A. Daerah Asal dan
Penyebaran Ikan Betutu
Ikan betutu diduga ikan asli Indonesia yang
berasal dari pulau Kalimantan. Namun, sementara orang ada juga yang berpendapat
bahwa ikan betutu berasal dari Sumatra karena sejak dulu sudah ada di sana,
bahkan menjadi maskot Kabupaten Talang Betutu. Mengingat nama betutu menjadi
nama tunggal di pulau tersebut, maka ikan betutu diduga berasal dari Sumatra.
Sedangkan di Kalimantan ikan ini dinamai ikan bakut atau ikan bakukut yang
berarti diam. Di kota Pontianak, ikan ini bemama ikan bodoh atau ikan goblog
karena sifatnya yang selalu diam. Ikan ini hanya bergerak bila lapar dan bila
ada mangsa yang kebetulan lewat di depannya. Bila sudah kenyang, ikan ini akan
diam saja meskipun melihat mangsa yang sudah dikuasai direbut oleh ikan lain.
Ikan betutu saat ini sudah banyak dijumpai
di pulau Jawa, antara lain di di sungai Ciliwung, Citarum, waduk Cirata, waduk
Gajah Mungkur, dan di tempat-tempat lainnya. Penyebaran ikan betutu di pulau
Jawa diduga karena adanya usaha budi daya di daerah tersebut yang kemudian
terlepas ke suatu perairan dan masuk ke sungai-sungai kemudian berkembang biak
secara alami. Menurut Axelrod, daerah penyebaran ikan betutu meliputi daerah
Malaysia, Thailand, Vietnam, Campuchea, Burma, Australia Utara, Filipina, dan
Cina Selatan.
B. Taksonomi dan
Morfologi
Ikan betutu mempunyai kemiripan dengan ikan
gabus (Jw : kutuk), baik bentuk maupun sifatnya. Oleh karena itu,
sementara ahli menduga bahwa ikan betutu masuk dalam golongan Goboidae
(satu famili dengan ikan gabus). Namun, Axelrod memasukkan ikan betutu ke dalam
golongan Percormorphoidei. Adapun sistematika selengkapnya menurut
Axelrod (1951) adalah sebagai berikut :
q
Phylum : Chordata
q
Sub-Phylum
: Craniata
q
Super-Classis : Gnatostomata
q
Classis : Osteichthyes
q
Super-Ordo : Telestei
q
Ordo : Percomorphodei
q
Sub-Ordo : Gobiformes
q
Familia : eleotridae
q
Genus : Oxyeleotris
q
Species : Oxyeleotris marmorata. Blkr.
Tanda-tanda atau ciri-ciri morfologi
spesifik yang dimiliki oleh ikan betutu (Oxyeleotris marmorata. Bikr)
adalah sebagai berikut :
1. bentuk badan bulat panjang seperti torpedo
2. badan bagian depan bundar dan di bagian belakang agak
pipih
3. kepala rendah, mata besar yang dapat bergerak, dan mulut
lebar
4. perut luas dan sirip punggung terdiri atas dua bagian
5. sisik sangat kecil-kecil, halus, dan lembut sehingga
tampak hampir tidak bersisik
6. warna badan kekuning-kuningan dengan bercak-bercak hitam
keabu-abuan seperti di batik;
7. bagian ventral berwarna putih
8. panjang maksimum 50 cm dan dapat mencapai berat 7
kg/ekor.
C. Jenis-Jenis
Ikan Betutu
Sampai saat ini ditemukan 7 (tujuh) jenis
ikan betutu dan 2 (dua) jenis lagi yang bukan dari spesies Oxyeleotris
marmorata. Bikr., tetapi di pasaran sering disebut ikan betutu. Adapun
jenis-jenis ikan betutu selengkapnya adalah Oxyeleotris marmorata. Bikr. (yang
banyak dicari dan harganya mahal), Oxyeleotris urophthalmus. Bikr, Oxyeleotris
urophthalmoides. Bikr, Oxyeleotris sineolatus. Bikr., Oxyeleotris
heterodon. Seen, Oxyeleotris fimbriatus. Weber, dan Oxyeleotris
ereuntris.E.
Sedangkan ikan betutu yang bukan dari genus
Oxyeleotris tetapi sering disebut ikan betutu adalah Belobranchus.
Sp. (jenis ini banyak terdapat di Thailand dan Cina) dan Neogobus
melanostomus. Pall. (jenis ini banyak dijumpai di Papua hingga Australia
Utara).
