Tuesday 3 December 2013

PERIKANAN DAN REGIONAL V (KALIMANTAN) DALAM BERITA DI AGUSTUS 2012

Kompas.com
 http://www.kompas.com/ 

Perikanan Berpotensi Jadi Penggerak Perekonomian Nasional

Rabu, 1 Agustus 2012 | 12:02 WIB

http://assets.kompas.com/data/photo/2011/12/05/4543557p.jpg
KOMPAS/LASTI KURNIA

Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo (kanan) dan jajarannya menjelaskan kebijakan mengimpor ikan, saat berkunjung ke harian Kompas, Minggu (4/12). Impor ikan jenis tertentu sudah ada sejak lama, terutama untuk keperluan industri pengolahan, hotel, dan restoran. (Berita di halaman 1)
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengatakan, sektor kelautan dan perikanan berpotensi menjadi penggerak utama perekonomian nasional sehingga diharapkan semakin banyak warga yang berkontribusi di dalamnya.
"Industrialisasi di sektor kelautan dan perikanan dapat tumbuh sebagai salah satu penggerak utama perekonomian nasional," kata Sharif Cicip Sutardjo dalam keterangan tertulis Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang diterima di Jakarta, Rabu (1/8/2012).

Menurut dia, setidaknya terdapat lima alasan yang dikemukannya terkait hal tersebut, antara lain meningkatnya permintaan pasar yang diikuti oleh kemampuan dan kapasitas suplai produksi yang sangat besar.

Kedua, ujar dia, "output" yang dihasilkan dari komoditas sektor kelautan dan perikanan dapat diekspor sedangkan "input" yang berasal dari faktor produksi berasal dari sumber daya lokal. "Ketiga, industri yang dibangkitkan baik di hulu maupun di hilir dapat menyerap banyak tenaga kerja," katanya.
Ia juga mengatakan, alasan keempat adalah kegiatan usaha kelautan dan perikanan pada umumnya berlangsung di daerah-daerah yang apabila dikembangkan dengan serius dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di daerah.

Sedangkan alasan terakhir adalah berkembangnya industri perikanan yang selaras dengan "blue economy" termasuk bioteknologi dan pariwisata bahari yang bersifat dapat diperbaharui sehingga sifatnya berkelanjutan. "Kita memiliki potensi kelautan dan perikanan yang begitu besar yang harus kita kelola dan manfaatkan sebaik-baiknya," katanya.

Sumber : ANT
Editor : Erlangga Djumena

Kompas.com
 http://www.kompas.com/
Alamak, Harga Ikan di Morotai Rp 300.000 per Ekor
Penulis : Kontributor Halmahera, Anton Abdul Karim | Rabu, 1 Agustus 2012 | 08:53 WIB
http://assets.kompas.com/data/photo/2012/08/01/0815383620X310.JPG
KOMPAS.com/Anton Abdul Karim
Harga ikan di Morotai belakangan melonjak drastis. Harga ikan cakalang seekor saja mencapai Rp 300.000.
MOROTAI, KOMPAS.com - Wilayah kepulauan dengan potensi perikanan yang besar ternyata tidak menjamin harga ikan akan murah. Buktinya, harga ikan di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara saat ini bisa-bisa 'mencekik leher'. Bayangkan saja, harga seekor ikan cakalang besar, dibanderaol Rp 300.000. 
Dua pasar di Morotai yakni Pasar Ikan Daruba dan Pasar Gotalamo tak berbeda soal harga ikan. Semua jenis ikan dijual dengan harga sama di dua pasar tersebut. Padahal, pekan lalu untuk jenis ikan cakalang yang sama, masih dijual dengan harga Rp 100.000 per ekor. Itu pun sudah tergolong sangat mahal di pasaran. 
Jika dalam kondisi normal, harga ikan cakalang untuk ukuran besar hanya Rp 30.000 - Rp 50.000 per ekor. Kini, untuk cakalang ukuran sedang, dijual seharga Rp 100.000 - Rp 150.000 per ekor. Sedangkan untuk ukuran kecil bisa dibeli dengan harga Rp 70.000 sampai Rp 80.000 per ekor. Tapi, jangan berharap untuk cakalang ukuran kecil ini bisa mencukupi menu sekeluarga. 
Sementara, jenis ikan-ikan lainnya pun tidak kalah mahalnya. Berbagai jenis ikan dasar yang pekan lalu dijual dengan harga Rp 10.000 - Rp 20.000 per gandeng, sejak tiga hari belakangan sudah menembus angka Rp 70.000-Rp 80.000 per gandengnya. Harga ikan malalubis dan ikan komo yang paling banyak dijumpai di dua pasar tersebut juga dikeluhkan warga karena mahal. "Ikan malalubis satu gandeng (5 ekor) Rp 30.000. Sama juga dengan ikan komo yang kecil," ungkap Ongen Jen (32), seorang penjual ikan di Pasar Gotalamo, Rabu (1/8/2012). 
Menurut Ongen, mahalnya harga ikan di pasaran karena harga ikan yang diperoleh dari nelayan juga mahal. "Kita terpaksa jual begini biar dapat untung sedikit. Karena kita ambil dari nelayan juga begituPak," tambahnya. 
Sementara, mahalnya harga ikan di tangan nelayan karena pengaruh cuaca. Menurut Ali (44) warga Morotai, belakangan cuaca laut tidak bersahabat dengan nelayan yang mencari ikan di laut. Cuaca ekstrim yang terjadi belakangan membuat banyak nelayan di Morotai tidak melaut. "Ombak begini banyak yang tidak cari ikan. Jadi ini sudah biasa kalau cauca seperti ini pasti ikan mahal," ujar Ali. 
Mahalnya harga ikan ini sangat meresahkan warga. Apalagi melonjaknya harga ikan ini bertepatan dengan bulan Ramadhan. "Semua barang harga naik, tapi harga ikan paling naik. Jujur saja kita di rumah pernah sahur tidak makan ikan karena di pasar mahal," ujar Maya Peibe, ibu rumah tangga. 

Editor : Glori K. Wadrianto

Kantor Berita Radio Nasional
Sekali Di Udara Tetap Di Udara
http://rri.co.id/Upload/CSS/General/images/LogoRRINew.png


Blue Economy Perkuat Industrialisasi Kelautan dan Perikanan

Rabu , 01 Agustus 2012 19:42:25

Oleh : Rini Hairani


KBRN,Surabaya : Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bertekad untuk mendorong percepatan pembangunan sector kelautan dan perikanan yang dilaksanakan melalui program industrialisasi kelautan dan perikanan dengan berlandaskan konsep ekonomi biru (blue economy).Tekad tersebut disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo dalam rangkaian kegiatan Safari Ramadhan 1433 H di Akademi Perikanan Sidoarjo dan Wisata Kusuma Tirta Desa Kedungpeluk, Kecamatan Candi, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (1/8).
Sharif memaparkan bahwa, industrialisasi kelautan dan perikanan dilandasi semangat blue economy dengan meninggalkan praktik ekonomi yang mementingkan keuntungan jangka pendek dan telah mewariskan berbagai permasalahan yang mendesak untuk ditangani. “Pendekatan blue economy yang menekankan keberlanjutan diharapkan mampu mengatasi ketergantungan antara ekonomi dan ekosistem serta dampak negatif akibat aktivitas ekonomi termasuk perubahan iklim dan pemanasan global,” jelasnya.
Industrialisasi kelautan dan perikanan merupakan proses perubahan system produksi hulu dan hilir untuk meningkatkan nilai tambah, produktivitas dan skala produksi sumber daya kelautan dan perikanan yang disinergikan dengan kebijakan ekonomi makro, pengembangan infrastruktur, sistem usaha dan investasi serta IPTEK dan SDM. “Program ini pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk kelautan dan perikanan, sekaligus meningkatkan daya saing yang berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi,” jelasnya.
Setidaknya, ada tujuh manfaat dari program industrialisasi kelautan dan perikanan yang diusung oleh KKP. Pertama, meningkatnya nilai tambah produk kelautan dan perikanan yang diikuti dengan meningkatnya daya saing. Lalu terciptanya modernisasi antara sistem produksi hulu dan hilir, menguatnya para pelaku industri kelautan dan perikanan, dan terfokusnya industri pada komoditas unggulan sesuai dengan permintaan pasar dan sebaran sumber daya alam yang ada di wilayahnya, dengan manajemen yang terintegrasi.
Selain itu, industrialisasi kelautan dan perikanan yang berbasis ekonomi biru akan menjaga keberlajutan, dan pada akhirnya dapat mendorong transformasi sosial, karena mengubah cara berfikir dan berperilaku masyarakat sesuai karakteristik masyarakat industri yang modern.(Rini H/ADR/BCS)
(Editor : Besty Simatupang)

