Wednesday 9 January 2013

PEMELIHARAAN DAN PANEN RUMPUT LAUT


PEMELIHARAAN
Memelihara rumput laut berarti mengawasi terus menerus konstruksi budidaya dan tanamannya. Pemeliharaan dilakukan pada saat ombak besar maupun saat laut tenang.
Kerusakan patok, jangkar, tali ris, dan tali ris utama yang disebabkan oleh ombak yang besar, atau daya tahannya menurun harus segera diperbaiki. Bila ditunda akan berakibat makin banyak yang hilang sehingga kerugian yang lebih besar tidak bisa dihindari.
Kotoran atau debu air sering melekat pada tanaman, yaitu saat musim laut tenang. Pada saat seperti ini tanaman harus sering digoyang-goyangkan di dalam air agar tanaman selalu bersih dari kotoran yang melekat. Kotoran yang melekat dapat mengganggu proses metabolisme sehingga laju pertumbuhan menurun. Beberapa tumbuhan penempel, seperti Ulva, Hypnea, Chaetomorpha, Enteromorpha, sering membelit tanaman dan konstruksi budidaya sehingga dapat menimbulkan kerusakan. Tumbuhan seperti ini perlu disingkirkan dengan cara dikumpulkan dan dibuang ke darat. Bulu babi, ikan, dan penyu merupakan hewan-hewan herbivora yang sering memangsa tanaman rumput laut. Serangan bulu babi dapat diatasi dengan cara diusir dari lokasi budidaya. Sedangkan untuk menghindari ikan dan penyu, biasanya dipasang jarring di sekeliling lokasi budidaya.
Untuk jenis Gracilaria yang ditanam di tambak, diperlukan pengontrolan pada saat 15 nari setelah penebaran bibit. Angin dapat menyebabkan tanaman mengumpul di satu tempat pada permukaan air tambak. Perataan kembali letak rumput laut harus segera dilakukan. Pekerjaan seperti ini hams rutin dilakukan sampai tanaman siap panen. Pemberian zat pengatur tumbuh dilakukan satu bulan setelah penebaran bibit dan diulangi satu bulan berikutnya. Setiap hektar diperlukan zat pengatur tumbuh sebanyak 500 cc. Lumut juga perlu disingkirkan karena. Menghalangi sinar matahari yang masuk sehingga pertumbuhan akan terhambat. Cara petani di desa.Sanrobone Sulawesi Selatan, mengatasi lumut ini adalah melepaskan ikan bandeng kecil sebanyak 1.500 - 2.000 ekor/ha. Sesudah lumut habis, bandeng harus dijaring supaya rumput laut tidak terus dimangsa. Pintu-pintu saluran air juga perlu perawatan agar pergantian air mudah dilaksanakan setiap 15 hari sekali Pemupukan secara teratur dilakukan 15 hari sekali, yaitu sesaat setelah penggantian air. Pupuk yang digunakan adalah campuran urea, TSP, dan ZA dengan perbandingan 1:1:1 sebanyak 20 kg/ha atau dengan perbandingan 2:1:1 sebanyak 100 kg/ha.

PEMANENAN
Pada tahap pemanenan ini, perlu dipertimbangkan cara dan waktu yang tepat agar diperoleh hasil sesuai permintaan pasar secara kuantitas dan kualitas.
Tanaman dapat dipanen setelah mencapai umur 6 - 8 minggu setelah tanam dengan berat ikatan sekitar 600 gram. Cara memanen rumput laut adalah dengan mengangkat seluruh tanaman ke darat, kemudian tali rafia pengikat rumput laut dipotong. Panen seperti itu dilakukan bila air laut pasang, tetapi bila air sedang surut pemanenan dapat langsung dilakukan di areal tanam. Caranya sama, yaitu dengan memotong tali rafia pengikat rumput laut. Selanjutnya pisahkan antara tanaman yang dipanen dan potongan tali rafia. Panen dengan cara seperti ini memberikan keuntungan, yaitu bila ingin menanamnya kembali dapat. memanfaatkan bagian ujung tanaman yang masih muda sehingga laju pertumbuhannya tinggi. Di samping itu, hasilnya berkandungan keraginan tinggi.
Gracilaria yang dibudidayakan di tambak, dipanen dengan cara rumpun tanaman diangkat dan disisakan sedikit untuk dikembangbiakkan lebih lanjut. Panen pertama dapat dilakukan pada umur 2 – 2,5 bulan sesudah penanaman. Hasil panen diangkut kedarat dengan perahu.
Seperti telah diuraikan, waktu dan cara panen yang tepat sangat penting agar dihasilkan rumput laut yang baik secara kualitas maupun kuantitas. Waktu panen memang cukup bervariasi untuk setiap petani dan lokasi penanaman yang berbeda.

