Tuesday, 11 March 2014

MODUL: KUNJUNGAN PEMBINAAN KEPADA SASARAN PERORANGAN DAN KELOMPOK

I.      PENDAHULUAN


1.1.    Latar Belakang
Penyuluhan perikanan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitasnya, efisien usaha, pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup (UU Nomor 16 Tahun 2006). Penyuluhan sebagai sistem pendidikan non formal harus dibedakan dengan sistem pendidikan formal, perbedaan ini meliputi waktu, tempat, kurikulum, sasaran, filsafat dan lingkupnya.
Penyuluhan dilaksanakan dengan berpedoman pada programa penyuluhan, penyuluhan juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan partisipatif melalui mekanisme kerja dan metode yang disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi pelaku utama dan pelaku usaha.Keberhasilan proses penyuluhan ditandai timbulnya partisipasi aktif dari pelaku utama dan pelaku usaha di bidang perikanan (masyarakat sasaran), sehingga dalam pengembangan penyuluhan ke depan harus diarahkan pada model yang berpusat pada manusia, dimana peran penyuluh dalam proses penyuluhan adalah sebagai relasi yang berorientasi pada masyarakat sasaran.
Dalam pelaksanaannya sebuah proses penyuluhan harus dimulai dari pemahaman masyarakat terhadap potensi dan masalah yang dihadapinya, sehingga terdorong untuk mengupayakan pemecahan masalah melalui pengembangan semua potensi yang dimilikinya. Pada tahap inilah dimulai peran seorang penyuluh “untuk membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat sasaran dari kegiatan usahanya”, dengan pola pikir yang coba dibangun adalah pengembangan komoditas yang dia dimiliki melalui pemanfatan semua potensi sumberdaya yang ada, jadi peran seorang penyuluh adalah berupa fasilitasi, pengawalan, mobilisasi, pembentukan jaringan kerja dan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha di bidang perikanan.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka seorang penyuluh perikanan harus memahami tentang cara melakukan kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran:(1)perseorangan/anjangsana; dan (2)kelompok.

1.2.    Deskripsi Singkat
Modul ini menguraikan tentang kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran perseorangan/anjangsana dan kelompok.

1.3.    Tujuan Pembelajaran
A.     Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari seluruh isi modul ini diharapkan dapat memahami cara melakukan kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran perseorangan/anjangsana dan kelompok, serta dapat menerapkannya dalam kegiatan dan proses penyuluhan perikanan.

B.    Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari seluruh isi modul ini diharapkan dapat:
1.  Menjelaskan pengertian kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran perseorangan/anjangsana;
2.  Memahami cara pendekatan pada kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran perseorangan/anjangsana;
3.  Membuat laporan kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran perseorangan/anjangsana;
4.  Menjelaskan pengertian kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran kelompok;
5.  Memahami cara pendekatan pada kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran kelompok; dan
6.  Membuat laporan kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran kelompok.

1.4.    Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
A.   Kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran perseorangan/anjangsana
1.    Pengertian
2.    Pendekatan perseorangan/anjangsana
3.    Format Laporan
B.   Kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran kelompok
1.    Pengertian
2.    Pendekatan kelompok
3.    Format Laporan












II.    MATERI POKOK 1


2.1.    Judul
Kunjungan Pembinaan Kepada Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Dilakukan Oleh Penyuluh Kepada Sasaran Perseorangan/Anjangsana.

2.2.    Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari seluruh isi Materi Pokok 1 ini diharapkan dapat:
1.  Menjelaskan pengertian kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran perseorangan/anjangsana;
2.  Memahami cara pendekatan pada kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran perseorangan/anjangsana; dan
3.  Membuat laporan kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran perseorangan/anjangsana.

2.3.    Uraian
A.   Pengertian
Kunjungan pembinaan kepada sasaran perseorangan/anjangsana merupakan metode penyuluhan perikanan langsung kepada pelaku utama/pelaku usaha perikanan secara perorangan dengan mendatangi rumah atau tempat usaha pelaku utama dan/atau pelaku usaha perikanan (KepmenKP Nomor: KEP.54/MEN/2011).

B.   Pendekatan Perseorangan/Anjangsana
Pendekatan Perorangan dilakukan khususnya untuk mencapai sasaran penyuluhan potensial dan strategis yang diperkirakan akan mendorong atau bahkan menghambat berlang­sungnya kegiatan penyuluhan. Pendekatan terhadap pihak-pihak strategis bertujuan untuk mencari  pengakuan tentang pentingnya inovasi yang  akan disampaikan lewat program yang diintroduksikan oleh penyuluh. Biasanya, jika pihak-pihak strategis ini dapat diyakinkan tentang kemanfaatan inovasi tersebut maka penduduk lainnya juga akan cepat terpengaruh.
Keunggulan pendekatan perorangan adalah relatif cepat terjadinya perubahan perilaku sasaran penyuluhan setelah mencoba menerapkan inovasi. Alasannya karena individu sangat strategis biasanya akan menerima suatu inovasi jika dia benar-benar sudah yakin pada inovasi itu dan terutama pada pembawa inovasi tersebut, yaitu penyuluh. Kelemahan pendekatan perorangan yaitu memerlukan banyak tenaga dan waktu dari penyuluh untuk mendatangi satu persatu individu strategis tersebut. Karena itu, penentuan individu selaku "sasaran strategis" harus selektif.  Selektifitas ini akan dapat dilakukan dengan baik jika penyuluh dapat mengidentifikasi dengan cermat dan tepat individu-individu strategis yang ada dimasyarakat.

C.   Format Laporan
LAPORAN PELAKSANAAN
KEGIATAN KUNJUNGAN PEMBINAAN PENYULUAN PERIKANAN KEPADA SASARAN PERSEORANGAN/ANJANGSANA

1.  Penyuluh Perikanan:
a.  Nama               : ..............................................................................
b.  Status               : Penyuluh Perikanan PNS / Swadaya / Swasta *)
c.   Wilayah Kerja :..............................................................................
d.  Unit Kerja        :..............................................................................

2.  Dasar Pelaksanaan:
................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

3.  Nama Kegiatan:
Pembinaan Perseorangan/Anjangsana tentang ................................ ............................................................................................................

4.  Tujuan Kegiatan:
Meningkatkan pengetahuan dan/atau keterampilan dan/atau sikap tentang ...............................................................................................

5.  Pelaksanaan Kegiatan:
a.  Waktu               : ..............................................................................
b.  Tempat             : ..............................................................................
c.   Pelaksana       : ..............................................................................
d.  Sasaran           : ..............................................................................
e.  Pihak terkait    : ..............................................................................

