http://www.kompas.com/
Perikanan
Berpotensi Jadi Penggerak Perekonomian Nasional
Rabu, 1 Agustus 2012 | 12:02 WIB
KOMPAS/LASTI
KURNIA
Menteri
Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo (kanan) dan jajarannya menjelaskan
kebijakan mengimpor ikan, saat berkunjung ke harian Kompas, Minggu (4/12).
Impor ikan jenis tertentu sudah ada sejak lama, terutama untuk keperluan
industri pengolahan, hotel, dan restoran. (Berita di halaman 1)
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip
Sutardjo mengatakan, sektor kelautan dan perikanan berpotensi menjadi penggerak
utama perekonomian nasional sehingga diharapkan semakin banyak warga yang
berkontribusi di dalamnya.
"Industrialisasi di sektor kelautan dan perikanan dapat tumbuh sebagai salah satu penggerak utama perekonomian nasional," kata Sharif Cicip Sutardjo dalam keterangan tertulis Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang diterima di Jakarta, Rabu (1/8/2012).
"Industrialisasi di sektor kelautan dan perikanan dapat tumbuh sebagai salah satu penggerak utama perekonomian nasional," kata Sharif Cicip Sutardjo dalam keterangan tertulis Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang diterima di Jakarta, Rabu (1/8/2012).
Menurut dia, setidaknya terdapat lima alasan yang dikemukannya terkait hal tersebut, antara lain meningkatnya permintaan pasar yang diikuti oleh kemampuan dan kapasitas suplai produksi yang sangat besar.
Kedua, ujar
dia, "output"
yang dihasilkan dari komoditas sektor kelautan dan perikanan dapat diekspor
sedangkan "input"
yang berasal dari faktor produksi berasal dari sumber daya lokal. "Ketiga,
industri yang dibangkitkan baik di hulu maupun di hilir dapat menyerap banyak
tenaga kerja," katanya.
Ia juga
mengatakan, alasan keempat adalah kegiatan usaha kelautan dan perikanan pada
umumnya berlangsung di daerah-daerah yang apabila dikembangkan dengan serius
dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di daerah.
Sedangkan
alasan terakhir adalah berkembangnya industri perikanan yang selaras dengan
"blue economy" termasuk bioteknologi dan pariwisata bahari yang
bersifat dapat diperbaharui sehingga sifatnya berkelanjutan. "Kita
memiliki potensi kelautan dan perikanan yang begitu besar yang harus kita
kelola dan manfaatkan sebaik-baiknya," katanya.
Sumber : ANT
Editor : Erlangga Djumena
http://www.kompas.com/
Alamak, Harga Ikan di Morotai Rp 300.000
per Ekor
Penulis : Kontributor
Halmahera, Anton Abdul Karim | Rabu, 1
Agustus 2012 | 08:53 WIB
KOMPAS.com/Anton Abdul Karim
Harga ikan di Morotai belakangan melonjak
drastis. Harga ikan cakalang seekor saja mencapai Rp 300.000.
MOROTAI, KOMPAS.com - Wilayah kepulauan dengan potensi perikanan yang besar ternyata
tidak menjamin harga ikan akan murah. Buktinya, harga ikan di Kabupaten Pulau Morotai,
Maluku Utara saat ini bisa-bisa 'mencekik leher'. Bayangkan saja, harga seekor
ikan cakalang besar, dibanderaol Rp 300.000.
Dua
pasar di Morotai yakni Pasar Ikan Daruba dan Pasar Gotalamo tak berbeda soal
harga ikan. Semua jenis ikan dijual dengan harga sama di dua pasar tersebut.
Padahal, pekan lalu untuk jenis ikan cakalang yang sama, masih dijual dengan
harga Rp 100.000 per ekor. Itu pun sudah tergolong sangat mahal di pasaran.
Jika
dalam kondisi normal, harga ikan cakalang untuk ukuran besar hanya Rp 30.000 -
Rp 50.000 per ekor. Kini, untuk cakalang ukuran sedang, dijual seharga Rp
100.000 - Rp 150.000 per ekor. Sedangkan untuk ukuran kecil bisa dibeli dengan
harga Rp 70.000 sampai Rp 80.000 per ekor. Tapi, jangan berharap untuk cakalang
ukuran kecil ini bisa mencukupi menu sekeluarga.
Sementara, jenis ikan-ikan lainnya pun tidak kalah mahalnya. Berbagai jenis ikan dasar yang pekan lalu dijual dengan harga Rp 10.000 - Rp 20.000 per gandeng, sejak tiga hari belakangan sudah menembus angka Rp 70.000-Rp 80.000 per gandengnya. Harga ikan malalubis dan ikan komo yang paling banyak dijumpai di dua pasar tersebut juga dikeluhkan warga karena mahal. "Ikan malalubis satu gandeng (5 ekor) Rp 30.000. Sama juga dengan ikan komo yang kecil," ungkap Ongen Jen (32), seorang penjual ikan di Pasar Gotalamo, Rabu (1/8/2012).
Sementara, jenis ikan-ikan lainnya pun tidak kalah mahalnya. Berbagai jenis ikan dasar yang pekan lalu dijual dengan harga Rp 10.000 - Rp 20.000 per gandeng, sejak tiga hari belakangan sudah menembus angka Rp 70.000-Rp 80.000 per gandengnya. Harga ikan malalubis dan ikan komo yang paling banyak dijumpai di dua pasar tersebut juga dikeluhkan warga karena mahal. "Ikan malalubis satu gandeng (5 ekor) Rp 30.000. Sama juga dengan ikan komo yang kecil," ungkap Ongen Jen (32), seorang penjual ikan di Pasar Gotalamo, Rabu (1/8/2012).
Menurut
Ongen, mahalnya harga ikan di pasaran karena harga ikan yang diperoleh dari
nelayan juga mahal. "Kita terpaksa jual begini biar dapat untung sedikit.
