BATASAN
Standar ini menetapkan persyaratan
produksi dan tata cara pemeriksaan produksi ikan gurami kelas pembesaran di
kolam. Pembesaran ikan gurami merupakan rangkaian kegiatan pra produksi, proses
produksi, dan pemanenan untuk menghasilkan ikan gurami ukuran konsumsi yang
telah mencapai 500 - 750 g/ekor.
PERSYARATAN
PRODUKSI
Pra
produksi
1)
Lokasi : a). bebas banjir dan pencemaran, sesuai RUTR/RUTW; b). tanah liat
berpasir; c). ketinggian lahan 1 - 400 m di atas permukaan laut.
2)
Sumber air :
tidak tercemar (fisika, kimia dan biologi dari alam, industri, pemukiman, dan
pertanian) dan berasal dari saluran irigasi atau air tanah (air permukaan).
3)
Wadah : berupa
kolam (tanah, tembok, dan plastik) dengan luas 200 - 500 m2, kedalaman 120 -
150 cm dan kemiringan dasar kolam ke arah pengeluaran 1 - 2 %.
4)
Bahan : pakan
buatan kandungan protein 20 - 26 % sesuai SNI 01-2354.4-2005, dan pakan hijauan
(antara lain daun talas dan kangkung),
kapur tohor dan garam, obatobatan dan bahan kimia (desinfektan atau probiotik
yang sudah direkomendasikan).
5)
Peralatan : peralatan
lapangan (timbangan, ember, drum dan jaring panen dengan ukuran mata
jaring 1-2 mm) dan peralatan kualitas air (termometer, pH meter/kertas lakmus, DO
meter, dan piring seki).
Proses
produksi
1)
Persiapan kolam :
a). kolam tanah : berupa perbaikan pematang dan dasar kolam, pengeringan,
pengapuran (50 - 200 g/m2), pengisian air, dan penggaraman; b). kolam
tembok/plastik : dengan pembersihan dasar/pinggir kolam, desinfeksi,
pengeringan, pengisian air dan penggaraman. Penggunaan garam sebanyak 200 - 300
g/m3. Kolam siap digunakan bila volume
air stabil dan kualitas air memenuhi persyaratan.
2)
Kualitas air :
persyaratan kualitas air seperti pada tabel dibawah ini. Tabel : Persyaratan kualitas air
3)
Tahapan
pembesaran I dan pembesaran II : a) padat tebar : ukuran tebar, waktu
pemeliharaan dan panen (tabel 2); b) pemberian ransum harian pakan buatan : 1 -
3 % bobot biomass/hari dengan frekuensi 1 – 2 dua kali/hari (pagi dan sore);
dan pakan hijauan 1 - 2 % bobot biomas/ hari dengan frekuensi 1 kali /hari; c) penggunaan garam : sebanyak
200 - 300 g/m3; dan d) penggunaan
desinfektan : berupa kalium permanganat dosis 20 - 30 mg/l untuk kolam tembok
dan plastik. Bahan kimia dan obat-obatan lainnya (sesuai kebutuhan) dapat
digunakan dengan cara perendaman atau dicampur melalui pakan.
Tabel : Proses produksi
CARA
PENGUKURAN
1)
Suhu : dengan
termometer pada permukaan dan dasar wadah 2 kali/hari, pagi dan sore.
2)
pH air : dengan
pH meter atau pH indikator (kertas lakmus).
3)
Ketinggian air :
dengan mengukur jarak antara dasar wadah dengan ke permukaan air, memakai
penggaris atau papan skala (cm).
4)
Oksigen terlarut
: dengan DO meter, pada permukaan air dan dasar wadah 2 kali/hari, pagi dan
sore
5)
Kecerahan air :
dengan sechi disk (garis tengah ≥ 25 cm) diberi tali/tangkai yang dimasukan ke
dalam wadah pemeliharaan, mengukur jarak antara permukaan air ke piringan saat
pertama piringan tidak terlihat (cm).
6)
Jumlah pakan :
(F) = W x P x fr. (W= bobot rata-rata
ikan; P= Σ populasi ikan yang ditanam;
fr= % tingkat pemberian pakan (g atau kg). Jumlah pemberian pakan disesuaikan
setiap 15 hari.
7)
Jumlah kapur =
(dosis kapur /m2) x luas wadah
pemeliharaan (g atau kg).
8)
Jumlah garam =
dosis garam/m3 x volume air dalam wadah pemeliharaan.
9)
Padat tebar benih
= (Σ benih ditebar/m2) x luas wadah pemeliharaan.
10)
Sintasan = Σ populasi udang dibagi Σ
tebar
11)
Waktu
pemeliharaan = Σ waktu mulai benih ditebar sampai dengan saat panen (hari).
12)
Bobot ikan =
dengan menimbang ikan menggunakan timbangan analitis (g atau kg).
13)
Biomas = Σ
populasi ikan x berat rata-rata/ekor (g atau kg).
REFERENSI
BSN, 2000. SNI 01-7241-2006
Produksi Benih Ikan Gurami (Osphronemus
goramy, Lac) Kelas Pembesaran di
Kolam. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
https://www.google.co.id/search
No comments:
Post a Comment