6.  Hasil Pekerjaan:

Materi Pokok/ Submateri Pokok
Hasil/ Capaian
Keterangan






Bertambahnya pengetahuan dan/atau keterampilan dan/atau sikap .... orang pembudidaya/ nelayan/ pengolah ikan/ ............. tentang ....................................... ...................................................




Mengetahui,
Pimpinan Unit Kerja atau
Pejabat yang ditunjuk,

( ....................................... )
................, .......................... 20.......
Penyuluh Perikanan,


( ....................................... )


2.4.    Latihan
1.  Jelaskan apa yang dimaksud dengan “Kunjungan Pembinaan Kepada Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Dilakukan Oleh Penyuluh Kepada Sasaran Perseorangan/Anjangsana”?
2.  Menurut pendapat saudara, apa saja keunggulan pendekatan perseorangan/anjangsana?


2.5.    Rangkuman
Kunjungan pembinaan kepada sasaran perseorangan/anjangsana merupakan metode penyuluhan perikanan langsung kepada pelaku utama/pelaku usaha perikanan secara perorangan dengan mendatangi rumah atau tempat usaha pelaku utama dan/atau pelaku usaha perikanan.
Keunggulan pendekatan perorangan adalah relatif cepat terjadinya perubahan perilaku sasaran penyuluhan setelah mencoba menerapkan inovasi. Alasannya karena individu sangat strategis biasanya akan menerima suatu inovasi jika dia benar-benar sudah yakin pada inovasi itu dan terutama pada pembawa inovasi tersebut, yaitu penyuluh.






















III.   MATERI POKOK 2


3.1.    Judul
Kunjungan Pembinaan Kepada Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Dilakukan Oleh Penyuluh Kepada Sasaran Kelompok.

3.2.    Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari seluruh isi Materi Pokok 2 ini diharapkan dapat:
1.  Menjelaskan pengertian kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran kelompok;
2.  Memahami cara pendekatan pada kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran kelompok; dan
3.  Membuat laporan kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran kelompok.

3.3.    Uraian
A.  Pengertian
Kunjungan pembinaan kepada sasaran kelompok merupakan metode penyuluhan perikanan langsung dengan mendatangi pertemuan kelompok baik yang rutin maupun yang insidentil dalam rangka memberdayakan kelompok pelaku utama/pelaku usaha perikanan (KepmenKP Nomor: KEP.54/MEN/2011).

B. Pendekatan Kelompok
Pendekatan kelompok lebih cepat dan praktis dibanding pendekatan perserorangan. Persoalannya hanyalah bagaimana menentukan kelompok strategis yang akan dijadikan sasaran penyuluhan. Kelompok bidang perikanan: Pokdakan, Lembaga Ekonomi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (LEPMP), Pokmaswas, kelompok usaha bersama (KUB) adalah satu dari sekian banyak kelompok sosial  di masyarakat  yang dapat dijadikan kelompok sasaran strategis. Namun kelompok-kelompok lainnya pun tetap harus didekati, khususnya  dalam  upaya mempersamakan pengertian dan pandangan tentang arti, hakekat, dan program serta fungsi program sebagai sarana untuk menebarkan inovasi (informasi baru) ke masyarakat.
Unsur-Unsur Yang Perlu Diperhatikan dalam Penumbuhan Kelompok:
1.     Adanya saling mengenal dengan baik antara sesama anggotanya, akrab, dan saling percaya mempercayai.
2.     Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam berusaha
3.     Memiliki kesamaan dalam hal: tradisi/ kebiasaan, pemukiman, jenis usaha, hamaparan, jenis alat tangkap/kapal dan lain-lain.
4.     keanggotaan setiap kelompok berkisar 5-25 orang.
5.     Memiliki motivasi untuk berkembang

Dasar Pengelompokan Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha
1.     Kelembagaan Pelaku Utama berdasarkan
a)  Segmen (pembenihan, pendederan, pembesaran, saprokan, pemasaran, pengolah, penangkapan dll)
b)  Usaha pada komoditas utama yang sama
2.     Kelembagaan pelaku utama diarahkan menjadi asosiasi perikanan (ASOKAN)
Pengelompokan dapat didasarkan pula kepada:
a)  Jenis alat /usaha atau RTP (Rumah Tangga Perikanan) atau RTBP (Rumah Tangga Buruh Perikanan)
b)  Peranan anggota kelembagaan didalam  RTP (apakah sebagai juragan, penggarap, buruh) yang pada prinsipnya berperan sebagai decision maker (penentu).
c)  Lokasi atau sosiometri (anggota kelembagaan bebas memilih kontak nelayan/pembudidaya ikan/pengolah, atau berdararkan hubungan sejarah/famili)
d)  Status anggota kelembagaan di dalam lingkungan keluarganya (Bapak, Ibu, anak, Pemuda, wanita)
Langkah-langkah Penumbuhan Kelompok
Kelompok dapat terbentuk dengan sendirinya (tanpa bantuan pihak luar) dan dapat pula terbentuk dengan bantuan pihak luar, sehingga agar pelaku utama dapat membentuk kelompok, perlu adanya rangsang dan motivasi, antara lain dengan cara-cara berikut :                                                
1.  Memberikan penerangan mengenai keuntungan membentuk kelompok, melalui ceramah, diskusi, tanya-jawab, pemutaran film/slide, siaran televisi, penyebaran brosur/leaflet dan lain-lain.
2.  Mengajak para pelaku utama untuk mengunjungi kelompok-kelompok lain yang sudah berhasil.
Dalam pelaksanaan penumbuhan kelompok, dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1.  Identifikasi potensi
Petugas/tenaga pendamping mengamati dan meneliti apakah ada pelaku utama dan pelaku usaha bidang  perikanan yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi suatu kelembagaan kelompok pelaku utama antara lain:
a)  Keberhasilan kegiatan  usahanya dalam beberapa musim atau tahun.
b)  Sering atau berani mencoba sesuatu teknologi baru.
c)  Hubungan dengan aparat desa,  Instansi/Dinas, lembaga lain, tokoh masyarakat, Penyuluh atau  pembina lainnya, cukup baik untuk berkonsultasi atau dalam rangka mencari sesuatu informasi yang berhubungan dengan  pembangunan perikanan.
d)  Mau dan mampu melaksanakan serta mengembangkan program Pemerintah.
2.  Pelaksanaanpenumbuhan:
a)  Koordinasi dengan pemerintah setempat, tokoh masyarakat dan kontak pelaku utama  yang ada wilayah kerja penyuluhan untuk terlaksananya pertemuan para pelaku utama.
b)  Musyawarah penumbuhan kelembagaan kelompok pelaku utama
c)  Pengukuhan kelembagaan kelompok pelaku utama
Bila semua pelaku utama bekerja secara sendiri-sendiri tentu saja tidak akan mampu mengembangkan usaha dengan baik. Namun setelah digabung dalam kelompok dan masuk dalam wadah kelembagaan kelompok maka berbagai keunggulan dan keuntungan pasti akan diperoleh, misalnya mudah mendapatkan modal usaha, dapat bermitra dengan lembaga keuangan serta mempermudah dalam akses pemasarannya. Dengan manfaat berlembaga cukup besar dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku utama dan masyarakat bidang kelautan dan perikanan.
Dalam rangka penumbuhan kelompok pelaku utama bidang kelautan dan perikanan melalui pengelompokan yang antara lain dapat dibagi ke dalam:
1)  kelembagaan pelaku utama/usaha berdasarkan jenis usaha   
2)  kelembagaan pelaku utama/usaha berdasarkan skala usaha
3)  kelembagaan pelaku utama/usaha berdasarkan status usaha
4)  kelembagaan pelaku utama/usaha berdasarkan komoditas utama
5)  kelembagaan pelaku utama/usaha berdasarkan tempat tinggal/ domisili.


