang muncul segera
dapat diatasi, tidak dibiarkan melahirkan masalah baru.
Buku Administrasi Kelompok
Kesan
pertama yang terlihat pada suatu
kelompok pelaku utama yang baik,
adalah pengelolaan
administrasi yang baik. Sehingga kemampuan melaksanakan administrasi dengan
baik perlu dibina terus sampai mereka terbiasa melakukannya.
Untuk
dapat mengetahui keberadaan kelompok dan tingkat maju mundurnya kelompok,
dokumentasi kelompok yang berupa pembukuan atau administrasi kelompok perlu disusun. Beberapa
buku yang harus dibuat adalah: (1) Buku Data Anggota; (2) Buku Kas; (3) Buku
Inventaris Barang; (4) Buku Notulen; (5) Buku Kehadiran Peserta Rapat; (6) Buku
Agenda Surat; (7) Buku Tamu; (8) Buku Rencana Kegiatan; (9) Buku Kegiatan
Usaha; (10) Buku Pola Tanam/Tebar. Contoh format
buku-buku diatas seperti pada tabel d.ibawah ini.
Tabel 1. Format Buku Data Anggota Kelompok Pembudidaya Ikan
No
|
Nama
|
Alamat
(No
HP/Telp)
|
Jabatan
dalam kelompok
|
Tingkat
pendidikan
|
Usia
(tahun)
|
Usaha
Pokok
|
Usaha
Sampingan
|
Kepemilikan
lahan usaha
|
Ket.
|
|
Luas (m2)
|
Jumlah
kolam/ tambak (buah)
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel 2. Format Buku Data Anggota Kelompok Penangkapan
Ikan
No
|
Nama
|
Alamat
(No
HP/Telp)
|
Jabatan
dalam kelompok
|
Tingkat
pendidikan
|
Usia
(tahun)
|
Usaha
Pokok
|
Usaha
Sampingan
|
Kepemilikan
sarana penangkapan
|
Ket.
|
|
Kapal/perahu (buah)
|
Jenis
alat tangkap (sebutkan)
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel 3. Format Buku Data Anggota Kelompok Pengolahan
Ikan
No
|
Nama
|
Alamat
(No
HP/Telp)
|
Jabatan
dalam kelompok
|
Tingkat
pendidikan
|
Usia
(tahun)
|
Usaha
Pokok
|
Usaha
Sampingan
|
Kepemilikan
sarana pengolahan
|
Ket.
|
|
Jenis
|
Banyaknya (buah)
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel 4. Format Buku Data Anggota Kelompok Gabungan
No
|
Nama
|
Alamat
(No HP/Telp)
|
Jabatan
dalam kelompok
|
Tingkat
pendidikan
|
Usia
(tahun)
|
Jenis
Usaha
|
Usaha Pokok
|
Usaha
Sampingan
|
Kepemilikan
lahan/sarana usaha
|
Ket.
|
|
Jenis
|
Banyaknya/
luasnya
|
||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel 5. Format Buku Kas Harian
No
|
Tanggal
|
Uraian
|
Volume
(buah)
|
Harga
per satuan (Rp.)
|
Masuk (Rp.)
|
Keluar (Rp.)
|
Saldo
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel 6. Format Buku Kas Bulanan
No
|
Tanggal
|
Uraian
|
Volume
(buah)
|
Harga
per satuan (Rp.)
|
Masuk
(Rp.)
|
Keluar
(Rp.)