Karena kita ambil dari nelayan juga begituPak,"
tambahnya.
Sementara,
mahalnya harga ikan di tangan nelayan karena pengaruh cuaca. Menurut Ali (44)
warga Morotai, belakangan cuaca laut tidak bersahabat dengan nelayan yang
mencari ikan di laut. Cuaca ekstrim yang terjadi belakangan membuat banyak
nelayan di Morotai tidak melaut. "Ombak begini banyak yang tidak cari
ikan. Jadi ini sudah biasa kalau cauca seperti ini pasti ikan mahal," ujar
Ali.
Mahalnya
harga ikan ini sangat meresahkan warga. Apalagi melonjaknya harga ikan ini
bertepatan dengan bulan Ramadhan. "Semua barang harga naik, tapi harga
ikan paling naik. Jujur saja kita di rumah pernah sahur tidak makan ikan karena di pasar
mahal," ujar Maya Peibe, ibu rumah tangga.
Editor : Glori
K. Wadrianto
Kantor
Berita Radio Nasional
Sekali Di Udara Tetap Di Udara
Blue Economy Perkuat Industrialisasi Kelautan dan Perikanan
Rabu , 01 Agustus 2012 19:42:25
Oleh : Rini Hairani
KBRN,Surabaya : Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bertekad
untuk mendorong percepatan pembangunan sector kelautan dan perikanan yang
dilaksanakan melalui program industrialisasi kelautan dan perikanan dengan
berlandaskan konsep ekonomi biru (blue
economy).Tekad tersebut disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan
Sharif C. Sutardjo dalam rangkaian kegiatan Safari Ramadhan 1433 H di Akademi
Perikanan Sidoarjo dan Wisata Kusuma Tirta Desa Kedungpeluk, Kecamatan Candi,
Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (1/8).
Sharif memaparkan bahwa, industrialisasi kelautan dan perikanan
dilandasi semangat blue economy dengan meninggalkan praktik
ekonomi yang mementingkan keuntungan jangka pendek dan telah mewariskan
berbagai permasalahan yang mendesak untuk ditangani. “Pendekatan blue
economy yang
menekankan keberlanjutan diharapkan mampu mengatasi ketergantungan antara
ekonomi dan ekosistem serta dampak negatif akibat aktivitas ekonomi termasuk
perubahan iklim dan pemanasan global,” jelasnya.
Industrialisasi kelautan dan perikanan merupakan proses perubahan
system produksi hulu dan hilir untuk meningkatkan nilai tambah, produktivitas
dan skala produksi sumber daya kelautan dan perikanan yang disinergikan dengan
kebijakan ekonomi makro, pengembangan infrastruktur, sistem usaha dan investasi
serta IPTEK dan SDM. “Program ini pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas dan nilai tambah produk kelautan dan perikanan, sekaligus
meningkatkan daya saing yang berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi,”
jelasnya.
Setidaknya, ada tujuh manfaat dari program industrialisasi
kelautan dan perikanan yang diusung oleh KKP. Pertama, meningkatnya nilai
tambah produk kelautan dan perikanan yang diikuti dengan meningkatnya daya
saing. Lalu terciptanya modernisasi antara sistem produksi hulu dan hilir,
menguatnya para pelaku industri kelautan dan perikanan, dan terfokusnya
industri pada komoditas unggulan sesuai dengan permintaan pasar dan sebaran
sumber daya alam yang ada di wilayahnya, dengan manajemen yang terintegrasi.
Selain itu, industrialisasi kelautan dan perikanan yang berbasis
ekonomi biru akan menjaga keberlajutan, dan pada akhirnya dapat mendorong
transformasi sosial, karena mengubah cara berfikir dan berperilaku masyarakat
sesuai karakteristik masyarakat industri yang modern.(Rini H/ADR/BCS)
(Editor :
Besty Simatupang)
www.republika.co.id/berita/
Awas, Ada Ikan Teri Berformalin di Pasar Swalayan Besar
Jumat, 03 Agustus 2012, 07:31 WIB
ANTARA
Ikan Teri.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Warga
Jakarta diminta agar berhati-hati dalam berbelanja kebutuhan pokok selama bulan
puasa dan menjelang Hari Raya Idul Fitri nanti. Sebab, momen tersebut
seringkali dimanfaatkan oknum pedagang nakal untuk menjual makanan yang
mengandung bahan formalin.
Buktinya, dalam razia yang
dilakukan Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, di Hypermart Cibubur
Junction ditemukan ikan teri basah yang mengandung formalin. Alhasil, teri
sebanyak lima kilogram yang tengah dipajang di etalase Hypermart ini langsung
disita petugas untuk dimusnahkan.
"Dari sejumlah ikan yang
kami periksa, hanya jenis ikan teri nasi segar yang positif mengandung
formalin. Kami sebenarnya sudah mengawasi sejak di pelelangan ikan, diduga
formalin ini dicampur di tengah perjalanan. Teri ini langsung kami
musnahkan," kata Rita Nirmala, Kasie Mutu Olahan dan Usaha Hasil Perikanan
Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta.
Kepala Seksi Pengawasan dan
Pengendalian Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Timur, Sabdo Kurnianto,
mengatakan, razia terhadap daging, ayam dan ikan yang mengandung formalin ini
rutin dilakukan setiap Ramadhan. Razia ini merupakan yang pertama kalinya di
bulan Ramadhan 1433 H. Seluruh daging yang diambil sampelnya langsung diperiksa
di laboratorium Formalindehid Test milik Kesmavet dan Dinas Kelautan dan
Perikanan.
