BATASAN
Standar ini menetapkan produk benih ikan kerapu tikus
kelas benih sebar (D60 dan D90) yang merupakan rangkaian kegiatan usaha
pembenihan, meliputi pra produksi, proses produksi, pemanenan, pengukuran dan
pemeriksaan.
PERSYARATAN
PRODUKSI
Pra Produksi
1)
Lokasi : a)
produksi telur, D60 dan D90 di bak : letak unit pembenihan di tepi pantai, air
laut tidak tercemar dengan salinitas 28-35 ppt, sumber air laut dapat dipompa
minimal 20 jam perhari, tersedia sumber air tawar dengan salinitas maksimal 5
ppt, peruntukan lokasi sesuai dengan RUTRD/RUTRW; b) produksi D90 di KJA :
letak unit pendederan di teluk atau laut yang tenang, dasar laut tidak
berlumpur dengan kedalaman 10 – 15 m pada saat surut terendah serta lokasi
mudah dijangkau, air laut tidak tercemar dengan salinitas 28 – 35 ppt.
2)
Wadah : a) produksi telur : pematangan gonad:
kurungan jaring apung dilaut atau bak (vol min 20 m3) kedalaman min 1,5 m;
pemijahan untuk manipulasi hormonal : bak berbentuk bulat atau lonjong, volume
20 m3, kedalaman air > 2 m; pemijahan untuk manipulasi lingkungan : bak
berbentuk bulat atau lonjong, volume 50 m3; kedalaman air 2,5 – 3,5 m;
pemanenan telur : kantong jaring halus (plankton net) ukuran mata 300 mikron;
penampungan telur volume 80 – 500 liter; b) produksi benih D60 di bak :
pemeliharaan larva : bentuk segi empat (panjang : lebar = 2 : 1), bentuk
lonjong, bulat, volume 5-20 m3, kedalaman 1-1,25 m; wadah pemeliharaan plankton
: bak volume air ≥ 10 ton, total volume bak plankton ≥ 200 % dari volume bak;
penetasan artemia berbentuk kerucut volume 20 – 500 liter; penampungan air
kapasitas min 30 % dari total volume bak; saluran pemasukan dan pembuangan :
pipa PVC dan saluran tembok kedap air; c) produksi D90 di bak: volume min 3 m
3; d) Produksi D90 di KJA : ukuran 4x4 m terdiri dari 4 kotak sampai dengan 8x8
m terdiri dari 16 kotak, waring (polypropiline) mesh size 2-4 mm ukuran 1x1x1,5
m, jaring PE mesh size 0,5 – 0,75 inch ukuran 1x1x1,5 m.
3)
Induk : sesuai
dengan SNI 01-6487.1-2000.
4)
Bahan : a)
produksi telur: induk dari alam dan hasil budidaya, pakan ikan segar dengan
protein tinggi dan lemak rendah, bahan kimia dan obat-obatan (hormon,
kaporit/chlorine, formalin dan antibioti bila diperlukan; b) produksi D60 :
telur hasil pemijahan, pakan hidup (Chlorella, tetraselmis, Dunaliella,
Brachionus, artemia, udang jambret), pakan segar (daging ikan, udang rebon) dan
pakan buatan protein ≥ 40% dan lemak ≤12%, pupuk organik dan atau anorganik,
bahan kimia dan obat-obatan: bahan pengkaya pakan hidup, chlorine/kaporit,
formalin, antibiotic (acriflavine, prefuran, albasin) bila diperlukan; c)
produksi D90 di bak dan di KJA : benih lepas pembenihan D60, pakan segar
(daging ikan) dan pakan buatan protein > 40% dan lemak < 12%, pupuk
organik dan atau anorganik, bahan kimia dan obat-obatan: bahan pengkaya pakan
hidup, chlorine/kaporit, formalin, antibiotik yang diijinkan dan vitamin.
5)
Peralatan : a)
produksi telur, benih D60 dan D90 di bak: pembangkit listrik, pompa air laut,
pompa air tawar, blower, freezer, peralatan lapangan (selang, ember, batu aerasi,
pemberat, serok/seser, gayung, egg collector, hapa, akuarium), pengukur
kualitas air (termometer, salinometer atau refraktometer, DO meter, pH meter/kertas
lakmus); b) Produksi benih D90 di KJA: perahu dan pembersih jaring, freezer,
peralatan lapangan (selang, ember, serok/seser, gayung, alat pemisah ikan,
pisau, gunting, peralatan panen, alat penerang, aerator baterai dan timbangan),
pengukur kualitas air (termometer, salinometer, DO meter, pH meter/kertas
lakmus)
Proses
produksi
1)
Kualitas air : a)
produksi telur, benih D60 dan D90 di bak: suhu 28 – 320C, salinitas 28 – 35
ppt, kesadahan 80 – 120 mg/l, pH 7,8 – 8,3, oksigen terlarut ≥ 5 ppm, phosphate
10 – 1100 mg/l, kecerahan air penetrasi cahaya sampai dasar bak, ammonia ≤ 0,01
mg/l, BOD maks 3 mg/l, nitrit ≤ 1 mg/l, nitrat ≥ 150 mg/l, Chlorine ≥ 0,8
mg/l; b) produksi D90 di KJA : suhu 26 –
31 0C, salinitas 28 – 35 ppt, pH 7,0 – 8,5, oksigen terlarut ≥ 5 ppm, kecerahan
≥ 5 cm, bahan organik < 50 ppm.
2)
Padat tebar :
telur, benih D60 dan D90 seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel : Padat tebar, waktu pemeliharaan dan pemanenan
3)
Penggunaan
bahan seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel : Penggunaan bahan kimia dan obat-obatan
Tabel : Penggunaan pakan pada setiap
tingkatan benih
Tabel : Penggunaan pupuk organik dan
anorganik
CARA PENGUKURAN DAN PEMERIKSAAN
1)
Kualitas air : a) suhu : menggunakan termometer (oC); b)
salinitas : dengan salinometer atau refraktometer; c) oksigen terlarut : dengan DO meter; d) pH
air dengan pH meter atau kertas lakmus; e) ketinggian Air dengan penggaris
(cm).
2)
Penggunaan bahan
: pupuk, pakan hidup, hormon, obat-obatan dan bahan kimia.
3)
Penghitungan :
sintasan derajat kelangsungan hidup benih pada saat pemanenan dibagi dengan
jumlah benih yang ditebar (%); waktu pemeliharaan dengan mencatat waktu mulai
benih disebar sampai saat panen (hari); panjang total benih menggunakan
penggaris atau jangka sorong (cm).
REFERENSI
BSN, 2000. SNI 01-6487.3-2000 Produksi Benih Ikan Kerapu Tikus (Cromileptes altivelis, Valenciennes)
Kelas Benih Sebar. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
https://www.google.co.id/search
No comments:
Post a Comment