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
|
|
|
|
|
|
|
TOTAL
|
|
|
|||
|
SALDO/SISA
|
|
|
Tanggal dilaporkan :
Yang melaporkan :
Tabel 7. Format Buku Inventarisir Barang
No
|
Jenis Barang
|
Jumlah
(buah)
|
Tanggal Terima
|
Kondisi Barang
|
Keterangan
|
Kode No.
|
|
Dibeli
|
Hibah
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel 8. Format Buku Notulen
No
|
Tanggal
|
Nama Kegiatan
|
Nama Pembicara
|
Jabatan
|
Pokok-pokok materi yang
disampaikan
|
Kesimpulan/ Rekomendasi
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel 9. Format Buku Kehadiran Peserta Rapat/Kegiatan
No
|
Tanggal
|
Nama Kegiatan
|
Peserta Rapat/Kegiatan
|
|||
Nama
|
Jabatan
|
Alamat
|
Tanda Tangan
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel 10. Format Buku Agenda Surat
No
|
No. Surat
|
Tanggal Surat
|
Pengirim/ Tujuan Surat
|
Tanggal Surat masuk
|
Perihal
|
Ket.
|
|
Surat Masuk
|
Surat Keluar
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel 11. Format Buku Tamu
No
|
Nama
|
Jabatan/Instansi
|
Tanggal
|
Tujuan/keperluan
|
Kesan
|
Pesan
|
Tanda Tangan
|
|
Datang
|
Pergi
|
|||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel 12. Format Rencana Kegiatan
No
|
Uraian
|
Volume/Frekuensi
|
Waktu pelaksanaan
|
Tempat pelaksanaan
|
Keterangan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|
|
|
|
|
|
Tabel 13. Format Buku Kegiatan Usaha
No
|
Hari/Tanggal
|
Uraian
|
Volume/ Frekuensi
|
Pelaksana
|
Tempat pelaksanaan
|
Hasil Kegiatan
|
Keterangan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel 14. Format Buku Pola Tebar/Produksi Kelompok
Tahun:
..................
No
|
Nama anggota kelompok
|
Penebaran Bulan
|
Perkiraan Produksi
|
||||||||||||
Jan
|
Feb
|
Mar
|
Apr
|
Mei
|
Jun
|
Jul
|
Agu
|
Sep
|
Okt
|
Nop
|
Des
|
Tanggal
|
banyaknya
|
||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
16
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Setiap orang atau perusahaan/kelompok yang bergerak dalam
suatu bisnis, tak terkecuali bisnis perikanan, tentu mengharapkan laba atau
keuntungan yang sesuai, tak seorang pun yang berniat merugi. Kerugian berarti
kehilangan sebagian modal atau tenaga dan pikiran yang telah dicurahkan untuk
kelangsungan bisnis itu. Sedangkan keuntungan berarti memperoleh kelebihan
hasil dari modal yang telah ditanamkan (investasi).
Persoalan modal dan keuangan merupakan aspek yang penting dalam kegiatan suatu
bisnis. Tanpa memiliki modal, suatu usaha tidak akan dapat berjalan, walaupun
syarat-syarat lain untuk mendirikan suatu bisnis sudah dimiliki. Demikian pula,
pengetahuan dan keberanian memulai usaha saja tidak cukup.
Pengelolaan keuangan yang ketat dan berdisiplin memiliki pembukuan
yang teratur. Pembukuan itu harus memuat catatan harian, mingguan, bulanan, dan
seterusnya. Hal-hal penting yang perlu ditekankan dalam pencatatan seperti
jumlah hasil produksi, jumlah pembelian, pembayaran tunai, utang, catatan gaji,
stok, peralatan, jumlah penjualan, penerimaan tunai, dan asuransi.
Agar catatan itu dapat digunakan sebagai sumber informasi maka
pengelolaannya haruslah dengan penuh disiplin. Dengan demikian, dapat dilihat
keadaan keuangan kelompok, apakah untung, rugi, atau hanya kembali modal. Dari
catatan itu dapat juga diambil suatu kebijaksanaan baru. Misalnya, adanya
keuntungan yang berlebih kemudian diinvestasikan ke bidang lain atau bila
terjadi kerugian, perlu pembenahan di sebagian/semua sektor.
