I. 
PENDAHULUAN
Ikan   mola  
(Hypophtalmichthys molitrix)   berasal  
dari   China Indonesia 
II.  BIOLOGI
Secara sistematis ikan mola
termasuk famili       Cyprinidae,       sub      
famili Hypophthalmichthyane.  Ikan  mola 
dapat mencapai ukuran
maksimal panjang 120 cm dengan bobot
20 kg. Ciri-ciri fisik ikan ini adalah
bentuk badan pipih, sisik kecil, mulut di
depan, mata relatif kecil di bawah garis
horizontal badan, warna putih keperakan.
Habitat
ikan  ini 
di  permukaan air, dimana terdapat banyak plankton. Hal
ini sesuai dengan kebiasaan makan
ikan ini yang  memanfaatkan 
plankton  sebagai makanan utamanya. Suhu optimal yang dikehendaki antara 25 s/d   30° C dan pH optimal 7,5 s/d 8,5.
III. 
PEMBENIHAN
A.  Pemeliharaan Induk
Induk dipelihara pada kolam
dengan kedalaman ± 1,5 m, kepadatan
0,5 s/d 1 kg/m2.   Pemberian  
pakan   diaplikasikan dengan    cara   
pemupukan     untuk menghasilkan   plankton,  
diberi   pula makanan tambahan berupa pellet 1 s/d 2% dari  bobot  biomass 
dengan  kandungan protein 25%.
B.  Ciri-Ciri Induk Matang Gonad
Induk  matang 
gonad  atau  siap dipijahkan    biasanya    
pada     musim penghujan  atau  dari 
bulan  September sampai 
Maret.  Dengan  ciri-ciri 
sebagai berikut :
v 
Betina   :  
Perut   bagian   bawah
membesar, bila ditekan terasa lembek,
lubang kelamin kemerahan dan agak menyembul keluar.
v 
Jantan  : 
Jika  dibandingkan  dengan
betina sirip pada bagian atas lebih kasar dan bila bagian perut diurut ke arah lubang  kelamin  akan 
keluar  cairan berwarna putih.
C.  Pemijahan
Pemijahan
ikan mola dapat dilakukan dengan  cara 
induced  breeding,  yaitu dengan
menyuntikkan hocmon perangsang pada
induk jantan dan betina, selanjutnya dilakukan  pembuahan 
buatan.  Langkah kerja yang dilakukan adiah sebagai
berikut :
v  Induk
betina disuntik dua kali dengan selang
waktu 8 s/d 9 jam, hormon yang digunakan
adalah hCG dengan dosis 1000 ID/kg
induk betina. Penyuntikan pertama  sebanyak 
250  lU/kg  induk betina    dan   
penyuntikan    kedua sebanyak 750
IU/kg induk ditambah 4 mg/kg  hypofisa 
segar  ikan  mas. Sedangkan
untukjantanjumlah hormon yang
diberikan adalah setengah dari dosis  betina, 
dengan  penyuntikan sekali pada saat penyuntikan kedua induk betina.
v  Kedua   induk  
setelah   disuntik dimasukkan ke dalam bak pemijahan.
v  Pembuahan
buatan dilakukan setelah ikan   terlihat  
melakukan   aktifitas pemijahan, biasanya dicirikan dengan saling 
kejar.  Setelah  tanda tersebut terlihat,   induk  
jantan   dan   betina
diangkat untuk dilakukan pengurutan.
Telur  dari  induk 
betina  ditampung dalam wadah/baskom, dan pada saat bersamaan   induk 
jantan   diunit spermanya ditampung dalam wadah lain   
(gelas)    kemudian  
diencerkan dengan larutan fisiologis (NaCI 0,9%) atau  cairan  infus 
Sodium  Klorida. Sperma   yang  
telah   diencerkan dimasukkan ke dalam wadah yang berisi telur kemudian dilakukan pengadukan
secara perlahan dengan bulu ayam hingga merata. Setelah itu telur diinkubasikan
di dalam air yang disimpan dalam air yang disimpan dalam baskom atau wadah lain
hingga telur mengembang sempurna.
v  Jumlah
telur yang dihasilkan setiap kilogram
induk betina antara 100.000 s/d 150.000 butir.
D.  Penetasan Telur
Penetasan  dilakukan 
di  dalam fibreglass berbentuk
bulat yang dilengkapi dengan aliran dan sistem aerasi sehingga telur  bergerak 
dan  tidak  menumpuk 
di dasar. Telur akan
menetas setelah 16 s/d 24 jam. Setelah menetas, larva dipelihara selama  3  hari  sampai 
siap  untuk ditebarkan ke dalam
kolam pendederan.
E.  Pemeliharaan Benih
Persiapan       kolam       untuk pemeliharaan  beniri  di 
kolam  adalah sebagai berikut :
v  Perbaikan
dan pengeringan kolam.
v  Pengapuran
dengan dosis 50 s/d 100 gram/m2.
v  Pemupukan
dengan pupuk organic sebanyak 500
gram/m2.
v  Pengisian
air setinggi ± 50 cm.
Penebaran
benih dilakukan sebagai berikut :
v  Penebaran
larva ke kolam dilakukan setelah
kolam diisi air dan didiamkan selama 5 hari.
v 
Penebaran
sebaiknya dilakukan pada pagi atau
sore hari.
v 
Pemeliharaan
larva selama 3 s/d 4 minggu  dengan 
pemberian  pakan tambahan
setelah  10 hari pertama berupa pellet
yang dihancurkan dengan pemberian                 sebanyak 1kg/10.000 benih/hari.   
Ukuran panjang ikan pada saat panen biasanya berukuran   3 s/d 5 cm.Artikel disusun oleh: Fahrur Razi, S.ST (Penyuluh Perikanan pada Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan)

 
 
 
No comments:
Post a Comment