ABSTRAK
Kabupaten Banjar mempunyai sumberdaya perikanan dan kelautan yang
sangat potensial untuk dikembangkan.Kabupaten Banjar juga termasuk salah satu
kabupaten di Kalimantan Selatan yang mempunyai potensi perairan yang lengkap,
yaitu perairan umum dan perairan laut (kawasan pesisir). Potensi ini telah
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan penangkapan dan budidaya. Kegiatan
penangkapan yang dilakukan masyarakat meliputi kegiatan penangkapan di perairan
laut dan perairan umum. Berdasarkan
jumlah alat penangkapan ikan yang digunakan di Kabupaten Banjar, maka urutan
penggunaan alat tangkap ikan yang digunakan mayoritas nelayan dan alasan
penggunaannya (kesesuaian dengan budaya dan keadaan perairan) adalah sebagai
berikut: (1) Payang (termasuk Lampara); (2) Dogol (termasuk lampara dasar,
cantrang); (3) Rawai tetap/rawai tetap dasar; (4) Jaring insang hanyut; dan (5)
Jermal.
Kata kunci: alat penangkapan ikan, nelayan, kabupaten
banjar.
PENDAHULUAN
Kabupaten
Banjar terletak antara 2˚49’55’’ sampai dengan 3˚93’38” dan 114˚30’20’’ sampai 115˚35’37”
Bujur Timur, serta terletak pada
ketinggian 0 sampai dengan 250 m dari permukaan laut. Topografinya terdiri dari
dataran rendah (bagian Barat), berbukit-bukit (bagian Tengah) dan Pegunungan
(sebelah Timur) yang merupakan gugusan pegunungan Meratus.Wilayah dataran
rendah sebagian besar terdiri dari wilayah berawan dan sedikit rawa pantai.
Wilayah Kabupaten Banjar ± 4.529.85 km2,
secara administrative dibagi menjadi 17 kecamatan ditambah 2 kecamatan
baru yang selanjutnya dibagi dalam 288 kelurahan/desa.
Kabupaten Banjar mempunyai sumberdaya perikanan dan kelautan yang
sangat potensial untuk dikembangkan.Kabupaten Banjar juga termasuk salah satu
kabupaten di Kalimantan Selatan yang mempunyai potensi perairan yang lengkap,
yaitu perairan umum dan perairan laut (kawasan pesisir). Potensi ini telah
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan penangkapan dan budidaya. Kegiatan
penangkapan yang dilakukan masyarakat meliputi kegiatan penangkapan di perairan
laut dan perairan umum (waduk, sungai dan rawa). Sedangkan kegiatan budidaya
yang dilakukan masyarakat meliputi kegiatan budidaya kolam, jaring apung, karamba, dan tambak.
Satu-satunya
kecamatan di Kabupaten Banjar yang mempunyai potensi kelautan atau memiliki
wilayah pesisir/pantai adalah Kecamatan Aluh-Aluh. Dari sembilan belas desa
yang ada di Kecamatan Aluh-aluh, terdapat 12 (duabelas) desa pantai/pesisir
yang dikembangkan potensi perikanan lautnya. Ke-12 desa itu adalah: Labat
Muara, Tanipah, Sungai MusaBakambat, Aluh-aluh Kecil, Aluh-aluh Besar,
Pulantan, Podok, Kuin Besar, Kuin Kecil, Simpang Warga Dalam dan Simpang Warga
Luar.
Teknik
penangkapan ikan ialah teknik atau cara-cara mempergunakan alat penangkapan
ikan (Ayodhyoa, 1981). Menangkap ikan membutuhkan peralatan dan teknik yang
tepat untuk menangkap ikan, baik yang masih tradisional maupun yang menggunakan
teknologi moderen. Sedangkan yang dimaksud dengan alat penangkapan ikan adalah
segala macam alat yang di pergunakan dalam proses penangkapan ikan
termasuk kapal, alat tangkap dan alat bantu penangkapan (Pranoto, 1997). Dengan
peralatan dan teknik penangkapan yang tepat akan dapat menangkap ikan dengan
hasil yang baik.
PEMBAHASAN
Sumberdaya
perairan di Kabupaten Banjar yang dapat dan telah dimanfaatkan masyarakat untuk
bidang perikanan dan kelautan (khususnya penangkapan ikan), antara lain adalah
:
1.
Potensi
laut seluas 15.000 Ha dengan panjang
garis pantai 26 Km. Luas lahan yang dikembangkan/dimanfaatkan untuk usaha
perikanan laut adalah sebesar 3.200 Ha.
2.
Perairan
Sungai/DAS (Daerah Aliran Sungai) di Kabupaten Banjar adalah seluas 779.377
Ha. Perairan Sungai / DAS yang selama
ini dimanfaatkan oleh masyarakat meliputi :
- Sungai Martapura, luasnya adalah 427.113 Ha, yaitu sepanjang 70 Km dari Kecamatan Astambul
hingga Kota Banjarmasin.
