Pendahuluan
Keberhasilan dalam usaha
budidaya ikan tidak terlepas dari pengetahuan tentang biologi yang meliputi :
Taksonomi, morfologi, penyebaran/distribusi, habitat, pakan dan kebiasaan
makannya. Dengab mengetahui biologi ikan Kerapu maka usaha pengembangan
teknologi budidaya dari fase pembenihan di bak terkendali hingga fase
pembesaran yang dilakukan di karamba jaring apung akan berhasil.
Beberapa jenis ikan Kerapu
yang telah berhasil dibudidayakan dan bahkan telah diekspor ke berbagai manca
Negara antara lain : Kerapu macan, Kerapu Tikus, kerapu kertang dan lain-lain.
Menurut Nontji (9187), nama
kerapu biasanya digunakan untuk empat marga anggota suku Srranidae, yaitu Epinephelus, Variola, Plectropomus dan Cromileptes. Sebagian besar anggota
suku Serranidae hidup di perairan yang relative dangkal dengan dasar terumbu
karang, tetapi beberapa jenis diantaranya dapat ditemukan pada kedalaman
sekitar 300 m. adapun parameter ekologi yang cocok untuk pertumbuhan ikan
kerapu, yaitu temperature air 24-31ºC, salinitas antara 30-33 ppt, kandungan oksigen terlarut >3,5 ppm
dan pH antara 7,8-8 (Yushimitsu et al.,
1986).
Kerapu merupakan ikan
karnivora yang cenderung menangkap mangsa yang aktif di dalam kolom air
(Nybakken,, 1988). Hasil analisa isi perut ikan kerapu menunjukkan bahwa ikan
kerapu merupakan pemangsa ikan-ikan yanglebih kecil, moluska dan beberapa
jenis udang (Nybakken, 1988). Sedangkan
larva ikan kerapu merupakan pemangsa trokofor, zooplankton, kopeppoda dan larva
bulu babi. Tampobolon dan Mulyadi (1989), menjelaskan bahwa ikan kerapu
mempunyai kebiasaan makan di siang hari dan malam hari, namun lebih aktif pada
waktu fajar dan senja hari.
Takosonomi dan Morfologi Kerapu
Ikan
kerapu telah menjadi komoditas ekspor dari hasil budidaya laut dan dari
berbagai jenis kerapu yang telah banyak dibudidayakan secara komersial antara
lain kerapu macan dan kerapu Tikus.
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Osteichtyes
Sub-class : Actinopterygii
Ordo : Percomorphi
Sub-ordo : Percoidea
Family : Serranidae
Genus : Ephinephelus
Species : Ephinephelus
suillus, E. fuscogutatus
Kerapu lumpur, Kerapu macan.
Genus : Cromileptes
Species : Chromileptes
altivelis (Kerapu Tikus
Geneus : Plectropomus
Species : Plectropomus
maculates, P. leopardus
Kerapu
sunu
Ikan Kerapu macan merupakan ikan karang yang tergolong dalam family
Serranidae dengan banyak nama lokal.
Heemstra (1993), telah mendiskripsikan morfologi ikan Kerapu Macan
sebagai berikut : Bentuk badan memanjang gepeng atau agak membulat, luasan antar
ousat (kepala) datar cenderung cekung. Kepala bagian depan untuk ikan dewasa
terdapat lekukan mata yang cekung sampai dengan sirip punggung. pre operculum
membundar dengan pinggiran bergerigi dengan tepi bagian atas cekung menurun
secara vertikal ke hamper ujung operculum. Bagian tengah rahang bawah terdiri
dari 3 atau 4 baris gigi dengan barisan bagian dalam dua (2) kali lebih panjang
daripada bagian luar. Tapis insang terdiri dari 10-12 tungkai dengan bagian
dasar tidak terhitung. Sirip punggung terdiri dari 14 – 15 tulang rawan dan 11
tulang keras dengan barisan ke-3 atau ke-4 lebih panjang sedangkan pada sirip anus terdapat 3 tulang
keras dan 8 tulang rawan dengan panjang 2,0 – 2,5 bagian panjang kepala. Warna
tubuh coklat muda dengan lima seri tompel coklat besar yang tidak beraturan.
