Usaha budidaya rumput laut dengan produk
turunannya telah banyak dilakukan di beberapa wilayah pesisir pantai Indonesia.
Seandainya usaha ini dilakukan dengan benar, termasuk di dalamnya menggunakan
mesin-mesin teknologi tepat guna, maka industri rumput laut ini
berpotensi meningkatkan taraf ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat yang
tinggal di pesisir pantai. Rumput laut merupakan penghasil karaginan yang
banyak digunakan untuk bahan industri makanan, minuman, farmasi, keramik,
tekstil dan kosmetik.
Usaha pengolahan rumput laut ini sayangnya
masih dikelola secara sederhana oleh sebagian masyarakat. Mereka masih
mengandalkan penjualan rumput laut dalam bentuk rumput laut kering. Hal ini
terjadi karena di dalam negeri industri pengolahan rumput laut menjadi
karaginan atau karaginan semi murni belum banyak berkembang. Sehingga harga
jual rumput laut dari petani rumput laut dipasaran rendah karena belum adanya
diversifikasi produk .
Berikut ini adalah cara pengolahan rumput laut yang
bisa dilakukan agar bisa meningkatkan nilai produk rumput laut.
Alkali Treatment Carrageenan (ATC)
Proses pengolahan rumput laut menjadi
karaginan/ semi refained carrageenan sebetulnya sangat sederhana. Proses
ini dapat dilakukan dengan cara merebus rumput laut ke dalam larutam garam
alkali pada suhu 80 – 85⁰C selama 2 – 3 jam. Untuk merendam rumput laut jenis Eucheuma
spinosummenggunakan alkali NaOH, sedangkan untuk jenis Eucheuma
cottonii menggunakan
alkali KOH. Setelah itu rumput laut dinetralkan/ dicuci. Proses perendaman
dalam larutan alkali ini bertujuan untuk meningkatkan titik leleh karaginan di
atas suhu pemasaknya sehingga tidak larut menjadi pasta dan untuk meningkatkan
kekuatan gel dari karaginan tersebut.
Semi Refined Carrageenan (SRC)
1. Proses Produksi SRC Chips
Setelah melalui proses perendaman dalam
larutan alkali rumput laut jenis E. cottonii dinetralkan dengan air tawar.
Selanjutnya dipotong dengan ukuran 2 – 4 cm. Setelah berbentuk chips
dilanjutkan dengan proses pengeringan dan rumput laut siap untuk dikemas.
Hasil pengolahan ini berbentuk chips kering yang disebut dengan Alkali Treated Cottonii (ATC).
2. Proses Produksi SRC Flour
Proses SRC flour merupakan kelanjutan produk
SRC chips untuk jenis rumput lautEuchuma
spinosum. Caranya dengan menghancurkan/ menepung produk chips
menjadi tepung dengan ukuran 40 – 60 mesh, sesuai dengan permintan pasar.
Produk SRC flour dapat digunakan dalam industri makanan, minuman (food grade)
maupun industri lainnya (non food grade). Khusus untuk SRC flour
food grade proses
pengeringan diharuskan menggunakan mesin pengering untuk
mencegah kontaminasi dengan udara terbuka.
Dengan mengolah rumput laut menjadi produk
karaginan diharapkan nilai jual hasil olahan rumput laut dari petani rumput
laut meningkat. Meningkatnya nilai jual akan meningkat pula pendapatan petani
rumput laut sehingga akan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat pesisir pantai.
Referensi:
http://anekamesin.com/cara-pengolahan-rumput-laut.html
Indriani H dan Sumiarsih A, 1991. Rumput Laut. Jakarta
No comments:
Post a Comment