Pemanenan dilakukan dengan
hati-hati agar tidak banyak menggelepar. Ikan yang terlalu banyak menggelepar
selain cepat mengelami rigormortis juga banyak mengeluarkan lendir dan
kemungkinan terluka. Adanya luka dan lendir di permukaan kulit akan mendorong
pertumbuhan bakteri pada ikan. Ikan juga harus dihindarkan dari sinar matahari
dan diusahakan agar permukaan ikan tidak engering. Bila ikan dimasukkan untuk
dibawa dalam keadaa hidup, haus segera dikemas sesuai dengan teknik pengemasan
yang diinginkan (Transportasi kering atau basah); dan bila akan dibawa dalam
keadaan mati, maka ikan harus segera disesuaikan dengan teknik pengemasan yang
benar.
1. Cara Pangemasan (Packing)
Beberapa
cara pengemasan ikan yang akan ditransportasikan dalam keadaan hidup :
a. Sistem Kring
Beberap
jenis ikan dapat tetap hidup walaupun berada diluar air, asalkan tetap dingin
dan basah. Sistem ini biasanya diawali dengan meminsankan ikan dengan kejutan
dingin, immobilized dengan bahan tanaman (biji karet, singkong, ekstrak cengkih, dll) diteruskan dengan pengemasan
menggunakan media (lumut, rumput laut, serutan kayu, serbuk gergaji, es
hancuran, dll), selanjutnya ditransportasikan dalam kondisi suhu sejuk.
b. Sisem
Basah
Sistem
ini dapat menggunakan wadah/tanki, atau kantong. Untuk sistem tangki, faktor
yang perlu diperhatikan adalah oksigen terlarut, CO2, suhu,
keseimbangan osmotic, kepadatan ikan, amoniak (NH3).
Pada sistem kantong,
biasanya digunakan kantong plastik. Kantong ini diisi air tidak penuh dan
sisanya diisi dengan oksigen murni serta ditutup rapat. Selain pasok oksigen
bagi ikan, cara pengemasan demikian juga dimaksudkan untuk mengantisipasi
tingginya CO2 yang dikeluarkan oleh ikan.
2. Waktu Panen
Waktu
panen biasanya ditentukan oleh ukuran permintaan pasar. Ukuran super umumnya berukuran
500 gr – 1000 gr/ekor dan merupakan ukuran yang mempunyai nilai jual tertinggi.
Untuk
jenis kerapu macan waktu panen adalah setelah pemeliharaan 5 – 6 bulan dari
berat awal 50-70 gram/ekor. Sedangkan pada ikan kerapu tikus waktu panen
dilakukan setelah masa pemeliharaan 9 bulan dari berat awal 75-100 gr/ekor.
Pemanenan ikan untuk calon induk, biasanya dilakukan setelah ukuran ikan
mencapai ukuran diatas 1000 gr/ekor.
Pelaksaaan
panen sebaiknya pada pagi hari aau sore hari, agar dapat mengurangi stress pada
ikan selam berlangsung pemanenan. Pengangkutan ke tempat tujuan penjualan,
diusahakan pada malam hari, untuk memudahkan pengaturan suhu dan menghindari
ikan stress.
3. Peralatan Panen
Peralatan
panen yang diperlukan untuk ukuran konsumsi antara lain :
-
Timbangan sensitive 0-50 kg untuk menimbang ikan
-
Scoop net untuk mengangkat ikan yang dipanen dari jaring
-
Sarana transportasi laut atau darat untuk mengangkut ikan yang dipanen
sampai tujuan
-
Bak fiberglass kapasitas 1-2 m3 dan tangki air untuk
menampung ikan,
-
Tabung oksigen dan selang aerasi untuk menjaga kandungan oksigen
terlarut pada air
-
Keranjang plastic untuk menimbang ikan,
-
Tambang plastic untuk mengikat
4. Sampling
dan Penyortiran
Sebelum
dilakukan pemanenan terlebih dahulu dilakukan sampling yang bertujuan untuk mengetahui ikan dan estimasi
hasil panen. Penyortiran juga dilakukan untuk memilih ikan yang diperkirakan
memiliki berat yang sama dan mempunyai bentuk yang baik atau sempurna tidak
memiliki cacat pada fisik ikan.
5. Metode
Panen
Metode
panen dalam budidaya ikan Kerapu di Karamba Jaring Apung (KJA) adalah :
a. Panen Total
Metode ini semua ikan yang dipelihara dipanen.
Biasanya hal ini dilalukan karena pemintaan pembeli dalam jumlah banyak atau
semua ikan telah memenuhi persyaratan berat untuk di panen.
b. Panen Sebagian
metode ini dilakukan karena beberapa alas an, yakni
ukuran ikan yang dipelihara tidak seragam, permintaan pembeli yang
mengklasifikasikan berat tertentu atau permintaan pembeli yang relative
sedikit. Panen selektif ini dilakukan dengan mengambil sebagian ikan yang sudah
,asuk ukuran tertentu, sedangkan sisanya dapat dipisahkan untuk dipelihara
lagi.
6. Teknik Panen
a. Produk Ikan Hidup
Pemanenan ikan di Karamba
jaring Apung dapat segera dilakukan setelah semua peralatan yang akan digunakan
untuk pemanenan telah tersedia. Biasanya ikan dipuasakan 24 jam sebelumnya. Hal
ini dilakukan untuk menghindari ikan muntah selama pengangkutan.
Tahapan panen :
w Mula-mula jaring dibagi dua
bagian dengan menggunakan bambu atau kayu
w Persiapkan bak penampungan
sementara volume ± 1 ton yang diisi air laut bersih (untuk pemanenan ikan
hidup).
w Ikan diambil dengan
mengunakan scopnet.
w Ikan ditampung dalam bak penampungan.
Satu bak dapat berisi 100 ekor ikan.
w Ikan segera dibawa ke darat
menggunakan kapal/perahu.
w Dengan menggunakan
ember/container kecil, ikan-ikan tersebut dipindahkan dari kapal ke bak
penampungan di darat.
w Bak penampungan di darat
berukuran 4-10 ton yang terlebih dahulu diisi air laut bersih dan dilengkapi
peralatan aerasi.
b.
Produk Ikan Mati Segar.
Pemanenan produk ikan mati
segar di KJA, relative sama seperti pada pemanenan untuk produk ikan hidup,
hanya saja kepadatan ikan di bak penampungan sementara (di kapal) dapat
mencapai 300 ekor/bak.
Ikan kemudian dibawa ke
darat, dan dapat langsung dikemas dalam bak/box kayu yang sudah diberi es, atau
ditampung di bak penampungan volume 4-10 ton, yang telah diisi air laut,
ditambah es garam dapur untuk mempercepat kematian ikan dan mengurangi
akumulasi bakteri.
SUMBER:
http//supmladong.kkp.go.id
Mulyadi A., 2014. Diktat Pembesaran Ikan Kerapu di Karamba Jaring Apung. Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Ladong, Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Aceh.
http//supmladong.kkp.go.id
Mulyadi A., 2014. Diktat Pembesaran Ikan Kerapu di Karamba Jaring Apung. Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Ladong, Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Aceh.
No comments:
Post a Comment