Republika Online

www.republika.co.id/berita/


Awas, Ada Ikan Teri Berformalin di Pasar Swalayan Besar


Jumat, 03 Agustus 2012, 07:31 WIB
ANTARA
Awas, Ada Ikan Teri Berformalin di Pasar Swalayan Besar
Ikan Teri.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Warga Jakarta diminta agar berhati-hati dalam berbelanja kebutuhan pokok selama bulan puasa dan menjelang Hari Raya Idul Fitri nanti. Sebab, momen tersebut seringkali dimanfaatkan oknum pedagang nakal untuk menjual makanan yang mengandung bahan formalin. 
Buktinya, dalam razia yang dilakukan Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, di Hypermart Cibubur Junction ditemukan ikan teri basah yang mengandung formalin. Alhasil, teri sebanyak lima kilogram yang tengah dipajang di etalase Hypermart ini langsung disita petugas untuk dimusnahkan.
"Dari sejumlah ikan yang kami periksa, hanya jenis ikan teri nasi segar yang positif mengandung formalin. Kami sebenarnya sudah mengawasi sejak di pelelangan ikan, diduga formalin ini dicampur di tengah perjalanan. Teri ini langsung kami musnahkan," kata Rita Nirmala, Kasie Mutu Olahan dan Usaha Hasil Perikanan Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta.
Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Timur, Sabdo Kurnianto, mengatakan, razia terhadap daging, ayam dan ikan yang mengandung formalin ini rutin dilakukan setiap Ramadhan. Razia ini merupakan yang pertama kalinya di bulan Ramadhan 1433 H. Seluruh daging yang diambil sampelnya langsung diperiksa di laboratorium Formalindehid Test milik Kesmavet dan Dinas Kelautan dan Perikanan.
Pengawasan daging berformalin ini mengacu pada Perda 8/1989 tentang pengawasan pemotongan ternak, perdagangan ternak dan daging di DKI. Kemudian Perda 5/1992 tentang penampungan dan pemotongan unggas serta Permen Kelautan dan Perikanan nomor 15/2010 tentang pengendalian sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan dan UU 31/2004 tentang perikanan.
"Ini pengawasan gabungan antara peternakan dan perikanan yang pertama kali di DKI di bulan Ramadhan. Sasarannya adalah di Hypermart Cibubur Junction. Kami uji beberapa sampel daging, ikan, ayam di swalayan ini. Untuk pemeriksaan terhadap ayam dan daging menunjukkan negatif formalin. Pemeriksaan difokukan pada ayam kulit, ayam paha bawah, daging sop, daging giling spesial dan dendeng manis," ujar Sabdo Kurnianto.
Store Manager Hypermart Cibubur Junction, Pratomo Bernianto, mengaku terkejut dengan ditemukan ikan teri basah berformalin tersebut. 
"Ikan teri ini dari supplier aneka laut yang rutin mengirim sejak empat tahun lalu. Kami tidak tahu kalau ada supplier nakal karena kita tidak memiliki alat uji. Kalau tahu ada formalin pasti kita tolak. Kita akan tegur supplier itu agar tak mengirim ikan berformalin lagi," katanya.

Redaktur: Endah Hapsari
Sumber: beritajakarta.com
http://ekbis.rmol.co/icon/header-EKBIS.jpg
  http://www.rmol.co/

KKP & TNI AL Tangani Pelaku Illegal Fishing
Teken SOP Biar Maling Ikan Jera

Kamis, 09 Agustus 2012 , 08:00:00 WIB

http://www.rmol.co/images/berita/normal/39328_08023709082012_ikan.jpg
ILUSTRASI, IKAN
  
http://www.rmol.co/banner/thumb/407874-10365801092012@RMOL-I-love-Indonesia.jpg
RMOL.Potensi alam bawah laut di seluruh perairan Indonesia ma­sih berpotensi digondol pelaku illegal fishing. Sebab itu, Ke­menterian Kelautan dan Per­ikanan (KKP) memperkuat ker­ja samanya dengan Polri dan TNI Angkatan Laut (AL) guna meminimalisir tindak pidana pencurian ikan tersebut.
“Melalui kesepakatan ber­sa­ma antara KKP, Polri dan TNI AL diharapkan dapat mem­­pro­ses penegakan hukum secara efektif dan menim­bulkan efek jera bagi para pelaku illegal fishing,” ujar Dirjen Pengawa­san Sumber Daya Kelautan dan Per­ikanan (PSDKP) KKP Syah­rin Ab­durrah­man usai pe­­nan­da­tanganan kerja sama tentang Standar Operasional dan Pro­­se­dur (SOP) Pena­nga­nan Tindak Pidana Perikanan Pada Tingkat Penyidikan di Jakarta, Selasa malam (7/8).
Menurut Syahrin, SOP ini akan menjadi pedoman bagi para penyidik tindak pidana per­ika­nan menangani kapal pelaku illegal fishing di te­ngah laut, yang dilanjutkan hingga proses hukum sampai dengan penye­rahan dan pe­nye­lesaian berkas perkara ke­pada jaksa penuntut umum.
“Menurut undang-undang, penanganan terhadap kapal pelaku illegal fishing memung­kin­kan untuk ditenggelamkan, diba­kar atau lain sebagainya. Ma­kanya, kita bertiga ini kum­pul untuk merevisi hal tersebut. Penanganannya harus jelas, baik secara obyektif dan sub­yek­tif,” kata Syahrin.
Menurut dia, revisi SOP ini ber­tujuan untuk menjamin ke­seragaman dan kepastian hu­kum bagi penyidik dalam me­nangani perkara tindak pidana perikanan secara tepat. Ini se­kaligus ko­mitmen dari ketiga institusi yang sepakat bersi­ner­gi dalam mem­berantas illegal fishing.
Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Ma­bes Polri Imam Sudjarwo me­ngatakan, ada beberapa kasus yang sudah ditangani ketiga institusi penegak hukum ter­kait penyidikan tindak pidana per­ikanan.
“Kerja sama ini bah­kan me­­nuai banyak manfaat dan le­bih memudahkan kita ber­koor­­­di­nasi di lapangan,” ujarnya.
Imam menjelaskan, penan­datanganan ini adalah yang kali ketiganya dilakukan. Hal ini guna menyamakan penyidikan ketiga institusi dalam menyu­sun SOP terkait penanganan kasus.  [Harian Rakyat Merdeka]

 

 

 

 

YOU ARE HERE:HOME ETALASE IKAN SALMON BAIK BAGI IBU HAMIL DAN JANIN

 

Ikan Salmon Baik Bagi Ibu Hamil dan Janin

on August 9, 2012 in Etalase, Kesehatan & Seks | 0 Comment
http://jurnalberita.com/wp-content/uploads/2012/08/Ikan-Salmon.jpg
ikan salmon.

Sebenarnya ikan salmon bisa di buat berbagai hal. Salmon adalah ikan yang kaya lemak tak jenuh Omega 3 yangdapat mengurangi produksi partikel penyebab radang dalam tubuh yang dapat merusak kulit. Jika anda tidak bisa makan salmon cobalah beberapa ikan laut.
Lain seperti ikan haring, ikan bandeng dan ikan tawar lain yang memberikan keuntungan anti radang yang sama. Jika Anda bukan pencinta ikan, Anda bisa mendapatkan keuntungan dengan mengkonsumsi suplemen Omega 3. Salmon juga mengandung protein tinggi, coenzim Q-10 adalah suatu antioksidan dan juga kaya dimethylaminoetahnol.

Konsumsi ikan salmon ternyata dapat menaikan derajat kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandung. Hasil temuan para ilmuwan dari University of Granda menunjukkan, konsumsi dua porsi salmon seminggu dapat mempromosikan kesehatan ibu hamil dan bayi secara keseluruhan.
Ilmuwan menemukan, asupan ikan salmon meningkatkan kadar asam lemak omega-3 dan meningkatkan pertahanan antioksidan pada wanita hamil dan bayi. Konsumsi ikan salmon juga diketahui tidak mengubah tingkat stres oksidatif, respon inflamasi dan homeostasis (ketahanan) vaskuler.

