2.1. KEADAAN SUMBERDAYA ALAM
Kabupaten Kotawaringin Barat
memiliki luas 10.795 km2 . Secara geografis terletak pada koordinat
1o19’ - 3o36’ Lintang Selatan dan 110o25’ -
112o50’ Bujur Timr. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten
Kotawaringin Barat adalah :
·
Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Seruyan.
·
Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Sukamara.
·
Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Lamandau.
·
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Laut Jawa.
Topografi Kabupaten
Kotawaringin Barat digolongkan menjadi 4 bagian dengan ketinggian antara 0 –
500 m dpl. Dan kemiringan antara 0 – 40 %, terdiri dari dataran, daerah datar
berombak, daerah berombak berbukit dan daerah berbukit yang terdiri dari :
·
Sebelah utara adalah daerah
berbukit dengan jenis tanah latosol yang tahan terhadap erosi.
·
Bagian tengah terdiri
dari tanah potsolik merah kuning yang cukup tahan terhadap erosi.
·
Bagian selatan terdiri
dari danau dan rawa-rawa dengan jenis tanah alufial/organosal dan banyak
mengandung air.
Terdapat 3 sungai yang
melintasi Kabupaten Kotawaringin Barat, yaitu Sungai Arut, Sungai Lamandau dan
Sungai Kumai dengan kedalaman rata-rata 5 meter dan lebar rata-rata 100 – 300
meter.
Aksesbilitas menuju
Kabupaten Kotawaringin Barat dari ibu kota provinsi (Palangkaraya) menggunakan
moda darat ditempuh selama 12 – 14 jam, dan dari ibu kota negara (Jakarta)
menggunakan moda udara ditempuh selama 60 menit. Selanjutnya dari ibu kota
Kabupaten Kotawaringin Barat menuju ibu kota kecamatan terjauh (Kecamatan
Kotawaringin Lama) menggunakan moda sungai/darat dengan waktu tempuh selama 2 –
4 jam. Terdapat 2 desa di Kecamatan Kumai, yakni Desa Teluk Pulai dan Desa
Sungai Cabang yang hanya dapat ditempuh dengan menggunakan moda air (Speed Boad
/ Kapal Nelayan) dengan waktu tempuh selama kurang lebih 2 – 5 jam.
Kabupaten Kotawaringin
Barat memiliki garis pantai sepanjang 156 km, yakni di wilayah Kecamatan Kumai
114 km dan 12 km di wilayah Kecamatan Arut Selatan.
Secara ekologi, wilayah
pesisisr di Kabupaten Kotawaringin Barat terdapat di 4 kecamatan, yakni
Kecamatan Kumai, Kecamatan Arut Selatan, Kecamatan Pangkalan Lada dan Kecamatan
Pangkalan Banteng. Dari 4 Kecamatan tersebut terdapat 18 Desa/Kelrahan yang berada di wilayah pesisisr. Wilayah pesisir
ini didasari pada daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang
dipengaruhi oleh perubahan di darat dan di laut, atau tidak memiliki garis
pantai tetapi sebagian wilayahnya berada di pinggir sungai yang masih
terpengaruh oleh ekosistem laut, baik ikannya maupun tumbuhannya. Misalnya
tumbuhan mangrove tumbuh dipinggiran Sungai Kumai mulai dari hilir sampai hulu.
Disamping itu kadar garam hingga di hulu Sungai Kumai juga masih cukup tinggi sehingga tidak dapat
dikonsumsi. Dengan demikian wilayah tersebut digolongkan dalam wilayah
pesisisr.
Perairan Kabupaten
Kotawaringin Barat memiliki potensi sumberdaya ikan yang besar. Berdasarkan
data hasil tangkapan ikan dari tahun 2007 hingga tahun 2011 terus mengalami
peningkatan, hal tersebut menggambarkan masih melimpahnya stok ikan di
Kabupaten Kotawaringin Barat, terutama pada perairan laut. Namun disisi lain,
semakin menurunnya kualitas perairan umum dan pola pemanfaatan sumberdaya
perikanan yang tidak seimbang antara aspek pemanfaatan dan aspek perlindungan
akan menjadi suatu ancaman bagi kelestarian sumberdaya perikanan.