Pengukuhan Kelembagaan Pelaku Utama
Pengukuhan adalah suatu proses peningkatan kemampuan melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif, penumbuhan motivasi, pengembangan potensi, pemberian peluang, peningkatan kesadaran, dan pendampingan serta fasilitasi.  Dengan pemberdayaan tersebut bertujuan sumber daya manusia yang berkualitas, andal, serta berkemampuan manajerial, kewirausahaan, dan kelembagaan bisnis perikanan sehingga pembangunan perikanan mampu membangun usaha dari hulu sampai dengan hilir yang berdaya saing tinggi dan mampu berperan serta dalam melestarikan prinsip pembangunan yang berkelanjutan.  Salah satu upaya dalam pemberdayaan kelembagaan kelompok pelaku utama adalah melalui kegiatan fasilitasi dalam pengukuhan dan pengakuan terhadap kelembagaan kelompok.
Pengukuhan dan atau pengakuan terhadap kelembagaan  kelompok pelaku utama merupakan salah satu bentuk penghargaan atas karya dan prestasi kelompok yang telah dicapai  dan merupakan kebanggaan  bagi para anggota kelompok.  Kegiatan ini diharapkan akan tumbuh motivasi yang lebih besar dari para anggota kelompok untuk belajar lebih giat, bekerja lebih erat dan berusaha lebih efektif dalam usaha menigkatkan produksi dan pendapatannya.
Adapun tujuan dari pelaksanaan pengukuhan kelompok antara lain:
1.  Tumbuh dan berkembangnya rasa bangga kelompok sebagai prinsip belajar dan kerjasama untuk meningkatkan produksi dan pendapatan.
2.  Tumbuh dan berkembangnya dinamika kelembagaan dalam berorganisasi untuk memanfaatkan peluang ekonomi.
3.  Terciptanya metode pemberdayaan, bimbingan, dan pelayanan yang sesuai dengan tingkat kemampuan kelompok pelaku utama.


Peran Kelompok
Sebuah kelembagaan kelompok pelaku utama bidang kelautan dan perikanan dapat memiliki peranan antara lain sebagai berikut :                                                      
1)     Sebagai  media komunikasi dan pergaulan sosial  yang wajar, lestari  dan dinamis.
2)     Sebagai basis untuk mencapai pembaharuan secara merata.
3)     Sebagai pemersatu aspirasi yang murni dan sehat.         
4)     Sebagai wadah yang efektif dan efisien untuk belajar serta bekerja sama.
5)     Sebagai teladan bagi masyarakat lainnya.

