Aspek yang perlu
diperhatikan dalam usaha pembesaran ikan kerapu di Karamba Jaring Apung antara
lain : ketersediaan peralatan kerja lapangan, kualitas benih sebar, teknik
penebaran, padat penebaran, jenis pakan dan teknik pemberian pakan, monitoring
pertumbuhan, pergantian jaring, pengamaan kesehatan ikan dan pengukuran
kualitas air media pemeliharaan.
1. Pelaratan Kerja
Beberapa peralatan yang
perlu dipersiapkan antara lain : peralatan lapangan seperti gunting,
serok/scoop net, selang batu aerasi, aerator (compressor), ember, wadah pakan,
cool box (freezer), perahu motor, peralatan sampling, timbangan, penggaris,
ATK, dan alat ukur kualitas air : suhu, salinitas, oksigen terlarut, pH dan
sebagainya.
2. Kualitas benih sebar
a. Benih ikan kerapu Tikus
Benih yang digunakan dalam
pembesaran di Karamba Jaring Apung dapat berasal dari tangkapan alam, maupun
dari hasil pembenihan. Kelemahan benih dari hasil tangkapan biasanya ukuran
kurang sergam. Beberapa criteria benih sebar Kerapu Tikus yang digunakan dalam
pembesaran antara lain :
- Ukuran 50-70 gr dengan panjang badan 15-17 cm atau
telah dipelihara 6 bulan dari lepas pembenihan (7-9 cm).
- Warna tubuh : abu-abu kecoklatan, cerah
- Bentuk tubuh : anggota organ tubuh lengkap, tidak
cacat dan tidak Nampak kelainan bentuk, sehat serta bebas penyakit.
- Gerakan / perilaku : responsif, bergerombol, respon
terhadap pakan aktif, sangat responsif.
Gambar 1. Benih ikan kerapu tikus
b. Benih Ikan Kerapu Macan
Kriteria yang harus
diperhatikan :
-
Ukuran 50-70 gr dengan panjang badan 15-17 cm atau telah dipelihara 3
bulan dari lepas pembenihan (5-7 cm).
-
Warna dan bentuk tubuh : kecoklatan, cerah, tidak bengkok, sirip lengkap
-
Kesehatan : anggota tubuh lengkap, tidak cacat dan tidak menampakan
kelainan bentuk tubuh, sehat serta bebas penyakit.
-
Gerakan /
perilaku : responsif, bergerombol, respon terhadap pakan aktif, sangat
responsif.
Gambar
2. benih kerapu Macam
3. Teknik Penebaran Benih
Dalam melakukan penebaran
benih, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
-
Waktu tebar
Penebaran sebaiknya
dilakukan pada pagi hari atau sore hari
-
Aklimatisasi/penyesuaian diri
Aklimatisasi perlu dilakukan
karena berkaitan dengan adanya perbedaan kodnsisi air seperti suhu dan
salinitas. Untuk benih yang berasal dari lokasi yang jauh dan pengepakannya
menggunakan kantong plstik, cara/proses aklimatisasi dilakukan secara
perlahan-lahan. Setelah kantong plastic dibuka, kedalam kantong ditambahkan air
laut dari karamba sedikit demi sedikit. Jika perbedaan salinitas sekita 1-2
permil, ikan dapat segera ditebar. Sedangkan untuk pengangkutan benih dari
lokasi pembenihan yang dekat dengan menambahkan air laut di karamba kedalam
ember, kemudian ember dimiringkan perlahan ke dalam jaring, sehingga perbedaan
salinitas sekitar 1-2 permil, ikan dibiarkan keluar dengan sendirinya.
Gambar 3. Penebaran benih
4. Padat penebaran
Padat penebaran yang diukur
dengan satuan ekor/satuan volume, perlu diperhatikan karena berkaitan dengan
berapa hasil optimum yang dapat diperoleh dnegan padat penebaran tertentu.
Besarnya padat penebaran
yang dapat digunakan tertera pada tabel :
No
|
Kegiatan
|
Jenis ikan
|
|
Kerapu tikus
|
Kerapu macan
|
||
1.
2.
3.
|
Padat penebaran ekor/m3:
- Tanpa jaring bertiingkat
- Dengan jaring bertingkat
Lama pemeliharaan (bulan)
Sintasan produksi (%)
|
20 - 25
35 - 40
11 - 13
95
|
20 – 25
35 – 40
5 – 6
95
|
5. Jenis Pakan
Pemilihan jenis pakan untuk
embesaran ikan Kerapu harus didasarkan pada kemauan ikan untuk memangsa pakan
yang diberikan, kualitas, nutrisi dan nilai ekonomis/harga. Umumnya jenis
pakan, berupa ikan rucah segar (ikan-ikan non ekonomis penting), relatif lebih
murah harganya terutama pada musimnya, lebih disukai oleh ikan serta nilai gizi
biasanya sudah mencukupi untuk ikan-ikan budidaya. jenis pakan yang dapat
diberikan adalah pellet, untuk mengganti pakan rucah.