Pengawasan daging berformalin
ini mengacu pada Perda 8/1989 tentang pengawasan pemotongan ternak, perdagangan
ternak dan daging di DKI. Kemudian Perda 5/1992 tentang penampungan dan
pemotongan unggas serta Permen Kelautan dan Perikanan nomor 15/2010 tentang
pengendalian sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan dan UU 31/2004
tentang perikanan.
"Ini pengawasan gabungan
antara peternakan dan perikanan yang pertama kali di DKI di bulan Ramadhan.
Sasarannya adalah di Hypermart Cibubur Junction. Kami uji beberapa sampel
daging, ikan, ayam di swalayan ini. Untuk pemeriksaan terhadap ayam dan daging
menunjukkan negatif formalin. Pemeriksaan difokukan pada ayam kulit, ayam paha
bawah, daging sop, daging giling spesial dan dendeng manis," ujar Sabdo Kurnianto.
Store Manager Hypermart Cibubur
Junction, Pratomo Bernianto, mengaku terkejut dengan ditemukan ikan teri basah
berformalin tersebut.
"Ikan teri ini dari
supplier aneka laut yang rutin mengirim sejak empat tahun lalu. Kami tidak tahu
kalau ada supplier nakal karena kita tidak memiliki alat uji. Kalau tahu ada
formalin pasti kita tolak. Kita akan tegur supplier itu agar tak mengirim ikan
berformalin lagi," katanya.
Redaktur: Endah Hapsari
Sumber: beritajakarta.com
http://www.rmol.co/
KKP & TNI AL Tangani Pelaku
Illegal Fishing
Teken SOP Biar Maling Ikan Jera
Teken SOP Biar Maling Ikan Jera
Kamis, 09 Agustus 2012 , 08:00:00 WIB
ILUSTRASI,
IKAN
|
|
|
RMOL.Potensi alam bawah laut di seluruh perairan Indonesia masih
berpotensi digondol pelaku illegal fishing. Sebab itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkuat
kerja samanya dengan Polri dan TNI Angkatan Laut (AL) guna meminimalisir
tindak pidana pencurian ikan tersebut.
“Melalui kesepakatan bersama
antara KKP, Polri dan TNI AL diharapkan dapat memproses penegakan hukum
secara efektif dan menimbulkan efek jera bagi para pelaku illegal fishing,” ujar Dirjen Pengawasan
Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP Syahrin Abdurrahman usai penandatanganan
kerja sama tentang Standar Operasional dan Prosedur (SOP) Penanganan
Tindak Pidana Perikanan Pada Tingkat Penyidikan di Jakarta, Selasa malam (7/8).
Menurut Syahrin, SOP ini
akan menjadi pedoman bagi para penyidik tindak pidana perikanan menangani
kapal pelaku illegal fishing di tengah laut, yang
dilanjutkan hingga proses hukum sampai dengan penyerahan dan penyelesaian
berkas perkara kepada jaksa penuntut umum.
“Menurut undang-undang,
penanganan terhadap kapal pelaku illegal fishing memungkinkan untuk ditenggelamkan, dibakar atau lain sebagainya.
Makanya, kita bertiga ini kumpul untuk merevisi hal tersebut. Penanganannya
harus jelas, baik secara obyektif dan subyektif,” kata Syahrin.
Menurut dia, revisi SOP ini
bertujuan untuk menjamin keseragaman dan kepastian hukum bagi penyidik dalam
menangani perkara tindak pidana perikanan secara tepat. Ini sekaligus komitmen
dari ketiga institusi yang sepakat bersinergi dalam memberantas illegal fishing.
Kepala Badan Pemelihara
Keamanan (Kabaharkam) Mabes Polri Imam Sudjarwo mengatakan, ada beberapa
kasus yang sudah ditangani ketiga institusi penegak hukum terkait penyidikan
tindak pidana perikanan.
“Kerja sama ini bahkan menuai
banyak manfaat dan lebih memudahkan kita berkoordinasi di lapangan,”
ujarnya.
Imam menjelaskan, penandatanganan
ini adalah yang kali ketiganya dilakukan. Hal ini guna menyamakan penyidikan
ketiga institusi dalam menyusun SOP terkait penanganan kasus. [Harian
Rakyat Merdeka]
Ikan Salmon Baik Bagi Ibu Hamil dan Janin
Sebenarnya ikan salmon bisa di buat berbagai hal. Salmon adalah
ikan yang kaya lemak tak jenuh Omega 3 yangdapat mengurangi produksi partikel
penyebab radang dalam tubuh yang dapat merusak kulit. Jika anda tidak bisa
makan salmon cobalah beberapa ikan laut.
Lain seperti ikan haring, ikan bandeng dan ikan tawar lain yang
memberikan keuntungan anti radang yang sama. Jika Anda bukan pencinta ikan,
Anda bisa mendapatkan keuntungan dengan mengkonsumsi suplemen Omega 3. Salmon
juga mengandung protein tinggi, coenzim Q-10 adalah suatu antioksidan dan juga
kaya dimethylaminoetahnol.
Konsumsi ikan salmon ternyata dapat menaikan derajat kesehatan
ibu hamil dan janin yang dikandung. Hasil temuan para ilmuwan dari University
of Granda menunjukkan, konsumsi dua porsi salmon seminggu dapat mempromosikan
kesehatan ibu hamil dan bayi secara keseluruhan.
Ilmuwan menemukan, asupan ikan salmon meningkatkan kadar asam
lemak omega-3 dan meningkatkan pertahanan antioksidan pada wanita hamil dan
bayi. Konsumsi ikan salmon juga diketahui tidak mengubah tingkat stres
oksidatif, respon inflamasi dan homeostasis (ketahanan) vaskuler.
Dalam risetnya, peneliti menggunakan sampel secara acak pada
wanita hamil yang tingkat konsumsi ikannya rendah. Sampel dibagi menjadi dua
kelompok. Kelompok pertama, ibu hamil menerapkan pola diet seperti yang biasa
mereka lakukan. Sementara kelompok kedua, ibu hamil diberi konsumsi dua porsi
ikan salmon sejak usia kehamilan memasuki 20 minggu sampai batas waktu yang
ditentukan.
