Tuesday, 21 April 2015

PENGGUNAAN ALAT PENANGKAPAN IKAN DI KABUPATEN BANJAR




ABSTRAK
Kabupaten Banjar mempunyai sumberdaya perikanan dan kelautan yang sangat potensial untuk dikembangkan.Kabupaten Banjar juga termasuk salah satu kabupaten di Kalimantan Selatan yang mempunyai potensi perairan yang lengkap, yaitu perairan umum dan perairan laut (kawasan pesisir). Potensi ini telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan penangkapan dan budidaya. Kegiatan penangkapan yang dilakukan masyarakat meliputi kegiatan penangkapan di perairan laut dan perairan umum. Berdasarkan jumlah alat penangkapan ikan yang digunakan di Kabupaten Banjar, maka urutan penggunaan alat tangkap ikan yang digunakan mayoritas nelayan dan alasan penggunaannya (kesesuaian dengan budaya dan keadaan perairan) adalah sebagai berikut: (1) Payang (termasuk Lampara); (2) Dogol (termasuk lampara dasar, cantrang); (3) Rawai tetap/rawai tetap dasar; (4) Jaring insang hanyut; dan (5) Jermal.
Kata kunci: alat penangkapan ikan, nelayan, kabupaten banjar.

PENDAHULUAN
Kabupaten Banjar terletak antara  2˚49’55’’  sampai dengan   3˚93’38” dan 114˚30’20’’ sampai 115˚35’37” Bujur Timur,  serta terletak pada ketinggian 0 sampai dengan 250 m dari permukaan laut. Topografinya terdiri dari dataran rendah (bagian Barat), berbukit-bukit (bagian Tengah) dan Pegunungan (sebelah Timur) yang merupakan gugusan pegunungan Meratus.Wilayah dataran rendah sebagian besar terdiri dari wilayah berawan dan sedikit rawa pantai. Wilayah Kabupaten Banjar ± 4.529.85 km2,  secara administrative dibagi menjadi 17 kecamatan ditambah 2 kecamatan baru yang selanjutnya dibagi dalam 288 kelurahan/desa.
Kabupaten Banjar mempunyai sumberdaya perikanan dan kelautan yang sangat potensial untuk dikembangkan.Kabupaten Banjar juga termasuk salah satu kabupaten di Kalimantan Selatan yang mempunyai potensi perairan yang lengkap, yaitu perairan umum dan perairan laut (kawasan pesisir). Potensi ini telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan penangkapan dan budidaya. Kegiatan penangkapan yang dilakukan masyarakat meliputi kegiatan penangkapan di perairan laut dan perairan umum (waduk, sungai dan rawa). Sedangkan kegiatan budidaya yang dilakukan masyarakat meliputi kegiatan budidaya  kolam, jaring apung, karamba, dan tambak.
Satu-satunya kecamatan di Kabupaten Banjar yang mempunyai potensi kelautan atau memiliki wilayah pesisir/pantai adalah Kecamatan Aluh-Aluh. Dari sembilan belas desa yang ada di Kecamatan Aluh-aluh, terdapat 12 (duabelas) desa pantai/pesisir yang dikembangkan potensi perikanan lautnya. Ke-12 desa itu adalah: Labat Muara, Tanipah, Sungai MusaBakambat, Aluh-aluh Kecil, Aluh-aluh Besar, Pulantan, Podok, Kuin Besar, Kuin Kecil, Simpang Warga Dalam dan Simpang Warga Luar.
Teknik penangkapan ikan ialah teknik atau cara-cara mempergunakan alat penangkapan ikan (Ayodhyoa, 1981). Menangkap ikan membutuhkan peralatan dan teknik yang tepat untuk menangkap ikan, baik yang masih tradisional maupun yang menggunakan teknologi moderen. Sedangkan yang dimaksud dengan alat penangkapan ikan adalah segala macam alat yang di pergunakan dalam proses penangkapan ikan  termasuk kapal, alat tangkap dan alat bantu penangkapan (Pranoto, 1997). Dengan peralatan dan teknik penangkapan yang tepat akan dapat menangkap ikan dengan hasil yang baik.

