Induk merupakan salah satu faktor yang penting diperhatikan dalam melakukan
kegiatan pembenihan. Kualitas induk yang dipijahkan sangat mempengaruhi
kualitas benih yang dihasilkan. Induk yang dirawat dengan baik dan memiliki
kondisi yang prima dapat menghasilkan benih yang baik pula. Untuk menghasilkan
induk yang berkualitas harus dilakukan beberapa perawatan yaitu : menyiapkan
kolam induk, memberi pakan, mengelola kualitas air, memantau kesehatan induk
ikan.
A.
Menyiapkan Kolam Induk
Dalam pembuatan kolam pemeliharaan induk sebaiknya ukurannya tidak terlalu luas. Hal ini untuk memudahkan pengontrolan dan pengawasan dalam pemeliharaan induk.
Prosedur kerja dalam menyiapkan kolam pemeliharaan induk, yaitu:
1.
Keringkan dasar kolam dan perbaiki kolam dengan cara :
a.
Membuka saluran pembuangan
air dan menutup saluran pemasukan air.
b. Membiarkan air dalam kolam habis. c. Mengeringkan
selama 3 - 4 hari.
d.
Memeriksa dinding dan
dasar kolam agar
dapat diketahui ada tidaknya kebocoran.
e.
Menambal dengan cara
menimbun menggunakan lumpur atau tanah jika
terdapat kebocoran. Jika lubang
kebocoran terlalu besar maka sebelumnya diisi dengan batu
agar lebih kuat menahan tekanan air kemudian ditimbun dengan lumpur.
f. Menekan
timbunan lumpur
atau
tanah
sehingga tambalan lebih padat dan kuat.
g.
Memperbaiki pematang yang rusak terkikis air dengan
cara menimbun menggunakan tanah dasar sehingga pematang lebih tebal dan
kuat.
2. Isilah air ke dalam kolam dengan cara menutup
saluran pembuangan air dan
membuka saluran pemasukan air, isi
sampai ketinggian 80 - 100 cm.
B.
Memilih Calon Induk Ikan Lele
|
Memilih calon induk ikan lele dengan syarat dan ciri - ciri sebagai berikut :
4. Bentuk badan proporsional.
5. Secara keseluruhan mulai dari ujung mulut sampai ujung
ekor tidak ada luka.
6. Bagian kepala relatif lebih kecil daripada
bagian badannya.
Tabel 1. Kriteria
induk sesuai SNI
No
|
Kriteria
|
Satuan
|
Jenis kelamin
|
|
Jantan
|
Betina
|
|||
1.
|
Umur
|
bulan
|
8 - 12
|
12 - 15
|
2.
|
Panjang standar
|
Cm
|
40 - 45
|
38 - 40
|
3.
|
Bobot matang
pertama
|
g/ekor
|
500 - 750
|
400 - 500
|
4.
|
Fekunditas
|
butir/kg
|
-
|
50.000 -
100.000
|
5.
|
Diameter telur
|
Mm
|
-
|
1,4 - 1,5
|
Prosedur kerja dalam memilih calon
induk yang baik :
1. Keringkan kolam
pemeliharaan induk dengan
cara menutup saluran pemasukan air dan
membuka saluran pengeluaran air.
2.
Tangkap induk menggunakan serokan induk.
3.
Angkut induk dan tampung dalam wadah penampungan.
4. Amati
dan pilih induk sesuai dengan kriteria calon induk yang baik.
5. Timbang
induk jantan dan
betina menggunakan timbangan, sesuaikan berat
induk yang timbang dengan kriteria berat induk sesuai SNI (lihat tabel
1).
6.
Ukur panjang standar menggunakan penggaris, sesuaikan hasil pengukuran
dengan kriteria panjang standar
menurut SNI (lihat tabel 1).
7.
Masukkan induk yang telah dipilih ke dalam wadah
pemeliharaan induk secara
terpisah.
C.
Memberi Pakan
Agar memperoleh induk
matang
gonad yang berkualitas, setiap hari induk harus
diberi pakan yang bergizi. Jenis pakan yang diberikan
adalah pellet dengan kandungan
protein sesuai SNI, yaitu :
Tabel 2. Kandungan protein pellet yang dibutuhkan induk lele
sesuai SNI
No
|
Jenis Induk
|
Kandungan Protein
(%)
|
Pemberian Pakan
|
|
Dosis
(%
per hari)
|
Frekuensi
(kali/hari)
|
|||
1.
|
Lele
|
> 30
|
3
– 4
|
2
- 3
|
Prosedur kerja :
1. Hitung kebutuhan pakan berdasarkan
bobot
biomassa
induk. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
a.