Salmon yang digunakan dalam penelitian ini telah dipelihara dan
diberikan makanan khusus sehingga salmon memiliki tinggi kandungan asam lemak
omega-3 yang tinggi dan rendah kontaminasi.
Selanjutnya peneliti mengambil sampel darah dan urin dari dua
kelompok. Peserta juga diminta untuk mengisi kuisioner tentang apa saja yang
mereka makan pada minggu ke 20 dan 34 usia kehamilan, yang akan memberikan
informasi tentang asupan makanan selama 12 minggu sebelumnya.
Selanjutnya, sampel darah dan urin peserta diambil kembali
memasuki minggu ke 38 usia kehamilan. Hasilnya menunjukkan, konsentrasi asam
lemak omega-3 meningkat pada wanita hamil yang diberikan asupan dua porsi
salmon setiap minggunya.
Hasil yang sama juga terlihat pada bayi baru lahir. Dua porsi
salmon setiap minggu membantu ibu dan anak mereka mencapai asupan asam lemak
omega-3 sesuai dengan rekomendasi.
Para ahli juga menemukan, biomarker untuk oksidasi lipid dan
kerusakan oksidatif pada DNA tidak dipengaruhi oleh asupan salmon. Dengan
demikian, peneliti menyimpulkan bahwa makan dua porsi salmon seminggu selama
kehamilan tidak akan meningkatkan stres oksidatif. (kwc/jbc2/ane)
http://www.okezone.com/
Pemerintah Juga Fokuskan Hilirisasi Sektor Perikanan
Rizkie Fauzian - Okezone
Minggu, 12 Agustus 2012 10:04 wib
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
JAKARTA - Maraknya program hilirisasi yang dicanangkan oleh pemerintah
tidak saja berasal dari sektor pertambangan, juga untuk sektor perikanan.
Menurut Dirjen Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Tangkap Heriyanto Marwoto, perkembangan hiliriasasi yang coba dibenahi antara lain yaitu bagaimana paling tidak hilirisasasi dapat ditingkatkan di masing-masing titik.
"Kita sedang mempersiapkan example, paling tidak hilirisasi secara penuh bisa kita terapkan konsepnya di masing-masing titik pelabuhan yang kita terapkan," ungkapnya kepada Okezone.
Heriyanto menambahkan untuk tuna, cakalang, tongkol ada di Lima pelabuhan, sementara di luar itu pihaknya juga mempersiapkan enam pelabuhan lain untuk komoditas di luar tuna, cakalang dan tongkol.
"Hal-hal yang harus di benahi seperti, bagaimna pengelolaan dan pelayanan di pelabuhan itu nisa berjalan dengan baik,termasuk pemenuhan kebutuhan BBM bagi kapal ikan yang selama ini selalu kurang terpenuhi," tegasnya.
Indikator pembangunan kesuksesan dari suatu program hilirisasi adalah semakin banyak ikan yang didaratkan dengan kualitas ikan yang semakin baik. Sehingga dengan demikian ada nilai produksi yang semakin baik pula, secara otomatis karena ikannya juga baik dapat menyerap tenaga kerja tambahan. (wdi)
(DIGITAL EDITION)
http://koran-jakarta.com/
Sektor Riil
Senin, 13 Agustus 2012 |
00:59:49 WIB
Sektor Kelautan I China Siap Bantu Berantas
"Illegal Fishing"
Ekonomi Kelautan Harus
Jadi Prioritas
advertolog.com
JAKARTA -
Ekonomi kelautan perlu menjadi fokus prioritas karena potensinya yang sangat
besar di Tanah Air dan belum digarap dengan baik. Pemerintah beserta pelaku
usaha harus mengubah strategi ekspor agar tidak melulu mengekspor bahan mentah.
Staf
Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Firmanzah, di Jakarta, akhir pekan lalu,
mengatakan pengalaman sejumlah negara seperti Finlandia, Singapura, China,
Jepang, dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa pembangunan daya saing nasional
sangatlah kompleks dan membutuhkan jangka waktu lama. Namun, pengalaman mereka
dalam beberapa hal bisa dipetik menjadi pelajaran berharga.
"Pertama,
negara tersebut mampu mengubah herited-competitiveness menjadi
created-competitiveness. Daya saing tidak lagi bergantung pada ketersediaan dan
berlimpahnya sumber daya alam," papar dia.
Negara-negara
tersebut, lanjut Firmanzah, mampu keluar dan mengubah minimnya kekayaan alam
menjadi kemampuan berinovasi untuk menghasilkan produk dan jasa bernilai tinggi.
Semua elemen bangsa, tidak terkecuali pemerintah, parlemen, dan pelaku usaha,
bersama-sama membangun sistem yang transparan, holistis, efi sien, dan
mengedepankan aspek keterkaitan industri pusat dan daerah.
Sementara
itu, pakar kelautan, Rokhmin Dahuri, mengatakan Indonesia memiliki potensi
pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan yang sangat besar dan beragam.
Potensi itu, kata dia, mulai dari sumber daya yang dapat diperbarui, seperti
perikanan, terumbu karang, rumput laut, dan hutan mangrove hingga sumber daya
yang tidak dapat diperbarui, termasuk migas dan bahan tambang serta mineral
lainnya, sampai dengan energi dan jasa-jasa lingkungan. Sedikitnya terdapat
sebelas sektor ekonomi kelautan yang dapat dikembangkan.