Keuntungan pakan pellet
antara lain :
-
Mudah dalam penyimpanan, dengan memperhatikan masa kadaluarsa, dan tidak
memerluakn freezer,
-
Ketersediaan pakan buatan tidak bergantng persediaan dari alam,
-
Dapat diatur formulasi pakan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan ikan
peliharaan.
6. Teknik Pemberian Pakan
Rasio Pemberian Pakan
Untuk jenis kerapu rasio
pemberian pakan berkisar 5-7,5 % untuk
jenis pakan I kan rucah, sedangkan untuk jenis pakan pellet, rasio pemberian
pakan berkisar 1,5-3% per hari.
Frekuensi dan waktu pemberian pakan
Frekuensi pemberian pakan
dan waktu pemberiannya harus tepat agar menghasilkan pertumbuhan yang baik
serta pakan dapat efisien. Hal ini berhubungan dengan kecepatan pencernaan dan
pemakaian energi. Untuk pembesaran Kerapu di KJA sebaiknya diberikan 2 kali
sehari yakni pada pagi dan sore hari.
Penambahan multivitamin Pada ransum ikan
Pada ikan kerapu penambahan
multivitamin dapat menambah kekebalan tubuh, ikan dapat tumbuh secara normal,
mencegah terjadinya lodosis dan scoliosis atau tumbuh bengkok karena
perkembangan tulang belakang yang tidak sempurna, dapat meningkatkan sintasan
ikan, atau berperan dalam menurunkan angka kematian. Penambahan multivitamin
juga berpengaruh terhadap kinerja ikan, warna tubuh ikan terlihat lebih cerah
dan lebih agresif.
Dosis pemberian multivitamin
bervariasi dan dapat dilihat dalam petunjuk penggunaanya. Kisaran dosis adalah
2-5 gr/kg pakan per minggu. Vitamin C dapat ditambahkan untuk melengkapi
multivitamin. Vitamin adalah tergolong yang larut dalam air, dan mudah rusak
sehingga disarankan pemberian vitamin C pada ransum pakan dilakukan sesaat
sebelum pemberian pakan, dengan menambahkan binder, seperti putih telur. Dosis
vitamin C yangdigunakan adalag 2 gr/kg pakan dan diberikan 2 kali per minggu.
Gambar 4. Pemberian Pakan
7. Monitoring pertumbuhan
Kegiatan yang dilakukan
adalah : sampling untuk mengukur berat dan panjang total ikan, menentukan
pertambahan dosis pakan dan pencatatan kematian ikan. Sampling ikan dilakukan
minimal sebulan sekali dengan mengambil ikan secara acak 10% dari populasi atau
minimal 30 ekor ikan, ikan diukur berat per ekor dan panjang totalnya.
Bila ada ikan yang mati
dicatat, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh nilai sintasan ikan selama
pemeliharaan.
Laju pertumbuhan biasanya
dinyatakan dalam % Berat total tubuh (BW)/hari, dan dipengaruhi oleh jeniss pakan,
jumlah yang diberikan serta mutu pakan. Hasil kajian di Balai Besar
Pengembangan Budidaya Laut Lampung, laju pertumbuhan Kerapu tikus adalah : 1 –
1,3% BW/hari dan kerapu macan 1,5 – 2% BW/hari.
8. Pergantian jaring
Pergantian jaring dilakukan
minimal 3 minggu sekali, atau disesuaikan dngan kondisi perairan setempat.
Pergantian jaring dilakukan dengan maksud untuk menjaga sirkulasi air dan
menjaga resiko terkena penyakit. Jaring yang kotor sebaiknya dijemur untuk
kemudian disemprot dan dibersihkan agar dapat digunakan kembali.
Gambar 5. Pergantian Jaring
9. Pengamatan Kesehatan Ikan dan pengukuran kualitas air media
·
Pengataman Kesehatan Ikan
Pengamatan
secara visual dan organoleptik dilakukan untuk pemeliharaan ektoparasit dan
morfologi ikan. Seangkan pengamatan secara mikroskopik dapat dilakukan di
laboratorium, untuk pemeriksaan jasad pathogen (endo parasit, jamur, bakteri
dan virus)
·
Pengamatan Kualitas Air Media
Cara
pengukuran kualitas air (suhu, salinitas, pH, Oksigen terlarut, phospat,
amoniak, dll), dilakukan dengan menggunakan peralatan :
Parameter
|
Alat
|
Thermometer
Refraktometer
Ph meter
Kertas lakmus
DO meter
Test kid
|
Suhu
Salinitas
pH
pH
oksigen teralrut
phospat, amoniak
|
Frekuensi
pengukuran di lakukan minimum 2 kali seminggu.
SUMBER:
http//supmladong.kkp.go.id
Mulyadi A., 2014. Diktat Pembesaran Ikan Kerapu di Karamba Jaring Apung. Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Ladong, Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Aceh.
http//supmladong.kkp.go.id
Mulyadi A., 2014. Diktat Pembesaran Ikan Kerapu di Karamba Jaring Apung. Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Ladong, Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Aceh.
1 comment:
988BET
AGEN JUDI ONLINE
AGEN JUDI
AGEN BOLA
PROMO BONUS 988BET
PREDIKSI BOLA
Post a Comment