Tabel 1. Wilayah Administrasi Kabupaten Kotawaringin
Barat
No
|
Kecamatan
|
Ibukota
Kecamatan
|
Luas
(km
2)
|
Jumlah
Kelurahan
|
Jumlah
Desa
|
1.
|
Kotawaringin
Lama
|
Kotawaringin
Hilir
|
1.218
|
2
|
15
|
2.
|
Arut Selatan
|
Madurejo
|
2.400
|
7
|
11
|
3.
|
Kumai
|
Candi
|
2.921
|
3
|
16
|
4.
|
Arut Utara
|
Pangkut
|
2.685
|
1
|
9
|
5.
|
Pangkalan Lada
|
Pandu Senjaya
|
229
|
-
|
11
|
6.
|
Pangkalan Banteng
|
Karang Mulya
|
1.306
|
-
|
14
|
Jumlah
|
10.759
|
13
|
76
|
Sumber : Badan Pusat
Statistik 2011
Upaya perlindungan dan
pengelolaan perairan umum yang telah dilakukan pemerintah dan masyarakat diantaranya
adalah melakukan pengaturan penangkapan,
pencadangan dan penetapan areal konservasi.
Upaya kegiatan untuk
penyadaran masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya secara lestari dan
restocking yang didukung oleh semua pihak maka diharapkan aspek pemanfaatan dan
aspek perlindungan akan seimbang dan pada gilirannya sumberdaya perikanan akan
tetap lestari.
2.1.1. Potensi
dan Perkembangan Usaha Perikanan di Kabupaten Kotawaringin Barat
2.1.1.1. Perikanan Budidaya
Rumah Tangga
Perikanan (RTP) budidaya di Kabupaten Kotawaringin Barat sebanyak 966 orang
pada tahun 2011 terdiri dari usaha tambak rakyat sebanyak 216 RTP, usaha budidaya
ikan di kolam sebanyak 418 RTP, usaha budidaya karamba sebanyak 282 RTP, usaha budidaya
rumput laut sebanyak 40 RTP dan usaha budidaya teripang sebanyak 15 RTP.
Sedangkan tren
produksi perikanan budidaya di Kabupaten Kotawaringin Barat dapat dilihat pada
Tabel 2 sebagai berikut :
Tabel 2. Data Produksi Perikanan Budidaya Kabupaten Kotawaringin Barat
No
|
Jenis
Budidaya
|
Produksi
(Ton)
|
||||
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
||
1.
|
Budidaya
tambak
|
555,87
|
390,52
|
396,12
|
560,00
|
629,110
|
2.
|
Budidaya
kolam
|
16,36
|
21,00
|
45,58
|
286,00
|
488,692
|
3.
|
Budidaya
keramba
|
271,51
|
349,32
|
422,72
|
554,00
|
628,080
|
4.
|
Budidaya
laut
|
36,00
|
25,00
|
30,00
|
600,00
|
188.750
|
Total
|
879,74
|
785,84
|
894,42
|
2.000,00
|
1.394.632
|
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Kotawaringin Barat Tahun 2011
a. Budidaya Perikanan Laut
Pengembangan budidaya perikanan laut terdapat
di wilayah Kecamatan Kumai. Budidaya perikanan laut yang telah dikembangkan
meliputi budidaya teripang dan rumput laut. Kegiatan budidaya teripang dan
rumput laut dikembangkan di desa Sungai Bakau dan Teluk Bogam.
Usaha budidaya teripang memiliki potensi 34
Ha, namun baru dimanfaatkan sebesar 4 Ha yang dikelola sebanyak 25 RTP di Desa
Sungai Bakau.
Usaha budidaya rumput laut dikelola oleh 55
RTP dengan luas lahan 25 Ha terdiri dari 225 unit dengan hasil produksi sebesar
400 ton.
Produksi dan produktifitas rumput laut di
Kabupaten Kotawaringin Barat sangat dipengaruhi oleh musim, pada musim
gelombang dan curah hujan yang tinggi adalah merupakan permasalahan terbesar
dalam produksi rumput laut.
b.
Budidaya Perikanan Air Payau
Pengembangan budidaya perikanan air payau
terdapat di wilayah Kecamatan Kumai dan Kecamatan Arut Selatan. Budidaya
perikanan air payau yang telah dikembangkan meliputi tambak udang windu,
bandeng, dan kepiting soka. Kegiatan budidaya udang windu dan bandeng terdapat
di Desa Sungai Bakau, Desa Sungai Cabang dan Desa Tanjung Putri sedangkan
budidaya kepiting soka baru dikembangkan di Desa Sungai Bakau.