D. Daur Hidup dan
Pembiakan
Ikan betutu yang hidup di alam bebas
memiliki periode pemijahan yang relatif pendek dengan frekuensi lebih dari satu
kali dalam setahun, yaitu pada awal dan pada akhir musim hujan. Ikan betutu
melakukan pemijahan tidak sendiri-sendiri, tetapi secara berkelompok. Ikan
betutu jantan dan ikan betutu betina yang sudah matang kelamin (matang gonad)
bersama-sama bermigrasi ke daerah-daerah yang banyak ditumbuhi tumbuh-tumbuhan
air yang berdaun atau yang berbatang halus sebagai persiapan untuk meletakkan
telur-telurnya. Di tempat-tempat tersebut, ikan betutu melakukan pemijahan dan
bertelur.
Telur ikan betutu umumnya menempelkan
telur-telumya pada substrat berupa tumbuhan air. Namun, ikan betutu
kadang-kadang juga menempelkan telur-telurnya pada benda-benda lain yang berada
di perairan, misalnya kayu, bebatuan, dan lain-lain. Pada suhu air 24°C,
telur-telur ikan betutu akan menetas dalam waktu 7 hari, pada suhu air 26,5°C
akan menetas dalam waktu 5 hari, dan pada suhu air 28°C telur tadi akan menetas
dalam waktu 2 - 3 hari.
Tan dan Lam pada tahun 1973 mengadakan uji
pemijahan ikan betutu dengan sistem hipofysasi dan didapatkan hasil telur yang
dibuahi (dalam akuarium) dapat menetas 90 % pada suhu 26°C - 28°C. Ikan betutu
melakukan pemijahan secara monogami, yakni satu jantan dengan satu betina.
Menurut Tavarutmaneegul dan Lin (1988),
ikan betutu akan produktif pada saat ia mencapai ukuran 250 - 500 g/ekor dengan
fekunditas 24.000 butir telur. Widiyati dan kawan-kawannya (1992) melakukan uji
lapang pemijahan ikan betutu. Uji coba tersebut memperoleh hasil bahwa ikan
betutu betina ukuran 400 g yang diberi pakan buatan dengan kandungan protein 47
% selama 3 bulan akan memiliki fekunditas 40.000 butir telur.
Ikan betutu muda akan dibiarkan induknya
untuk mencari makan sendiri. Anak-anak ikan betutu ini akan dewasa pada umur ±
20 - 24 bulan. Setelah dewasa, ikan-ikan betutu ini akan mencari pasangannya
untuk mengadakan pemijahan.
E. Habitat dan
Tingkah Laku Ikan Betutu
Ikan betutu di alam aslinya hidup di air
tawar, seperti di sungai-sungai, di rawa-rawa, di telaga-telaga, di
danau-danau, dan di waduk-waduk. Ikan-ikan betutu yang masih kecil sampai
ukuran ± 100 g lebih senang tinggal di perairan yang dangkal, sedangkan yang
sudah besar lebih suka tinggal di daerah yang arusnya tidak terlalu deras. Ikan
betutu senang tinggal di perairan yang banyak ditumbuhi tumbuh-tumbuhan air
seperti enceng gondok (Eichornia crassipes), kayu apu (Pistia.Sp),
ganggeng (Hydrilla Sp.), kangkung (Ipomoea. Sp.), dan lain-lain.
Di alam bebas, ikan betutu juga banyak
dijumpai di perairan yang memiliki derajat kesamaan (pH) air yang agak rendah
(5,5 – 6,5). meskipun ia tidak menolak tinggal di air netral dengan pH 7 – 7,5
Ikan betutu dapat hidup dengan baik pada temperatur air berkisarantara 19°C -
29°C, bahkan ia bisa beradaptasi dengan baik sampai pada suhu air 30°C. Berbeda
dengan ikan-ikan lain, ikan betutu ini sangat tahan terhadap kadar. Amoniak dan
kadar CO2 yang cukup tinggi. Hal ini sangat menguntungkan dalam
usaha budidayanya, terutama dalam usaha pembesaran.
