Penyakit muncul
sebagai suatu proses yang dinamis hasil interaksi antara inang (host), jasad penyebab penyakit (pathogen) dan lingkungan (environtment). Kesimbangan ketiga faktor
tersebut menyebabkan tidak munculnya penyakit. Hal yang sebaliknya akan terjadi
apabila keseimbangan tersebut terganggu.
A. Jenis-jenis penyakit
Penyakit yang sering timbul pada pemeliharaan ikan
kerapu antara lain :
1. Parasit
Parasit penyebab
penyakit yang menyerang ikan kerapu al : Monogenia insang (Diplectanum sp., Haliotrema sp., Pseudorhabdosynochus sp.) dan pada
kulit (Benedina sp), Isopoda
(golongan crustacean) yang menyerang pangkal lidah dan insang, Crystocaryon
irritans (golongan Protozoa) yang menyerang kulit dan Thricodina sp. (golongan Protozoa) yang menyerang kulit, insang dan
sirip.
Gejala
yang ditimbulkan oleh serangan Monogenia, antara lain kehilangan nafsu makan,
gerak renang lambat. Serangan trematoda insang ditunjukkan dengan gejala berupa
: nafsu makan berkurang, tubuh dan insang pucat, produksi lendir tinggi serta
berenang di permukaan air dengan megap-megap dan tutup insang terbuka.
Serangan Cryptocaryon
irritans ditandai dengan adanya bintik-bintik putih yang cukup dalam, ikan
kehilangan nafsu makan, sebagian sisik lepas serta mata membengkak. Infestasi Thricodina sp pada ikan menimbulkan
gejala yang hamper sama dengan serangan Cryptocaryon
irritans, kecuali kerusakan pada kulit jarang terjadi.
Akibat yang ditimbulkan oleh adanya serangan parasit
biasanya tidak bersifat fatal, umumnya kematian terjadi dalam jangka waktu yang
lama.
2. Bakteri
Jenis
bakteri yang sering menyerang antara lain ditemukan Vibrio sp dan Tenacibaculum
maritimum. Ikan yang terserang Vibrio sp. menunjukan gejala antara lain
: nafsu makan berkurang, terjadi kelesuan, pembusukan pada sirip, mata menonjol
dan terjadi pengumpulan cairan pada perut. Kematian yang ditimbulkan oleh
serangan bakteri akut mungkin tidak terjadi secara masaal, dan berlangsung
secara bertahap dalam waktu yang tidak lama.
3. Virus
Hasil
analisa virus yang dilakukan dengan metode PCR (Polyymerase Chain Reaction) ditemukan infeksi VNN (Viral Nervous Ncrosis Virus) dan Iridovirus
pada ikan Kerapu Tikus dan Kerapu Macan. VNN termasuk dalam golongan
Nodaviridae sedangkan GIV (Grouper
Iridovirus) termasuk dalam family Iridoviridae.
Ikan
kerapu yang terserang VNN ditandai dengan gejala sbb :
·
Ikan mengendap di dasar
·
Kesimbangan renang terganggu (kadangkala berputar-putar)
·
Hemoragik pada pangkal operculum dan gelembung renang
·
Bagian luar tubuh dan organ dalam tetap dalam keadaan baik (tanpa luka).
Serangan penyakit bersifat sporadic pada larva ikan, sedang pada pembesaran dan
nduk bersifat subkilinis.
Gejala
klinis sesifik infeksi Iridovirus berupa
: ikan mengendap di dasar dalam posisi miring (selama berminggu-minggu),
tingkat kematian yang relative rendah (kasus tanpa diikuti infeksi sekunder)
dan kematian terjadi setelah beberap minggu pasca timbulnya gejala klinis.
Perubahan pathogolis penyakit ini berupa warna tubuh menjadi gelap, hiperemi
mandibula serta hipertrofi atau atrofi limpa dan thymus.
B. Penanganan Penyakit
Penanganan penyakit meliputi usaha-usaha pencegahan,
pengobatan dan pemberantasan. Usaha-usaha tersebut meliputi pemberian
multivitamin, perendaman dengan H2O2 150 ppm selama 30
menit. Apabila telah terjadi luka disertai dengan infeksi sekunder pengobatan
dilakukan dengan perendaman akriflavin konsentrasi 5-10 ppm selama 1-2 jam
masing-masing dilakukan 3 hari berturut-turut. Untuk pencegahan di karamba
jaring apung perendaman dengan air tawar dilakukan 1-2 minggu sekali.
Pengobatan sekaligus pemberantasan terhadap infestasi
Monogenia pada ikan-ikan yang dipelihara dalam bak pemeliharaan dilakukan
dengan perendaman sekaligus pemindahan dri satu bak ke bak lainnya. Peendaman
dapat dilakukan dengan H2O2 150 ppm selama 30 menit. Pada perendaman pertama diharapkan
semua stadium parasit yang ada pada tubuh ikan, kecuali telur akan lepas.
Setelah parasit lepas ikan dipindahkan dalam bak kedua yang bebas penyakit.
Selama tujuh hari telur parasit yang tertinggal dalam tubuh akan berkembang
menjadi encomiracidium. Perendaman yang kedua dilakukan untuk melepaskan oncomiracidium
dari tubuh ikan. Setelah perendaman ikan terbebas dari semua stadium monogenia.
Ikan-ikan ini dapat dipindahkan kembali kedalam bak pemeliharaan yang pertama
setelah sebelumnya dilakukan desinfeksi dan pengeringan selama tujuh hari.
Penanganan terhadap infeksi virus dilakukan dengan pemusnahan ikan-ikan
terinfeksi dan atau karantina yang diikuti juga dilakukan terhadap ikan yang
baru didatangkan dari luar lokasi budidaya.
SUMBER:
http//supmladong.kkp.go.id
Mulyadi A., 2014. Diktat Pembesaran Ikan Kerapu di Karamba Jaring Apung. Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Ladong, Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Aceh.
http//supmladong.kkp.go.id
Mulyadi A., 2014. Diktat Pembesaran Ikan Kerapu di Karamba Jaring Apung. Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Ladong, Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Aceh.
No comments:
Post a Comment