Fungsi Kelompok
Untuk dapat mewujudkan peranan tersebut maka kelompok seharusnya dapat berfungsi antara lain sebagai: (1) Kelas  belajar; (2) Wadah kerja  sama; (3) Unit  produksi; (4) Organisasi  kegiatan  bersama; dan (5) Kesatuan  swadaya  dan  swadana.
1)     Kelompok  Sebagai  Kelas  Belajar
Sebagai kelas belajar, kelompok merupakan media interaksi belajar antar pelaku utama. Mereka dapat melakukan proses interaksi edukatif dalam rangka mengadopsi inovasi. Mereka dapat saling Asah, Asih dan Asuh dalam menyerap suatu informasi dari fasilitator, mediator, pemandu, pendamping, penyuluh dan pihak lain. Mereka akan dapat mengambil kesepakatan tindakan bersama apa yang akan diambil dari hasil belajar tersebut. Dengan demikian proses kemandirian kelompok akan dapat dicapai. Di dalam kelompok sebagai kelas belajar para pelaku utama akan dapat melakukan komunikasi multi dimensional. Mereka dapat mempertukarkan pengalaman masing-masing, sehingga akan membuat pelaku utama semakin dewasa untuk dapat keluar dari masalahnya sendiri, tanpa adanya ketergantungan pada petugas (pendamping, penyuluh dan lain-lain).
2)     Kelompok  Sebagai  Wadah Kerja  Sama
Sebagai wadah kerja  sama, kelompok pelaku utama merupakan cerminan dari keberadaan suatu wadah kerjasama.
Kelembagaan pelaku utama sebagai wahana kerjasama antara anggota kelompok dan antara kelompok dengan pihak lain:
a)  menciptakan suasana saling kenal, saling percaya mempercayai dan selalu berkeinginan untuk berkejasama dalam bisnis perikanan.
b)  menciptakan suasana keterbukaan dalam menyatakan pendapat dan pandangan-pandangan di antara anggota untuk mencapai tujuan bersama dalam kegiatan bisnis perikanan.
c)  mengatur dan melaksanakan pembagian tugas/kerja diantara sesama anggota sesuai dengan kesepakatan bersama.
d)  mengembangkan kedisiplinan dan rasa/tanggung jawab diantara sesama anggota kelompok dalam mencapai keberhasilan bisnis perikanan.
e)  merencanakan dan melaksanakan musyawarah dan pertemuan-pertemuan lainnya agar tercapai kesepakatan yang bermanfaat bagi kelompoknya dalam menunjang bisnis perikanan.
f)   mentaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama dalam kelompok
g)  melaksanakan tukar menukar pikiran.
h)  bekerjasama dengan pihak-pihak penyedia kemudahan sarana produksi perikanan, pengolahan, dan pemasaran hasil.
i)   mengembangkan kader kepemimpinan di kalangan para anggota kelompok dengan jalan memberikan kesempatan kepada setiap anggota untuk megembangkan keterampilan dibidang tertentu sehingga berperan sebagai agen teknologi.
j)   mengadakan akses ke lembaga keuangan untuk keperluan pengembangan usaha para anggota kelompok
k)  melaksanakan hubungan melembaga dengan kios penyedia sarana produksi perikanan dalam pelaksanakan RUK, pengolahan, pemasaran hasil dan permodalan.
3)     Kelompok Sebagai Unit Produksi
Kelompok pelaku utama sebagai unit produksi, erat hubungan dengan wadah kerja sama misalnya kelompok pembudidaya ikan. Dengan melaksanakan kegiatan budidaya secara bersama–sama dapat dicapai efisiensi yang lebih tinggi misalnya, dalam pengadaan sarana produksi, perkreditan, dan pemasaran hasil.
Oleh karena itu dengan fungsi kelompok sebagai unit produksi akan dapat dicapai skala ekonomis usaha yang dapat memberikan keuntungan yang lebih besar kepada para pelaku utama.
4)     Kelompok Sebagai  Organisasi Kegiatan Bersama
Dengan berkelompok maka pelaku utama akan belajar mengorganisasi kegiatan bersama-sama, yaitu membagi pekerjaan dan mengkoordinisasi pekerjaan dengan mengikuti tata tertib sebagai hasil kesepakatan mereka. Mereka belajar membagi peranan dan melakukan peranan tersebut. Mereka belajar bertindak atas nama kelompok yang kompak, yaitu setiap anggota merasa memiliki commitment terhadap kelompoknya. Mereka merasa "In Group" yaitu mengembangkan "ke-kitaan bukan  ke-kamian". Dengan demikian akan merasa bangga sebagai suatu kelompok yang terorganisasi secara baik, dibandingkan berbuat sendiri-sendiri.
5)     Kelompok Sebagai Kasatuan Swadaya dan Swadana                    
Kelompok pelaku utama adalah kumpulan pelaku utama yang mempunyai hubungan atau interaksi yang nyata, mempunyai daya tahan dan struktur tertentu, berpartisipasi bersama dalam suatu kegiatan. Hal ini tidak  akan dapat terwujud tanpa adanya kesatuan kelompok tersebut.
Pelaku utama diharapkan dapat  mandiri dalam arti mampu merumuskan masalah, mengambil keputusan, merencanakan, melaksanakan kegiatan dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Tumbuhnya kemandirian tersebut diharapkan dapat dilakukan melalui kelompok.
Pengertian Dinamika Kelompok
Dalam Santoso (2004) dijelaskan bahwa; dinamika berarti tingkah laku warga yang satu secara langsung mempengaruhi warga yang lain secara timbal balik. Jadi, dinamika berarti adanya interaksi dan interpedensi antara anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lain secara timbal balik dan antara anggota dengan kelompok secara keseluruhan.
Dynamic is facts or concepts which refer to condition of change, expecially to forces. Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok, semangat kelompok(group spirit) terus-menerus berada dalam kelompok itu. Oleh Karena itu, kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat  kelompok yang bersangkutan dapat berubah.
Individu sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan yang menurut A. Maslow dikenal sebagai: a) kebutuhan fisik; b) kebutuhan rasa aman; c) kabutuhan kasih sayang; d) kebutuhan prestasi dan prestise, serta e) kebutuhan untuk melaksanakan sendiri.
Dilain pihak, individu memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan tersebut diatas, namun potensi yang ada pada individu tersebut terbatas sehingga individu harus meminta bantuan kepada individu yang lain yang sama-sama hidup dalam satu kelompok.
Dalam keadaan seperti itu, individu berusaha mengatasi kesulitan yang ada pada dirinya melalui prinsip escapism, artinya salah satu bentuk pelarian diri dengan mengorbankan pribadinya dan mempercayakan pada orang lain yang menurut pendapatnya memiliki sesuatu yang tidak ada pada dirinya. Bentuk penyerahan diri seperti ini mengakibatkan timbulnya perasaan perlunya kemesraan didalam kehidupan bersama. Artinya, kehidupan kelompok itu berkembang dengan baik.
Dengan keadaan seperti diatas, beberapa ahli mencoba memberikan pengertian apa yang disebut kelompok.
a.  W.Y.H. Sprott memberikan pengertian kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul satu dengan yang lain.
b.  Kurt Lewin berpendapat bahwa:
The essence of a group is not the similarity or dissimilarity of its members but their interpendence. 
c.   H. Smith menguraikan:
“kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi”.
Dinamika Kelompok  merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami (Purnawan, 2004).
Dari Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dinamika kelompok berarti suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis yang jelas antara anggota kelompok yang satu dengan yang lain. Dengan kata lain, antara anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama.

Unsur-Unsur Dinamika Kelompok
Kelompok harus bisa produktif, harus bisa menghasilkan sesuatu, bermanfaat bagi anggotanya. Agar kelompok produktif, kelompok harus dinamis. Untuk bisa dinamis, unsur-unsur dinamika sebagai kekuatan kelompok tersebut harus terpenuhi. Unsur-unsur dinamika kelompok tersebut adalah :
A.     Tujuan Kelompok
Tujuan kelompok dapat diartikan sebagai gambaran yang diharapkan anggota yang akan dicapai  oleh kelompok. Tujuan kelompok harus jelas dan diketahui oleh seluruh anggota. Untuk mencapai tujuan kelompok tersebut diperlukan aktivitas bersama oleh para anggota. Hubungan antara tujuan kelompok dengan tujuan anggota bisa : a) sepenuhnya bertentangan, b) sebagian bertentangan, c) netral, d) searah dan e) identik. Dengan demikian bentuk hubungan ”a” tidak menguntungkan dan bentuk ”d” adalah yang paling baik
B.    Struktur Kelompok
Struktur kelompok adalah bentuk hubungan antara individu-individu dalam kelompok sesuai posisi dan peranan masing-masing. Struktur kelompok harus sesuai/mendukung tercapainya tujuan kelompok. Yang berhubungan dengan struktur kelompok yaitu :
1.  Struktur Komunikasi
Sistem komunikasi dalam kelompok harus lancar agar pesan sampai kepada seluruh anggota, komunikasi yang tidak lancar akan menimbulkan ketidakpuasan anggota, pada gilirannya kelompok menjadi tidak kompak.
2.  Struktur Tugas Atau Pengambilan Keputusan
Pembagian tugas harus merata dengan memperhatikan kemampuan, peranan, dan posisi masing-masing anggota. Dengan demikian seluruh anggota kelompok ikut berpartisipasi dan terlibat, sehingga dinamika kelompok harus semakin kuat.
3.  Struktur Kekuasaan atau Pengambilan Keputusan
Kedinamisan kelompok sangat erat dengan kecepatan pengambilan keputusan selain harus jelas siapa yang mengambil keputusan dan ketidak cepatan (kelambatan) pengambilan keputusan menunjukkan lemahnya struktur kelompok
4.  Sarana Terjadinya Interaksi
Interaksi di dalam kelompok sangat diperlukan sedangkan dalam struktur kelompok harus menjamin kelancaran interaksi, kelancaran interaksi memerlukan sarana (contoh ketersediaan ruang pertemuan kelompok) dapat menjamin kelancaran interaksi antar anggota.
C.    Fungsi Tugas
Fungsi tugas adalah segala kegiatan yang harus dilakukan kelompok dalam rangka mencapai tujuan. Secara keseluruhan fungsi ini sebaiknya dilakukan dengan kondisi menyenangkan, dengan kondisi yang menyenangkan dapat menjamin fungsi tugas ini dapat terpenuhi. Kriteria yang dipergunakan pada fungsi tugas ini terpenuhi atau tidak adalah terdapatnya:
1.  Fungsi memberi informasi
Dengan kondisi yang menyenangkan gagasan yang muncul dan penyebarannya kepada anggota lainnya akan berjalan dengan baik
2.  Fungsi koordinasi
Dalam kelompok fungsi koordinasi ini sangat diperlukan untuk mengatur berbagai pola-pola pemikiran/tindakan agar terjadi kesepakatan tindakan.
3.  Fungsi memuaskan anggota
Semakin anggota merasa senang dan puas, semakin baik kekompakan kelompok.
4.  Fungsi berinisiatif
Kelompok perlu merangsang dari semua anggota untuk bisa memunculkan banyak inisiatif, makin banyak muncul inisiatif makin kuat dinamika kelompok
5.  Fungsi mengajak untuk berpartisipasi
6.  Fungsi menyelaraskan