Prinsip mengelola keuangan yaitu usaha untuk memaksimalkan
keuntungan jangka panjang. Sedangkan keuntungan jangka pendek sendiri tidak ada
salahnya di dapat untuk menambah melancarkan usaha. Akan tetapi, jika
keuntungan jangka pendek yang diperoleh ternyata malah merugikan usaha dalam jangka
panjang maka diperlukan tindakan yang bijaksana. Apakah usaha itu hanya
mengejar keuntungan jangka pendek? Ataukah lebih mengutamakan keuntungan jangka
panjang? Jika usahanya memang berorientasi ke jangka waktu yang lama, usaha
yang hanya menguntungkan dalam jangka pendek itu harus dilepas untuk
menghindari kerugian di masa mendatang.
Bisnis perikanan terdiri dari usaha jangka pendek dan jangka
panjang. Kedua usaha itu dapat dipilih salah satu atau keduanya. Usaha yang
orientasinya untuk jangka pendek misalnya usaha ikan hias. Dewasa ini telah
banyak usahawan yang mencoba-coba melakukan investasi jangka pendek tersebut.
Namun, ada usaha yang tidak dapat hanya berorientasi ke jangka pendek saja,
bahkan lebih ditekankan keuntungan jangka panjang. Usaha tersebut biasanya yang
membutuhkan biaya/modal besar. Misalnya, usaha tambak udang dengan orientasi
ekspor yang bila dicoba hanya dengan investasi jangka pendek sama saja dengan
membuang modal secara sia-sia.
Perencanaan keuangan yang teratur sangat bermanfaat bagi usaha
perikanan untuk mendapatkan sasaran berupa suatu usaha yang sehat dan
menguntungkan bagi kelangsungan usaha itu sendiri, juga imbalan untuk tenaga
dan pikiran yang telah dicurahkan kelompok dan para anggotanya.
Bentuk umum informasi keuangan suatu kelompok adalah seperangkat
laporan keuangan, terutama yang terdiri atas: laporan posisi keuangan (neraca),
laporan rugi-laba (laporan aktivitas), laporan perubahan modal,
dan laporan arus kas, termasuk catatan penjelasan laporan keuangan yang diperlukan.
C. Format Laporan
LAPORAN
PELAKSANAAN
KEGIATAN KUNJUNGAN PEMBINAAN PENYULUAN PERIKANAN KEPADA
SASARAN KELOMPOK
1. Penyuluh Perikanan:
a.
Nama :
..............................................................................
b.
Status :
Penyuluh Perikanan PNS / Swadaya / Swasta *)
c.
Wilayah Kerja :..............................................................................
d.
Unit Kerja :..............................................................................
2. Dasar Pelaksanaan:
................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
3. Nama Kegiatan:
Pembinaan
Kelompok tentang ...........................................................
............................................................................................................
4. Tujuan Kegiatan:
Meningkatkan
pengetahuan dan/atau keterampilan
dan/atau sikap
tentang ...............................................................................................
5. Pelaksanaan Kegiatan:
a.
Waktu :
..............................................................................
b.
Tempat :
..............................................................................
c.
Pelaksana :
..............................................................................
d.
Sasaran :
..............................................................................
e.
Pihak terkait :
..............................................................................
6. Hasil Pekerjaan:
Materi Pokok/
Submateri Pokok
|
Hasil/
Capaian
|
Keterangan
|
|
Bertambahnya
pengetahuan dan/atau keterampilan dan/atau sikap .... orang anggota kelompok ............. tentang
........................ ...................................................
|
|
Mengetahui,
Pimpinan Unit
Kerja atau
Pejabat yang ditunjuk,
(
....................................... )
|
................,
.......................... 20.......
Penyuluh Perikanan,
(
....................................... )
|
3.4.
Latihan
1. Jelaskan
apa yang dimaksud dengan “Kunjungan Pembinaan Kepada Pelaku Utama dan Pelaku
Usaha Dilakukan Oleh Penyuluh Kepada Sasaran Kelompok”?
2. Menurut
pendapat saudara, apa fungsi dari kelompok?