Dalam risetnya, peneliti menggunakan sampel secara acak pada wanita hamil yang tingkat konsumsi ikannya rendah. Sampel dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama, ibu hamil menerapkan pola diet seperti yang biasa mereka lakukan. Sementara kelompok kedua, ibu hamil diberi konsumsi dua porsi ikan salmon sejak usia kehamilan memasuki 20 minggu sampai batas waktu yang ditentukan.
Salmon yang digunakan dalam penelitian ini telah dipelihara dan diberikan makanan khusus sehingga salmon memiliki tinggi kandungan asam lemak omega-3 yang tinggi dan rendah kontaminasi.

Selanjutnya peneliti mengambil sampel darah dan urin dari dua kelompok. Peserta juga diminta untuk mengisi kuisioner tentang apa saja yang mereka makan pada minggu ke 20 dan 34 usia kehamilan, yang akan memberikan informasi tentang asupan makanan selama 12 minggu sebelumnya.
Selanjutnya, sampel darah dan urin peserta diambil kembali memasuki minggu ke 38 usia kehamilan. Hasilnya menunjukkan, konsentrasi asam lemak omega-3 meningkat pada wanita hamil yang diberikan asupan dua porsi salmon setiap minggunya.

Hasil yang sama juga terlihat pada bayi baru lahir. Dua porsi salmon setiap minggu membantu ibu dan anak mereka mencapai asupan asam lemak omega-3 sesuai dengan rekomendasi.
Para ahli juga menemukan, biomarker untuk oksidasi lipid dan kerusakan oksidatif pada DNA tidak dipengaruhi oleh asupan salmon. Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa makan dua porsi salmon seminggu selama kehamilan tidak akan meningkatkan stres oksidatif. (kwc/jbc2/ane)

okezone.com

http://www.okezone.com/

 

Pemerintah Juga Fokuskan Hilirisasi Sektor Perikanan

 
Rizkie Fauzian - Okezone
Minggu, 12 Agustus 2012 10:04 wib
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
Ilustrasi. (Foto: Okezone)

JAKARTA - Maraknya program hilirisasi yang dicanangkan oleh pemerintah tidak saja berasal dari sektor pertambangan, juga untuk sektor perikanan.

Menurut Dirjen Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Tangkap Heriyanto Marwoto, perkembangan hiliriasasi  yang coba dibenahi antara lain yaitu bagaimana paling tidak hilirisasasi dapat ditingkatkan di masing-masing  titik.

"Kita sedang mempersiapkan example, paling tidak hilirisasi secara penuh bisa kita terapkan konsepnya di masing-masing titik pelabuhan yang kita terapkan," ungkapnya kepada Okezone.

Heriyanto menambahkan untuk  tuna, cakalang, tongkol ada di Lima pelabuhan, sementara di luar itu pihaknya juga mempersiapkan enam pelabuhan lain untuk komoditas di luar tuna, cakalang dan tongkol.

"Hal-hal yang harus di benahi seperti, bagaimna pengelolaan dan pelayanan di pelabuhan itu nisa berjalan dengan baik,termasuk pemenuhan kebutuhan BBM bagi kapal ikan yang selama ini selalu kurang terpenuhi," tegasnya.

Indikator pembangunan kesuksesan dari suatu program hilirisasi adalah  semakin banyak ikan yang didaratkan dengan kualitas ikan yang semakin baik. Sehingga dengan demikian ada nilai produksi yang  semakin baik pula, secara otomatis karena  ikannya juga baik dapat menyerap tenaga kerja tambahan. (wdi)

 

 


          (DIGITAL EDITION)
KORAN  JAKARTA  ePaper
 

http://koran-jakarta.com/

Sektor Riil
Senin, 13 Agustus 2012 | 00:59:49 WIB
Sektor Kelautan I China Siap Bantu Berantas "Illegal Fishing"
Ekonomi Kelautan Harus Jadi Prioritas
Ekonomi Kelautan Harus Jadi Prioritas
advertolog.com
JAKARTA - Ekonomi kelautan perlu menjadi fokus prioritas karena potensinya yang sangat besar di Tanah Air dan belum digarap dengan baik. Pemerintah beserta pelaku usaha harus mengubah strategi ekspor agar tidak melulu mengekspor bahan mentah. 
Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Firmanzah, di Jakarta, akhir pekan lalu, mengatakan pengalaman sejumlah negara seperti Finlandia, Singapura, China, Jepang, dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa pembangunan daya saing nasional sangatlah kompleks dan membutuhkan jangka waktu lama. Namun, pengalaman mereka dalam beberapa hal bisa dipetik menjadi pelajaran berharga. 
"Pertama, negara tersebut mampu mengubah herited-competitiveness menjadi created-competitiveness. Daya saing tidak lagi bergantung pada ketersediaan dan berlimpahnya sumber daya alam," papar dia. 
Negara-negara tersebut, lanjut Firmanzah, mampu keluar dan mengubah minimnya kekayaan alam menjadi kemampuan berinovasi untuk menghasilkan produk dan jasa bernilai tinggi. Semua elemen bangsa, tidak terkecuali pemerintah, parlemen, dan pelaku usaha, bersama-sama membangun sistem yang transparan, holistis, efi sien, dan mengedepankan aspek keterkaitan industri pusat dan daerah. 
Sementara itu, pakar kelautan, Rokhmin Dahuri, mengatakan Indonesia memiliki potensi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan yang sangat besar dan beragam. Potensi itu, kata dia, mulai dari sumber daya yang dapat diperbarui, seperti perikanan, terumbu karang, rumput laut, dan hutan mangrove hingga sumber daya yang tidak dapat diperbarui, termasuk migas dan bahan tambang serta mineral lainnya, sampai dengan energi dan jasa-jasa lingkungan. Sedikitnya terdapat sebelas sektor ekonomi kelautan yang dapat dikembangkan. 
Potensi total ekonomi kesebelas sektor kelautan Indonesia diperkirakan mencapai 800 miliar dollar AS (7.200 triliun rupiah) per tahun, sementara kesempatan kerja yang dapat dibangkitkan mencapai 40 juta orang. "Jika digali dengan baik dan benar, sektor kelautan dan perikanan dapat memberikan sumbangan yang jauh lebih signifi kan bagi kemajuan, kemakmuran, dan kemandirian bangsa Indonesia," kata dia. 

Tekan "Illegal Fishing" 
Secara terpisah, Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Heriyanto Marwoto, mengatakan bahwa KKP sedang merintis kembali kerja sama di bidang perikanan dengan China. Selain berminat menanamkan investasinya, China menjanjikan pengendalian tindak pidana illegal fi shing di perairan Indonesia. 
"Dulu pernah ada kerja sama dan berakhir tahun 2007. Kita mulai lagi perundingan dengan China dan merintis kembali kerja sama di bidang perikanan. Masing-masing sudah menyiapkan drafnya. Ada rencana investasi baru di bidang perikanan tangkap, pengolahan, budi daya, dan industri pendukung," kata dia. 
Menurut Marwoto, pada tahap awal, Pemerintah China hanya menawarkan draf kerja sama di bidang budi daya, tetapi pada tahap lanjutan, mereka menawarkan kerja sama di bidang perikanan secara keseluruhan. Saat ini, masing- masing sudah menyiapkan draf fi nal, dan diharapkan MoU bisa ditandatangani akhir tahun ini. 
Kerja sama perikanan itu saling menguntungkan, dan Marwoto melihat China memiliki keunggulan, mulai dari likuiditas keuangan hingga teknologi perikanan yang lebih maju. Jika MoU di bidang perikanan sudah ditandatangani, China diharapkan segera merealisasikan investasi di perikanan tangkap, pengolahan, budi daya, dan industri pendukung lainnya. 
Meskipun belum menyiapkan angka investasi baru, kata Marwoto, saat ini 24 investor lama asal China juga sudah bermain di perikanan, dan salah satunya menanamkan investasi di perikanan tangkap dengan jumlah kapal yang beroperasi 224 unit. Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Sutarjo, mengatakan Indonesia dan China sudah sepakat mengembangkan pembangunan ekonomi berbasis kelautan melalui penandatanganan rencana Pembangunan Pusat Samudra dan Iklim Indonesia- China (ICCOC). 
"Penandatanganan ICCOC berikut dengan Marine Cooperation Work Plan dapat menjadi sebuah landasan yang kuat dalam mengimplementasikan kerja sama bidang kelautan di masa depan," papar dia. aan/E-3

Pemkab Tolitoli Minta Hibah Tambak

http://medialiputanindonesia.com/

http://www.medialiputanindonesia.com/images/berita-foto-juli/20120705ikan-tambak-050712-bean-an.jpgIlustrasi seorang petambak sedang beraktivitas di sekitar tambak (FOTO: ANTARA/LINDO)
PALU, LINDO - Pemerintah Kabupaten Tolitoli meminta kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah agar menghibahkan tambak seluas sekitar 10 hektare di Tolitoli untuk dimanfaatkan pemerintah kabupaten setempat.

