Tuesday 7 July 2015

TEKNIK MEMPRODUKSI INDUK IKAN LELE MATANG GONAD

Induk merupakan salah satu faktor yang penting diperhatikan dalam melakukan kegiatan pembenihan. Kualitas induk yang dipijahkan sangat mempengaruhi kualitas benih yang dihasilkan. Induk yang dirawat dengan baik dan memiliki kondisi yang prima dapat menghasilkan benih yang baik pula. Untuk menghasilkan induk yang berkualitas harus dilakukan beberapa perawatan yaitu : menyiapkan kolam induk, memberi pakan, mengelola kualitas air, memantau kesehatan induk ikan.

A. Menyiapkan Kolam Induk

Dalam pembuatan kolam pemeliharaan induk sebaiknya ukurannya tidak terlalu luas. Hal ini untuk memudahkan pengontrolan dan pengawasan dalam pemeliharaan induk. Prosedur kerja dalam menyiapkan kolam pemeliharaan induk, yaitu:


1. Keringkan dasar kolam dan perbaiki kolam dengan cara :

a. Membuka   saluran   pembuangan   air   dan   menutup saluran pemasukan air.
b. Membiarkan air dalam kolam habis. c.  Mengeringkan selama 3 - 4 hari.
d. Memeriksa   dinding   dan   dasar   kolam   agar   dapat diketahui ada tidaknya kebocoran.
e.  Menambal   dengan   cara   menimbun   menggunakan lumpur atau tanah jika terdapat kebocoran. Jika lubang kebocoran terlalu besar maka sebelumnya diisi dengan batu agar lebih kuat menahan tekanan air kemudian ditimbun dengan lumpur.
f.   Menekan   timbunan   lumpur   atau   tanah   sehingga tambalan lebih padat dan kuat.
g.  Memperbaiki pematang yang rusak terkikis air dengan cara menimbun menggunakan tanah dasar sehingga pematang lebih tebal dan kuat.
2. Isilah air ke dalam kolam dengan cara menutup saluran pembuangan air dan membuka saluran pemasukan air, isi sampai ketinggian 80 - 100 cm.


B. Memilih Calon Induk Ikan Lele


1.
Calon   induk   jantan   dan
betina
harus
berasal
dari

keturunan yang berbeda.

2.
Pertumbuhan bagus.
3.
Sehat dan tidak cacat.

 
Memilih calon induk ikan lele dengan syarat dan ciri - ciri sebagai berikut :


4. Bentuk badan proporsional.

5. Secara keseluruhan mulai dari ujung mulut sampai ujung ekor tidak ada luka.
6. Bagian kepala relatif lebih kecil daripada bagian badannya.

Tabel 1. Kriteria induk sesuai SNI


No

Kriteria

Satuan
Jenis kelamin
Jantan
Betina
1.
Umur
bulan
8 - 12
12 - 15
2.
Panjang standar
Cm
40 - 45
38 - 40
3.
Bobot matang
pertama
g/ekor
500 - 750
400 - 500
4.
Fekunditas
butir/kg
-
50.000 -
100.000
5.
Diameter telur
Mm
-
1,4 - 1,5


Prosedur kerja dalam memilih calon induk yang baik :

1. Keringkan   kolam   pemeliharaan   induk   dengan   cara menutup saluran pemasukan air dan membuka saluran pengeluaran air.
2. Tangkap induk menggunakan serokan induk.

3. Angkut induk dan tampung dalam wadah penampungan.

4. Amati dan pilih induk sesuai dengan kriteria calon induk yang baik.
5. Timbang    induk    jantan    dan    betina    menggunakan timbangan, sesuaikan berat induk yang timbang dengan kriteria berat induk sesuai SNI (lihat tabel 1).
6. Ukur panjang standar menggunakan penggaris, sesuaikan hasil pengukuran dengan kriteria panjang standar menurut SNI (lihat tabel 1).


7. Masukkan  induk  yang  telah  dipilih  ke  dalam  wadah

pemeliharaan induk secara terpisah.