Mengambil sampel ikan yang akan dihitung bobot rata
- ratanya. Sampel ikan yang diambil sesuai dengan SNI, yaitu minimal dari 30 ekor ikan sampel atau 10 % dari populasi.
b. Menimbang sampel ikan per individu. c. Menghitung
rata - rata bobot ikan.
d.
Mengalikan rata -
rata bobot ikan tersebut dengan jumlah populasi ikan yang dipelihara.
e. Selanjutnya, mengalikannya dengan dosis pemberian
pakan sesuai dengan SNI (lihat tabel
2 di atas).
2. Timbang
jumlah kebutuhan pakan untuk sehari.
3. Bagi jumlah pakan yang ditimbang dengan frekuensi
pemberian pakan dalam sehari sesuai SNI (lihat
tabel di atas). Misalkan frekuensi
pemberian pakan 3 kali/hari berarti pakan
diberikan pada waktu pagi (07.00), siang
(12.00) dan sore (17.00), sedangkan
kalau frekuensinya 2 kali/hari
berarti pakan diberikan pada waktu pagi (07.00) dan sore (17.00).
4. Tampung pakan yang akan diberikan
ke dalam baskom plastik.
5. Tebarkan
pakan
sedikit demi sedikit secara merata
ke
dalam kolam pemeliharaan induk.
Apabila induk sudah tidak mau makan, maka pemberian pakan dihentikan dan
apabila pakan masih tersisa
pakan diberikan pada siang
atau sore hari.
D. Mengelola Kualitas Air
Prosedur kerja :
1.
Lakukan pergantian air satu
kali dalam seminggu
atau apabila kualitas air sudah
menurun sebanyak 50%, dengan
cara membuka saluran pembuangan.
2.
Lakukan pengukuran parameter kualitas air.
Tabel 3. Kisaran optimum parameter kualitas air sesuai SNI
No
|
Kisaran Optimum Parameter Kualitas
Air
|
1.
|
Suhu : 25 - 30 °C
|
2.
|
pH : 6,5 - 8,5
|
3.
|
Oksigen
terlarut : > 4 mg/l
|
4.
|
Kecerahan : 25 - 30 cm
|
5.
|
Ammonia
(NH3) : < 0,01 mg /l
|
a. Pengukuran suhu (°C)
Frekuensi dan waktu pengukuran suhu air dilakukan sesuai SNI yaitu dengan menggunakan thermometer di
permukaan dan dasar wadah dengan frekuensi dua kali
per hari pada pagi jam 06.00 dan siang jam 14.00. Prosedur pengukuran suhu :
1)
Thermometer dikalibrasi terlebih dahulu.
2) Celupkan
thermometer ke dalam
air kolam pemeliharaan yang akan diukur suhunya. Thermometer dicelupkan
sampai seluruh bagian thermometer terendam selama ± 5 menit dengan
cara
membelakangi
matahari
dan
hindari
kontak
langsung dengan tangan.
3) Angkat thermometer
kemudian amati dan baca angka yang ditunjukkan oleh skala
thermometer.
4)
Catat skala yang ditunjukkan, yang merupakan nilai suhu hasil
pengukuran.
b.
Pengukuran pH (derajat keasaman)
Frekuensi dan waktu pengukuran pH
dilakukan sesuai dengan SNI, yaitu dengan menggunakan kertas indikator lakmus atau pH
meter. Frekuensi pengukuran dilakukan dua kali
per
hari
pada
jam
06.00 dan jam 14.00.
Prosedur
pengukuran pH menggunakan pH meter :
1) Buka tutup pH meter.
2)
Geser tombol yang terdapat
dibagian atas pH meter dan tunggu
sampai angka yang ditunjukkan pH meter menunjukkan 0.0.
3) Celupkan
ujung pH meter ke dalam
air kolam pemeliharaan dan tunggu sampai
angka
yang terdapat pada pH meter stabil.
4)
Amati dan baca angka yang
ditunjukkan pH meter kemudian catat.
Prosedur
pengukuran pH menggunakan kertas lakmus:
1) Ambil satu
lembar kertas
lakmus
kemudian celupkan ke dalam air kolam
budidaya.
2)
Keringkan dengan cara
mengangin-anginkan kertas lakmus sampai perubahan
warna yang tertera pada kertas
lakmus tetap.