Ketua Komisi I DPRD Sulawesi Tengah Yahya R Kibi di Palu, Minggu (12/8), mengatakan Pemerintah Kabupaten Tolitoli meminta bantuan kepada wakil rakyat dari daerah itu untuk membantu percepatan realisasi hibah aset pemerintah provinsi tersebut.

"Pemerintah Kabupaten Tolitoli sudah menyurati gubernur agar bersedia menghibahkan tambak yang ada di Kelurahan Nalu, tetapi sampai sekarang belum ada jawabannya," kata Yahya.
Ia mengatakan pemerintah kabupaten rencananya akan menjadikan tambak tersebut sebagai pusat kegiatan Musabaqah Tilawatil Quran tingkat provinsi pada 2014.
Setelah itu, kawasan tersebut akan dijadikan pusat pembangunan kantor karena tidak jauh dari lokasi tersebut sudah terbangun kantor Bupati Tolitoli.
Menurut Yahya, salah satu alasan pemerintah kabupaten meminta areal tambak tersebut karena selama ini tidak dimanfaatkan oleh pemerintah provinsi.
"Lebih baik dihibahkan saja, lagi pula tambak itu tidak produktif lagi," kata Yahya.
Menurut Yahya, pemerintah provinsi sudah harus menimbang-nimbang untung ruginya jika lahan itu dihibahkan kepada kabupaten.
Dia mengatakan, jika pemerintah provinsi tidak memiliki rencana pemanfaatan aset tersebut, maka sebaiknya diserahkan saja kepada pemerintah kabupaten Tolitoli untuk dimanfaatkan.
"Tetapi harus mendapat persetujuan DPRD karena lahan itu cukup luas dan nilai keekonomiannya kemungkinan lebih dari Rp5 miliar," katanya.
Menurut Yahya, pemerintah kabupaten Tolitoli perlu juga memikirkan rencana alihfungsi areal tambak tersebut karena di sana sudah tumbuh subur mangrove (bakau) sementara fungsi bakau cukup penting untuk kelestarian hutan dalam kota serta penyerapan emisi karbon.

"Saya melihat hutan bakau itu juga perlu dilestarikan sehingga menjadi kekhasan Kota Tolitoli," kata Yahya. (ANT/EKO)

YOU ARE HERE:HOME JAWA TIMUR SPBN DIBANGUN DI DESA KARANGAGUNG

 

SPBN Dibangun di Desa Karang agung


 

on August 17, 2012 in Jawa Timur, Pantura, Tuban | 1 Comment
http://jurnalberita.com/wp-content/uploads/2012/08/Lokasi-pembuatan-SPBN-di-pelabuhan-Karangagung.jbc3_.jpg
Lokasi pembuatan SPBN di Pelabuhan Karangagung. (jbc3)
TUBAN (jurnalberita.com) – Nelayan di Kabupaten Tuban, khususnya nelayan Desa Karangagung Kecamatan Palang, di masa mendatang bakal tak lagi kesulitan mendapat BBM jenis solar untuk melaut. Sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) dengan dana APBN kini tengah dibangun.
Pembangunan SPBN ini merupakan salah satu upaya menjadikan  Desa Karangagung Kecamatan Palang yang akan diproyeksikan sebagai Minapolitan di Kabupaten Tuban. Sarana dan prasarana, baik dari Dinas Kelautan Tuban maupun dari Pusat, lambat laun mulai dibangun.
Selain memiliki banyak nelayan ketimbang wilayah lainnya di Tuban, Desa Karangagung selama ini hanya menjadi lokasi pendaratan ikan, meski banyak kapal nelayan berukuran 10 GT sampai 15 GT yang berlabuh di pelabuhan Karangagung. Bahkan banyak jurtagan kapal yang berdomisili di desa ini.
Minimnya sarana dan prasarana pendukung bagi nelayan Karangagung, membuat  kuwalahan pemilik atau juragan perahu nelayan bila hendak melaut. Seringkali mereka kekurangan solar karena stok solar perhari yang mereka dapat sangat terbatas.
Pantauan jurnalberita.com di pelabuhan Karangagung Palang, Kamis (16/8/12), terlihat pekerja yang tengah memulai aktifitas di lokasi proyek SPBN. “Mereka lagi mengerjakan bangunan, nantinya untuk SPBN bagi nelayan. Sekarang ini kami selalu kekurangan solar karena stok 30 ton awhari masih kurang,” ungkap salah satu nelayan Karangagung.
Terpisah, Ir Sunarto, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tuban saat dihubungi via posnselnya membenarkan adanya kegiatan pembangunan SPBN di Karangagung. “Iya benar. Sementara ini dibangun SPBN di Karangagung. Nantinya SPBN akan dikelola oleh koperasi untuk melayani pembelian solar untuk para nelayan,” ujarnya. (jbc3/jbc2)
        (DIGITAL EDITION)
KORAN  JAKARTA  ePaper
 

http://koran-jakarta.com

Sektor Riil
Sabtu, 18 Agustus 2012 | 00:15:54 WIB

 
Pakan Ikan Bakal Disubsidi
Pakan Ikan Bakal Disubsidi
prasastiminapariaman.blogspot.
JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berencana mengusulkan anggaran subsidi pakan ikan tahun depan. Subsidi nantinya dialokasikan untuk pembudi daya ikan.

"Komponen pakan ikan memberikan kontribusi 80 persen dari total biaya budi daya air tawar. Kita sedang mengusulkan anggaran untuk dibahas di DPR. Dan jika disetujui maka tahun depan akan ada subsidi pakan," kata Dirjen Perikanan Budi Daya Kementerian Pertanian, Slamet Subyakto, di Jakarta, Kamis (16/8).
Sasaran penerima subsidi nanti, kata Selamet, yaitu pembudi daya ikan air tawar untuk jenis ikan lele, nila, mas, bandeng, dan ikan patin. Dengan pemberian subsudi diharapkan dapat menekan biaya produksi karena 80 persen komponen budidaya berasal dari kontribusi pakan ikan. Jadi dengan subsidi tersebut keuntungan pembudi daya ikan diharapkan meningkat.

Menurut Slamet, pemberian subsidi merupakan bentuk insentif dari pemerintah kepada pembudi daya untuk menggairahkan budi daya khususnya ikan air tawar. "Saat ini kita sedang mengusulkan anggarannya, dan nanti menunggu pembahasan dengan DPR. Jika disetujui, usulan itu maka tahun depan programnya sudah bisa berjalan," paparnya.
Di tempat yang sama, Direktur Produksi, Ditjen Perikanan Budi Daya KKP, Abduh Nur Hidayat, menyatakan harga pakan ikan akan disubsisi 2.500 rupiah per kilogram.
"Saat ini harga pakan ikan yang diproduksi pabrikan 8.000 rupiah per kilogram. Apabila usulan anggaran untuk subsidi tersebut disetujui DPR, nantinya para pembudi daya ikan air tawar bisa membeli pakan ikan hanya 6.500 rupiah per kilogram," jelas dia. aan/E-12