Potensi
total ekonomi kesebelas sektor kelautan Indonesia diperkirakan mencapai 800
miliar dollar AS (7.200 triliun rupiah) per tahun, sementara kesempatan kerja
yang dapat dibangkitkan mencapai 40 juta orang. "Jika digali dengan baik
dan benar, sektor kelautan dan perikanan dapat memberikan sumbangan yang jauh
lebih signifi kan bagi kemajuan, kemakmuran, dan kemandirian bangsa
Indonesia," kata dia.
Tekan "Illegal Fishing"
Secara
terpisah, Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP),
Heriyanto Marwoto, mengatakan bahwa KKP sedang merintis kembali kerja sama di
bidang perikanan dengan China. Selain berminat menanamkan investasinya, China
menjanjikan pengendalian tindak pidana illegal fi shing di perairan Indonesia.
"Dulu
pernah ada kerja sama dan berakhir tahun 2007. Kita mulai lagi perundingan
dengan China dan merintis kembali kerja sama di bidang perikanan. Masing-masing
sudah menyiapkan drafnya. Ada rencana investasi baru di bidang perikanan
tangkap, pengolahan, budi daya, dan industri pendukung," kata dia.
Menurut
Marwoto, pada tahap awal, Pemerintah China hanya menawarkan draf kerja sama di
bidang budi daya, tetapi pada tahap lanjutan, mereka menawarkan kerja sama di
bidang perikanan secara keseluruhan. Saat ini, masing- masing sudah menyiapkan
draf fi nal, dan diharapkan MoU bisa ditandatangani akhir tahun ini.
Kerja
sama perikanan itu saling menguntungkan, dan Marwoto melihat China memiliki
keunggulan, mulai dari likuiditas keuangan hingga teknologi perikanan yang
lebih maju. Jika MoU di bidang perikanan sudah ditandatangani, China diharapkan
segera merealisasikan investasi di perikanan tangkap, pengolahan, budi daya,
dan industri pendukung lainnya.
Meskipun
belum menyiapkan angka investasi baru, kata Marwoto, saat ini 24 investor lama
asal China juga sudah bermain di perikanan, dan salah satunya menanamkan
investasi di perikanan tangkap dengan jumlah kapal yang beroperasi 224 unit.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Sutarjo, mengatakan
Indonesia dan China sudah sepakat mengembangkan pembangunan ekonomi berbasis
kelautan melalui penandatanganan rencana Pembangunan Pusat Samudra dan Iklim
Indonesia- China (ICCOC).
"Penandatanganan
ICCOC berikut dengan Marine Cooperation Work Plan dapat menjadi sebuah landasan
yang kuat dalam mengimplementasikan kerja sama bidang kelautan di masa
depan," papar dia. aan/E-3
Pemkab Tolitoli Minta Hibah Tambak
Senin, 13 Agustus 2012 02:13
PALU, LINDO - Pemerintah Kabupaten Tolitoli meminta kepada Pemerintah
Provinsi Sulawesi Tengah agar menghibahkan tambak seluas sekitar 10 hektare di
Tolitoli untuk dimanfaatkan pemerintah kabupaten setempat.
Ketua Komisi I DPRD Sulawesi Tengah Yahya R Kibi di Palu, Minggu (12/8), mengatakan Pemerintah Kabupaten Tolitoli meminta bantuan kepada wakil rakyat dari daerah itu untuk membantu percepatan realisasi hibah aset pemerintah provinsi tersebut.
"Pemerintah Kabupaten Tolitoli sudah menyurati gubernur agar bersedia menghibahkan tambak yang ada di Kelurahan Nalu, tetapi sampai sekarang belum ada jawabannya," kata Yahya.
Ia mengatakan pemerintah kabupaten rencananya akan menjadikan tambak tersebut sebagai pusat kegiatan Musabaqah Tilawatil Quran tingkat provinsi pada 2014.
Setelah itu, kawasan tersebut akan dijadikan pusat pembangunan kantor karena tidak jauh dari lokasi tersebut sudah terbangun kantor Bupati Tolitoli.
Ketua Komisi I DPRD Sulawesi Tengah Yahya R Kibi di Palu, Minggu (12/8), mengatakan Pemerintah Kabupaten Tolitoli meminta bantuan kepada wakil rakyat dari daerah itu untuk membantu percepatan realisasi hibah aset pemerintah provinsi tersebut.
"Pemerintah Kabupaten Tolitoli sudah menyurati gubernur agar bersedia menghibahkan tambak yang ada di Kelurahan Nalu, tetapi sampai sekarang belum ada jawabannya," kata Yahya.
Ia mengatakan pemerintah kabupaten rencananya akan menjadikan tambak tersebut sebagai pusat kegiatan Musabaqah Tilawatil Quran tingkat provinsi pada 2014.
Setelah itu, kawasan tersebut akan dijadikan pusat pembangunan kantor karena tidak jauh dari lokasi tersebut sudah terbangun kantor Bupati Tolitoli.
Menurut Yahya, salah satu alasan pemerintah kabupaten meminta areal
tambak tersebut karena selama ini tidak dimanfaatkan oleh pemerintah provinsi.
"Lebih baik dihibahkan saja, lagi pula tambak itu tidak produktif lagi," kata Yahya.
Menurut Yahya, pemerintah provinsi sudah harus menimbang-nimbang untung ruginya jika lahan itu dihibahkan kepada kabupaten.
"Lebih baik dihibahkan saja, lagi pula tambak itu tidak produktif lagi," kata Yahya.
Menurut Yahya, pemerintah provinsi sudah harus menimbang-nimbang untung ruginya jika lahan itu dihibahkan kepada kabupaten.
Dia mengatakan, jika pemerintah provinsi tidak memiliki rencana
pemanfaatan aset tersebut, maka sebaiknya diserahkan saja kepada pemerintah
kabupaten Tolitoli untuk dimanfaatkan.
"Tetapi harus mendapat persetujuan DPRD karena lahan itu cukup luas dan nilai keekonomiannya kemungkinan lebih dari Rp5 miliar," katanya.