PEMBAHASAN
Sumberdaya perairan di Kabupaten Banjar yang dapat dan telah dimanfaatkan masyarakat untuk bidang perikanan dan kelautan (khususnya penangkapan ikan), antara lain adalah :
1.   Potensi laut seluas 15.000  Ha dengan panjang garis pantai 26 Km. Luas lahan yang dikembangkan/dimanfaatkan untuk usaha perikanan laut adalah sebesar 3.200 Ha.
2.   Perairan Sungai/DAS (Daerah Aliran Sungai) di Kabupaten Banjar adalah seluas 779.377 Ha.  Perairan Sungai / DAS yang selama ini dimanfaatkan oleh masyarakat meliputi :
-       Sungai Martapura, luasnya adalah 427.113 Ha,  yaitu sepanjang 70 Km dari Kecamatan Astambul hingga Kota Banjarmasin.
-       Sungai Riam Kanan, luasnya adalah 161.132 Ha, yaitu sepanjang 23 Km dari Desa Awang Bangkal hingga ke Kecamatan Astambul, dengan prioritas pengelolaan 20,70%.
-       Sungai Riam Kiwa, luasnya adalah 191.132 Ha, yaitu sepanjang 60 Km dari Kecamatan Astambul sampai Kab. Tapin (Binuang), dengan prioritas pengelolaan 24,50%.
3.   Kabupaten Banjar berdasarkan drainase tanahnya, 12 kecamatan dari 19 kecamatan yang ada memiliki drainase tergenang selama 3–6 bulan seluas 65.030 Ha dan drainase tergenang selama setahun dengan luas 79.255 Ha.
Produk perikanan tangkap perairan laut di Kab.Banjar meliputi ikan Manyun, Kakap, Bawal Hitam/putih, Gulamah, Pari, Alu-alu/Barakuda, Udang Putih dan Udang Bajang. Sedangkan untuk produk penangkapan di perairan umum meliputi ikan Gabus, Betok, Sepat Siam, Nila, Belida, Gurame, wader/puyau, Toman, Betutu, Baung dan Udang Galah. Sampai saat ini tercatat 4.783 RTP perikanan tangkap, dengan 21.503 unit alat tangkap yang umum digunakan (Lampara Dasar, Jaring Insang Tetap dan Hanyut, Jermal/Togo,  Rawai, Pancing, Bubu, Tempirai, Lukah,  dll). Untuk armada penangkapan, tercatat 3.341 unit armada penangkapan (1.100 armada perairan laut berupa kapal motor 0-5 GT dan 2.241unit armada perairan umum berupa 1.862 unit perahu tak bermotor dan 379 unit perahu motor tempel). Untuk meningkatkan produksi hasil tangkap, berbagai kegiatan pendukung dilaksanakan oleh Kab.Banjar diantaranya pemberian bantuan alat tangkap dan pembentukan kelompok nelayan tangkap.
Tabel 1. Data Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Tangkap Perairan Laut Tahun 2012
NO
KOMODITAS
PRODUKSI (TON)
NILAI PRODUKSI (RP.000)
1.
Udang Putih
           3,343.72
33,731,923
2.
Udang Bajang
              746.83
9,690,256
3.
Sembilang
                14.06
168,697
4.
Belanak
                28.53
285,271
5.
Kakap Merah
                  6.23
137,163
6.
Bawal
                25.27
568,506
7.
Bara-bara
                53.11
584,193
8.
Pari
              215.46
2,585,525
9.
Menangin
              249.69
5,024,716
10.
Otek
                26.36
353,218
11.
Bara kuda
                  2.98
44,727
12.
Dako
                  2.48
22,364
13.
Manyung
                11.26
112,646
14.
Selangat
                  9.28
92,768
15.
Kakap
                  4.09
102,155
16.
Ikan lainnya
           2,808.11
12,141,124
Jumlah
7,547.46
65,645,252
Sumber: DPK, 2013.
Tabel 2. Data Produksi Perikanan Tangkap Perairan Umum Tahun 2011 (dalam ton)
NO
KOMODITAS
SUNGAI
RAWA
WADUK
JUMLAH
1.
Gabus
467.56
73.07

