Friday 10 July 2015

TEKNIK PEMANENAN PADA BUDIDAYA IKAN KERAPU



Pemanenan dilakukan dengan hati-hati agar tidak banyak menggelepar. Ikan yang terlalu banyak menggelepar selain cepat mengelami rigormortis juga banyak mengeluarkan lendir dan kemungkinan terluka. Adanya luka dan lendir di permukaan kulit akan mendorong pertumbuhan bakteri pada ikan. Ikan juga harus dihindarkan dari sinar matahari dan diusahakan agar permukaan ikan tidak engering. Bila ikan dimasukkan untuk dibawa dalam keadaa hidup, haus segera dikemas sesuai dengan teknik pengemasan yang diinginkan (Transportasi kering atau basah); dan bila akan dibawa dalam keadaan mati, maka ikan harus segera disesuaikan dengan teknik pengemasan yang benar.
1.    Cara Pangemasan (Packing)
Beberapa cara pengemasan ikan yang akan ditransportasikan dalam keadaan hidup :
a.     Sistem Kring
Beberap jenis ikan dapat tetap hidup walaupun berada diluar air, asalkan tetap dingin dan basah. Sistem ini biasanya diawali dengan meminsankan ikan dengan kejutan dingin, immobilized dengan bahan tanaman (biji karet, singkong, ekstrak  cengkih, dll) diteruskan dengan pengemasan menggunakan media (lumut, rumput laut, serutan kayu, serbuk gergaji, es hancuran, dll), selanjutnya ditransportasikan dalam kondisi suhu sejuk.
b.    Sisem Basah
Sistem ini dapat menggunakan wadah/tanki, atau kantong. Untuk sistem tangki, faktor yang perlu diperhatikan adalah oksigen terlarut, CO2, suhu, keseimbangan osmotic, kepadatan ikan, amoniak (NH3).
Pada sistem kantong, biasanya digunakan kantong plastik. Kantong ini diisi air tidak penuh dan sisanya diisi dengan oksigen murni serta ditutup rapat. Selain pasok oksigen bagi ikan, cara pengemasan demikian juga dimaksudkan untuk mengantisipasi tingginya CO2 yang dikeluarkan oleh ikan.
2.    Waktu Panen
Waktu panen biasanya ditentukan oleh ukuran permintaan pasar. Ukuran super umumnya berukuran 500 gr – 1000 gr/ekor dan merupakan ukuran yang mempunyai nilai jual tertinggi.
Untuk jenis kerapu macan waktu panen adalah setelah pemeliharaan 5 – 6 bulan dari berat awal 50-70 gram/ekor. Sedangkan pada ikan kerapu tikus waktu panen dilakukan setelah masa pemeliharaan 9 bulan dari berat awal 75-100 gr/ekor. Pemanenan ikan untuk calon induk, biasanya dilakukan setelah ukuran ikan mencapai ukuran diatas 1000 gr/ekor.
Pelaksaaan panen sebaiknya pada pagi hari aau sore hari, agar dapat mengurangi stress pada ikan selam berlangsung pemanenan. Pengangkutan ke tempat tujuan penjualan, diusahakan pada malam hari, untuk memudahkan pengaturan suhu dan menghindari ikan stress.

3.    Peralatan Panen
Peralatan panen yang diperlukan untuk ukuran konsumsi antara lain :
-        Timbangan sensitive 0-50 kg untuk menimbang ikan
-        Scoop net untuk mengangkat ikan yang dipanen dari jaring
-        Sarana transportasi laut atau darat untuk mengangkut ikan yang dipanen sampai tujuan
-        Bak fiberglass kapasitas 1-2 m3 dan tangki air untuk menampung ikan,
-        Tabung oksigen dan selang aerasi untuk menjaga kandungan oksigen terlarut pada air
-        Keranjang plastic untuk menimbang ikan,
-        Tambang plastic untuk mengikat

4.    Sampling dan Penyortiran
Sebelum dilakukan pemanenan terlebih dahulu dilakukan sampling yang  bertujuan untuk mengetahui ikan dan estimasi hasil panen. Penyortiran juga dilakukan untuk memilih ikan yang diperkirakan memiliki berat yang sama dan mempunyai bentuk yang baik atau sempurna tidak memiliki cacat pada fisik ikan.

5.    Metode Panen
Metode panen dalam budidaya ikan Kerapu di Karamba Jaring Apung (KJA) adalah :
a.    Panen Total
Metode ini semua ikan yang dipelihara dipanen. Biasanya hal ini dilalukan karena pemintaan pembeli dalam jumlah banyak atau semua ikan telah memenuhi persyaratan berat untuk di panen.
b.  Panen Sebagian
metode ini dilakukan karena beberapa alas an, yakni ukuran ikan yang dipelihara tidak seragam, permintaan pembeli yang mengklasifikasikan berat tertentu atau permintaan pembeli yang relative sedikit. Panen selektif ini dilakukan dengan mengambil sebagian ikan yang sudah ,asuk ukuran tertentu, sedangkan sisanya dapat dipisahkan untuk dipelihara lagi.

6.    Teknik Panen
       a.  Produk Ikan Hidup
Pemanenan ikan di Karamba jaring Apung dapat segera dilakukan setelah semua peralatan yang akan digunakan untuk pemanenan telah tersedia. Biasanya ikan dipuasakan 24 jam sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari ikan muntah selama pengangkutan.
Tahapan panen :
w  Mula-mula jaring dibagi dua bagian dengan menggunakan bambu atau kayu
w  Persiapkan bak penampungan sementara volume ± 1 ton yang diisi air laut bersih (untuk pemanenan ikan hidup).
w  Ikan diambil dengan mengunakan scopnet.
w  Ikan ditampung dalam bak penampungan. Satu bak dapat berisi 100 ekor ikan.
w  Ikan segera dibawa ke darat menggunakan kapal/perahu.
w  Dengan menggunakan ember/container kecil, ikan-ikan tersebut dipindahkan dari kapal ke bak penampungan di darat.
w  Bak penampungan di darat berukuran 4-10 ton yang terlebih dahulu diisi air laut bersih dan dilengkapi peralatan aerasi.

b.      Produk Ikan Mati Segar.
Pemanenan produk ikan mati segar di KJA, relative sama seperti pada pemanenan untuk produk ikan hidup, hanya saja kepadatan ikan di bak penampungan sementara (di kapal) dapat mencapai 300 ekor/bak.
Ikan kemudian dibawa ke darat, dan dapat langsung dikemas dalam bak/box kayu yang sudah diberi es, atau ditampung di bak penampungan volume 4-10 ton, yang telah diisi air laut, ditambah es garam dapur untuk mempercepat kematian ikan dan mengurangi akumulasi bakteri.

SUMBER:
http//supmladong.kkp.go.id
Mulyadi A., 2014. Diktat Pembesaran Ikan Kerapu di Karamba Jaring Apung. Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Ladong, Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Aceh.

No comments:

Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...