- Sungai Riam Kanan, luasnya adalah 161.132 Ha, yaitu
sepanjang 23 Km dari Desa Awang Bangkal hingga ke Kecamatan Astambul, dengan
prioritas pengelolaan 20,70%.
- Sungai Riam Kiwa, luasnya adalah 191.132 Ha, yaitu
sepanjang 60 Km dari Kecamatan Astambul sampai Kab. Tapin (Binuang), dengan
prioritas pengelolaan 24,50%.
3. Kabupaten
Banjar berdasarkan drainase
tanahnya, 12 kecamatan dari 19 kecamatan yang ada memiliki drainase tergenang
selama 3–6 bulan seluas 65.030 Ha dan drainase tergenang selama setahun dengan
luas 79.255 Ha.
Produk
perikanan tangkap perairan laut di Kab.Banjar meliputi ikan Manyun, Kakap,
Bawal Hitam/putih, Gulamah, Pari, Alu-alu/Barakuda, Udang Putih dan Udang
Bajang. Sedangkan untuk produk penangkapan di perairan umum meliputi ikan
Gabus, Betok, Sepat Siam, Nila, Belida, Gurame, wader/puyau, Toman, Betutu,
Baung dan Udang Galah. Sampai saat ini tercatat 4.783 RTP perikanan tangkap,
dengan 21.503 unit alat tangkap yang umum digunakan (Lampara Dasar, Jaring
Insang Tetap dan Hanyut, Jermal/Togo,
Rawai, Pancing, Bubu, Tempirai, Lukah,
dll). Untuk armada penangkapan, tercatat 3.341 unit armada penangkapan
(1.100 armada perairan laut berupa kapal motor 0-5 GT dan 2.241unit armada
perairan umum berupa 1.862 unit perahu tak bermotor dan 379 unit perahu motor
tempel). Untuk meningkatkan produksi hasil tangkap, berbagai kegiatan pendukung
dilaksanakan oleh Kab.Banjar diantaranya pemberian bantuan alat tangkap dan
pembentukan kelompok nelayan tangkap.
Tabel 1. Data Produksi dan Nilai Produksi Perikanan
Tangkap Perairan Laut Tahun 2012
NO
|
KOMODITAS
|
PRODUKSI (TON)
|
NILAI PRODUKSI (RP.000)
|
1.
|
Udang Putih
|
3,343.72
|
33,731,923
|
2.
|
Udang Bajang
|
746.83
|
9,690,256
|
3.
|
Sembilang
|
14.06
|
168,697
|
4.
|
Belanak
|
28.53
|
285,271
|
5.
|
Kakap Merah
|
6.23
|
137,163
|
6.
|
Bawal
|
25.27
|
568,506
|
7.
|
Bara-bara
|
53.11
|
584,193
|
8.
|
Pari
|
215.46
|
2,585,525
|
9.
|
Menangin
|
249.69
|
5,024,716
|
10.
|
Otek
|
26.36
|
353,218
|
11.
|
Bara kuda
|
2.98
|
44,727
|
12.
|
Dako
|
2.48
|
22,364
|
13.
|
Manyung
|
11.26
|
112,646
|
14.
|
Selangat
|
9.28
|
92,768
|
15.
|
Kakap
|
4.09
|
102,155
|
16.
|
Ikan lainnya
|
2,808.11
|
12,141,124
|
Jumlah
|
7,547.46
|
65,645,252
|
Sumber:
DPK, 2013.
Tabel 2. Data Produksi Perikanan Tangkap Perairan
Umum Tahun 2011 (dalam ton)
NO
|
KOMODITAS
|
SUNGAI
|
RAWA
|
WADUK
|
JUMLAH
|
1.
|
Gabus
|
467.56
|
73.07
|
540.63
|
|
2.
|
Toman
|
25.45
|
32.31
|
57.76
|
|
3.
|
Sepat
|
51.10
|
66.45
|
117.55
|
|
4.
|
Nila
|
28.12
|
628.73
|
656.85
|
|
5.
|
Baung
|
46.72
|
32.66
|
79.37
|
|
6.
|
Patin
|
27.79
|
27.79
|
||
7.
|
Sanggang
|
40.63
|
40.63
|
||
8.
|
Kapar
|
4.01
|
4.01
|
||
9.
|
Gurame
|
40.20
|
40.20
|
||
10.
|
Belida
|
4.58
|
4.58
|
||
11.
|
Adungan
|
57.48
|
57.48
|
||
12.
|
Betutu
|
6.77
|
6.77
|
||
13.
|
Udang Galah
|
149.69
|
149.69
|
||
14.
|
Udang Sapit
|
8.45
|
8.45
|
||
15.
|
Bakut
|
6.93
|
6.93
|
||
16.
|
Betok
|
461.75
|
97.60
|
559.35
|
|
17.
|
Puyau
|
28.54
|
12.65
|
41.19
|
|
18.
|
Sepat Siam
|
151.55
|
10.94
|
162.48
|
|
19.
|
Ikan lainnya
|
39.17
|
0.87
|
180.20
|
220.24
|
Jumlah
|
1,533.46
|
287.27
|
963.28
|
2.781.97
|
Sumber:
DPK, 2013.