C. Memberi Pakan

Agar  memperoleh  induk  matang  gonad  yang berkualitas, setiap hari induk harus diberi pakan yang bergizi. Jenis pakan yang diberikan adalah pellet dengan kandungan protein sesuai SNI, yaitu :

Tabel 2. Kandungan protein pellet yang dibutuhkan induk lele sesuai SNI



No

Jenis Induk

Kandungan Protein
(%)
Pemberian Pakan
Dosis
(% per hari)
Frekuensi
(kali/hari)
1.
Lele
> 30
3 4
2 - 3



Prosedur kerja :

1.   Hitung  kebutuhan  pakan  berdasarkan  bobot  biomassa induk. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Mengambil sampel ikan yang akan dihitung bobot rata - ratanya. Sampel ikan yang diambil sesuai dengan SNI, yaitu minimal dari 30 ekor ikan sampel atau 10 % dari populasi.
b. Menimbang sampel ikan per individu. c.  Menghitung rata - rata bobot ikan.
d. Mengalikan  rata  -  rata  bobot  ikan  tersebut  dengan jumlah populasi ikan yang dipelihara.
e. Selanjutnya, mengalikannya dengan dosis pemberian pakan sesuai dengan SNI (lihat tabel 2 di atas).
2.  Timbang jumlah kebutuhan pakan untuk sehari.

3.   Bagi  jumlah  pakan  yang  ditimbang  dengan  frekuensi pemberian pakan dalam sehari sesuai SNI (lihat tabel di atas). Misalkan frekuensi pemberian pakan 3 kali/hari berarti pakan diberikan pada waktu pagi (07.00), siang (12.00) dan sore (17.00), sedangkan kalau frekuensinya 2 kali/hari berarti pakan diberikan pada waktu pagi (07.00) dan sore (17.00).
4.   Tampung pakan yang akan diberikan ke dalam baskom plastik.
5.   Tebarkan  pakan  sedikit  demi  sedikit  secara  merata  ke dalam  kolam  pemeliharaan  induk.  Apabila induk sudah tidak mau makan, maka pemberian pakan dihentikan dan


apabila pakan masih tersisa pakan diberikan pada siang atau sore hari.
D. Mengelola Kualitas Air

Prosedur kerja :

1. Lakukan  pergantian  air  satu  kali  dalam  seminggu  atau apabila kualitas air sudah menurun sebanyak 50%, dengan cara membuka saluran pembuangan.
2. Lakukan pengukuran parameter kualitas air.



Tabel 3. Kisaran optimum parameter kualitas air sesuai SNI

No
Kisaran Optimum Parameter Kualitas Air
1.
Suhu : 25 - 30 °C
2.
pH : 6,5 - 8,5
3.
Oksigen terlarut : > 4 mg/l
4.
Kecerahan : 25 - 30 cm
5.
Ammonia (NH3) : < 0,01 mg /l


a.  Pengukuran suhu (°C)

Frekuensi dan waktu pengukuran suhu air dilakukan sesuai SNI yaitu dengan menggunakan thermometer di permukaan dan dasar wadah dengan frekuensi dua kali per hari pada pagi jam 06.00 dan siang jam 14.00. Prosedur pengukuran suhu :
1) Thermometer dikalibrasi terlebih dahulu.

2) Celupkan    thermometer    ke    dalam    air    kolam pemeliharaan yang     akan     diukur     suhunya. Thermometer dicelupkan sampai seluruh bagian thermometer  terendam  selama  ±  5  menit  dengan


cara  membelakangi  matahari  dan  hindari  kontak langsung dengan tangan.
3) Angkat  thermometer  kemudian  amati  dan  baca angka yang ditunjukkan oleh skala thermometer.
4) Catat skala yang ditunjukkan, yang merupakan nilai suhu hasil pengukuran.
b. Pengukuran pH (derajat keasaman)

Frekuensi dan waktu pengukuran pH dilakukan sesuai dengan       SNI yait dengan   menggunakan   kertas indikator            lakmus    atau    pH    meter.    Frekuensi pengukuran  dilakukan  dua  kali  per  hari  pada  jam
06.00 dan jam 14.00.

Prosedur pengukuran pH menggunakan pH meter :

1) Buka tutup pH meter.

2) Geser tombol yang terdapat dibagian atas pH meter dan tunggu sampai angka yang ditunjukkan pH meter menunjukkan 0.0.
3) Celupkan  ujung  pH  meter  ke  dalam  air  kolam pemeliharaan  dan   tunggu   sampai   angka   yang terdapat pada pH meter stabil.
4) Amati dan baca angka yang ditunjukkan pH meter kemudian catat.
Prosedur pengukuran pH menggunakan kertas lakmus:

1) Ambil   satu   lembar   kertas   lakmus   kemudian celupkan ke dalam air kolam budidaya.
2) Keringkan dengan cara mengangin-anginkan kertas lakmus sampai perubahan warna yang tertera pada kertas lakmus tetap.


