Budidaya ikan laut di
Indonesia telah mangalami perkembangan yang sangat pesat akhir-akhir ini. Upaya
peningkatan sumber devisa Negara dari sector perikanan adalah dengan
pengembangan perikanan yang berbasis kerakyatan. Salah satu upaya pemanfaatan
lahan perairan Indonesia yang luas tersebut adalah melalui pengembangan usaha
budidaya ikan Kerapu di karamba jaring apung (KJA). Komoditas kerapu yang sudah berkembang di
Indonesia ada dua spesies yaitu kerapu macan
atau Tiger Grouper (Epenephellus
fuscogutatus) dan Kerapu Tikus atau Humpback Grouper (Cromileptes altivelis).
Penguasaan teknologi yang
menyeluruh mengenai budidaya kerapu di KJA merupakan kunci dari keberhasilan
usaha itu sendiri. Penguasaan ini meliputi pengetahuan internal ikan kerapu
yang dipelihara serta beberapa faktor eksternal seperti teknik budidaya, pakan,
serta hama dan penyakit ikan. Disamping itu pengetahuan mengenai lokasi
budidaya, penentuan sarana dan prasarana.
Teknik budidaya ikan Kerapu
Macan dan Kerapu tikus di KJA relative sederhana dan sama yaitu meliputi pendederan,
penggelondongan serta pembesaran. Ketiga tahapan ini dibedakan berdasarkan
ukuran awal tebar serta ukuran akhir ikan dipanen. Fase pendederan memiliki
ukuran awal tebar benih hari ke-40 s/d 60 (D-40 – D-60) dan dipanen pada ukuran
25-30 gram/ekor utnuk selanjutnya dijadikan ukuran awal fase penggelondongan.
Fase penggelondongan dipanen pada ukuran 75-100 gram/ekor, untuk dijadikan awal
fase pembesaran yang berakhir pada ukuran konsumsi yaitu antara 400-600
gram/ekor.
Pakan merupakan faktor
eksternal penting dalam budidaya ikan, sebab pakan merupakan satu-satunya masukan gizi dan energy dari luar untuk
menunjang pertumbuhannya. Pemberian pakan dengan kualitas dan kuantitas yang
baik dapat mengoptimalkan usaha budidaya ikan kerapu di KJA.
Pemantauan kualitas perairan
yang kontinyu merupakan faktor eksternal lain yang menentukan keberhasilan
budidaya. Hama dan penyakit diketahui
sering menjadi penyebab utama kegagalan.. pencegahan merupakan
alternatif terbaik dibandingkan pengobatan.
Teknik panen dan metode
transportasi memegang peranan penting dalam kelancaran usaha budidaya ikan.
Seperti diketahui bahwa ikan kerapu merupakan komoditas ekspor yang memiliki
nilai jual lebih bila dipasarkan dalam keadaan hidup.
Aspek-aspek npendukung budidaya di atas akan menjadi sia-sia bula usaha budidaya menghasilkan nilai akhir yang negative dalam ekonomi. Oleh karena itu, perhitungan, perhitungan yang matang dan terencana atas komponen-komponen utama maupun pendukung yang perlu dilalakukan.
SUMBER:
http//supmladong.kkp.go.id
Mulyadi A., 2014. Diktat Pembesaran Ikan Kerapu di Karamba Jaring Apung. Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Ladong, Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Aceh.
No comments:
Post a Comment