Usaha budidaya tambak di Kabupaten
Kotawaringin Barat memiliki potensi sebesar 35.200 Ha. Namun dari potensi
tersebut baru terbuka untuk tambak seluas 766,00 Ha dan dari semua tambak yang
terbuka yang aktif operasional 681 Ha atau 400 unit di Kecamatan Kumai dan 85
Ha atau 51 unit di Kecamatan Arut Selatan.
c. Budidaya Perikanan Air Tawar
(1). Budidaya Kolam
Untuk budidaya kolam di
Kabupaten Kotawaringin Barat, kegiatannya menyebar di 6 kecamatan. Dikelola
oleh 428 RTP dengan total luas 130,8 Ha atau 625 unit dengan hasil produksi
sebesar 176,45 ton. Potensi usaha budidaya kolam di Kabupaten Kotawaringin Barat
seluas 5.000 Ha yang tersebar di 6 Kecamatan.
(2). Budidaya Keramba
Usaha budidaya
ikan di karamba pada perairan umum memiliki potensi seluas 6.000 Ha, namun baru
dimanfaatkan sebanyak 46,19 Ha atau
1.010 unit yang dikelola oleh 282 RTP dengan hasil produksi sebesar 583,16 ton,
tersebar di 3 kecamatan, yaitu di Kecamatan Arut Selatan 40,99 Ha, Kecamatan Kotawaringin
Lama 3,2 Ha dan Kecamatan Arut Utara 1,50 Ha.
Dinas Kelautan dan Perikanan bersama
Penyuluh Perikanan memberikan penyuluhan dan sosialisasi Program Pengembangan
Usaha Mina Pedesaan (PUMP).
Usaha budidaya ikan di
kolam dan karamba jaring apung mengalami peningkatan produksi yang sangat
signifikan seperti tergambar pada Tabel 2 di atas.
2.1.1.2. Perikanan
Tangkap
Secara fisik Kabupaten Kotawaringin Barat
merupakan kantong ikan bagi Provinsi Kalimantan Tengah, khususnya ikan dari
hasil tangkapan di perairan laut maupun perairan umum. Kenyataan ini merupakan
suatu peluang bagi masyarakat perikanan di Kabupaten Kotawaringin Barat untuk
memanfaatkan sumberdaya tersebut seoptimal mungkin. Disamping itu dalam rangka
penganekaragaman usaha, usaha pengolahannya pun memiliki peranan yang sangat
strategis dalam meningkatkan nilai tambah dari produk perikanan hasil tangkapan.
Rumah Tangga Perikanan (RTP) usaha penangkapan
ikan di laut sebanyak 1.305 RTP atau 4.320 orang pada Tahun 2011, sedangkan
usaha penangkapan ikan di perairan umum sebanyak 1.303 RTP terdiri dari
penangkapan di sungai 625 RTP, penangkapan di danau sebesar 433 RTP dan
penangkapan ikan di rawa sebesar 245 RTP.
Produksi penangkapan ikan di perairan laut
pada Tahun 2011 sebesar 10.074,40 ton. Sedangkan usaha penangkapan ikan di
perairan umum sebesar 849,00 ton. Untuk lebih jelasnya perkembangan produksi
perikanan tangkap Kabupaten Kotawaringin Barat dapat dilihat pada tabel 3
berikut ini :
Tabel 3. Data
Hasil Produksi Perikanan Tangkap Kabupaten Kotawaringin Barat
No
|
Jenis
Hasil Produksi
|
Produksi
(ton)
|
||||
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
||
1.
|
Laut
|
8.152,40
|
7.848,30
|
8.014,92
|
8.154,90
|
10.074,40
|
2.
|
Umum
|
750,20
|
1.196.50
|
1.040,06
|
1.325,30
|
849,00
|
Jumlah
|
8.902,60
|
9.044,80
|
9,055,00
|
9,480,20
|
10,923,40
|
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Kotawaringin Barat Tahun 2011
a. Perikanan Tangkap di Perairan Laut
Perikanan tangkap di
perairan laut memiliki potensi ± 25.000 ton/tahun dan baru dimanfaatkan sebesar
10,074,40 ton atau 40,29 % yang diusahakan oleh 1.305 RTP pada tahun 2011.
Produksi penangkapan
ikan di perairan laut berpotensi dapat ditingkatkan apabila didukung dengan
penambahan armada penangkapan beserta alat tangkap yang lebih baik. Dikarenakan
pada saat musim ikan, banyak nelayan luar daerah yang masuk ke wilayah perairan
Kotawaringin Barat untuk menangkap ikan dengan menggunakan kapal dan alat
tangkap yang lebih baik.
Jumlah kapal
penangkapan ikan di perairan laut terdiri dari 962 kapal ukuran 0 – 5 GT, 139
buah kapal berukuran lebih dari 5 GT, 204 buah perahu tanpa motor dan 1 kapal
ukuran 30 GT.