Nelayan Belawan masih Libur Melaut

http://medialiputanindonesia.com/
MEDAN, LINDO - Sedikitnya 300 unit kapal ikan di Pusat Perikanan Samudra Belawan Medan, Sumatra Utara, sejak hari pertama hingga hari ketiga Lebaran 2012 tidak melaut.
"Banyak nelayan yang selama ini bekerja di kapal-kapal ikan di Gabion Belawan libur dalam rangka Lebaran," kata Sekretaris Asosiasi Pengusaha Perikanan Gabion Belawan (AP2GB) Y Sembiring di Medan, Selasa (21/8).
Dia menjelaskan, sebagian besar pekerja kapal ikan tersebut mudik ke kampung halaman masing-masing untuk merayakan Idul Fitri 1433 Hijriah sekaligus bersilaturahim dengan keluarga dan kerabat.
Disebutkannya, banyak pekerja kapal ikan di Belawan selama ini berasal dari luar wilayah itu dan bahkan dari berbagai kabupaten/kota lain di Sumatra Utara (Sumut).  Dia memastikan dalam pekan ini sebagian kapal ikan akan kembali melaut. "Kemungkinan besar besok sudah mulai ada sebagian kapal ikan yang melaut," ucap Sembiring.
Aktivitas melaut sejumlah kapal ikan di sentra perikanan terbesar di pantai timur Sumut itu diperkirakan kembali normal menjelang akhir pekan ini.
Sembiring membenarkan pasokan ikan dan udang pada beberapa tempat pelelangan ikan di kawasan Gabion Belawan selama tiga hari terakhir sangat minim. Sementara permintaan pasar terhadap ikan dan udang di sentra perikanan Belawan Medan dan daerah lain di Sumut selama musim libur Lebaran tergolong relatif tinggi.
Kelangkaan pasok ikan turut menyebabkan harga ikan, udang dan bahkan kerang di Sumut bergerak naik. "Selama masa libur Lebaran sekarang ini harga ikan memang rata-rata naik sekitar 10% dari harga normal," ucap Sembiring. (ANT/GATOT) 





Harga Ikan Laut Melambung hingga 100 Persen

http://medialiputanindonesia.com/
http://www.medialiputanindonesia.com/images/berita-agustus/ikan-tongkol-aceh.jpg
Harga ikan laut dan ikan segar di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Lamongan dan Gresik, Jatim, meningkat sekitar 100 persen. (FOTO: LUKMAN/LINDO)
LAMONGAN, LINDO - Harga ikan laut dan ikan segar di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Lamongan dan Gresik, Jatim, meningkat sekitar 100 persen, Selasa (21/8) siang.
Hal ini terjadi setelah tidak melautnya belasan ribu nelayan setempat sejak sepekan terakhir untuk merayakan Lebaran.
"Beberapa hari ini, harga ikan laut naik dua kali lipat dibanding hari biasanya," terang Wilda, salah satu warga Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, Selasa (21/8) siang.
Menurut dia, naiknya harga ikan di pasaran ini terjadi sejak beberapa hari terakhir.Hal ini akibat tidak adanya ikan laut di pasaran karena nelayan kebanyakan tidak melaut dalam sepekan ini. Langkanya ikan laut di pasaran, lanjut dia, juga memicu naiknya harga ikan air tawar di pasar.
"Harga ikan Mujair yang biasanya seharga Rp7.500 per kilogram naik menjadi Rp15 ribu," tambahnya.
Senada dengan yang disampaikan Mahmudah, warga Desa Weru, Kecamatan Paciran. Menurutnya, tidak melaut sebagian besar nelayan di kampungnya membuat harga ikan laut melambung. Biasanya, kata dia, ikan cumi-cumi seharga Rp32 ribu kini, naik menjadi Rp50 ribu per kg.
Begitu pula harga kepiting yang biasanya seharga Rp30 ribu naik menjadi Rp50 ribu per kg. "Termasuk, harga ikan tongkol yang biasanya per 10 ekor Rp10 ribu.Tapi, sekarang naik menjadi Rp20 ribu," ungkapnya. (MI/BUDI)

Gelombang di Barat Bengkulu Capai 3,5 Meter

http://medialiputanindonesia.com/
http://www.medialiputanindonesia.com/images/berita-agustus/gelombang-an.jpg
Gelombang laut di perairan barat Bengkulu dalam 12 jam ke depan diprakirakan mencapai 3,5 meter. (FOTO: ANTARA/MICOM/LINDO)
BENGKULU, LINDO - Gelombang laut di perairan barat Bengkulu dalam 12 jam ke depan diprakirakan mencapai 3,5 meter, lebih rendah dari sebelumnya yang mencapai empat meter.
Prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bengkulu, menyebutkan, gelombang laut 3,5 meter itu juga berpeluang terjadi di perairan Enggano, kata analisis BMKG Stasiun Meteorologi Fatmawati Soekarno di Bengkulu Rosyiadah, Rabu (22/8).
Dia menjelaskan, angin di perairan barat Bengkulu berembus dari arah timur hingga tenggara, dengan kecepatan antara 10-23 knot. Sedangkan gelombang laut di perairan Bengkulu mencapai tiga meter, dan angin di wilayah ini bertiup dari arah timur hingga selatan dengan kecepatan antara 5-20 knot. 
Angin di perairan Enggano berpeluang berembus dari arah timur hingga tenggara, dengan kecepatan antara 8-22 knot, dan di wilayah itu berpeluang terjadi hujan ringan.
Berdasarkan citra satelit cuaca terlihat daerah liputan awan dan hujan berada di wilayah Aceh, wilayah Sumatera Utara, Nias, bagian barat Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Samudra Hindia barat Aceh hingga barat Mentawai.
Angin di wilayah Bengkulu pada umumnya bertiup dari arah timur hingga selatan, dengan kecepatan 8-32 km/jam atau 5-20 knot.
Prakiraan cuaca di wilayah Bengkulu sebagian besar cerah berawan, terutama di wilayah Kota Bengkulu dan Kabupaten Kepahiang, dengan suhu udara berkisar 18-30 derajat Celcius dan kelembaban antara 64-97 persen.
Sedangkan beberapa daerah berpelaung hujan ringan, antara lain di Kabupaten Mukomuko dan Bengkulu Utara, dengan suhu udara antara 23-31 derajat Celcius dan kelembaban antara 62-96 persen, kata dia pula. (ANT/BUDI) 


Sektor Perikanan Jenis Tuna dan Nila dalam Kondisi Baik
Tribun Manado - Sabtu, 25 Agustus 2012 18:35 WITA
Laporan Wartawan Tribun Manado Christian Wayongkere

TRIBUNMANAD.CO.ID, BITUNG
 - Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Bitung Hengky Wowor, mengatakan untuk harga jual ikan jenis Tuna saati ini sangat tinggi.
"Setiap kapal dengan kapasitas mesin 5 GT ketika kembali membawa ikan diatas 10 ekor per perahu yang harga jualnya Rp 60 ribu hingga Rp 70 ribu per kilogram untuk kualitas A," terang  Wowor. 
Menurut adik kandung Alex Wowor yang menjabat kepala Kapet Manado Bitung ini, dengan harga seperti itu banyak pengusaha ikan Tuna di Bitung bergairah untuk mengembangkan bisnis tersebut. "Dari data yang ada untuk nelayan ikan tuna di Kota Bitung mencapai 2.000 orang," tambahnya.
Lanjut dia, untuk ikan jenis Tuna dari kota Bitung sebagian besar diekspor ke negara-negara di Asia. "Seperti ke Filipina, Jepang dan negara lainnya," kata dia. Sementara itu jenis ikan yang mengalami kenaikan produksi adalahj ikan Nila, dimana nilai produksinya 97 ton pada tahun 2011.
"Dengan harga sekitar Rp 18 ribu, tergantung harga pasar. Kalau dibeli secara borongan akan mencapai Rp 20 ribu perkilo," ujarnya. Untuk masa panennya sendiri setiap tiga bulan sekali, tergantung bibit yang diberikan oleh para peternak ikan Nila.
"Kami berupaya bibit yang kualitasnya baik, agar bisa membibitkan sendiri, sehingga hasilnya baik dari pada membangun unit perbenihan," jelasnya. Dia menilai untuk mengembangkan sektor ikan Nila sendiri memmerlukan anggaran yang sangat besar. "Belum lagi cari lahan dan pembangunannya. Cari bibit unggul susah, makanya kami berupaya belajar membibitkan sendiri," terangnya.
Di kota Bitung sendiri untuk wilayah yang memiliki potensi pengembangan ikan Nila tersebar di Kecamatan Matuari dan Ranowulu. "Yakni di Kelurahan Kumersot, Karondoran, Apela, Sagerat, Tendeki dan Danowudu. Dengan besar lahan secara keselurahan sekitar 41 hektar dengan 30 kelompok," tandasnya.