3)
Cocokkan kertas lakmus
tersebut dengan warna standar
pada pH indikator yang
sudah diketahui nilai pHnya. Warna yang sesuai
dengan warna yang ditunjukkan pH indikator
adalah nilai pH yang
diukur.
c. Pengukuran oksigen terlarut (DO)
Pengukuran
oksigen terlarut dengan menggunakan
DO meter. Frekuensi pengukuran
dilakukan dua kali per hari pada jam 06.00 dan jam 14.00.
Prosedur
pengukuran DO :
1)
Lakukan kalibrasi sebelum digunakan yaitu dengan menekan tombol
nol pada saat kalibrasi sensor tidak dipasang terlebih dahulu.
2)
Celupkan sensor DO
meter ke dalam media pemeliharaan.
3)
Catat angka yang tertera
pada layar yang merupakan hasil pengukuran.
d.
Kecerahan
Untuk
mengukur kecerahan air menggunakan secchi disk
dengan satuan meter atau cm dilakukan setiap hari pada
siang hari pukul
12.00. Cara pengukurannya, yaitu
:
1)
Masukkan sechi disk ke dalam air yang akan diukur kecerahannya.
2) Turunkan secara
perlahan hingga piringan yang berwarna putih tidak tampak. Catat kedalaman air ketika pertama
kali
piringan secchi
terlihat menghilang (nilainya H).
3)
Naikkan kembali sechi disk secara perlahan ke atas.
Mencatat kedalaman air
ketika
pertama
kali piringan yang berwarna putih
nampak (nilainya T).
4)
Hitung nilai kecerahan (C) dengan rumus sebagai
berikut :
H + T
C =
2
E.
Memantau Kesehatan Induk Ikan
Prosedur kerja
dalam
memantau kesehatan induk adalah sebagai berikut :
1.
Lakukan pengamatan visual
setiap hari untuk memeriksa
adanya gejala penyakit yang menyerang induk ikan (kondisi ikan aktif atau berada
dipermukaan air, gerakan ikan agresif,
tubuh ikan apakah terdapat penyakit).
2.
Lakukan pencegahan penyakit pada ikan, dengan cara :
a.
Membuat sistem pemasukan air yang ideal dengan sistem paralel.
b. Memberikan pakan
cukup, baik kualitas maupun kuantitas.
c.
Memindahkan induk setelah
dilakukan pemijahan dengan cara hati - hati.
d.
Menjaga
kualitas air dengan
melakukan treatment probiotik
secara teratur sebanyak 0,3 ppm setiap hari.
e. Meningkatkan ketahanan
tubuh induk melalui
aplikasi imunostimulant secara teratur
seperti
vitamin
dan pemberian probiotik.
f. Menggunakan sistem
biosecurity
pada area budidaya untuk mencegah masuk dan menyebarnya patogen pada unit budidaya dengan cara membuat pagar
keliling di area budidaya, memasang tempat cuci tangan dan foot
bat di depan pintu masuk area budidaya, mencuci bersih peralatan kerja sebelum dan sesudah digunakan.
3.
Ambil ikan yang menunjukkan gejala terserang
penyakit dengan menggunakan serokan induk.
4.
Obati ikan yang sakit menggunakan obat yang cocok dengan
penyakit, dengan dosis sesuai SNI,
yaitu obat - obatan : kalium permanganat 1 - 3 mg/l, formalin 25 ppm, garam
500
- 1.000 mg/l dengan cara perendaman selama 24 jam dilakukan berulang - ulang
sebanyak 3 kali dengan selang waktu sehari. Tahapan dalam pengobatan
induk ikan yang terserang penyakit :
a. Menyiapkan wadah untuk pengobatan ukuran 1
x 2 m. b. Mengisi air setinggi 30 cm.
c. Sebelum mengobati ikan
sebaiknya gunakan perlengkapan khusus seperti
baju, sarung tangan dan masker.
d. Menyiapkan obat sesuai dengan penyakit
ikan.
e. Memasukkan
aerasi ke dalam wadah pengobatan.
f. Melarutkan
obat ke dalam air dalam wadah pengobatan
dengan dosis sesuai SNI.
g. Memasukkan induk ikan yang terserang
penyakit.
SUMBER:
http//pusdik.kkp.go.id
PusdikKP, 2012. Modul Teaching Factory "Pembenihan Ikan Air Tawar". Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
No comments:
Post a Comment