Alat tangkap yang
digunakan di perairan laut terdiri dari jaring insang tetap sebanyak 598 buah,
jaring 3 lapis sebanyak 679 buah, jaring insang hanyut 312 buah, purse seine 50
unit, rawai 73 unit, dan lain-lain sebanyak 459 buah.
b. Perikanan
Tangkap di Perairan Umum
Perairan umum Kabupaten
Kotawaringin Barat yang terdiri dari daerah danau, sungai dan rawa pasang surut
memiliki potensi sebesar ± 10.800 ton per tahun dan baru dimanfaatkan sebesar
849,00 ton atau 7,86 % yang diusahakan sebanyak 1.303 RTP, terdiri dari
penangkapan di sungai 625 RTP, danau 433 RTP dan rawa 245 RTP.
Produksi penangkapan
ikan di perairan umum akan cenderung terus menurun apabila penangkapan ikan
dengan mengunakan strum dan racun tidak segera dihentikan. Penangkapan dengan
mengunakan alat dan bahan tersebut dilarang karena bukan hanya dapat mematikan
ikan yang dapat dikonsumsi, tetapi juga semua ikan-ikan kecil dan biota
perairan lainnya.
Alat tangkap di
perairan umum terdiri dari jaring insang tetap sebanyak 620 buah, bubu sebanyak
441 buah, pancing 342 buah, rawai 287 buah, jala tebar 302 buah, serok 69 buah,
dan lain-lain 127 buah.
Sedangkan jumlah kapal
penangkapan ikan di perairan umum terdiri dari 467 buah perahu tanpa motor dan
614 buah motor tempel.
2.1.1.3. Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Perikanan
Perkembangan produksi
perikanan di Kabupaten Kotawaringin Barat mencapai 1.456,37 ton produk segar.
Hasil olahan beku mampu mencapai 1.138,51 ton dan produk kering mencapai
2.707,35 ton pada tahun 2011. Sedangkan produk turunan hasil perikanan seperti
kerupuk, amplang, dan lain sebagainya mencapai 3.968,65 ton. Untuk lebih jelasnya
data perkembangan produksi olahan hasil perikanan di Kabupaten Kotawaringin
Barat selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Data Produksi
Olahan Hasil Perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat
No
|
Jenis
Hasil Produksi
|
Produksi
(ton)
|
||||
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
||
1.
|
Produk
segar
|
1.216,98
|
857,15
|
900,00
|
1.289,73
|
1.456,37
|
2.
|
Produk
beku
|
849,92
|
1.230,60
|
1,230,60
|
1.359,23
|
1.138,51
|
3.
|
Pindang
|
822,08
|
829,17
|
829,17
|
815,49
|
1.007,40
|
4.
|
Terasi
|
437,97
|
441,75
|
441,75
|
407,15
|
503,72
|
5.
|
Ikan
asin/kering
|
1.934,03
|
1.950,72
|
1.955,00
|
2.438,73
|
2.707,35
|
6.
|
Peda
|
614,70
|
620,01
|
625,00
|
652,39
|
805,95
|
7.
|
Lain-lain
|
3.935,68
|
3.969,65
|
4.000,00
|
4.240,55
|
5.238,69
|
Jumlah
|
9.811,36
|
9.899,05
|
9.981,52
|
11.203,27
|
12.857,99
|
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Kotawaringin Barat Tahun 2011
2.1.1.4. Pengelolaan
Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
Pengelolaan sumberdaya
kelautan dan perikanan di Kabupaten Kotawaringin Barat difokuskan pada
pelaksanaan pengawasan penangkapan ikan yang ramah lingkungan, Berbagai upaya
telah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya
mempertahankan kelestarian sumberdaya perikanan agar tetap lestari dan
kelangsungan usaha tetap bertahan. Sehingga diharapkan penangkapan ikan dengan
menggunakan alat dan bahan yang dilarang seperti strum, tuba, trawl, potasium
dan lain-lain semakin berkurang. Untuk mengetahui berbagai pelanggaran
penangkapan dengan API yang dilarang dapat dilihat dapa Tabel 5 berikut :
Tabel
5. Data Hasil Pelanggaran Penangkapan
dengan API yang dilarang di Kabupaten
Kotawaringin Barat
No
|
Jenis
Hasil Produksi
|
Kasus
|
||||
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
||
1.
|
Trawl
|
156
|
79
|
3
|
2
|
-
|
2.