TEMPO.CO - Bisnis
SENIN, 27 AGUSTUS 2012 | 12:37 WIB

Konsumsi Ikan RI Lebih Rendah Ketimbang Malaysia

foto

Tempat Pelelangan Ikan. ANTARA/Agus Bebeng

TEMPO.CO, Jakarta - Meskipun dikenal sebagai negara kepulauan dengan potensi kelautan yang besar, ternyata konsumsi ikan masyarakat Indonesia jauh lebih rendah ketimbang negara tetangga. Catatan Kementerian Kelautan dan Perikanan menunjukkan sepanjang 2011 konsumsi ikan Indonesia hanya sebanyak 31,5 kilogram per kapita, jauh di bawah Malaysia dan Singapura yang mencapai 55,4 kilogram dan 37,5 kilogram per kapita. 
"Padahal, produksi ikan nasional mampu mencukupi kebutuhan," kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Sutardjo, seusai halalbihalal di kantornya, Senin, 27 Agustus 2012.
Dari data yang dihimpun Kementerian Kelautan, konsumsi ikan terendah berada di Pulau Jawa. Adapun masyarakat di kawasan timur Indonesia, di antaranya Provinsi Gorontalo dan Sulawesi Selatan, menjadi konsumen ikan terbanyak dengan rata-rata konsumsi per kapita sebesar 45 kilogram.
Salah satu penyebab rendahnya tingkat konsumsi ikan nasional ialah mitos yang menyatakan hewan laut itu bisa menyebabkan cacingan. Untuk menepis anggapan itu, pada 2011 Kementerian Perikanan mengampanyekan Gerakan Makan Ikan. Kampanye itu ditujukan untuk menggenjot konsumsi ikan di atas standar pola pangan harapan, yakni sebanyak 31,4 kilogram per kapita per tahun.
Sharif mengatakan tahun ini konsumsi ikan masyarakat diharapkan mencapai minimal 33 kilogram per kapita per tahun. Diharapkan pada tahun 2014 peningkatan konsumsi rata-rata nasional mencapai 38 kilogram per kapita. Kenaikan tersebut diharapkan bisa menggenjot serapan produk bahari nasional secara bertahap.

MARIA YUNIAR

 

Mon, 27 Aug 2012 06:28:58 GMT | By MULA-ANTARA

plasa MSN                                                    http://sin.stb.s-msn.com/i/BC/F2D5E051AD5CC638B2DC8465C96EC.gif

http://plasa.msn.com/

 

Mon, 27 Aug 2012 06:28:58 GMT | By MULA-ANTARA

Menteri Kelautan: Peningkatan PDB Perikanan Melebihi Pertanian

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengatakan, peningkatan produksi domestik bruto (PDB) sektor kelautan dan perikanan hingga pertengahan 2012 lebih tinggi dibanding PDB sektor pertanian.
Menteri Kelautan: Peningkatan PDB Perikanan Melebihi Pertanian
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengatakan, peningkatan produksi domestik bruto (PDB) sektor kelautan dan perikanan hingga pertengahan 2012 lebih tinggi dibanding PDB sektor pertanian.

"Sampai bulan Juli 2012, peningkatan PDB sektor kelautan dan perikanan jauh lebih tinggi daripada PDB sektor pertanian," kata Sharif Cicip Sutardjo ketika ditemui setelah acara halalbihalal di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Senin.

Menurut dia, peningkatan PDB sektor kelautan dan perikanan pada periode hingga Juli 2012 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya mencapai sekitar 6,75 persen sedangkan peningkatan PDB sektor pertanian pada periode yang sama hanya sebesar 3,42 persen.

Ia juga mengemukakan, jumlah ekspor sektor kelautan dan perikanan hingga pada periode Januari-April 2012 adalah 25 persen lebih tinggi daripada periode yang sama pada Januari-April 2011.

Karenanya, Menteri Kelautan dan Perikanan juga optimistis bahwa target ekspor di sektor kelautan dan perikanan pada tahun 2012 ini dapat tercapai bahkan kemungkinan dapat melebihi.

Sebelumnya, KKP menargetkan jumlah PDB di sektor kelautan dan perikanan pada tahun 2014 dapat mencapai Rp65,84 triliun melalui strategi industrialisasi perikanan.
"Pada 2014, sektor kelautan dan perikanan, khususnya perikanan mematok PDB sebesar Rp65,84 triliun atau mengalami peningkatan sekitar 6,75 persen dari PDB perikanan pada 2010 yang besarnya Rp50,70 triliun," kata Sharif.

Untuk itu, menurut dia, KKP terus berkonsentrasi untuk menggenjot produksi dan pendapatan nelayan termasuk mengembangkan wirausaha mandiri lewat strategi industrialisasi kelautan dan perikanan.

Menteri Kelautan dan Perikanan mengemukakan, melalui strategi industrialisasi kelautan dan perikanan maka nelayan, pembudidaya ikan, serta pengolah dan pemasar hasil perikanan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, nilai tambah sekaligus meningkatkan daya saing yang berbasiskan pada iptek.

Sharif mengatakan, setidaknya terdapat tiga unsur utama dalam upaya pemanfaatan potensi kelautan dan perikanan, yaitu unsur nelayan, unsur alam raya lingkungan laut, dan unsur hubungan antara nelayan dan lingkungan laut tersebut.
"Ketiga unsur yang saling terkait tersebut harus sinergis dan tercermin dalam program KKP untuk mewujudkan blue economy," katanya.(rr)

Ekspor Ikan Kerapu dari Bali Menurun

http://medialiputanindonesia.com/

http://www.medialiputanindonesia.com/images/berita-foto-agustus/kerapu-an.jpg
Ekspor ikan kerapu dari Bali pada semester I 2012 mencapai US$4,98 juta. (FOTO: ANTARA/LINDO)
DENPASAR, LINDO - Ekspor ikan kerapu dari Bali pada semester I 2012 mencapai US$4,98 juta. Capaian itu menurun dibandingkan semester I 2011 yang mencapai US$5,32 juta.
"Dari segi volume pengiriman mata dagangan tersebut merosot 30,83% dari 1.043,6 ton pada semester I-2011 menjadi 721,8 ton pada semester I 2011,' kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat Pemerintah Provinsi Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Senin (27/8).
Ia mengatakan, mata dagangan serupa selama 2012 menghasilkan US$10,52 juta atau menurun 9,56% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat US$11,33 juta.
Ikan kerapu merupakan salah satu di antara 11 jenis mata dagangan hasil perikanan dan kelautan yang menembus pasaran Jepang, Amerika Serikat, Eropa, dan Australia.
Bali mengirim ikan kerapu ke pasaran luar negeri dalam bentuk ikan segar, ikan beku, dan bibit.
Ketut Teneng menjelaskan, ikan kerapu memberikan kontribusi sebesar 2,05% dari total ekspor Bali sebesar US$242,96 juta. (ANT/RITA) 



 

 

 

Republika Online


Cairan Yang Mencemari Pantai Samas Diduga dari Tumpahan Kapal


Selasa, 28 Agustus 2012, 19:57 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL--Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyimpulkan bahwa cairan minyak yang diduga aspal yang mencemari Pantai Samas bukan sebagai bencana atau kejadian luar biasa.

"Berdasarkan rapat koordinasi kami dengan tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Selasa ini dihasilkan beberapa kesimpulan diantaranya peristiwa ini bukan sebagai suatu bencana," kata Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bantul, Imam Subadiarsa di Bantul, Selasa.

Menurut dia, pantai Samas sejak Minggu (26/8) sore dilaporkan telah tercemar cairan kental berwarna hitam yang mengumpal yang mirip aspal, gumpalan-gumpalan hitam tersebut terlihat di sepanjang pinggir pantai karena terbawa arus gelombang.

Ia menyebutkan, sesuai dengan Undang Undang Bencana Nomor 24 Tahun 2010, bahwa dikategorikan bencana bila itu berdampak langsung pada kerugian masyarakat dalam hal ini nelayan, namun karena tidak maka belum bisa dikategorikan sebagai bencana.

"Dari cek petugas dilapangan juga tidak ditemukan adanya ikan yang mati, dan berdasarkan pertimbangan bukan sebagai bencana itu maka kompensasi kepada nelayan tidak bisa diberikan karena tidak ada dasar hukumnya," katanya.