D.    Mengembangkan dan Membina Kelompok
Mengembangkan dan membina kelompok dimaksudkan sebagai usaha mempertahankan kehidupan kelompok, kehidupan berkelompok dapat dilihat dari adanya kegiatan.
1.  Mengusahakan/mendorong agar semua anggota kelompok ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan kelompok. Dengan demikian rasa memiliki kelompok dari para anggotanya akan tinggi.
2.  Tersedianya fasilitas
3.  Mengusahakan/mendorong menumbuhkan kegiatan, agar para anggota bisa ikut aktif berperan
4.  Menciptakan norma kelompok. Norma kelompok ini digunakan sebagai acuan anggota kelompok bertindak.
5.  Mengusahakan adanya kesempatan anggota baru, baik untuk menambah jumlah maupun mengganti anggota yang keluar
6.  Berjalannya proses sosialisasi. Untuk mensosialisasikan adanya anggota baru adanya norma kelompok adanya kesepakatan, dan sebagainya.

E.     Kekompakan Kelompok
Kekompakan kelompok menunjukkan tingkat rasa untuk tetap tinggal dalam kelompok, hal ini dapat berupa : loyalitas, rasa memiliki, rasa keterlibatan, dan keterikatan.
Terdapat enam faktor yang mempengaruhi kekompakan kelompok yaitu:
1.  Kepemimpinan Kelompok
Kepemimpinan kelompok yang melindungi, menimbulkan rasa aman, dapat menetralisir setiap perbedaan.
2.  Keanggotaan Kelompok
Anggota yang loyal dan tinggi rasa memiliki kelompok.
3.  Nilai Tujuan Kelompok
Makin tinggi apresiai anggota terhadap tujuan kelompok, kelompok semakin kompak.
4.  Homogenitas Angota Kelompok
Setiap anggota tidak menonjolkan perbedaan masing-masing, bahkan harus merasa sama, merasa satu.
5.  Keterpaduan Kegiatan Kelompok
Keterpaduan anggota kelompok di dalam mencapai tujuan sangatlah penting.
6.  Jumlah Anggota Kelompok
Pada umumnya, bila jumlah anggota kelompok relatif kecil cenderung lebih mudah kompak, dibandingkan dengan kelompok dengan jumlah anggota besar.
F.     Suasana Kelompok
Suasana kelompok adalah keadaan moral, sikap dan perasaan bersemangat atau apatis yang ada dalam kelompok, suasana kelompok yang baik bila anggotanya merasa saling menerima, saling menghargai, saling mempercayai dan bersahabat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suasana kelompok adalah
1.  hubungan antar anggota. Hubungan yang mendukung adalah hubungan yang rukun, bersahabat, persaudaraan;
2.  kebebasan berpartisipasi. Adanya kebebasan berpartisipasi, berkreasi akan menimbulkan semangat kerja yang tinggi; dan
3.  lingkungan fisik yang mendukung.
G.    Tekananan pada Kelompok
Tekanan pada kelompok dimaksudkan adalah adanya tekanan-tekanan dalam kelompok yang dapat menimbulkan ketegangan, dengan adanya ketegangan akan timbul dorongan untuk mempertahankan tujuan kelompok. Tekanan kelompok yan cermat, dan terukur akan dapat mendinamiskan kelompok, bila tidak justru akan berakibat sebaliknya.
H.    Efektifitas Kelompok
Efektifitas kelompok adalah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas kelompok dalam mencapai tujuan. Semakin banyak tujuan yang dapat dicapai, semakin banyak keberhasilan, anggota kelompok akan semakin puas. Bila anggota kelompok merasa puas kekompakan dan kedinamisan kelompok akan semakin kuat.

Tahapan Perkembangan Kelompok
Kelompok yang dinamis tidak dapat diwujudkan dengan mudah, karena merupakan rangkaian dari perkembangan yang bertahap dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan manusia sebagai anggota kelompok.
Menurut Richard (1999), tahapan perkembangan kelompok adalah sebagai berikut:
1.  Menetapkan arah (drive)
Dalam tahap ini kelompok harus memfokuskan pada misinya dan membuat garis besar strategi yang akan ditempuh serta menetapkan tujuan, prioritas dan prosedur kerja serta peraturan bagi kelompok.
2.  Bergerak (strive)
Dalam tahap ini peran dan tanggungjawab anggota kelompok ditetapkan dengan jelas. Dalam tahap ini beberapa kendala akan dihadapi dengan penuh bijaksana bersama dengan seluruh anggota kelompok, sehingga seluruh permasalahan dapat dihadapi dengan arif dan bijaksana.
3.  Mempercepat gerak (thrive)
Dalam tahap ini dimungkinkan untuk meningkatkan produktivitas secara maksimal. Dalam memecahkan masalah menggunakan umpan balik dari sesama anggota, manajemen konflik, kerjasama dan pembuatan keputusan yang efektif. Penguasaan terhadap wilayah secara cepat dan efektif dengan daya tahan yang tangguh.
4.  Sampai (arrive)
Dengan kerjasama kelompok yang kompas, maka kelompok akan mencapai keberhasilan dengan mengatasi semua kendala-kendala yang ada, akhirnya mencapai prestasi yang luar biasa. Namun apabila dalam tahap ini, kelompok belum mencapai keberhasilan, idealnya dilakukan peninjauan kembali dengan melaksanakan konsulidasi upaya misalnya berkoordinasi secara maksimal. Disamping itu perlu meninjau kembali sasaran-sasaran yang telah ada, masih relevan atau tidak.