|
Potasium/Tuba
|
19
|
5
|
2
|
3
|
1
|
3.
|
Strum
Aki
|
104
|
58
|
12
|
6
|
2
|
4.
|
Daerah
dan Jalur API
|
7
|
1
|
2
|
4
|
2
|
Total
kasus
|
286
|
143
|
19
|
15
|
5
|
Sumber
: Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2011
Salah satu program
pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang sangat mendesak adalah
pembentukan daerah suaka perikanan, hal ini sangat penting untuk menjaga dan
melestarikan sumberdaya kelautan dan perikanan dari kerusakan yang tidak
diinginkan. Beberapa potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang dapat
dikelola menjadi daerah suaka antara lain :
a. Gosong
Senggora
b. Gosong
Sepagar
c. Gosong
Sebogor – Lubang Buaya
d. Danau
Masorayan
e. Danau
Seluluk
f. Danau
Terusan
g. Danau
Gatal Kiri-Kanan
2.2. KEADAAN SUMBERDAYA MANUSIA
Aspek Sumberdaya Manusia merupakan bagian terpenting
dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan perikanan. Dalam kaitan ini beberapa
hal yang perlu ditinjau antara lain :
2.2.1. Kondisi Kependudukan
Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki jumlah penduduk 227.383
jiwa pada tahun 2008. Pada akhir tahun 2009
berjumlah 230.984 jiwa dan berdasarkan hasil Sensus Penduduk Bulan
Mei 2010 berjumlah 235.324 jiwa yang tersebar di 81 desa dan 13 Kelurahan pada 6 kecamatan. Dari
jumlah penduduk tersebut sebesar 41,76 % penduduk berada di Kecamatan Arut Selatan atau
berjumlah 98.265 jiwa, Kecamatan Kumai (19,63 % atau berjumlah 46.204 jiwa), Kecamatan Pangkalan
Banteng (13,00 % atau berjumlah 30.599 jiwa), Kecamatan Pangkalan Lada (11,87 % atau berjumlah 27.934 jiwa), Kecamatan Kotawaringin Lama (7,16 % atau berjumlah 16.796 jiwa), Kecamatan
Arut Utara (6,60 % atau berjumlah 15.526 jiwa).
Tabel 6. Jumlah Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat Menurut Kecamatan, Tahun 2007 – 2010
No |
Kecamatan |
Jumlah Penduduk (orang) |
|||
2007 |
2008 |
2009 |
2010 |
||
1. |
Kec. Kotawaringin Lama |
17,291 |
17,535 |
17.768 |
16.796 |
2. |
Kec. Arut Selatan |
89,607 |
91,043 |
92.963 |
98.265 |
3. |
Kec. Kumai |
43,644 |
44,682 |
45.367 |
46.204 |
4. |
Kec. Arut Utara |
13,644 |
13,880 |
33.273 |
15.526 |
5. |
Kec. Pangkalan Banteng |
32,538 |
33,071 |
27.321 |
30.599 |
6. |
Kec. Pangkalan Lada |
26,707 |
27,172 |
14.292 |
27.934 |
Kab. Kotawaringin Barat |
223,431 |
227,383 |
230.984 |
235.324 |
Sumber data : BPS Mei 2010
Dengan mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kotawaringin Barat selama Tahun 2007 – 2010 dapat
disimpulkan bahwa faktor migrasi
penduduk merupakan variabel penting dalam mempengaruhi pertambahan penduduk.