Ia mengaku, sejak terjadinya pencemaran di perairan Pantai Samas yang diduga berasal dari tumpahan kapal tongkang atau kapal tangker itu pihaknya mendapat laporan tidak resmi dari nelayan Samas bahwa tangkapan ikan menurun.

"Tim DKP DIY juga sudah mengambil sampel zat atau cairan yang diduga aspal itu untuk melakukan uji laboratorium guna meneliti kandungan yang terdapat di dalam cairan itu. Jadi untuk sementara ini tidak ada ganti rugi," katanya.

Apalagi kata dia, dari pelabuhan Cilacap telah menginformasikan tidak ada kapal tangker yang lewat pada waktu kejadian atau sebelum terlihatnya cairan kental yang berserakan di sepanjang pantai Samas.

Ia mengatakan, sambil menunggu hasil uji lab dari DKP DIY tersebut pihaknya juga terus berkoordinasi dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bantul, sebagai instansi yang berwenang mengendalikan dugaan pencemaran itu.

"Kalaupun nanti dibentuk tim pengawasan dan pengendalian (wasdal) itu juga wewenang dari BLH, dan kita hanya sebagai anggota tim. Untuk saat ini kami simpulkan bukan sebagai bencana, berbeda kalau ada ikan milik nelayan yang mati akibat ini, namun ini tidak terjadi," katanya.

Redaktur: Taufik Rachman
Sumber: antara

YOU ARE HERE:HOME HEADLINE UNGKAP RASA SYUKUR NELAYAN GELAR SEDEKAH LAUT

 

Ungkap Rasa Syukur Nelayan Gelar Sedekah Laut

 

 

on August 29, 2012 in Headline, Pantura, Tuban | 1 Comment
http://jurnalberita.com/wp-content/uploads/2012/08/Warga-bersiap-ketengah-laut.jpg
warga membawa sesaji yang siap dilarung ke tengah laut. (jbc18)
TUBAN (jurnalberita.com) Warga Kelurahan Karangsari, Kecamatan Kota, Kabupaten Tuban, menggelar sedekah laut dengan melarung sesaji, Rabu (29/8/12). Hal ini merupakan ungkapan rasa syukur nelayan kepada Tuhan atas hasil tangkapan ikan yang mereka peroleh selama setahun terakhir.
Ritual larung sesaji diawali dengan arak-arakan kesenian tradisional diiringi para warga yang membawa sesaji berupa nasi tumpeng, lauk pauk, serta kepala sapi, yang diarak keliling kampung hingga kawasan pantai.
Ada yang berbeda dalam ritual sedekah laut tahun ini. Jika sebelumnya hanya menampilkan adat dan tradisi Jawa, juga menampilkan kesenian etnis Tionghoa, seperti barongsai yang turut meramaikan suasana upacara tahunan ini.
Setelah didoakan oleh sesepuh adat setempat, makanan yang dibawa warga disantap bersama-sama. Sedangkan sesaji dan persembahan lain langsung dilarung ke tengah laut. Menurut Abdul Mu’in, salah satu pemangku adat setempat, tujuan ritual sedekah laut merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil tangkapan ikan yang diperoleh oleh kaum nelayan.
Selain itu, sedekah laut juga merupakan even tradisi masyarakat nelayan untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar tangkapan ikan pada musim panen akan melimpah dan para nelayan diberi keselamatan saat melaut dan mencari ikan. (jbc18/jbc2)




SP Logo
http://www.suarapembaruan.com/
Pengadaan 8 Unit Kapal Bantuan untuk Nelayan Tidak Sesuai Spesifikasi
Rabu, 29 Agustus 2012 | 6:25
Ilustrasi kapal nelayan. [Google]
Ilustrasi kapal nelayan. [Google]

[SERANG]  Pengadaan 8 unit kapal bantuan untuk nelayan di Banten, yang dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Banten, diduga tidak sesuai spesifikasi yang tercantum dalam dokumen kontrak.  
Hal itu diketahui setelah  Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten menerjunkan tim ahli dari Departmen Perhubungan untuk memeriksa spesifikasi dan kelaikan Kapal Inkamina, bantuan dari DKP  Provinsi Banten untuk kelompok nelayan di Pelabuhan Karangantu,  Kecamatan Kasemen, Kota Serang. 
Pemeriksaan kapal bantuan untuk nelayan ini dilakukan, sebagai tahapan penyelidikan kasus bantuan 8 unit kapal di DKP Provinsi Banten senilai  Rp10,4 miliar pada APBD Banten 2011 lalu.
Tim dari Departemen Perhubungan yang diwakili Seksi Keselamatan dan Kelaikan Kapal Kantor Administrasi Pelabuhan (Adpel) Kelas I Banten, melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah spesifikasi kapal, mulai dari mesin hingga fasilitas lainnya, serta surat-surat perizinan berlayar kapal. 
Dari hasil pemeriksaan, ditemukan  sejumlah fasilitas kapal yang tidak sesuai dengan dokumen kontrak yang dibuat antara DKP  Banten dan pihak pengusaha, selaku penyedia barang. Dalam pemeriksaan itu ditemukan banyak sarana yang dibuat oleh nelayan, untuk memenuhi standarisasi kapal  30 gross tone (GT). 
“Kalau secara keseluruhan kapal ini laik jalan.  Hal itu  dibuktikan dengan pengakuan nelayan yang sudah melakukan uji coba kapal. Terkait  surat izin berlayar dari Adpel dan Departemen Perhubungan sudah lengkap,” ujar Hardi Sugianto,  tim ahli dari Kantor Adpel Kelas I Banten, saat melakukan pemeriksaan Kapal Inkamina di Pelabuhan Karangantu, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Selasa (28/8). 
Hardi mengatakan, dirinya hanya diminta melakukan pemeriksaan terhadap kelaikan kapal untuk digunakan melaut oleh nelayan, serta memeriksa kelengkapan fasilitas dan jenisnya. Bukan pada perbandingan harga dan kondisi barang pada kapal tersebut. 
“Memang ada beberapa barang yang tidak sesuai dengan rekomendasi kami (Adpel), serta ada barang yang seharusnya terdapat dalam kapal tersebut, tapi tidak kami temukan,” ungkapnya. 
Dikatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan oleh tim Kejati dan tim ahli dari Adpel Kelas I Banten, banyak alat yang ditemukan tidak digunakan oleh para nelayan, karena peralatan tersebut tidak sesuai dengan kondisi kapal dengan kapasitas 30 GT. Salah satu peralatan yang dibuat sendiri oleh para nelayan yakni alat  penyeimbang kapal saat menjaring ikan di laut. 
Para nelayan  terpaksa mengadakan sendiri peralatan tersebut, karena kapal tersebut sebelumnya tidak dilengkapi alat tersebut. “Faktanya memang pada saat kami  menerima kapal bantuan tersebut kondisi  seperti itu. Kami tidak mau menutup fakta yang kami alami,” ujar Endang. 
Sekretrais Kelompok Nelayan saat mendampingi tim ahli memeriksa kapal. Menurut Endang, kapal tersebut juga belum bisa digunakan untuk mencari ikan, karena ada beberapa peralatan yang belum selesai disiapkan, seperti tambang dan peralatan jaring. 
Sementara itu Asintel Kejati Banten Dicky R Rahadjo, saat dihubungi terpisah menyatakan, belum bisa menyimpulkan hasil pemeriksaan tim. Karena masih membutuhkan waktu untuk melakukan analisa, dari hasil pemeriksaan tersebut. 
“Kami masih harus memeriksa, Kami juga belum dapat laporan dari tim Adpel terkait hasil pemeriksaan tersebut,” ujarnya. 
Dicky juga menjelaskan, hasil pemeriksaan tim ahli sebagai upaya mencari data dan bukti dugaan korupsi dalam pengadaan kapal tersebut. 
“Jika nanti dari hasil pemeriksaan Adpel dirasa belum cukup, maka kami  akan melakukan pemeriksaan terhadap  kapal bantuan yang sama yang ada di lokasi berbeda. Kami  tunggu hasil pemeriksaan kapal bantuan untuk kelompok nelayan di Pelabuhan Karangantu.  Kalau nanti kami membutuhkan fakta dan bukti yang lebih banyak dan lengkap, kemungkinan 7 kapal bantuan yang lain akan diperiksa juga oleh tim ahli dari Kantor Adpel Banten,” jelasnya. [149]  

SP Logo
http://www.suarapembaruan.com/

Ikan Dengan Penis di Kepala

Rabu, 29 Agustus 2012 | 8:04
Ikan dari keluarga Phallostethidae rata-rata mempunyai alat kelamin di leher. [BBC]
Ikan dari keluarga Phallostethidae rata-rata mempunyai alat kelamin di leher. [BBC]

[HANOI] Satu jenis ikan yang dianggap aneh, dengan penis terletak di bagian kepala, ditemukan di Vietnam, demikian menurut sebuah artikel yang diterbitkan di jurnal biologi Zootaxa. 
Para ilmuwan masih belum mengerti rangkaian evolusi yang menyebabkan posisi penis ikan tersebut berada di wilayah yang dianggap tidak umum itu. Ikan yang diberi nama latin
 Phallostethus Cuulongwas ditangkap dalam sebuah ekspedisi penelitian di delta Sungai Mekong di Vietnam. 