Membangun Rasa Kebersamaan Kelompok
Tahapan-tahapan dalam membangun kelompok yang dinamis seperti tersebut diatas akan  berjalan dengan baik, apabila anggota-anggota kelompok mampu membangun rasa kebersamaan secara efektif. Untuk membangun rasa kebersamaan secara didalam suatu kelompok, maka setiap anggota kelompok harus mampu untuk menerima keragaman anggota kelompok. Oleh karena itu dalam suatu kelompok harus memiliki anggota dengan karakteristik yang berorientasi pada opini, berorientasi pada persamaan, serta berorientasi pada tujuan (Pranoto dan Suprapti, 2006).
1.  Berorientasi pada opini
a.  Berlawanan dengan orang yang bersifat dogmatis, akan mengarahkan pada tindakan yang tidak mengutuk orang lain;
b.  Memperkenalkan gagasannya tanpa mengusulkan atau bahkan mengisyaratkan agar orang lain memberi posisi istemewa pada gagasannya;
c.   Saling meminta ide dari anggota kelompok yang lain, bukan berorientasi pada gagasan perorangan; dan
d.  Tidak hanya memfokuskan pada idenya sendiri, tetapi menginvestigasi pendapat orang lain.
2.  Berorientasi pada persamaan
a.  Anggota kelompok yang berorientasi pada persamaan melihat keragaman sebagai suatu keunggulan. Perbedaan yang dimiliki dapat dipakai untuk mengecek setiap sisi, sudut, puncak dan dasar suatu masalah;
b.  Mengandalkan pada semua anggota; dan
c.   Kepercayaan kepada anggota kelompok untuk meningkatkan produktivitas.
3.  Berorientasi pada tujuan
a.  Anggota kelompok yang berorientasi pada tujuan kelompok kecil/tim kemungkinan akan konflik disebabkan oleh keunikan masing-masing kelompok;
b.  Keseluruhan anggota kelompok nerorientasi pada tujuan yang sama;
c.   Anggota kelompok mengakui bahwa masing-masing anggota kelompok memiliki tujuan, dan ada kemungkinan tujuan tersebut bertentangan dengan tujuan kelompok; dan
d.  Keunikan anggota kelompok yang muncul segera dapat diatasi, tidak dibiarkan melahirkan masalah baru.

Buku Administrasi Kelompok
Kesan pertama yang terlihat pada suatu  kelompok pelaku utama  yang baik, adalah pengelolaan administrasi yang baik. Sehingga kemampuan melaksanakan administrasi dengan baik perlu dibina terus sampai mereka terbiasa melakukannya.
Untuk dapat mengetahui keberadaan kelompok dan tingkat maju mundurnya kelompok, dokumentasi kelompok yang berupa pembukuan atau administrasi kelompok perlu disusun. Beberapa buku yang harus dibuat adalah: (1) Buku Data Anggota; (2) Buku Kas; (3) Buku Inventaris Barang; (4) Buku Notulen; (5) Buku Kehadiran Peserta Rapat; (6) Buku Agenda Surat; (7) Buku Tamu; (8) Buku Rencana Kegiatan; (9) Buku Kegiatan Usaha; (10) Buku Pola Tanam/Tebar. Contoh format buku-buku diatas seperti pada tabel d.ibawah ini.


Tabel 1. Format Buku Data Anggota Kelompok Pembudidaya Ikan

No
Nama
Alamat
(No HP/Telp)
Jabatan dalam kelompok
Tingkat pendidikan
Usia (tahun)
Usaha Pokok
Usaha Sampingan
Kepemilikan lahan usaha
Ket.
Luas (m2)
Jumlah kolam/ tambak (buah)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11





































Tabel 2. Format Buku Data Anggota Kelompok Penangkapan Ikan

No
Nama
Alamat
(No HP/Telp)
Jabatan dalam kelompok
Tingkat pendidikan
Usia (tahun)
Usaha Pokok
Usaha Sampingan
Kepemilikan sarana penangkapan
Ket.
Kapal/perahu (buah)
Jenis alat tangkap (sebutkan)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11





































Tabel 3. Format Buku Data Anggota Kelompok Pengolahan Ikan

No
Nama
Alamat
(No HP/Telp)
Jabatan dalam kelompok
Tingkat pendidikan
Usia (tahun)
Usaha Pokok
Usaha Sampingan
Kepemilikan sarana pengolahan
Ket.
Jenis
Banyaknya (buah)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11





































Tabel 4. Format Buku Data Anggota Kelompok Gabungan

No
Nama
Alamat
(No HP/Telp)
Jabatan dalam kelompok
Tingkat pendidikan
Usia (tahun)
Jenis Usaha
Usaha Pokok
Usaha Sampingan
Kepemilikan lahan/sarana usaha
Ket.
Jenis
Banyaknya/ luasnya
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12






































Tabel 5. Format Buku Kas Harian

No
Tanggal
Uraian
Volume (buah)
Harga per satuan (Rp.)
Masuk (Rp.)
Keluar (Rp.)
Saldo
1
2
3
4
5
6
7
8




































Tabel 6. Format Buku Kas Bulanan

No
Tanggal
Uraian
Volume
(buah)
Harga per satuan (Rp.)
Masuk
(Rp.)
Keluar
(Rp.)
1
2
3
4
5
6
7



























TOTAL



SALDO/SISA



Tanggal dilaporkan      :
Yang melaporkan        :



Tabel 7. Format Buku Inventarisir Barang

No
Jenis Barang
Jumlah
(buah)
Tanggal Terima
Kondisi Barang
Keterangan
Kode No.
Dibeli
Hibah
1
2
3
4
5
6
7
8




































Tabel 8. Format Buku Notulen

No
Tanggal
Nama Kegiatan
Nama Pembicara
Jabatan
Pokok-pokok materi yang disampaikan
Kesimpulan/ Rekomendasi
1
2
3
4
5
6
7



































Tabel 9. Format Buku Kehadiran Peserta Rapat/Kegiatan

No
Tanggal
Nama Kegiatan
Peserta Rapat/Kegiatan
Nama
Jabatan
Alamat
Tanda Tangan
1
2
3
4
5
6
7


































Tabel 10. Format Buku Agenda Surat

No
No. Surat
Tanggal Surat
Pengirim/ Tujuan Surat
Tanggal Surat masuk
Perihal
Ket.
Surat Masuk
Surat Keluar
1
2
3
4
5
6
7
8




































Tabel 11. Format Buku Tamu

No
Nama
Jabatan/Instansi
Tanggal
Tujuan/keperluan
Kesan
Pesan
Tanda Tangan
Datang
Pergi
1
2
3
4
5
6
7
8
9





































Tabel 12. Format Rencana Kegiatan

No
Uraian
Volume/Frekuensi
Waktu pelaksanaan
Tempat pelaksanaan
Keterangan
1
2
3
4
5
6



