Tabel 7. Penduduk Kotawaringin Barat Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin Dan Sex Rasio
KECAMATAN |
Jenis Kelamin |
Total |
SexRasio |
|
Laki-Laki |
Perempuan |
|||
Ktw. Lama |
8.894 |
7.902 |
16.796 |
113 |
Arut Selatan |
51.140 |
47.125 |
98.265 |
109 |
Kumai |
24.112 |
22.092 |
46.204 |
109 |
P. Banteng |
16.501 |
14.098 |
30.599 |
117 |
P. Lada |
14.866 |
13.068 |
27.934 |
114 |
Arut Utara |
8.921 |
6.605 |
15.526 |
135 |
KTW. BARAT |
124.434 |
110.890 |
235.324 |
112 |
Sumber : BPS Mei 2011
Tabel 8. Jumlah Tenaga Kerja di Kabupaten Kotawaringin Bara Tahun 2007 s/d Tahun 2010
Tahun
|
AK
(jiwa)
|
TPAK
(%)
|
TKK
(%)
|
TPT
(%)
|
2007
|
100.068
|
64,62
|
92,75
|
7,25
|
2008
|
112.285
|
67,73
|
94,57
|
5,43
|
2009
|
103.945
|
64,98
|
95,26
|
4,74
|
2010
|
119.971
|
72,74
|
90,75
|
9,25
|
Sumber : BPS Mei 2010
Tabel 9. Prosentase
Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan Usaha
Kecamatan
|
Prosentase
Lapangan Pekerjaan
|
Jumlah
|
||
Pertanian
dan Perikanan
|
Industri
|
Jasa
|
||
Ktw. Lama
|
68.95
|
5.52
|
25.54
|
100.00
|
Arut
Selatan
|
23.55
|
16.77
|
59.68
|
100.00
|
Kumai
|
35.01
|
25.54
|
39.45
|
100.00
|
P. Banteng
|
69.47
|
9.03
|
21.50
|
100.00
|
P. Lada
|
59.75
|
13.48
|
26.77
|
100.00
|
Arut Utara
|
77.33
|
16.30
|
6.37
|
100.00
|
Ktw. Barat
|
44.72
|
15.81
|
39.47
|
100.00
|
Sumber : BPS Mei 2010
Tabel 10. Data Penduduk Kotawaringin Barat Menurut Kelompok Umur
Kelompok Umur |
Jenis Kelamin |
Total |
|
Laki-Laki |
Perempuan |
||
0-4 |
12.768 |
11.836 |
24.604 |
5-9 |
12.509 |
11.910 |
24.419 |
10-14 |
11.011 |
10.359 |
21.370 |
15-19 |
10.132 |
9.123 |
19.255 |
20-24 |
10.625 |
9.986 |
20.611 |
25-29 |
13.193 |
12.483 |
25.676 |
30-34 |
12.621 |
11.059 |
23.680 |
35-39 |
11.387 |
9.592 |
20.979 |
40-44 |
9.143 |
7.580 |
16.723 |
45-49 |
6.937 |
5.689 |
12.626 |
50-54 |
5.421 |
4.060 |
9.481 |
55-59 |
3.402 |
2.488 |
5.890 |
60-64 |
2.177 |
1.757 |
3.934 |
65-69 |
1.382 |
1.166 |
2.548 |
70-74 |
810 |
793 |
1.603 |
75+ |
916 |
1.009 |
1.925 |
Ktw. Barat |
124.434 |
110.890 |
235.324 |
Sumber : BPS Mei 2010
2.2.2. Kelembagaan
Kelompok Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Perikanan
Kelembagaan pelaku
utama dan pelaku usaha perikanan yang ada di Kabupaten Kotawaringin Barat
terdiri dari kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan), kelompok usaha bersama (KUB)
penangkapan dan kelompok pengolah dan pemasar (Poklahsar).
Di Kabupaten Kotawaringin Barat,
kelompok pembudidaya ikan (pokdakan) berjumlah 53 kelompok, terdiri dari 19 kelompok
pembudidaya ikan di kolam, 2 kelompok pembudidaya ikan di tambak, 16 kelompok
pembudidaya ikan di keramba dan 16 kelompok pembudidaya rumput laut.
Sedangkan kelompok usaha bersama
(KUB) penangkapan berjumlah 52 kelompok yang keberadaannya tersebar di
desa-desa pesisisr Kecamatan Kumai.
Kelompok pengolah dan pemasar
(poklahsar) berjumlah 22 kelompok, terdiri dari 19 kelompok pengolah
hasil-hasil perikanan dan 3 kelompok pemasar ikan dan hasil olahannya.
Data kelembagaan pelaku utama dan
pelaku usaha perikanan disajikan pada Tabel 11 berikut.
Tabel
11. Data kelembagaan pelaku utama dan
pelaku usaha perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012
No
|
Kecamatan
|
Pokdakan
|
KUB Penangkapan
|
Poklahsar
|
1.
|
Arut Selatan
|
29
|
-
|
9
|
2.
|
Kumai
|
22
|
52
|
11
|
3.
|
Pangkalan Lada
|
2
|
-
|
2
|
4.
|
Pangkalan
Banteng
|
1
|
-
|
-
|
5.
|
Kotawaringin
Lama
|
1
|
-
|
-
|
6.
|
Arut Utara
|
-
|
-
|
-
|
J u m l a h
|
55
|
52
|
22
|
Sumber
: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Kotawaringin Barat Tahun 2011
Selain kelembagaan
pelaku utama dan pelaku usaha seperti tersebut di atas, di Kabupaten
Kotawaringin Barat juga ada kelompok masyarakat pengawas perikanan (pokmaswas)
yang berjumlah 20 kelompok tersebar di 4 kecamatan, yakni Kecamatan Kumai 8
kelompok, Kecamatan Arut Selatan 6 kelompok, Kecamatan Kotawaringin Lama 3
kelompok, dan Kecamatan Arut Utara 3 kelompok.
