Penanaman rumput laut
berarti suatu kegiatan dimasukkannya bibit rumput laut ke dalam air di lokasi
budidaya dengan menggunakan metode lepas dasar, rakit, tali gantung, atau
metode tebar. Penanaman dilakukan pada saat bibit masih segar, yaitu segera
seteIah pengikatan bibit pada tali ris selesai.
Metode
lepas dasar
-
Beberapa potong thallus seberat kira-kira
100 gram diikatkan pada tali ris
sepanjang 3 meter dengan tali rafia. Jarak masing-masing ikatan 20 cm, hingga
mengisi tali ris sepanjang 2,4 m. Sisa
tali ris digunakan sebagai ikatan tali ris pada tali ris utama. Tahap ini dilakukan di darat pada
waktu air sedang surut.
-
Sementara itu di lokasi budidaya, di
tancapkan barisan patok yang terbuat
dari kayu atau bambu sedalam kira-kira 0,5 meter. Jarak tiap patok dalam
barisan antara 0,5 - 1 meter, dan jarak
setiap baris adalah 2,5 meter.
-
Patok-patok yang terdapat dalam satu barisan
dihubungkan dengan tali ris utama.
-
Tali ris yang berisi bibit tanaman,
masing-masing direntangkan di lokasi
budidaya kemudian diikatkan pada tali ris utama.
Metode
rakit
Metode
rakit cocok untuk lokasi dengan kedalaman waktu surut lebih dari 60 cm. Cara
ini digunakan bila tidak terdapat perairan yang memenuhi syarat untuk metode
lepas dasar. Metode ini juga digunakan sebagai perbanyakan bibit tanaman. Satu
unit budidaya Eucheuma dengan metode rakit ditentukan sebanyak sepuluh rakit
yang disusun dengan formasi 2 x 5 rakit. Penanaman dilakukan segera setelah
pengikatan bibit selesai dan pada saat laut tidak berombak besar.
Bahan-bahan
yang perlu disiapkan adalah bibit tanaman, potongan bambu berdiameter 10 cm,
potongan kayu penyiku berdiameter 5 cm, tali rafia, tali pengikat, tali ris
berdiameter 4 mm dan 12 mm, serta jangkar dari besi, bongkah batu, atau adukan
semen pasir. Adapun tahap-tahap penanamannya adalah sebagai berikut :
-
Potongan
kayu dan bambu dirangkaikan dan diikatkan seperti tampak pada gambar.
Selanjutnya diberi pemberat dengan cara jangkar diikat pada rakit dengan
bantuan tali ris berdiameter 12 mm.
-
Sementara itu, beberapa thallus
masing-masing dengan berat sekitar 100 gram diikatkan pada tali ris dengan
jarak 20 cm. Pekerjaan ini dilakukan di darat pada tempat yang teduh.
-
Akhirnya tali ris yang sudah berisi tanaman
diikatkan pada rakit. Pengikatan ini dilakukan di darat. Atau dapat juga pada
rakit yang telah disiapkan di lokasi budidaya.
Metode tali gantung
Perairan
yang berkedalaman 5 meter dan dasarnya terdiri dari pasir atau pasir berlumpur
cocok untuk budidaya rumput laut dengan metode tali gantung.
Bahan-bahan
yang diperlukan adalah berupa bibit tanaman, bambu berdiameter 5 cm, tali ris,
tali pengikat, dan bongkahan batu sebagai pemberat. Tahap penanamannya adalah
sebagai berikut.
-
Tali ris yang panjangnya kurang dari tinggi
konstruksi untuk budidaya direntangkan pada dua potong bambu. Selanjutnya bambu
pertama diletakkan di atas konstruksi yang telah dibuat sebelumnya. Sedang
bambu kedua menggantung di dalam air hampir menyentuh dasar perairan. Agar
lebih jelas, kita dapat melihatnya pada gambar.
-
Dalam kerangka potongan bambu yang
menggantung terdapat rentangan tali ris sebanyak 15 utas tali. Sebelum kerangka
ini digantungkan pada konstruksi utama, tali ris diperiuhi beberapa potong
thallusyang masing-masing seberat kira-kira 100 gram. Potongan thallus diikat
dengan tali rafia berjarak 30 cm..
-
Kerangka yang telah berisi bibit tanaman
digantungkan pada konstruksi yang telah dibuat.
Metode tebar
Penanaman
rumput laut jenis Gracilaria di tambak dilakukan dengan metode tebar. Tambak
yang telah dilengkapi pintu masuk dan keluarnya air dikeringkan. Setelah tambak
kering, ditaburkan kapuLpertanian agar pH menjadi antara 6,5 - 8. Tujuh hari
setelah pengapuran, tambak digenangi air sedalam 70 cm dan dibiarkan selama
tiga hari. Kemudian bibit rumput laut ditebarkan
secara merata di
permukaan air tambak dengan padat penebaran antara 80 - 100 gram/m2
atau 800 - 1000 kg/ha. Bila dasar tambak cukup keras, bibit dapat ditancapkan
seperti penanaman padi. Penebaran bibit rumput laut sebaiknya dilakukan pada
pagi atau sore hari, dan pada cuaca teduh.
Referensi:
Indriani H dan Sumiarsih A, 1991. Rumput Laut. Jakarta
Wahyono, Untung, 1991. Potensi Sumberdaya dan Produksi Rumput Laut
Indonesia. Direktorat Bina Produksi, Direktorat Jenderal Perikanan, Jakarta.
Winarno, F.G. 1990. Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta.
No comments:
Post a Comment