Urutan
penggunaan alat tangkap ikan yang digunakan mayoritas nelayan di Kabupaten
Banjar berdasarkan banyaknya penggunaan,
dan alasan penggunaannya (kesesuaian dengan budaya dan keadaan perairan) adalah
sebagai berikut:
1. Payang (termasuk Lampara)
Alasan penggunaannnya:
- Sesuai dengan jenis hasil tangkapan
utamanya berupa udang bajang dan udang putih.
- Sebagai alat tangkap ikan yang cukup
produktif.
- Jenis alat penangkapan ikan yang digerakkan/dioperasikan
langsung dengan kapal dan sesuai dengan karakteristik perairan operasi
penangkapan ikan di perairan dalam dan laut terbuka.
2. Dogol (termasuk lampara dasar, cantrang)
Alasan penggunaannnya:
- Sesuai dengan jenis hasil tangkapan
utamanya berupa udang bajang dan udang putih.
- Sebagai alat tangkap ikan yang cukup
produktif.
- Jenis alat penangkapan ikan yang digerakkan/dioperasikan
langsung dengan kapal dan sesuai dengan karakteristik perairan operasi
penangkapan ikan di perairan dalam dan laut terbuka.
3. Rawai tetap/rawai tetap dasar
Alasan penggunaannnya:
- Sesuai dengan jenis hasil tangkapan
utamanya berupa ikan sembilang, bara-bara, otek, kakap merah, menangin, bara
kuda, dako dan manyung .
- Sebagai alat tangkap ikan yang cukup
produktif
- Operasional alat tangkap: (a) lebih efesien
dari segi penggunaan waktu; (b) Pengoperasian alat tangkap lebih sederhana dan
simpel; (c) Lebih selektif untuk mendapatkan hasil tangkapan sesaui dengan
target ikan yang akan di tangkap; (d) Lebih ramah lingkungan; dan (e) pengoperasiaannya
memerlukan biaya yang relatif murah;
- Jenis alat penangkapan ikan pasif yang
sesuai dengan karakteristik perairan operasi penangkapan ikan di perairan
dangkal dan daerah karang.
4. Jaring insang hanyut
Alasan penggunaannnya:
- Sesuai dengan jenis hasil tangkapan
utamanya berupa ikan bawal, pari, menangin.
- Sebagai alat tangkap ikan yang cukup
produktif.
- Jenis alat penangkapan ikan yang dipasang
(setting) sementara di suatu perairan dan diangkat kembali setelah selang waktu
tertentu, sesuai dengan karakteristik perairan operasi penangkapan ikan di
perairan dalam dan laut terbuka.
5. Jermal
Alasan penggunaannnya:
- Sesuai dengan jenis hasil tangkapan
utamanya berupa udang bajang, udang putih dan ikan belanak.
- Sebagai alat tangkap ikan yang cukup
produktif.
- Operasional alat tangkap: (a) lebih efesien
dari segi penggunaan waktu; (b) pengoperasian alat tangkap lebih sederhana dan
simpel; (c) lebih selektif untuk mendapatkan hasil tangkapan sesaui dengan
target ikan yang akan di tangkap; (d) Lebih ramah lingkungan; dan (e) pengoperasiaannya
memerlukan biaya yang relatif murah;
- Jenis alat penangkapan ikan pasif yang
sesuai dengan karakteristik perairan operasi penangkapan ikan di perairan
dangkal dan sekitar 2 hingga 6 mil dari tepi pantai.
KESIMPULAN
Berdasarkan
jumlah alat penangkapan ikan yang digunakan di Kabupaten Banjar, maka urutan
penggunaan alat tangkap ikan yang digunakan mayoritas nelayan dan alasan
penggunaannya (kesesuaian dengan budaya dan keadaan perairan) adalah sebagai
berikut: (1) Payang (termasuk Lampara); (2) Dogol (termasuk lampara dasar,
cantrang); (3) Rawai tetap/rawai tetap dasar; (4) Jaring insang hanyut; dan (5)
Jermal.
DAFTAR PUSTAKA
DPK, 2013. Produksi Perikanan Tangkap Kabupaten
Banjar Tahun 2012. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banjar, Martapura.
http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com/2012/04/potensi-perikanan-kabupaten-banjar.html.
Razi F., 2010. Profil dan Penyeleggaraan Penyuluhan
Perikanan Kawasan Minapolitan Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan.
Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP, Jakarta.
No comments:
Post a Comment