Pokmaswas adalah
kelompok masyarakat yang peduli terhadap kelestarian sumberdaya perikanan dan
melaksanakan fungsi pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan yang berpotensi
merusak kelestarian sumberdaya perikanan.
2.2.3. Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan
Di Kabupaten Kotawaringin
Barat, penyuluh perikanan bersatmingkal di Kantor Penyuluhan Pertanian dan
Ketahanan Pangan Kabupaten Kotawaringin Barat. Terdapat 7 orang penyuluh
perikanan PNS, 9 orang penyuluh perikanan swadaya dan 4 orang Penyuluh
Perikanan Tenaga Kontrak (PPTK) yang
penempatannya tersebar di 4 Kecamatan potensi perikanan. Berdasarkan jenis
penyuluh dan wilayah binaannya secara rinci dapat dilihat pada Tabel 12, 13 dan
14 berikut :
Tabel 12. Nama Penyuluh Perikanan PNS di Kabupaten
Kotawaringin Barat dan Wilayah Binaannya
No.
|
Nama
|
Wilayah
Kerja/Binaan
|
1.
|
Riyanto,
S.PKP
|
Kotawaringin
Barat
|
2.
|
Sumoro,
S.PKP
|
Kecamatan
Pangkalan Lada
|
3.
|
Tias
Susilo, SP
|
Kecamatan
Arut Selatan
|
4.
|
Sulthon
Nukman, S.Pt
|
Kecamatan
Kumai
|
5.
|
Muhamad
Muhidin, S.Pi
|
Kecamatan
Arut Selatan
|
6.
|
Said
Hanafiah Fahmi, S.Pi
|
Kecamatan
Pangkalan Banteng
|
7.
|
Siti
Anisyah, S.Pi
|
Kecamatan
Kumai
|
Mujiono merupakan salah
satu Penyuluh Perikanan Swadaya Kab. Kotawaringin Barat sedang memberikan
penyuluhan kepada kelompok pelaku utama
|
Tabel 13. Data Penyuluh Perikanan Swadaya Kabupaten Kotawaringin Barat
No.
|
Nama / No. Reg.
|
Wilayah Kerja/Binaan
|
Bidang Keahlian / Usaha
|
1.
|
R.M.
Petrox Al-Ikhlas
1978.08.09.2011.11.1.2.3.1.21.0006
|
Desa
Sungai Kapitan Kec. Kumai
|
Budidaya
Kolam
|
2.
|
Ervana
1973.01.21.2011.11.2.2.3.3.21.0003
|
Desa
Sungai Kapitan Kec. Kumai
|
Pengolahan
Nugget, Sosis
|
3.
|
H.
Ramsan
1960.06.21.2011.11.1.2.3.1.21.0007
|
Desa
Teluk Bogam Kec. Kumai
|
Budidaya
Rumput Laut
|
4.
|
Mujiono
1961.12.08.2011.11.2.1.3.3.21.0005
|
Kel.
Madurejo Kec. Arut Selatan
|
Pengolahan
Bandeng Presto, Abon ikan
|
5.
|
Rahajeng
Priyani
1965.09.14.2011.11.2.2.3.3.21.0004
|
Kel.
Mendawai Kec. Arut Selatan
|
Pengolahan
Kerupuk ikan
|
6.
|
Titik
Purwanti
1980.06.30.2011.11.2.2.3.3.21.0002
|
Kel.
Sidorejo Kec. Kumai
|
Pengolahan
baso ikan, nugget, sosis
|
7.
|
Muhamad
1970.08.12.2011.11.1.2.3.2.21.0010
|
Kel.
Kumai Hilir Kec. Kumai
|
Nelayan
(Penangkapan)
|
8
|
Hj.
Mardiana
1968.12.19.2011.11.2.2.3.3.21.0001
|
Kel.