Tabel 13. Format Buku Kegiatan Usaha

No
Hari/Tanggal
Uraian
Volume/ Frekuensi
Pelaksana
Tempat pelaksanaan
Hasil Kegiatan
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8




































Tabel 14. Format Buku Pola Tebar/Produksi Kelompok
Tahun: ..................
No
Nama anggota kelompok
Penebaran Bulan
Perkiraan Produksi
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agu
Sep
Okt
Nop
Des
Tanggal
banyaknya
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16










































Setiap orang atau perusahaan/kelompok yang bergerak dalam suatu bisnis, tak terkecuali bisnis perikanan, tentu mengharapkan laba atau keuntungan yang sesuai, tak seorang pun yang berniat merugi. Kerugian berarti kehilangan sebagian modal atau tenaga dan pikiran yang telah dicurahkan untuk kelangsungan bisnis itu. Sedangkan keuntungan berarti memperoleh kelebihan hasil dari modal yang telah ditanamkan (investasi).
Persoalan modal dan keuangan merupakan aspek yang penting dalam kegiatan suatu bisnis. Tanpa memiliki modal, suatu usaha tidak akan dapat berjalan, walaupun syarat-syarat lain untuk mendirikan suatu bisnis sudah dimiliki. Demikian pula, pengetahuan dan keberanian memulai usaha saja tidak cukup.
Pengelolaan keuangan yang ketat dan berdisiplin memiliki pembukuan yang teratur. Pembukuan itu harus memuat catatan harian, mingguan, bulanan, dan seterusnya. Hal-hal penting yang perlu ditekankan dalam pencatatan seperti jumlah hasil produksi, jumlah pembelian, pembayaran tunai, utang, catatan gaji, stok, peralatan, jumlah penjualan, penerimaan tunai, dan asuransi.
Agar catatan itu dapat digunakan sebagai sumber informasi maka pengelolaannya haruslah dengan penuh disiplin. Dengan demikian, dapat dilihat keadaan keuangan kelompok, apakah untung, rugi, atau hanya kembali modal. Dari catatan itu dapat juga diambil suatu kebijaksanaan baru. Misalnya, adanya keuntungan yang berlebih kemudian diinvestasikan ke bidang lain atau bila terjadi kerugian, perlu pembenahan di sebagian/semua sektor.
Prinsip mengelola keuangan yaitu usaha untuk memaksimalkan keuntungan jangka panjang. Sedangkan keuntungan jangka pendek sendiri tidak ada salahnya di dapat untuk menambah melancarkan usaha. Akan tetapi, jika keuntungan jangka pendek yang diperoleh ternyata malah merugikan usaha dalam jangka panjang maka diperlukan tindakan yang bijaksana. Apakah usaha itu hanya mengejar keuntungan jangka pendek? Ataukah lebih mengutamakan keuntungan jangka panjang? Jika usahanya memang berorientasi ke jangka waktu yang lama, usaha yang hanya menguntungkan dalam jangka pendek itu harus dilepas untuk menghindari kerugian di masa mendatang.
Bisnis perikanan terdiri dari usaha jangka pendek dan jangka panjang. Kedua usaha itu dapat dipilih salah satu atau keduanya. Usaha yang orientasinya untuk jangka pendek misalnya usaha ikan hias. Dewasa ini telah banyak usahawan yang mencoba-coba melakukan investasi jangka pendek tersebut. Namun, ada usaha yang tidak dapat hanya berorientasi ke jangka pendek saja, bahkan lebih ditekankan keuntungan jangka panjang. Usaha tersebut biasanya yang membutuhkan biaya/modal besar. Misalnya, usaha tambak udang dengan orientasi ekspor yang bila dicoba hanya dengan investasi jangka pendek sama saja dengan membuang modal secara sia-sia.
Perencanaan keuangan yang teratur sangat bermanfaat bagi usaha perikanan untuk mendapatkan sasaran berupa suatu usaha yang sehat dan menguntungkan bagi kelangsungan usaha itu sendiri, juga imbalan untuk tenaga dan pikiran yang telah dicurahkan kelompok dan para anggotanya.
Bentuk umum informasi keuangan suatu kelompok adalah seperangkat laporan keuangan, terutama yang terdiri atas: laporan posisi keuangan (neraca), laporan rugi-laba (laporan aktivitas), laporan perubahan modal, dan laporan arus kas, termasuk catatan penjelasan laporan keuangan yang diperlukan.

C. Format Laporan
LAPORAN PELAKSANAAN
KEGIATAN KUNJUNGAN PEMBINAAN PENYULUAN PERIKANAN KEPADA SASARAN KELOMPOK

1.  Penyuluh Perikanan:
a.  Nama               : ..............................................................................
b.  Status               : Penyuluh Perikanan PNS / Swadaya / Swasta *)
c.   Wilayah Kerja :..............................................................................
d.  Unit Kerja        :..............................................................................

2.  Dasar Pelaksanaan:
................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

3.  Nama Kegiatan:
Pembinaan Kelompok tentang ........................................................... ............................................................................................................

4.  Tujuan Kegiatan:
Meningkatkan pengetahuan dan/atau keterampilan dan/atau sikap tentang ...............................................................................................

5.  Pelaksanaan Kegiatan:
a.  Waktu               : ..............................................................................
b.  Tempat             : ..............................................................................
c.   Pelaksana       : ..............................................................................
d.  Sasaran           : ..............................................................................
e.  Pihak terkait    : ..............................................................................

6.  Hasil Pekerjaan:

Materi Pokok/ Submateri Pokok
Hasil/ Capaian
Keterangan





Bertambahnya pengetahuan dan/atau keterampilan dan/atau sikap .... orang anggota kelompok ............. tentang ........................ ...................................................




Mengetahui,
Pimpinan Unit Kerja atau
Pejabat yang ditunjuk,

( ....................................... )
................, .......................... 20.......
Penyuluh Perikanan,


( ....................................... )




3.4.    Latihan
1.  Jelaskan apa yang dimaksud dengan “Kunjungan Pembinaan Kepada Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Dilakukan Oleh Penyuluh Kepada Sasaran Kelompok”?
2.  Menurut pendapat saudara, apa fungsi dari kelompok?