540.63
2.
Toman
25.45
32.31

57.76
3.
Sepat
51.10
66.45

117.55
4.
Nila
28.12

628.73
656.85
5.
Baung
46.72

32.66
79.37
6.
Patin
27.79


27.79
7.
Sanggang
40.63


40.63
8.
Kapar

4.01

4.01
9.
Gurame


40.20
40.20
10.
Belida


4.58
4.58
11.
Adungan


57.48
57.48
12.
Betutu


6.77
6.77
13.
Udang Galah
149.69


149.69
14.
Udang Sapit
8.45


8.45
15.
Bakut
6.93


6.93
16.
Betok
461.75
97.60

559.35
17.
Puyau
28.54

12.65
41.19
18.
Sepat Siam
151.55
10.94

162.48
19.
Ikan lainnya
39.17
0.87
180.20
220.24
Jumlah
1,533.46
287.27
963.28
2.781.97
Sumber: DPK, 2013.
Urutan penggunaan alat tangkap ikan yang digunakan mayoritas nelayan di Kabupaten Banjar berdasarkan  banyaknya penggunaan, dan alasan penggunaannya (kesesuaian dengan budaya dan keadaan perairan) adalah sebagai berikut:
1.   Payang (termasuk Lampara)
Alasan penggunaannnya:
-    Sesuai dengan jenis hasil tangkapan utamanya berupa udang bajang dan udang putih.
-    Sebagai alat tangkap ikan yang cukup produktif.
-    Jenis alat penangkapan ikan yang digerakkan/dioperasikan langsung dengan kapal dan sesuai dengan karakteristik perairan operasi penangkapan ikan di perairan dalam dan laut terbuka.
2.   Dogol (termasuk lampara dasar, cantrang)
Alasan penggunaannnya:
-    Sesuai dengan jenis hasil tangkapan utamanya berupa udang bajang dan udang putih.
-    Sebagai alat tangkap ikan yang cukup produktif.
-    Jenis alat penangkapan ikan yang digerakkan/dioperasikan langsung dengan kapal dan sesuai dengan karakteristik perairan operasi penangkapan ikan di perairan dalam dan laut terbuka.
3.   Rawai tetap/rawai tetap dasar
Alasan penggunaannnya:
-    Sesuai dengan jenis hasil tangkapan utamanya berupa ikan sembilang, bara-bara, otek, kakap merah, menangin, bara kuda, dako dan manyung .
-    Sebagai alat tangkap ikan yang cukup produktif
-    Operasional alat tangkap: (a) lebih efesien dari segi penggunaan waktu; (b) Pengoperasian alat tangkap lebih sederhana dan simpel; (c) Lebih selektif untuk mendapatkan hasil tangkapan sesaui dengan target ikan yang akan di tangkap; (d) Lebih ramah lingkungan; dan (e) pengoperasiaannya memerlukan biaya yang relatif murah;
-    Jenis alat penangkapan ikan pasif yang sesuai dengan karakteristik perairan operasi penangkapan ikan di perairan dangkal dan daerah karang.
4.   Jaring insang hanyut
Alasan penggunaannnya:
-    Sesuai dengan jenis hasil tangkapan utamanya berupa ikan bawal, pari, menangin.
-    Sebagai alat tangkap ikan yang cukup produktif.
-    Jenis alat penangkapan ikan yang dipasang (setting) sementara di suatu perairan dan diangkat kembali setelah selang waktu tertentu, sesuai dengan karakteristik perairan operasi penangkapan ikan di perairan dalam dan laut terbuka.
5.   Jermal
Alasan penggunaannnya:
-    Sesuai dengan jenis hasil tangkapan utamanya berupa udang bajang, udang putih dan ikan belanak.
-    Sebagai alat tangkap ikan yang cukup produktif.
-    Operasional alat tangkap: (a) lebih efesien dari segi penggunaan waktu; (b) pengoperasian alat tangkap lebih sederhana dan simpel; (c) lebih selektif untuk mendapatkan hasil tangkapan sesaui dengan target ikan yang akan di tangkap; (d) Lebih ramah lingkungan; dan (e) pengoperasiaannya memerlukan biaya yang relatif murah;
-    Jenis alat penangkapan ikan pasif yang sesuai dengan karakteristik perairan operasi penangkapan ikan di perairan dangkal dan sekitar 2 hingga 6 mil dari tepi pantai.

KESIMPULAN
Berdasarkan jumlah alat penangkapan ikan yang digunakan di Kabupaten Banjar, maka urutan penggunaan alat tangkap ikan yang digunakan mayoritas nelayan dan alasan penggunaannya (kesesuaian dengan budaya dan keadaan perairan) adalah sebagai berikut: (1) Payang (termasuk Lampara); (2) Dogol (termasuk lampara dasar, cantrang); (3) Rawai tetap/rawai tetap dasar; (4) Jaring insang hanyut; dan (5) Jermal.

DAFTAR PUSTAKA
DPK, 2013. Produksi Perikanan Tangkap Kabupaten Banjar Tahun 2012. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banjar, Martapura.
http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com/2012/04/potensi-perikanan-kabupaten-banjar.html.
Razi F., 2010. Profil dan Penyeleggaraan Penyuluhan Perikanan Kawasan Minapolitan Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP, Jakarta.

No comments:

Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...