Bibit rumput laut dapat berasal dari stok
alam atau dari hasil budidaya. Keuntungan bila bibit berasal dari stok alam
adalah di samping mudah pengadaannya, juga cocok dengan persyaratan pertumbuhan
secara alami. Sedangkan kerugiannya adalah bibit sering tercampur dengan jenis
rumput laut lain. Bibit yang berasal dari hasil budidaya lebih murni karena
hanya terdiri dari satu jenis rumput laut, tetapi bermasalah dalam hal
mendatangkannya.
CIRI-CIRI BIBIT YANG
BAIK
Mengingat
kualitas dan kuantitas produksi rumput laut ditentukan oleh bibit, maka
pemilihan bibit ini harus dilakukan secara cermat. Bibit tanaman harus muda,
bersih, dan segar agar memberikan pertumbuhan yang optimum. Bibit yang baik
berasal dari tanaman induk yang sehat, segar, dan bebas dari jenis lain.
Tanaman induk yang sehat dipilih dari hasil budidaya bukan dari stok alam.
PENGADAAN BIBIT
Pengadaan
bibit ini dapat dengan memanfaatkan sifat-sifat reproduksi vegetatif dan
generatif.
Vegetatif
Ambil
bagian ujung-ujungnya dan potong kira-kira sepanjang 10 - 20 cm. Dipilih bagian
ujung tanaman karena bagian ini terdiri dari sel dan jaringan muda sehingga
akan memberikan pertumbuhan yang optimal.
Ada juga
petani/nelayan yang tidak perlu susah-susah mengadakan bibit. Mereka
mendapatkan tanaman baru dari sisa panen yang ditinggalkan di tempat budidaya.
Jadi, mereka memungut hasil dengan cara memotong rumput laut tanpa membuka
ikatan. Dan menyisakan bagian tanaman tetap dalam ikatan di lokasi budidaya.
Akan tetapi, cara ini akan didapat keraginan yang lebih sedikit karena bibit
berasal dari tanaman tua.
Generatif
Di samping
kedua cara di atas, ada cara lain dalam pengadaan bibit ini, yaitu dengan
memanfaatkan sifat reproduksi generatif tanaman. Mula-mula dipilih tanaman
dewasa yang sehat dan segar. Tempatkan tanaman ini dalam bak yang berisi air
laut dan kulit kerang, balik semen, jaring, atau benda padat lain yang dapat
berfungsi sebagai bahan substrat. Dari tanaman ini akan keluar spora yang
selanjutnya menempel pada substrat. Setelah spora menjadi tanaman kecil, maka
substrat harus dipindahkan ke lokasi budidaya.
JUMLAH BIBIT YANG
DIPERLUKAN
Bila
sumber perolehan bibit sudah ada dan konstruksi untuk budidaya sudah siap di
lokasi budidaya, maka bibit harus sudah tersedia dan siap ditanam. Bibit yang
disediakan harus cukup, sesuai dengan luas areal budidaya.
Untuk
metode lepas dasar, luas tiap petakan budidaya adalah satu are (100 m2)
dengan bibit sekitar 240 kg. Sementara untuk metode rakit, rakit berukuran 2,5
X 5 m2 memerlukan bibit sekitar 30 kg. Sedangkan budidaya rumput
laut di tambak setiap hektarnya memerlukan bibit Gracilaria antara 800 - 1000
kg.
PERLAKUAN DAN PENGANGKUTAN BIBIT
Bila di
daerah sekitar lokasi budidaya tidak terdapat sumber bibit, maka kita harus
mendatangkannya dari daerah lain. Untuk menjaga agar kondisi rumput laut tetap
segar diperlukan perlakuan-perlakuan tertentu.
Pengangkutan
bibit dari lokasi sumber ke lokasi budidaya dapat dilakukan dengan cara
pengepakan. Bibit rumput laut disusun dalam kantong plastik secara
berselang-seling dengan spons, atau kain, atau kapas yang telah dibasahi air
laut. Agar bibit tidak rusak, penyusunan ini jangan dipadatkan. Ikat bagian
atas plastik bila sudah penuh, dan buat lubang pada bagian ini dengan cara
menusuk-nusukkan jarum. Masukkan plastik ke dalam kotak. Akhirnya bibit siap
diangkut lewat darat atau udara. Sedangkan pengangkutan rumput laut dengan
perahu atau sampan cukup disimpan di dasar perahu, dan ditutup. Perlakuan
seperti itu dimaksudkan agar selama dalam perjalanan bibit tetap lembap atau
basah, terhindar dari panas matahari langsung dan panas mesin, tidak terkena
air tawar dan air hujan, bibit selalu mendapat sirkulasi udara, serta bibit
tidak terkena minyak atau kotoran-kotoran lain.
Referensi:
Indriani H dan Sumiarsih A, 1991. Rumput Laut. Jakarta
Wahyono, Untung, 1991. Potensi Sumberdaya dan Produksi Rumput Laut
Indonesia. Direktorat Bina Produksi, Direktorat Jenderal Perikanan, Jakarta.
Winarno, F.G. 1990. Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta.
No comments:
Post a Comment