3.5.    Rangkuman
Kunjungan pembinaan kepada sasaran kelompok merupakan metode penyuluhan perikanan langsung dengan mendatangi pertemuan kelompok baik yang rutin maupun yang insidentil dalam rangka memberdayakan kelompok pelaku utama/pelaku usaha perikanan.
Pendekatan kelompok lebih cepat dan praktis dibanding pendekatan perserorangan. Persoalannya hanyalah bagaimana menentukan kelompok strategis yang akan dijadikan sasaran penyuluhan.
Sebuah kelembagaan kelompok pelaku utama bidang kelautan dan perikanan dapat memiliki peranan antara lain sebagai berikut :                                                (1)Sebagai  media komunikasi dan pergaulan sosial  yang wajar, lestari  dan dinamis; (2)Sebagai basis untuk mencapai pembaharuan secara merata; (3)Sebagai pemersatu aspirasi yang murni dan sehat; (4)Sebagai wadah yang efektif dan efisien untuk belajar serta bekerja sama; dan (5)Sebagai teladan bagi masyarakat lainnya.
Untuk dapat mewujudkan peranan tersebut maka kelompok seharusnya dapat berfungsi antara lain sebagai: (1) Kelas  belajar; (2) Wadah kerja  sama; (3) Unit  produksi; (4) Organisasi  kegiatan  bersama; dan (5) Kesatuan  swadaya  dan  swadana.







IV. PENUTUP


Dalam pelaksanaannya sebuah proses penyuluhan harus dimulai dari pemahaman masyarakat terhadap potensi dan masalah yang dihadapinya, sehingga terdorong untuk mengupayakan pemecahan masalah melalui pengembangan semua potensi yang dimilikinya. Pada tahap inilah dimulai peran seorang penyuluh “untuk membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat sasaran dari kegiatan usahanya”, maka seorang penyuluh perikanan harus memahami tentang cara melakukan kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran:(1)perseorangan/anjangsana; dan (2)kelompok.
Modul ini menguraikan tentang kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran perseorangan/anjangsana dan kelompok. Demikianlah paparan modul ini, semoga dapat menambah kajian dan pemahaman para pembaca, dalam rangka memberikan pemahaman cara melakukan kunjungan pembinaan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dilakukan oleh penyuluh kepada sasaran perseorangan/anjangsana dan kelompok, serta dapat menerapkannya dalam kegiatan dan proses penyuluhan perikanan.
            Penulis menyadari akan keterbatasan kami dalam menyajikan modul ini, untuk itu kami mengharapkan koreksi seperlunya, guna kesempurnaan dalam penulisan modul ini, akhirnya kami haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terkait langsung dalam penulisan modul ini, mudah-mudahan kehadiran modul ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Jakarta,    November 2011

Penyusun
KUNCI JAWABAN


MATERI POKOK 1:
1.  Kunjungan pembinaan kepada sasaran perseorangan/anjangsana merupakan metode penyuluhan perikanan langsung kepada pelaku utama/pelaku usaha perikanan secara perorangan dengan mendatangi rumah atau tempat usaha pelaku utama dan/atau pelaku usaha perikanan.
2.  Keunggulan pendekatan perorangan adalah relatif cepat terjadinya perubahan perilaku sasaran penyuluhan setelah mencoba menerapkan inovasi. Alasannya karena individu sangat strategis biasanya akan menerima suatu inovasi jika dia benar-benar sudah yakin pada inovasi itu dan terutama pada pembawa inovasi tersebut, yaitu penyuluh.

MATERI POKOK 2:
1.  Kunjungan pembinaan kepada sasaran kelompok merupakan metode penyuluhan perikanan langsung dengan mendatangi pertemuan kelompok baik yang rutin maupun yang insidentil dalam rangka memberdayakan kelompok pelaku utama/pelaku usaha perikanan.
2.  Kelompok seharusnya dapat berfungsi antara lain sebagai: (1) Kelas  belajar; (2) Wadah kerja  sama; (3) Unit  produksi; (4) Organisasi  kegiatan  bersama; dan (5) Kesatuan  swadaya  dan  swadana.








DAFTAR PUSTAKA

Juni Pranoto dan Wahyu Suprapti, 2006. Membangun Kerjasama Tim (Team Building). Lembaga Administrasi Negara – Republik Indonesia, Jakarta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005. Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor: KEP.54/MEN/2011 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan dan Angka Kreditnya.
Santosa S., 2004. Dinamika Kelompok Edisi Revisi. Penerbit: Bumi Aksara, Jakarta.
Tim Pusbangluh, 2008. Modul Pembinaan dan Pengembangan Kelembagaan Penyuluhan Perikanan. Pusat Pengembangan Penyuluhan BPSDMKP, Jakarta.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan













GLOSARIUM



Kelompok pelaku utama/usaha adalah kumpulan pelaku utama/usaha yang mempunyai hubungan atau interaksi yang nyata, mempunyai daya tahan dan struktur tertentu, berpartisipasi bersama dalam suatu kegiatan. Hal ini tidak  akan dapat terwujud tanpa adanya kesatuan kelompok tersebut.
Kunjungan pembinaan kepada sasaran perseorangan/anjangsana merupakan metode penyuluhan perikanan langsung kepada pelaku utama/pelaku usaha perikanan secara perorangan dengan mendatangi rumah atau tempat usaha pelaku utama dan/atau pelaku usaha perikanan.
Kunjungan pembinaan kepada sasaran kelompok merupakan metode penyuluhan perikanan langsung dengan mendatangi pertemuan kelompok baik yang rutin maupun yang insidentil dalam rangka memberdayakan kelompok pelaku utama/pelaku usaha perikanan.
Penyuluhan perikanan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitasnya, efisien usaha, pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.









DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENYUSUN


Fahrur Razi, SST dilahirkan di Pematang Panjang (Banjarmasin) 26 Januari 1982, lulus dari Sekolah Pertanian Pembangunan Banjarbaru pada Jurusan Budidaya Ikan Air Tawar tahun 1999 dan menamatkan pendidikan D4 Penyuluhan Perikanan di STPP Bogor tahun 2004, serta telah mengikuti berbagai pelatihan antara lain: Pengelolaan budidaya ikan air tawar (Banjarnegara, 2003); HACCP (Bogor, 2004); Pembekalan Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak (Jakarta, 2004); Budidaya udang vaname di tambak (Bali, 2005); Intensifikasi Budidaya Udang di Tambak (Jepara, 2005); Diseminasi Budidaya Kerapu dan Perikanan di Laut (Gondol, 2006); Konsultan Keuangan Mitra Bank (Denpasar, 2007); Pelatihan Dasar bagi Penyuluh Perikanan Tingkat Ahli (Banjarbaru, 2008); Peningkatan Kapasitas Penyuluh Perikanan Kawasan Minapolitan (Padang, 2010); Corporate Spriritual Training (Bogor, 2011); Bimbingan Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Semi Populer bagi Penyuluh Perikanan Ahli (Denpasar, 2011);  TOT Nasional Perubahan Iklim bagi Penyuluh Perikanan (Bogor, 2011).  Memulai karier sebagai Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak dengan penempatan pada Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kabupaten Jembrana tahun 2004 s/d 2007, sejak Januari 2008 mengemban amanah sebagai PNS dalam Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan pada Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP, Kementerian Kelautan dan Perikanan.

No comments:

Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...