Menurut Yahya, pemerintah kabupaten Tolitoli perlu juga memikirkan rencana alihfungsi areal tambak tersebut karena di sana sudah tumbuh subur mangrove (bakau) sementara fungsi bakau cukup penting untuk kelestarian hutan dalam kota serta penyerapan emisi karbon.
"Saya melihat hutan bakau itu juga perlu dilestarikan sehingga menjadi kekhasan Kota Tolitoli," kata Yahya. (ANT/EKO)
"Tetapi harus mendapat persetujuan DPRD karena lahan itu cukup luas dan nilai keekonomiannya kemungkinan lebih dari Rp5 miliar," katanya.
Menurut Yahya, pemerintah kabupaten Tolitoli perlu juga memikirkan rencana alihfungsi areal tambak tersebut karena di sana sudah tumbuh subur mangrove (bakau) sementara fungsi bakau cukup penting untuk kelestarian hutan dalam kota serta penyerapan emisi karbon.
"Saya melihat hutan bakau itu juga perlu dilestarikan sehingga menjadi kekhasan Kota Tolitoli," kata Yahya. (ANT/EKO)
SPBN Dibangun di Desa Karang agung
TUBAN (jurnalberita.com) – Nelayan di Kabupaten Tuban, khususnya
nelayan Desa Karangagung Kecamatan Palang, di masa mendatang bakal tak lagi
kesulitan mendapat BBM jenis solar untuk melaut. Sebuah Stasiun Pengisian Bahan
Bakar Nelayan (SPBN) dengan dana APBN kini tengah dibangun.
Pembangunan SPBN ini merupakan salah satu upaya menjadikan
Desa Karangagung Kecamatan Palang yang akan diproyeksikan sebagai Minapolitan
di Kabupaten Tuban. Sarana dan prasarana, baik dari Dinas Kelautan Tuban maupun
dari Pusat, lambat laun mulai dibangun.
Selain memiliki banyak nelayan ketimbang wilayah lainnya di
Tuban, Desa Karangagung selama ini hanya menjadi lokasi pendaratan ikan, meski
banyak kapal nelayan berukuran 10 GT sampai 15 GT yang berlabuh di pelabuhan
Karangagung. Bahkan banyak jurtagan kapal yang berdomisili di desa ini.
Minimnya sarana dan prasarana pendukung bagi nelayan
Karangagung, membuat kuwalahan pemilik atau juragan perahu nelayan
bila hendak melaut. Seringkali mereka kekurangan solar karena stok solar
perhari yang mereka dapat sangat terbatas.
Pantauan jurnalberita.com di pelabuhan Karangagung Palang, Kamis
(16/8/12), terlihat pekerja yang tengah memulai aktifitas di lokasi proyek
SPBN. “Mereka lagi mengerjakan bangunan, nantinya untuk SPBN bagi nelayan.
Sekarang ini kami selalu kekurangan solar karena stok 30 ton awhari masih
kurang,” ungkap salah satu nelayan Karangagung.
Terpisah, Ir Sunarto, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Tuban saat dihubungi via posnselnya membenarkan adanya kegiatan
pembangunan SPBN di Karangagung. “Iya benar. Sementara ini dibangun SPBN di
Karangagung. Nantinya SPBN akan dikelola oleh koperasi untuk melayani pembelian
solar untuk para nelayan,” ujarnya. (jbc3/jbc2)
(DIGITAL EDITION)
http://koran-jakarta.com
Sektor Riil
Sabtu, 18 Agustus 2012 |
00:15:54 WIB
Pakan Ikan Bakal Disubsidi
prasastiminapariaman.blogspot.
JAKARTA - Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP) berencana mengusulkan anggaran subsidi pakan ikan
tahun depan. Subsidi nantinya dialokasikan untuk pembudi daya ikan.
"Komponen pakan ikan memberikan kontribusi 80 persen dari total biaya budi daya air tawar. Kita sedang mengusulkan anggaran untuk dibahas di DPR. Dan jika disetujui maka tahun depan akan ada subsidi pakan," kata Dirjen Perikanan Budi Daya Kementerian Pertanian, Slamet Subyakto, di Jakarta, Kamis (16/8).
"Komponen pakan ikan memberikan kontribusi 80 persen dari total biaya budi daya air tawar. Kita sedang mengusulkan anggaran untuk dibahas di DPR. Dan jika disetujui maka tahun depan akan ada subsidi pakan," kata Dirjen Perikanan Budi Daya Kementerian Pertanian, Slamet Subyakto, di Jakarta, Kamis (16/8).
Sasaran penerima subsidi
nanti, kata Selamet, yaitu pembudi daya ikan air tawar untuk jenis ikan lele,
nila, mas, bandeng, dan ikan patin. Dengan pemberian subsudi diharapkan dapat
menekan biaya produksi karena 80 persen komponen budidaya berasal dari
kontribusi pakan ikan. Jadi dengan subsidi tersebut keuntungan pembudi daya
ikan diharapkan meningkat.
Menurut Slamet, pemberian subsidi merupakan bentuk insentif dari pemerintah kepada pembudi daya untuk menggairahkan budi daya khususnya ikan air tawar. "Saat ini kita sedang mengusulkan anggarannya, dan nanti menunggu pembahasan dengan DPR. Jika disetujui, usulan itu maka tahun depan programnya sudah bisa berjalan," paparnya.
Menurut Slamet, pemberian subsidi merupakan bentuk insentif dari pemerintah kepada pembudi daya untuk menggairahkan budi daya khususnya ikan air tawar. "Saat ini kita sedang mengusulkan anggarannya, dan nanti menunggu pembahasan dengan DPR. Jika disetujui, usulan itu maka tahun depan programnya sudah bisa berjalan," paparnya.
