Daphnia sp. adalah jenis zooplankton yang hidup di air tawar,
mendiami kolam-kolam atau danau-danau. Daphnia sp. dapat hidup di daerah tropis
dan subtropis. Kehidupan Daphnia sp. dipengaruhi oleh beberapa faktor ekologi
perairan antara lain: suhu, oksigen terlarut dan pH. Daphnia sp. dapat
beradaptasi dengan baik pada perubahan lingkungan hidupnya dan termasuk dalam
ketegori hewan eutitropik dan tahan terhadap fluktuasi suhu harian atau
tahunan. Kisaran suhu yang dapat ditolerir bervariasi sesuai adaptasinya pada
lingkungan tertentu.
Gambar 1. Daphnia
Daphnia sp. dapat hidup dalam air yang kandungan oksigen terlarutnya
sangat bervariasi yaitu dari hampir nol sampai lewat jenuh. Ketahanan Daphnia
sp. pada perairan yang miskin oksigen mungkin disebabkan oleh kemampuannya
dalam mensintesis haemoglobin. Dalam kenyataannya, laju pembentukan haemoglobin
berhubungan dengan kandungan oksigen lingkungannya. Naiknya kandungan
haemoglobin dalam darah Daphnia sp. dapat juga diakibatkan oleh naiknya temperatur,
atau tingginya kepadatan populasi. Untuk dapat hidup dengan baik Daphnia sp.
memerlukan oksigen terlarut yang cukup besar yaitu di atas 3,5 ppm.
Daphnia sp. hidup pada kisaran pH cukup besar, tetapi nilai Ph yang
optimal untuk kehidupannya sukar ditentukan. Lingkungan perairan yang netral
dan relatif basah yaitu pada pH 7,1 – 8,0 baik untuk pertumbuhannya. Pada
kandungan amoniak antara 0,35 – 0,61 ppm, Daphnia sp. masih dapat hidup dan
berkembangbiak dengan baik.
Di alam genus Daphnia mencapai lebih dari 20 spesies dan hidup
pada berbagai jenis perairan tawar, terutama di daerah sub tropis. Daphnia sp.
Sebagai hewan air, juga dikenal sebagai kutu air (= water fleas). Daphnia sp.
dapat diklasifikasikan dalam:
Philum :
Arthropoda
Kelas :
Crustacea
Sub Klas :
Branchiopoda
Divisi :
Oligobranchiopoda
Ordo :
Cladocera
Famili :
Daphnidae
Genus : Daphnia
Spesies : Daphnia sp.
Bentuk tubuh Daphnia sp. lonjong dan segmen badan tidak
terlihat. Pada bagian ventral kepala terdapat paruh. Kepala mempunyai lima
pasang apendik, yang pertama disebut antenna pertama, kedua disebut antenna
kedua yang mempunyai fungsi utama sebagai alat gerak. Tiga pasang yang terakhir
adalah bagian-bagian dari mulut.
Tubuh ditutupi oleh cangkang dari kutikula yang mengandung khitin
yang transparan, di bagian dorsal bersatu, tetapi dibagian ventral terbuka dan
terdapat lima pasang kaki.
Ruang antara cangkang dan tubuh bagian dorsal merupakan tempat
pengeraman telur. Pada ujung post abdomen terdapat dua kuku yang berduri
kecil-kecil. Pada habitat aslinya, Daphnia sp. berkembangbiak secara
parthenogenesis. Perbandingan jenis kelamin atau “sex ratio” pada Daphnidae
menunjukkan keragaman dan tergantung pada kondisi lingkungannya. Pada
lingkungan yang baik, hanya terbentuk individu betina tanpa individu jantan.