Badan, kepala dan sirip ditutupi oleh titik-titik kecil coklat dimana pada
bagian tompel berwarna lebih gelap. Sirip ekor membundar dan mata besar
menonjol. Panjang, standar untuk ikan dewasa 11-55 cm.
Gambar Ikan Kerapu Macan (Ephinephelus fuscogutatus)
Ikan Kerapu Tikus (Cromileptes altivelis) mempunyai
cirri-ciri morfologi sirip punggung dengan 10 duri keras dan 18 – 19 duri
lunak, sirip perut dengan 3 duri keras dan 10 duri lunak, sirip ekor dengan 1
duri keras dan 70 duri lunak. Panjang total 3,3 - 3,8 kali tingginya, panjang kepala seperempat
panjang total, leher bagian atas cekung dan semakin tua semakin cekung, mata
seperenam kepala, sirip punggung semakin kebelakang melebar, warna putih kadang
kecoklatan dengan totol hitam pada badan, kepala dan sirip. Weber and Beofort
(1940) dalam Ahmad (1991). Sedangkan
menurut Heemstra dan Randall (1993) seluruh permukaan tubuh kerapu Tikus
berwarna putih keabuan, berbintik bulat hitam
dilengkapi sirip renang berbentuk melebar serta moncong kepala lancip
menyerupai bebek atau tikus.
Gambar Ikan Kerapu Tikus (Cromileptes altivelis)
Selain jenis Kerapu Macan dan Kerapu Tikus ada beberapa jenis kerapu
lain yang sudah bisa dibudidayakan di dalam Karamba Jaring Apun (KJA) antara
lain :
Kerapu lumpur (Epinephelus tauvina).Nama lain dari jenis ikan ini adalah kerapu
balong, estuary grouper. Kerapu ini banyak dibudidayakan karena pertumbuhannya
cepat dan benihnya mudah diperoleh di laut, terutama musim-musim tertentu.
Habitat kerapu lumpur ada di kawasan
terumbu karang, perairan berpasir, dan bahkan hutan mangrove.
Ukurannya bisa mencapai 200 kg per ekor.
Kerapu
Sunu (Plectropomus leopardus,
Plectropomus maculates, P.leavis) Ada
dua jenis kerapu sunu yang dikenal sebagai ikan laut komersial, yaitu jenis Plectropoma maculates dan Plectropoma
leopardus. Kerapu sunu memiliki tubuh agak bulat memanjang (Jawa: gilig). Tubuh sering berwarna merah atau
makot. Pada tubuhnya terdapat bintik-bintik berwarna biru, dengan tepi gelap.
Penyebaran/Distribusi
Ikan kerap macan tersebar luas dari wilayah asia Pasifik termasuk laut
merah, tetapi lebih dikenal berasal dari Teluk Persi, Hawaii atau Polynesia.
Terdapat pula dihampir seluruh perairan pulau tropis Hindia dan Samudra Pasifik
Barat dari Pantai Timur Afrika sampai dengan Mozambika. Ikan ini dilaporkan banyak
pula ditemukan di Madagaskar, India, Thailand, Indonesia, pantai tropis
Australia, Jepang, Philipina, Papua Neuguinea, dan Kaledonia Baru (Heemstra,
1993). Di perairan Indonesia yang dikenal banyak ditemukan ikan kerapu Macan
adalah perairan pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, pulau Buru, dan ambon (Weber
dan Beaufort,1931).