3) Cocokkan  kertas  lakmus  tersebut  dengan  warna standar  pada  pH  indikator  yang  sudah  diketahui nilai pHnya. Warna yang sesuai dengan warna yang ditunjukkan pH indikator adalah nilai pH yang diukur.
c.  Pengukuran oksigen terlarut (DO)

Pengukuran oksigen terlarut dengan menggunakan DO meter. Frekuensi pengukuran dilakukan dua kali per hari pada jam 06.00 dan jam 14.00.
Prosedur pengukuran DO :

1) Lakukan kalibrasi sebelum digunakan yaitu dengan menekan tombol nol pada saat kalibrasi sensor tidak dipasang terlebih dahulu.
2) Celupkan   sensor   DO   meter   ke   dalam   media pemeliharaan.
3) Catat    angka    yang    tertera    pada    layar    yang merupakan hasil pengukuran.
d. Kecerahan

Untuk mengukur kecerahan air menggunakan secchi disk dengan satuan meter atau cm dilakukan setiap hari  pada  siang  hari  pukul  12.00.  Cara pengukurannya, yaitu :
1) Masukkan sechi disk ke dalam air yang akan diukur kecerahannya.
2) Turunkan  secara  perlahan  hingga  piringan  yang berwarna putih tidak tampak. Catat kedalaman air ketika pertama    kali    piringan    secchi    terlihat menghilang (nilainya H).


3) Naikkan kembali sechi disk secara perlahan ke atas.

Mencatat   kedalaman   air   ketika   pertama   kali piringan yang berwarna putih nampak (nilainya T).
4) Hitung nilai kecerahan (C) dengan rumus sebagai

berikut :
H + T
C =
2



E. Memantau Kesehatan Induk Ikan

Prosedur   kerja   dalam   memantau   kesehatan   induk adalah sebagai berikut :
1. Lakukan pengamatan visual setiap hari untuk memeriksa adanya gejala penyakit yang menyerang induk ikan (kondisi ikan aktif atau berada dipermukaan air,   gerakan ikan agresif, tubuh ikan apakah terdapat penyakit).
2. Lakukan pencegahan penyakit pada ikan, dengan cara :

a. Membuat sistem pemasukan air yang ideal dengan sistem paralel.
b. Memberikan   pakan   cukup,   baik   kualitas   maupun kuantitas.
c.  Memindahkan   induk   setelah   dilakukan   pemijahan dengan cara hati - hati.
d. Menjaga   kualitas   air   dengan   melakukan   treatment probiotik secara teratur sebanyak 0,3 ppm setiap hari.
e.  Meningkatkan ketahanan tubuh induk melalui aplikasi imunostimulant  secara   teratur   seperti   vitamin   dan pemberian probiotik.


f.   Menggunakan  sistem  biosecurity  pada  area  budidaya untuk mencegah masuk dan menyebarnya patogen pada unit budidaya dengan cara membuat pagar keliling di area budidaya, memasang tempat cuci tangan dan foot bat di depan pintu masuk area budidaya, mencuci bersih peralatan kerja sebelum dan sesudah digunakan.
3. Ambil  ikan  yang  menunjukkan  gejala  terserang  penyakit dengan menggunakan serokan induk.
4. Obati ikan yang sakit menggunakan obat yang cocok dengan penyakit, dengan dosis sesuai SNI, yaitu obat - obatan : kalium permanganat 1 - 3 mg/l, formalin 25 ppm, garam
500 - 1.000 mg/l dengan cara perendaman selama 24 jam dilakukan berulang - ulang sebanyak 3 kali dengan selang waktu sehari. Tahapan dalam pengobatan induk ikan yang terserang penyakit :
a. Menyiapkan wadah untuk pengobatan ukuran 1 x 2 m. b. Mengisi air setinggi 30 cm.
c. Sebelum    mengobati    ikan    sebaiknya    gunakan perlengkapan khusus seperti baju, sarung tangan dan masker.
d. Menyiapkan obat sesuai dengan penyakit ikan.

e.  Memasukkan aerasi ke dalam wadah pengobatan.

f.   Melarutkan obat ke dalam air dalam wadah pengobatan dengan dosis sesuai SNI.
g. Memasukkan induk ikan yang terserang penyakit.

5. Karantina  induk  ikan  yang  terinfeksi  penyakit  sampai sembuh.

SUMBER:
http//pusdik.kkp.go.id
PusdikKP, 2012. Modul Teaching Factory "Pembenihan Ikan Air Tawar". Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

No comments:

Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...