Di tempat yang sama,
Direktur Produksi, Ditjen Perikanan Budi Daya KKP, Abduh Nur Hidayat,
menyatakan harga pakan ikan akan disubsisi 2.500 rupiah per kilogram.
"Saat ini harga pakan
ikan yang diproduksi pabrikan 8.000 rupiah per kilogram. Apabila usulan
anggaran untuk subsidi tersebut disetujui DPR, nantinya para pembudi daya ikan
air tawar bisa membeli pakan ikan hanya 6.500 rupiah per kilogram," jelas
dia. aan/E-12
Nelayan Belawan masih Libur Melaut
Rabu, 22 Agustus 2012 11:25
MEDAN, LINDO - Sedikitnya 300 unit kapal ikan di Pusat
Perikanan Samudra Belawan Medan, Sumatra Utara, sejak hari pertama hingga hari
ketiga Lebaran 2012 tidak melaut.
"Banyak nelayan yang selama ini bekerja di kapal-kapal ikan di Gabion Belawan libur dalam rangka Lebaran," kata Sekretaris Asosiasi Pengusaha Perikanan Gabion Belawan (AP2GB) Y Sembiring di Medan, Selasa (21/8).
"Banyak nelayan yang selama ini bekerja di kapal-kapal ikan di Gabion Belawan libur dalam rangka Lebaran," kata Sekretaris Asosiasi Pengusaha Perikanan Gabion Belawan (AP2GB) Y Sembiring di Medan, Selasa (21/8).
Dia
menjelaskan, sebagian besar pekerja kapal ikan tersebut mudik ke kampung
halaman masing-masing untuk merayakan Idul Fitri 1433 Hijriah sekaligus
bersilaturahim dengan keluarga dan kerabat.
Disebutkannya,
banyak pekerja kapal ikan di Belawan selama ini berasal dari luar wilayah itu
dan bahkan dari berbagai kabupaten/kota lain di Sumatra Utara (Sumut). Dia
memastikan dalam pekan ini sebagian kapal ikan akan kembali melaut.
"Kemungkinan besar besok sudah mulai ada sebagian kapal ikan yang
melaut," ucap Sembiring.
Aktivitas
melaut sejumlah kapal ikan di sentra perikanan terbesar di pantai timur Sumut
itu diperkirakan kembali normal menjelang akhir pekan ini.
Sembiring
membenarkan pasokan ikan dan udang pada beberapa tempat pelelangan ikan di
kawasan Gabion Belawan selama tiga hari terakhir sangat minim. Sementara
permintaan pasar terhadap ikan dan udang di sentra perikanan Belawan Medan dan
daerah lain di Sumut selama musim libur Lebaran tergolong relatif tinggi.
Kelangkaan
pasok ikan turut menyebabkan harga ikan, udang dan bahkan kerang di Sumut
bergerak naik. "Selama masa libur Lebaran sekarang ini harga ikan memang
rata-rata naik sekitar 10% dari harga normal," ucap Sembiring. (ANT/GATOT)
Harga Ikan Laut Melambung hingga 100 Persen
http://medialiputanindonesia.com/
Rabu, 22 Agustus 2012 11:28
LAMONGAN, LINDO - Harga ikan laut dan ikan segar di
sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Lamongan dan Gresik, Jatim, meningkat
sekitar 100 persen, Selasa (21/8) siang.
Hal ini terjadi setelah tidak melautnya belasan ribu nelayan setempat sejak sepekan terakhir untuk merayakan Lebaran.
Hal ini terjadi setelah tidak melautnya belasan ribu nelayan setempat sejak sepekan terakhir untuk merayakan Lebaran.
"Beberapa hari ini, harga ikan laut naik dua kali
lipat dibanding hari biasanya," terang Wilda, salah satu warga Kecamatan
Dukun, Kabupaten Gresik, Selasa (21/8) siang.
Menurut dia, naiknya harga ikan di pasaran ini terjadi sejak beberapa hari terakhir.Hal ini akibat tidak adanya ikan laut di pasaran karena nelayan kebanyakan tidak melaut dalam sepekan ini. Langkanya ikan laut di pasaran, lanjut dia, juga memicu naiknya harga ikan air tawar di pasar.
"Harga ikan Mujair yang biasanya seharga Rp7.500 per kilogram naik menjadi Rp15 ribu," tambahnya.
Senada dengan yang disampaikan Mahmudah, warga Desa Weru, Kecamatan Paciran. Menurutnya, tidak melaut sebagian besar nelayan di kampungnya membuat harga ikan laut melambung. Biasanya, kata dia, ikan cumi-cumi seharga Rp32 ribu kini, naik menjadi Rp50 ribu per kg.
Menurut dia, naiknya harga ikan di pasaran ini terjadi sejak beberapa hari terakhir.Hal ini akibat tidak adanya ikan laut di pasaran karena nelayan kebanyakan tidak melaut dalam sepekan ini. Langkanya ikan laut di pasaran, lanjut dia, juga memicu naiknya harga ikan air tawar di pasar.
"Harga ikan Mujair yang biasanya seharga Rp7.500 per kilogram naik menjadi Rp15 ribu," tambahnya.
Senada dengan yang disampaikan Mahmudah, warga Desa Weru, Kecamatan Paciran. Menurutnya, tidak melaut sebagian besar nelayan di kampungnya membuat harga ikan laut melambung. Biasanya, kata dia, ikan cumi-cumi seharga Rp32 ribu kini, naik menjadi Rp50 ribu per kg.
Begitu pula harga kepiting yang biasanya seharga Rp30
ribu naik menjadi Rp50 ribu per kg. "Termasuk, harga ikan tongkol yang
biasanya per 10 ekor Rp10 ribu.Tapi, sekarang naik menjadi Rp20 ribu,"
ungkapnya. (MI/BUDI)
Gelombang di Barat Bengkulu Capai 3,5 Meter
http://medialiputanindonesia.com/
Rabu, 22 Agustus 2012 11:44
BENGKULU, LINDO - Gelombang laut di perairan barat Bengkulu dalam 12 jam
ke depan diprakirakan mencapai 3,5 meter, lebih rendah dari sebelumnya yang
mencapai empat meter.
Prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bengkulu, menyebutkan, gelombang laut 3,5 meter itu juga berpeluang terjadi di perairan Enggano, kata analisis BMKG Stasiun Meteorologi Fatmawati Soekarno di Bengkulu Rosyiadah, Rabu (22/8).
Prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bengkulu, menyebutkan, gelombang laut 3,5 meter itu juga berpeluang terjadi di perairan Enggano, kata analisis BMKG Stasiun Meteorologi Fatmawati Soekarno di Bengkulu Rosyiadah, Rabu (22/8).
Dia menjelaskan, angin di perairan barat Bengkulu berembus dari arah
timur hingga tenggara, dengan kecepatan antara 10-23 knot. Sedangkan gelombang
laut di perairan Bengkulu mencapai tiga meter, dan angin di wilayah ini bertiup
dari arah timur hingga selatan dengan kecepatan antara 5-20 knot.
Angin di perairan Enggano berpeluang berembus dari arah timur hingga
tenggara, dengan kecepatan antara 8-22 knot, dan di wilayah itu berpeluang
terjadi hujan ringan.
Berdasarkan citra satelit cuaca terlihat daerah liputan awan dan hujan berada di wilayah Aceh, wilayah Sumatera Utara, Nias, bagian barat Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Samudra Hindia barat Aceh hingga barat Mentawai.
Berdasarkan citra satelit cuaca terlihat daerah liputan awan dan hujan berada di wilayah Aceh, wilayah Sumatera Utara, Nias, bagian barat Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Samudra Hindia barat Aceh hingga barat Mentawai.
Angin di wilayah Bengkulu pada umumnya bertiup dari arah timur hingga
selatan, dengan kecepatan 8-32 km/jam atau 5-20 knot.
Prakiraan cuaca di wilayah Bengkulu sebagian besar cerah berawan,
terutama di wilayah Kota Bengkulu dan Kabupaten Kepahiang, dengan suhu udara
berkisar 18-30 derajat Celcius dan kelembaban antara 64-97 persen.
Sedangkan beberapa daerah berpelaung hujan ringan, antara lain di
Kabupaten Mukomuko dan Bengkulu Utara, dengan suhu udara antara 23-31 derajat
Celcius dan kelembaban antara 62-96 persen, kata dia pula. (ANT/BUDI)
Sektor Perikanan Jenis Tuna dan Nila dalam Kondisi Baik
Tribun
Manado - Sabtu, 25 Agustus 2012 18:35 WITA
Laporan
Wartawan Tribun Manado Christian Wayongkere
TRIBUNMANAD.CO.ID, BITUNG - Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Bitung Hengky Wowor, mengatakan untuk harga jual ikan jenis Tuna saati ini sangat tinggi.
"Setiap kapal dengan
kapasitas mesin 5 GT ketika kembali membawa ikan diatas 10 ekor per perahu yang
harga jualnya Rp 60 ribu hingga Rp 70 ribu per kilogram untuk kualitas A,"
terang Wowor.
Menurut adik kandung Alex Wowor yang menjabat kepala Kapet Manado Bitung ini, dengan harga seperti itu banyak pengusaha ikan Tuna di Bitung bergairah untuk mengembangkan bisnis tersebut. "Dari data yang ada untuk nelayan ikan tuna di Kota Bitung mencapai 2.000 orang," tambahnya.
Menurut adik kandung Alex Wowor yang menjabat kepala Kapet Manado Bitung ini, dengan harga seperti itu banyak pengusaha ikan Tuna di Bitung bergairah untuk mengembangkan bisnis tersebut. "Dari data yang ada untuk nelayan ikan tuna di Kota Bitung mencapai 2.000 orang," tambahnya.
Lanjut dia, untuk ikan jenis Tuna
dari kota Bitung sebagian besar diekspor ke negara-negara di Asia.
"Seperti ke Filipina, Jepang dan negara lainnya," kata dia. Sementara
itu jenis ikan yang mengalami kenaikan produksi adalahj ikan Nila, dimana nilai
produksinya 97 ton pada tahun 2011.
"Dengan harga sekitar Rp 18 ribu, tergantung harga pasar. Kalau dibeli secara borongan akan mencapai Rp 20 ribu perkilo," ujarnya. Untuk masa panennya sendiri setiap tiga bulan sekali, tergantung bibit yang diberikan oleh para peternak ikan Nila.
"Dengan harga sekitar Rp 18 ribu, tergantung harga pasar. Kalau dibeli secara borongan akan mencapai Rp 20 ribu perkilo," ujarnya. Untuk masa panennya sendiri setiap tiga bulan sekali, tergantung bibit yang diberikan oleh para peternak ikan Nila.
"Kami berupaya bibit yang
kualitasnya baik, agar bisa membibitkan sendiri, sehingga hasilnya baik dari
pada membangun unit perbenihan," jelasnya. Dia menilai untuk mengembangkan
sektor ikan Nila sendiri memmerlukan anggaran yang sangat besar. "Belum
lagi cari lahan dan pembangunannya. Cari bibit unggul susah, makanya kami
berupaya belajar membibitkan sendiri," terangnya.
Di kota Bitung sendiri untuk
wilayah yang memiliki potensi pengembangan ikan Nila tersebar di Kecamatan
Matuari dan Ranowulu. "Yakni di Kelurahan Kumersot, Karondoran, Apela,
Sagerat, Tendeki dan Danowudu. Dengan besar lahan secara keselurahan sekitar 41
hektar dengan 30 kelompok," tandasnya.
No comments:
Post a Comment