Ikan betutu termasuk ikan labirin sehingga
ia dapat menyerap O2 langsung dari udara. Dengan demikian, ikan
betutu sangat tahan terhadap kondisi air yang kurang baik (kurang oksigen)
sehingga sangat menguntungkan dalam hal transportasi/pengiriman ke tempat
yangjauh. Ditinjau dari aktivitasnya, ikan betutu golongan ikan nocturnal. Oleh
karena itu, ikan betutu aktif mencari makan pada malam hari. Di waktu malam,
ikan betutu sangat aktif dan sangat agresifdan banyak dijumpai di dasar-dasar
perairan dan sangat jarang dijumpai berenang di permukaan air, kecuali pada
saat menderita sakit. Ikan betutu sangat menyukai tempat-tempat yang ada
lubang-lubangnya entah berupa timbunan batu atau lubang kayu atau lubang lain
seperti potongan plpa pralon, tempayan, atau kaleng yang tenggelam.
Ikan betutu termasuk ikan yang sangat jinak
dan jarang bergerak sehingga mudah di tangkap. Walaupun demikian, ikan betutu
juga mampu bergerak cepat, terutama pada saat lapar dan melihat mangsa lewat
didepannya. Ikan betutu yang lapar akan melesat dengan cepat dengan mulut
terbuka dan menyergap mangsanya. Ikan betutujuga sering menjunjukkan kemampuan
yang istimewa, yaitu bergerak dengan sangat cepat dan berhenti dengan tiba-tiba
sehingga sulit diikuti dengan mata.
F. Kebiasaan Makan
Ikan betutu sangat menyukai jenis pakan
hidup (carnivora) dan dapat memburu mangsanya (predator) jika keadaan
memaksanya. Dalam mencari pakan, ikan betutu tidak peduli terhadap buruannya.
Jenisnya sendiri yang masih kecil, bahkan anaknya sendiri akan dilahap jika
dalam keadaan lapar (kanibal).
Gambra 3. Pakan
alami ikan betutu
Makanan ikan betutu terdiri atas ikan-ikan
kecil, udang liar tawar, remis, cacing dan organisme lain yang lebih kecil yang
dapat dimangsa. Ikan betutu juga tidak menolakjika diberi pakan yang terdiri
atas ikan mati atau bangkai hewan lain. Namunjika masih adajenis pakan hidup
dalamjumlah banyak, ikan betutu akan memilih pakan yang hidup tersebut. Ikan
betutu yang belum sangat lapar tidak akan keluar untuk memburu mangsanya. Jika
mangsa tersebut sudah didahului oleh ikan lain, ikan betutu yang belum lapar tidak
akan merebutnya atau meminta belas kasihan untuk mendapatkan sisa makanan.
Sisa-sisa makanan dari ikan lain pun tidak pemah diambilnya.
Makanan utama larva ikan betutu adalah
plankton seperti rotifera, sufosutoria, dan mikro-plankton lain. Setelah berumur
beberapa hari dan sudah lebih besar, anak-anak ikan betutu akan berganti jenis
pakan, yaitu berupa zooplankton yang lebih besar seperti Moina.sp., Dapnia.
Sp., dan Bosmina Sp. Pada saat ia lebih besar lagi (3 - 7 cm), anak-anak ikan
betutu akan Memangsa ArtemiaSp., larva Chironomit, cacing sutera (Tubifex), dan
lain-lain. Rupanya, dalam hal pakan, ikan betutu menyesuaikan diri dengan lebar
bukaan mulutnya. Pada waktu sudah mencapai ukuran fingerling (di atas 9 cm),
ikan betutu sudah mulai memangsa anak-anak ikan yang lebih kecil ataupun
cacahan isi perut ikan.
G. Pertumbuhan
Ikan Betutu
Seperti yang telah dikemukakan di depan
bahwa ikan betutu memiliki pertumbuhan yang sangat lambat. Untuk mencapai
ukuran konsumsi, ikan betutu membutuhkan waktu sekitar 24 - 30 bulan. Oleh
karena itu, pembudidayaan ikan betutu disarankan dibagi 3 tahap, yaitu
pembenihan sampai ukuran fingerling, kemudian dijual ke pengusaha pendederan
sampai ukuran 80 - 120 g. Selanjutnya, benih ikan tersebut dijual ke pengusaha
pembesaran. Pengusaha pembesaran akan memelihara dan membesarkan benih ikan
ukuran 100 g sampai ukuran konsumsi (± 400 g ke atas). Lamanya pertumbuhan ikan
betutu sebenamya sama dengan ikan gurami, yakni untuk mencapai ukuran konsumsi
memakan waktu minimal 18 - 24 bulan.
Referensi:
Mulyono D., 1999. Budi Daya Ikan Betutu. Penerbit Kanisius,
Jakarta.
No comments:
Post a Comment