3.5.
Rangkuman
Kunjungan
pembinaan kepada sasaran kelompok merupakan metode penyuluhan perikanan
langsung dengan mendatangi pertemuan kelompok baik yang rutin maupun yang
insidentil dalam rangka memberdayakan kelompok pelaku utama/pelaku usaha perikanan.
Pendekatan
kelompok lebih cepat dan praktis dibanding pendekatan perserorangan.
Persoalannya hanyalah bagaimana menentukan kelompok strategis yang akan
dijadikan sasaran penyuluhan.
Sebuah kelembagaan
kelompok pelaku utama bidang kelautan dan perikanan dapat memiliki peranan antara lain sebagai berikut :
(1)Sebagai media komunikasi dan
pergaulan sosial yang wajar,
lestari dan dinamis;
(2)Sebagai basis untuk mencapai pembaharuan
secara merata; (3)Sebagai pemersatu aspirasi yang murni dan sehat;
(4)Sebagai wadah yang efektif dan
efisien untuk belajar serta bekerja sama; dan (5)Sebagai teladan bagi masyarakat
lainnya.
Untuk dapat mewujudkan peranan tersebut maka kelompok
seharusnya dapat berfungsi antara lain sebagai: (1) Kelas belajar; (2) Wadah kerja sama; (3) Unit produksi; (4) Organisasi kegiatan
bersama; dan (5) Kesatuan
swadaya dan swadana.
IV. PENUTUP
Dalam
pelaksanaannya sebuah proses penyuluhan harus dimulai dari pemahaman masyarakat
terhadap potensi dan masalah yang dihadapinya, sehingga terdorong untuk
mengupayakan pemecahan masalah melalui pengembangan semua potensi yang
dimilikinya. Pada tahap inilah dimulai peran seorang penyuluh “untuk membantu
peningkatan kesejahteraan masyarakat sasaran dari kegiatan usahanya”, maka
seorang penyuluh perikanan harus memahami tentang cara melakukan kunjungan
pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada
sasaran:(1)perseorangan/anjangsana; dan (2)kelompok.
Modul
ini menguraikan tentang kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku
usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran perseorangan/anjangsana dan
kelompok. Demikianlah paparan modul ini, semoga dapat menambah kajian dan
pemahaman para pembaca, dalam rangka memberikan pemahaman cara melakukan kunjungan
pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada
sasaran perseorangan/anjangsana dan kelompok, serta dapat menerapkannya dalam
kegiatan dan proses penyuluhan perikanan.
Penulis menyadari akan keterbatasan
kami dalam menyajikan modul ini, untuk itu kami mengharapkan koreksi
seperlunya, guna kesempurnaan dalam penulisan modul ini, akhirnya kami haturkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah terkait langsung dalam penulisan
modul ini, mudah-mudahan kehadiran modul ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Jakarta,
November 2011
Penyusun
KUNCI JAWABAN
MATERI
POKOK 1:
1.
Kunjungan pembinaan kepada
sasaran perseorangan/anjangsana merupakan metode penyuluhan perikanan langsung
kepada pelaku utama/pelaku usaha perikanan secara perorangan dengan mendatangi
rumah atau tempat usaha pelaku utama dan/atau pelaku usaha perikanan.
2.
Keunggulan pendekatan
perorangan adalah relatif cepat terjadinya perubahan perilaku sasaran
penyuluhan setelah mencoba menerapkan inovasi. Alasannya karena individu sangat
strategis biasanya akan menerima suatu inovasi jika dia benar-benar sudah yakin
pada inovasi itu dan terutama pada pembawa inovasi tersebut, yaitu penyuluh.
MATERI POKOK 2:
1.
Kunjungan pembinaan kepada
sasaran kelompok merupakan metode penyuluhan perikanan langsung dengan
mendatangi pertemuan kelompok baik yang rutin maupun yang insidentil dalam
rangka memberdayakan kelompok pelaku utama/pelaku usaha perikanan.