Pada kondisi ini, telur dierami di dalam kantong pengeraman hingga menetas dan
anak Daphnia sp. dikeluarkan pada waktu pergantian kulit. Didalam kondisi yang
mulai memburuk, disamping individu betina dihasilkan individu jantan yang dapat
mendominasi populasi dengan perbandingan 1 : 27. Dengan munculnya individu
jantan, populasi yang bereproduksi secara seksual akan membentuk efipia atau
“resting egg” disebut juga siste yang akan menetas jika kondisi perairan baik
kembali. Terbentuknya telur-telur yang menghasilkan individu jantan dirangsang
oleh : (a) Melimpahnya individu betina yang mengakibatkan akumulasi hasil ekspresi;
(b) Berkurangnya makanan yang tersedia; (c) Menurunnya suhu air dari 25-30
menjadi 14-170C.
Kondisi-kondisi tersebut dapat mengubah metabolisme Daphnia sp.
sehingga dapat mempengaruhi mekanisme kromosomnya. Di daerah tropis, Daphnia
sp. yang didatangkan dari daerah subtropis seringkali juga membentuk efipia
pada musim kemarau.
Daphnia sp. dewasa berukuran 2,5 mm anak pertama sebesar 0,8 mm
dihasilkan secara parthenogenesis. Daphnia sp. mulai menghasilkan anak pertama
kali pada umur 4-6 hari. Pada lingkungan yang bersuhu antara 22 – 310C pH
antara 6,6 – 7,4 Daphnia sp. sudah menjadi dewasa dalam waktu empat hari dengan
umur yang dapat dicapai hanya 12 hari.
Setiap satu atau dua hari sekali, Daphnia sp. akan beranak 29
ekor. Jadi selama hidupnya hanya dapat beranak tujuh kali dengan jumlah yang dihasilkan
200 ekor.
Selama hidupnya Daphnia sp. mengalami empat periode yaitu telur,
anak, remaja dan dewasa. Pertambahan ukuran terjadi sesaat setelah telur
menetas didalam ruang pengeraman. Setelah dua kali instar pertama, anak Daphnia
sp. yang bentuknya mirip Daphnia sp. dewasa dilepas dari ruang pengeraman.
Jumlah instar pada stadium anak ini hanya dua sampai lima kali, tetapi tingkat
pertumbuhan tertinggi terjadi pada stadium ini.
Periode remaja adalah instar tunggal antara instar anak
terakhir dan instar dewasa pertama. Pada periode ini sekelompok telur pertama mencapai
perkembangan penuh di dalam ovarium. Segera setelah Daphnia sp. ganti kulit
pada akhir instar remaja memasuki instar dewasa pertama, sekelompok telur
pertama dilepaskan ke ruang pengeraman.
Selama instar dewasa pertama, kelompok telur kedua berkembang
di ovarium dan seterusnya. Namun adakalanya terdapat periode steril pada Daphnia
sp. tua.
Pertambahan panjang dan bobot Daphnia sp. selama pertumbuhan cukup
pesat, terutama setelah ganti kulit. Selama instar anak terjad pertumbuhan
hampir dua kali lipat dibandingkan sebelum ganti kulit. Sedangkan pertambahan
volume terjadi dalam beberapa detik atau menit sebelum eksoskeleton baru
mengeras dan kehilangan elastisitasnya.
Pada akhir setiap instar Daphnia sp. dewasa terdapat peristiwa berurutan
yang berlangsung cepat, biasanya terjadi dalam beberapa menit sampai beberapa
jam, yaitu: (1) Lepasnya atau keluarnya anak dari ruang pengeraman; (2) Ganti
kulit (molting); (3) Pertambahan ukuran; dan (4) Lepasnya sekelompok telur baru
ke ruang pengeraman.
SUMBER:
Mokoginta I., 2003. Modul Budidaya
Daphnia - Budidaya Pakan Alami Air Tawar. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.
REFERENSI:
Delbare, D. and Dhert, P. 1996. Cladoecerans, Nematodes and Trocophara
Larvae, p. 283 – 295. In Manual on The Production and Use of Live Food (P.
Lavens and P. Sorgelos, eds). FAO Fisheries Technical Paper 361.
Sulasingkin, D. 2003. Pengaruh konsentrasi ragi yang berbeda
terhadap pertumbuhan populasi Daphnia sp. Skripsi. FPIK. IPB.
No comments:
Post a Comment