BATASAN
Standar ini
menetapkan persyaratan dan cara
pengukuran serta pemeriksaan
produksi benih ikan gurami
(Osphronemus goramy, Lac.) kelas benih sebar.
PERSYARATAN
PRODUKSI
Pra produksi
1)
Lokasi kolam
: a) lahan : bebas banjir dan pengaruh
pencemaran; b) tanah dasar : stabil, tekstur 50 – 60 %, lempung < 20 % pasir
dan sisanya serbuk bahan organik.
2)
Sumber air : tidak tercemar dan tersedia sepanjang tahun.
3)
Wadah : berupa
kolam atau bak, bisa dikeringkan, untuk penetasan telur dan pemeliharaan larva
berupa akuarium, corong penetasan kerucut atau Waskom, untuk pendederan I, II,
III, IV dan V berupa kolam tanah atau tembok.
4)
Induk : sesuai
dengan SNI 01-6485.1-2000.
5)
Bahan : a) pakan
buatan : dengan kandungan protein > 30 % dan pakan hijauan antara lain daun
sente (Alocasia macrosrhitia); b) pupuk organik; c) kapur tohor; d) bahan kimia
dan obat-obatan : yang direkomendasikan.
6)
Peralatan : a)
pemijahan, penetasan dan pemeliharaan larva : sarang tempat sampah plastik atau
bambu, bahan sarang dari sabut kelapa atau ijuk yang halus, alat pengukur
kualitas air dan alat lapang
(timbangan,waring, ember, lambit, sikat bak); b) pendederan I, II, III, IV dan V : pengukur kualitas air dan alat lapang yaitu
hapa/waring, lambit, ember, cangkul.
Proses
Produksi
1)
Pemijahan : a) padat tebar induk : 1 ekor /5 m2 (perbandingan jantan dan betina 1 : 3 - 4, produksi telur : 1.500 – 2.500
butir/kg induk betina; b) tata letak sarang : 1 - 2 m dari tempat bahan sarang,
kedalaman 10 - 15 cm dari permukaan air dan diletakkan di permukaan air; c)
panen telur : sarang diangkat setelah induk bertelur, pisahkan telur dari
sarang untuk ditetaskan, telur yang baik berwarna kuning bening dan pisahkan
telur berwarna kuning keruh untuk dibuang; d) kualitas air media pemijahan :
suhu : 25 - 30 ºC, pH 6,5
- 8,0, laju pergantian air : 10 - 15 % per hari, ketinggian air : 40 - 60 cm.
2)
Penetasan telur : a) kualitas air media di akuarium : suhu 29 - 30 ºC,
pH 6,7 - 8,6 dan ketinggian air : 15 -
20 cm; b) padat tebar telur : 4 - 5 butir/cm2; c) waktu penetasan telur : 36 -
48 jam.
3)
Pemeliharaan
larva : a) kualitas dan kuantitas air di akuarium : suhu 29 - 30 ºC, pH : 6,5 - 8,0 dan ketinggian air : 15 - 20
cm; b) padat tebar : 15 - 20 ekor/liter; c) pakan : cacing Tubifex, Moina atau
Daphnia; d) obat-obatan : antibiotika (jika diperlukan, oksitetrasiklina dengan
dosis 5 mg/l-10 mg/l), garam 500 - 1000 mg/l dengan cara perendaman selama 24
jam. (Catatan : saat ini sudah tidak
diperbolehkan).
4)
Pendederan I, II,
III, IV dan V : a) kualitas dan kuantitas air kolam : suhu : 25 - 30 ºC, pH :
6,5 - 8,5 , debit air : 0,4 - 0,7 liter/detik untuk lahan 500 m2, ketinggian
air : 40 - 60 cm dan kecerahan : > 30
cm; b) penggunaan bahan pada pendederan
I, II, III, IV dan V di kolam :
pakan, pupuk organik dan kapur tohor (lihat tabel ), penggunaan obat-obatan
: antibiotika (jika diperlukan, oksitetrasiklina dosis 5 -10 mg/l), kalium
permanganat 1 - 3 mg/l, formalin 25 ppm, garam 500 – 1.000 mg/l dengan cara
merendam selama 24 jam. (Catatan : semua antibiotik saat ini sudah tidak
diperbolehkan); c) ukuran benih yang ditebar;
d) padat tebar dan e) waktu
pemeliharaan seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel : Proses produksi ikan gurami pada setiap tingkatan
pemeliharaan
Pemanenan
1)
Sintasan : pada
larva : 80 - 95 % & pendederan I, II, III, IV dan V : lihat tabel.
2)
Ukuran panjang
total dan bobot benih yang dipanen; larva,
benih pada P I, P II, P III, P IV dan P V sesuai dengan SNI 01-6485.2-2000
CARA
PENGUKURAN DAN PEMERIKSAAN
1)
Suhu : dengan
termometer, dipermukaan dan dasar pada
pagi dan sore.
2)
pH air : pH meter
atau pH indikator (kertas lakmus).
3)
Debit air :
dengan mengukur volume air masuk ke wadah penampungan dibagi waktu yang dibutuhkan
(liter /detik).
4)
Ketinggian air :
dengan penggaris yaitu mengukur jarak antara dasar wadah sampai ke permukaan
air, penggaris (cm).
5)
Kecerahan air :
dengan sechi disk (garis tengah ≥ 25 cm) diberi tali/tangkai yang dimasukkan ke
dalam wadah pemeliharaan, mengukur jarak antara permukaan air ke piringan saat
pertama piringan tidak terlihat (cm).
6)
Penggunaan bahan
: a) jumlah pakan = (bobot rata-rata ikan (≥ 30 ekor ikan sampel)) x (Σ populasi ikan yang ditanam) X % tingkat
pemberian pakan (gr atau kg); b) jumlah pupuk = (dosis pupuk/m2) X luas wadah
pemeliharaan (g atau kg); c) jumlah kapur = (dosis kapur /m2) X luas wadah
pemeliharaan (g atau kg); d) jumlah padat tebar benih = (Σ benih
ditebar/m2) X luas wadah pemeliharaan; e) panjang total
benih = mengukur jarak antara ujung mulut - ujung sirip ekor dengan jangka sorong atau penggaris (cm); f)
pengukuran bobot benih = benih ditimbangan dengan timbangan analitis (g atau
mm).
REFERENSI
BSN, 2000. SNI 01-6485.3-2000
Produksi Benih Ikan Gurami (Osphronemus
goramy, Lac) Kelas Benih Sebar.
Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
https://www.google.co.id/search
No comments:
Post a Comment