2.
Kelompok seharusnya dapat berfungsi antara lain sebagai:
(1) Kelas belajar; (2) Wadah kerja sama; (3) Unit produksi; (4) Organisasi kegiatan
bersama; dan (5) Kesatuan
swadaya dan swadana.
DAFTAR PUSTAKA
Juni
Pranoto dan Wahyu Suprapti, 2006. Membangun
Kerjasama Tim (Team Building). Lembaga
Administrasi Negara – Republik Indonesia, Jakarta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005. Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor:
KEP.54/MEN/2011 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan
dan Angka Kreditnya.
Santosa S., 2004. Dinamika Kelompok Edisi
Revisi. Penerbit: Bumi Aksara, Jakarta.
Tim
Pusbangluh, 2008. Modul Pembinaan dan Pengembangan Kelembagaan Penyuluhan
Perikanan. Pusat Pengembangan Penyuluhan BPSDMKP, Jakarta.
Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan
GLOSARIUM
Kelompok pelaku utama/usaha adalah
kumpulan pelaku utama/usaha yang mempunyai hubungan atau interaksi yang
nyata, mempunyai daya tahan dan struktur tertentu, berpartisipasi bersama dalam
suatu kegiatan. Hal ini tidak akan dapat
terwujud tanpa adanya kesatuan kelompok tersebut.
Kunjungan
pembinaan kepada sasaran perseorangan/anjangsana
merupakan metode penyuluhan perikanan langsung kepada pelaku utama/pelaku usaha
perikanan secara perorangan dengan mendatangi rumah atau tempat usaha pelaku
utama dan/atau pelaku usaha perikanan.
Kunjungan
pembinaan kepada sasaran kelompok merupakan metode
penyuluhan perikanan langsung dengan mendatangi pertemuan kelompok baik yang
rutin maupun yang insidentil dalam rangka memberdayakan kelompok pelaku
utama/pelaku usaha perikanan.
Penyuluhan
perikanan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama
serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan
dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya
lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitasnya, efisien usaha,
pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian
fungsi lingkungan hidup.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
PENYUSUN
Fahrur
Razi, SST dilahirkan di Pematang Panjang (Banjarmasin) 26 Januari 1982, lulus dari
Sekolah Pertanian Pembangunan Banjarbaru pada Jurusan Budidaya Ikan Air Tawar
tahun 1999 dan menamatkan pendidikan D4 Penyuluhan Perikanan di STPP Bogor
tahun 2004, serta telah mengikuti berbagai pelatihan antara lain: Pengelolaan
budidaya ikan air tawar (Banjarnegara, 2003); HACCP (Bogor, 2004); Pembekalan
Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak (Jakarta, 2004); Budidaya udang vaname di
tambak (Bali, 2005); Intensifikasi Budidaya Udang di Tambak (Jepara, 2005);
Diseminasi Budidaya Kerapu dan Perikanan di Laut (Gondol, 2006); Konsultan
Keuangan Mitra Bank (Denpasar, 2007); Pelatihan Dasar bagi Penyuluh Perikanan
Tingkat Ahli (Banjarbaru, 2008); Peningkatan Kapasitas Penyuluh Perikanan
Kawasan Minapolitan (Padang, 2010); Corporate
Spriritual Training (Bogor, 2011); Bimbingan Teknis Penulisan Karya Tulis
Ilmiah dan Semi Populer bagi Penyuluh Perikanan Ahli (Denpasar, 2011); TOT Nasional Perubahan Iklim bagi Penyuluh
Perikanan (Bogor, 2011). Memulai karier
sebagai Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak dengan penempatan pada Dinas
Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kabupaten Jembrana tahun 2004 s/d 2007, sejak
Januari 2008 mengemban amanah sebagai PNS dalam Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan
pada Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP, Kementerian Kelautan dan
Perikanan.
No comments:
Post a Comment