Disaat air laut surut, pemanenan bias langsung dilakukan
di areal tanam  (Foto : Maudy E.).


Pemanenan rumput laut yang dibudidayakan di tambak
(Foto : Pinus Lingga).



Hasil panen rumput laut jenis Eucheuma sp. (Foto : Agus R.).


Hasil panen rumput laut jenis Gracilaria sp (Foto : Pinus Lingga).

Namun, secara umum panen dilakukan pada usia satu bulan. Perbandingan antara berat basah dan kering berkisar 8 : 1. Apabila rumput laut dipanen pada usia dua bulan, perbandingan berat basah dan berat kering adalah 6:1. Selain usia panen, banyaknya hasil yang diperoleh juga erat hubungannya dengan laju pertumbuhan harian rumput laut yang dibudidayakan. Dari beberapa percobaan diperoleh data bahwa laju pertumbuhan harian Eucheuma dan Gracilaria punya nilai yang beragam, yaitu rata-rata 2 - 3 %/hari (lihat lampiran).
Di samping usia panen, cara panen pun sangat beragam. Ada petani rumput laut yang memanen hasil dengan cara petik. Cara ini dilakukan dengan memisahkan cabang-cabang dari tanaman induknya. Selanjutnya tanaman induk ini dipergunakan kembali untuk penanaman berikutnya. Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan mengangkat seluruh rumpun tanaman, seperti yang telah dikemukakan. Sedangkan penanaman berikutnya dapat digunakan ujung tanaman yang masih muda. Antara kedua cara panen tersebut terdapat keuntungan dan kerugian. Cara pertama lebih mudah, tetapi kecepatan tumbuh bibit yang berasal dari tanaman induk lebih rendah dibanding dengan tanaman muda seperti pada cara kedua. Kelebihan cara kedua, selain kecepatan tumbuh bibit lebih tinggi juga karaginan yang dikandung lebih tinggi.
Untuk lebih jelasnya, berikut akan sedikit diulas mengenai hal-hal lain yang perJu diperhatikan daiam tahap pemanenan. Untuk rumput laut yang ditanam di pantai, sebaiknya panen dilakukan pada saat air surut. Ini akan lebih meringankan pekerjaan daripada saat air pasang. Sebelum tahap ini, perm dipersiapkan alat-alat yang diperlukan. Persiapan sebelum dilakukan panen adalah :
-        tenaga kerja,
-        keranjang rotan berukuran sedang tempat hasil rumput laut,
-        perahu (untuk mengangkut hasil panen di tambak),
-        pisau untuk memotong tali pengikat (rafia),
-        timbangan,
-        lokasi tempat penjemuran,
-        karung tempat rumput laut kering, beserta tali pengikatnya, dan
-        gudang tempat penyimpanan rumput laut kering.

Persiapan tersebut dimaksudkan untuk menjaga mutu hasil rumput laut. Sebagai contoh pentingnya mempersiapkan lokasi penjemuran. Lokasi ini perlu dipersiapkan dengan luas yang sesuai dengan banyaknya hasil yang akan dipanen dan kondisinyapun harus bersih. Bila hal-hal penting itu tidak diperhatikan, maka ada kemungkinan rumput laut tidak kering sempurna. Dengan demikian, mutunya pun menjadi rendah. Itulah sebabnya, tahap persiapan sebelum panen perlu diperhatikan. Setelah semua persiapan panen dilengkapi, maka pemanenan dapat segera dilakukan.
Dari satu unit usaha (100 m2) dengan metode lepas dasar dan metode rakit biasanya diperoleh hasil panen masing-masing sekitar 100 kg dan 200 – 250 kg rumput laut kering setiap panen. Sedangkan dari satu hektar tambak Gracilaria biasanya diperoleh hasil panen sekitar 1.500 – 2.000 kg rumput laut kering setiap panen.

Referensi:
Indriani H dan Sumiarsih A, 1991. Rumput Laut. Jakarta
Wahyono, Untung, 1991. Potensi Sumberdaya dan Produksi Rumput Laut Indonesia. Direktorat Bina Produksi, Direktorat Jenderal Perikanan, Jakarta.
Winarno, F.G. 1990. Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

No comments:

Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...