Di Indonesia ikan Kerapu Tikus banyak ditemukan di wilayah perairan
Teluk Banten, Ujung Kulon, Kepulauan Riau, Kepulauan Seribu, Kepulauan
Karimunjawa, Madura, Kalimantan dan Nusa Tenggara. Ikan kerapu tersebar luas
dari wilayah Asia Pasifik, Laut Merah, Polynesia, terdapat pula hamper semua
perairan tropis Hindia, Pasifik Barat dan Pantai Timur Afrika.
Di Indonesia terdapat 38 jenis, 25 jenis diantaranya sangat umum dikenal
masyarakat. Kerapu dapat tumbuh besar, bahkan dilaporkan di perairan Aceh
pernah tertangkap ikan kerapu lumpur (Epinephelus
tauvina) dengan panjang sekitar 2 meter dan berat kira-kira 200 kg. kerapu
besar ini hidup di perairan pantai yang berlumpur didepan muara sungai (Nontji,
1987).
Siklus Reproduksi.
Ikan kerapu merupakan ikan
yang memiliki sifat reproduksi hermaprodit protogini, yaitu pada perkembangan
mencapai dewasa (matang gonad) berjenis kelamin betina dan akan berubah menjadi
jantan apabila ikan tersebut tumbuh menjadi lebih besar atau bertambah umurnya.
Fenomena perubahan jenis kelamin pada ikan kerapu erat hubungannya dengan
aktivitas pemiajahan, umur, indeks kelamin dan ukuran.
Habitat
Ikan kerapu Macan hidup di
dasar perairan berbatu samai dengan kedalaman 60 meter dan daerah dangkal yang
mengandung batu koral (Heemstra, 1993). Pada siklus hidupnya ikan Kerapu Macan
muda hidup di perairan karang dengan kedalam 0,5 – 3 meter pada area padang
lamun, selanjutnya menginjak dewasa menuju ke perairan yang lebih dalam. Telur dan larva kerapu Macan bersifat
pelagis, sedangkan kerapu muda hingga dewasa bersifat demersal.
Ikan Kerapu Tikus banyak dijumpai di perairan batu karang, atau daerah
karang berlumpur, hidup pada kedalaman 40 – 60 meter. Siklus hidupny sama
dengan kerapu Macan.ikan kerapu termasuk kelompok ikan stenohaline (Breet dan
Groves, 1979), oleh Karen aitu jenis ikan ini mampu beradaptasi pada lingkungan
perairan yang berkadar garam rendah.
Ikan kerapu merupakan organisme yang bersifat nocturnal, dimana pada siang hari
lebih banyak bersembunyi di liang-liang karang dan pada malam hari aktif
bergerak di kolom air untuk mencari makan.
Menurut Chua dan Teng (1978), parameter ekologis yang cocok untuk pertumbuhan
ikan kerapu, yaitu temperature berkisar 24 - 31ºC, salinitas berkisar 30-33 ppt, kandungan oksigen terlarut lebih dari
3,5 ppm dan pH antara 7,8 – 8,0. Perairan dengan kondisi tersebut pada umumnya
terdapat pada perairan terumbu karang (Nybakken, 1988).
Pakan dan Kebiasan Pakan
Hampir seluruh jenis ikan Kerapu merupakan hewan karnivora. Ikan kerapu
dewasa adalah pemakan ikan-ikan kecil, kepiting, dan udang-udangan, sedangkan
larvanya memangsa larva moluska (trokofor), rotifer, mikro krutacea, kopepoda, dan zooplankton.
Sebagai ikan karnivora, kerapu cenderung menangkap mangsa yang aktif bergerak
di dalam kolom air (Nybakken, 1988). Tampubolon dan Mulyadi (1989),
mengungkapkan bahwa ikan kerapu mempunyai kebiasaan makan pada siang dan malam
hari, namun lebih aktif pada waktu fajar dan senja hari.
SUMBER:
http//supmladong.kkp.go.id
Mulyadi A., 2014. Diktat Pembesaran Ikan Kerapu di Karamba Jaring Apung. Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Ladong, Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Aceh.
No comments:
Post a Comment