Monday 13 July 2015

PENANGANAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA KERAPU



Penyakit muncul  sebagai suatu proses yang dinamis hasil interaksi antara inang (host), jasad penyebab penyakit (pathogen) dan lingkungan (environtment). Kesimbangan ketiga faktor tersebut menyebabkan tidak munculnya penyakit. Hal yang sebaliknya akan terjadi apabila keseimbangan tersebut terganggu. 


A. Jenis-jenis penyakit

Penyakit yang sering timbul pada pemeliharaan ikan kerapu antara lain :

1.    Parasit

Parasit penyebab penyakit yang menyerang ikan kerapu al : Monogenia insang (Diplectanum sp., Haliotrema sp., Pseudorhabdosynochus sp.) dan pada kulit (Benedina sp), Isopoda (golongan crustacean) yang menyerang pangkal lidah dan insang, Crystocaryon irritans (golongan Protozoa) yang menyerang kulit dan Thricodina sp. (golongan Protozoa) yang menyerang kulit, insang dan sirip.

Gejala yang ditimbulkan oleh serangan Monogenia, antara lain kehilangan nafsu makan, gerak renang lambat. Serangan trematoda insang ditunjukkan dengan gejala berupa : nafsu makan berkurang, tubuh dan insang pucat, produksi lendir tinggi serta berenang di permukaan air dengan megap-megap dan tutup insang terbuka.

Serangan Cryptocaryon irritans ditandai dengan adanya bintik-bintik putih yang cukup dalam, ikan kehilangan nafsu makan, sebagian sisik lepas serta mata membengkak. Infestasi Thricodina sp pada ikan menimbulkan gejala yang hamper sama dengan serangan Cryptocaryon irritans, kecuali kerusakan pada kulit jarang terjadi.

Akibat yang ditimbulkan oleh adanya serangan parasit biasanya tidak bersifat fatal, umumnya kematian terjadi dalam jangka waktu yang lama.



2.  Bakteri

Jenis bakteri yang sering menyerang antara lain ditemukan Vibrio sp dan Tenacibaculum maritimum.  Ikan yang terserang Vibrio sp. menunjukan gejala antara lain : nafsu makan berkurang, terjadi kelesuan, pembusukan pada sirip, mata menonjol dan terjadi pengumpulan cairan pada perut. Kematian yang ditimbulkan oleh serangan bakteri akut mungkin tidak terjadi secara masaal, dan berlangsung secara bertahap dalam waktu yang tidak lama.



3.  Virus

Hasil analisa virus yang dilakukan dengan metode PCR (Polyymerase Chain Reaction) ditemukan infeksi VNN (Viral Nervous Ncrosis Virus) dan Iridovirus pada ikan Kerapu Tikus dan Kerapu Macan. VNN termasuk dalam golongan Nodaviridae sedangkan GIV (Grouper Iridovirus) termasuk dalam family Iridoviridae.

Ikan kerapu yang terserang VNN ditandai dengan gejala sbb :

·        Ikan mengendap di dasar

·        Kesimbangan renang terganggu (kadangkala berputar-putar)

·        Hemoragik pada pangkal operculum dan gelembung renang

·        Bagian luar tubuh dan organ dalam tetap dalam keadaan baik (tanpa luka). Serangan penyakit bersifat sporadic pada larva ikan, sedang pada pembesaran dan nduk bersifat subkilinis.

Gejala klinis sesifik infeksi Iridovirus  berupa : ikan mengendap di dasar dalam posisi miring (selama berminggu-minggu), tingkat kematian yang relative rendah (kasus tanpa diikuti infeksi sekunder) dan kematian terjadi setelah beberap minggu pasca timbulnya gejala klinis. Perubahan pathogolis penyakit ini berupa warna tubuh menjadi gelap, hiperemi mandibula serta hipertrofi atau atrofi limpa dan thymus.



B.   Penanganan Penyakit

Penanganan penyakit meliputi usaha-usaha pencegahan, pengobatan dan pemberantasan. Usaha-usaha tersebut meliputi pemberian multivitamin, perendaman dengan H2O2 150 ppm selama 30 menit. Apabila telah terjadi luka disertai dengan infeksi sekunder pengobatan dilakukan dengan perendaman akriflavin konsentrasi 5-10 ppm selama 1-2 jam masing-masing dilakukan 3 hari berturut-turut. Untuk pencegahan di karamba jaring apung perendaman dengan air tawar dilakukan 1-2 minggu sekali.

Pengobatan sekaligus pemberantasan terhadap infestasi Monogenia pada ikan-ikan yang dipelihara dalam bak pemeliharaan dilakukan dengan perendaman sekaligus pemindahan dri satu bak ke bak lainnya. Peendaman dapat dilakukan dengan H2O2 150 ppm selama 30  menit. Pada perendaman pertama diharapkan semua stadium parasit yang ada pada tubuh ikan, kecuali telur akan lepas. Setelah parasit lepas ikan dipindahkan dalam bak kedua yang bebas penyakit. Selama tujuh hari telur parasit yang tertinggal dalam tubuh akan berkembang menjadi encomiracidium. Perendaman yang kedua dilakukan untuk melepaskan oncomiracidium dari tubuh ikan. Setelah perendaman ikan terbebas dari semua stadium monogenia. Ikan-ikan ini dapat dipindahkan kembali kedalam bak pemeliharaan yang pertama setelah sebelumnya dilakukan desinfeksi dan pengeringan selama tujuh hari.
Penanganan terhadap infeksi virus dilakukan dengan pemusnahan ikan-ikan terinfeksi dan atau karantina yang diikuti juga dilakukan terhadap ikan yang baru didatangkan dari luar lokasi budidaya.

SUMBER:
http//supmladong.kkp.go.id
Mulyadi A., 2014. Diktat Pembesaran Ikan Kerapu di Karamba Jaring Apung. Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Ladong, Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Aceh.


No comments:

Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...