Ikan ini dikelompokkan sebagai anggota ke 22 keluarga ikan jenis
 Phallostethidae, sekelompok ikan kecil yang memiliki ciri organ vital yang berada di bawah leher mereka. Phallostethidae berbeda dengan rata-rata jenis ikan lain yang melakukan pembuahan di dalam tubuh mereka. 

Lynne Parenti, kurator perikanan dari National Museum of Natural History di Washington DC membenarkan bahwa cara pembuahan ikan dalam keluarga Phallostethidae memang berbeda.
 

''Yang jantan menyemprotkan sperma dengan cara memasukkan penisnya ke alat kelamin ikan betina, yang sama-sama terletak di wilayah kepala,'' kata Parenti kepada National Geographic News.
 

Menyusul pembuahan internal tersebut, ikan betina dari spesies ini kemudian menghasilkan telur yang kemudian dikeluarkan dari tubuh dan ditetaskan di luar. [BBC/L-8]




Proyek TPI Rp 10 Milyar Tertahan Di Provinsi

Penulis : Kontributor Kolaka, Suparman Sultan | Jumat, 31 Agustus 2012 | 09:29 WIB

http://assets.kompas.com/data/photo/2012/08/28/1131356620X310.jpg
KOMPAS/PRIYOMBODO
Calon pembeli mengikuti pelelangan ikan di Tempat Pelelangan Ikan Muara Angke, Jakarta, Senin (27/8/2012). Di tengah melemahnya pasar dunia, ekspor hasil perikanan Indonesia justru mengalami peningkatan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik selama periode Januari-Mei 2012 ekspor hasil perikanan Indonesia naik 18,18 persen sebesar 1,58 miliar dollar AS jika dibanding periode yang sama 2011 sebesar 1,33 miliar dollar AS.

KOLAKA, KOMPAS.com - Angan-angan para nelayan di Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk menikmati tempat pelelangan ikan (TPI) yang lebih layak dan higienis harus tertunda.
Pasalnya dana bantuan sebesar Rp 10 milyar dari Dirjen Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan tertahan di Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulawesi Tenggara.
Seharusnya saat ini program andalan di Kolaka tersebut sudah dilaksanakan. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan, Kolaka, Safrudin mengatakan, dana proyek pembangunan tersebut tahun 2012 yang akan dibangun di Kelurahan Mangolo saat ini masih tertunda karena tertahan di pemerintah Provinsi Sultra.
"Dana proyek ini sebenarnya sudah turun dari Pemerintah pusat, tapi hingga saat ini pembangunannya belum terlaksana karena tersendat di Provinsi, hingga saat ini belum ada kejelasan kapan dana tersebut diberikan pada dinas terkait di Kolaka," ungkapnya, Jumat (30/8/2012).
Menurut dia, pembangunan TPI itu seharusnya selesai tahun ini, namun hingga kini dari Pemerintah Provinsi Sultra melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi belum ada kejelasan mengenai rencana realisasi program tersebut.
Syafrudin menjelaskan, selama ini pihaknya telah berkomunikasi, bahkan sampai dengan menyurat ke pemerintah Provinsi Sultra, namun tanggapan atas surat tersebut belum ada hingga saat ini.
"Kalaupun saat ini juga surat kami mendapatkan tanggapan dari pihak provinsi, sebenarnya tidak tepat lagi karena proyek itu tidak akan bisa diselesaikan tahun ini karena sudah masuk akhir bulan Agustus," tegasnya.
Sementara itu salah satu nelayan tradisional bernama Ippang menyatakan harapannya TPI baru itu segera direalisasikan. "Kalau cepat selesai kan kita bisa lebih senang lagi. Harapan kita bisa lah seharusnya cepat selesai. Kalau begini kita nelayan yang rasakan dampaknya," tutupnya.
Editor :  Kistyarini.

Republika Online

www.republika.co.id/berita/


Keren, Peneliti Indonesia Kembangkan Peta Ikan

Jumat, 31 Agustus 2012, 23:58 WIB
www.brol.kkp.go.id

Keren, Peneliti Indonesia Kembangkan Peta Ikan
Peta perkiraan ikan di perairan Indonesia.
Berita Terkait
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Para peneliti di Indonesia terus mengembangkan teknologi yang memudahkan nelayan. Salah satu upaya yakni pembuatan peta perkiraan daerah penangkapan ikan (PPDPI) yang dipublikasikan setiap hari.
"Peta perkiraan ini menggunakan pendekatan remote sensing yakni memanfaatkan data satelit penginderaan jauh," kata Dr Agus Setiawan, Kepala Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) Badan Litbang Kelautan dan Perikanan.

Lebih lanjut Agus menjelaskan bahwa penelitian peta perkiraan daerah penangkapan ikan disusun sejak 2005 berdasarkan tiga indikasi yaitu suhu permukaan air laut, ketersediaan klorofil A atau pitoplankton, dan altimetri atau tinggi muka laut.
"Peta ini utamanya memperkirakan keberadaan ikan-ikan pelagis seperti tuna sirip kuning, cakalang, dan lemuru," kata pria yang pernah berkarir di BPPT itu.
Peta perkiraan posisi ikan pelagis dibagi menjadi tiga kelas, yaitu peta nasional, peta untuk pelabuhan, dan peta untuk wilayah khusus.
Peta nasional dirilis tiga kali seminggu, tiap hari Senin, Rabu, dan Jumat. Sementara peta untuk pelabuhan disebarkan ke 11 pelabuhan di Indonesia setiap hari. Demikian pula peta untuk wilayah khusus yaitu Selat Bali, Laut Sawu, dan Kutai Kartanegara.
"Bagi nelayan yang tidak memiliki teknologi sonar dan sensor ikan di perahunya, mereka bisa meminta informasi kepada kami," kata Bambang Sukresno, salah seorang peneliti penyusun PPDPI.
Selain ditampilkan dalam website BPOL, PPDPI juga didistribusikan melalui e-mail dan fasilitas Interactive Voice Respond (IVR).
Untuk bisa mendapatkan PPDPI secara rutin melalui e-mail, para calon pengguna harus mengirimkan permintaan ke ppdpi_brok@yahoo.com.
Sementara itu, untuk mendapatkan PPDPI melalui fasilitas Interactive Voice Respond (IVR), para pengguna dapat menerima PPDPI secara otomatis melalui mesin faksimili dengan cara menelepon ke nomor 0365-44271.
Diseminasi informasi peta keberadaan ikan jenis pelagis ini juga mengandalkan kerjasama dengan pemerintah daerah setempat, kata Bambang. "Kami telah melakukan sosialisasi dan kerjasama dengan beberapa pemerintah daerah, Indramayu salah satunya," ujar Bambang menjelaskan.
Pemda Indramayu, menurut Bambang, melaksanakan program Informasi Daerah Penangkapan Ikan (IDPI), sehingga nelayan bisa melihat informasi titik koordinat yang potensial banyak ikan ketika mereka berada di tempat pendaratan ikan (TPI).
BPOL yang terletak di Jembrana, Bali, adalah salah satu wadah pelaksanaan kegiatan-kegiatan  Southeast Asia Center for Ocean Research and Monitoring (SEACORM).

Redaktur: Ajeng Ritzki Pitakasari
Sumber: Antara

No comments:

Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...