Kumai Hilir Kec. Kumai
|
Pengolahan
Kerupuk amplang tenggiri
|
9.
|
Yatno
1966.12.16.2011.11.1.2.3.1.21.0008
|
Desa
Natai Kerbau Kec. Pangkalan Banteng
|
Budidaya
kolam
|
10.
|
Suriansyah
1967.08.13.2011.11.1.2.3.2.21.0009
|
Desa
Sungai Bakau Kecamatan Kumai
|
Nelayan
(Penangkapan)
|
Sumber
: KPPKP Kotawaringin Barat Tahun 2012
Tabel 14. Data Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak (PPTK) Kabupaten Kotawaringin Barat
NO.
|
NAMA
|
KETERANGAN
|
1.
|
AGUS EDI PRAYITNO,
ST
|
PPTK Tenaga
Penamping PUMP Perikanan Budidaya Kabupaten Kotawaringin Barat
|
2.
|
R.YANA PERDANA KUSUMAH,S.ST.PI
|
PPTK Tenaga
Penamping PUMP Perikanan Budidaya Kabupaten Kotawaringin Barat
|
3.
|
EMANUEL, SP
|
PPTK Tenaga
Penamping PUMP Perikanan Tangkap Kabupaten Kotawaringin Barat
|
4.
|
FAUZI RIDWAN
|
PPTK Tenaga
Penamping PUMP Perikanan Tangkap Kabupaten Kotawaringin Barat
|
Sumber : Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012
2.3. KONDISI SUMBERDAYA
PENUNJANG
2.3.1. Sarana dan Prasarana Pendukung Usaha
Beberapa sarana dan prasarana penunjang
yang dapat mendukung kelancaran usaha perikanan di Kabupaten Kotawaringin Barat
diantaranya sebagai berikut :
ü Balai
Benih Ikan
Dari usaha budidaya
ikan di kolam dan keramba di Kabupaten Kotawaringin Barat, keperluan akan benih
ikan sebesar 2 juta ekor per tahun, yang di suplai dari Balai Benih Ikan (BBI)
Pinang Merah sebesar 465.917 ekor, sedangkan kekurangannya dari hasil UPR dan
didatangkan dari luar daerah oleh para pembudidaya yang pada umumnya
kualitasnya tidak terkontrol, karena pada umumnya mereka tidak mensyaratkan
asal usaul dan sertifikat benih.
Untuk memenuhi
kebutuhan petambak akan benur udang
windu sebanyak 6,4 juta ekor per tahun, Balai Benih Udang Windu hanya mampu
mensuplai sebanyak 411.000 ekor benur dan kekurangannya didatangkan dari Pulau
Jawa yang kualitasnya juga belum terkontrol. Sedangkan kebutuhan benih ikan
bandeng (nener) sebanyak 2,1 juta ekor semuanya didatangkan dari luar daerah.
Balai Benih Udang Galah
di Desa Sungai Kapitan Kecamatan Kumai sudah mampu memproduksi benur udang
galah sebesar 18.367 ekor, namun hingga kini BBUG tersebut masih kesulitan
untuk memesarkannya pada pembudidaya. Hal ini karena para pembudidaya masih
awam dan belum ada keyakinan terhadap
keberhasilan usaha budidaya udang Galah. Padahal hasil ujicoba budidaya udang
galah di Desa Natai Raya Kecamatan Arut Selatan
menunjukkan perkembangan dan produksi yang baik dan menguntungkan.
Tabel
15. Data Hasil Produksi Benih Ikan dan
Udang di Kabupaten Kotawaringin Barat
No
|
Jenis
Hasil Produksi
|
Ekor
(000)
|
||||
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
||
1.
|
Benih
ikan (tawar)
|
1.264,47
|
1.396,81
|
473,03
|
527,97
|
444,86
|
2.
|
Benih
bandeng
|
-
|
-
|
558,00
|
405,00
|
887,60
|
2.
|
Benih
udang windu
|
-
|
-
|
263,00
|
810,00
|
423,00
|
Total
|
1.264,47
|
1.396,81
|
1.294,03
|
1,742,97
|
1.755,46
|
Sumber : Dinas Kelautan
dan Perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun
2012
ü Unit
Pembenihan Rakyat (UPR)
Di
Kotawaringin Barat terdapat 2 unit UPR yang yang masing-masing letaknya di Desa
Sagu Kecamatan Kotawaringin Lama dan di Desa Berambai Makmur Kecamatan
Pangkalan Banteng. Diharapkan ke dua UPR ini nantinya dapat membantu mengatasi
permasalahan benih ikan, mengingat kedua lokasi kecamatan tersebut jaraknya
relatif jauh dengan Balai Benih Ikan.
ü Tempat
Pendaratan Ikan (TPI)
Terdapat
1 unit TPI yang terletak di Desa Sungai Kapitan Kecamatan Kumai. Hingga saat
ini TPI belum dapat berjalan sesuai dengan fungsinya secara optimal oleh adanya
beberapa faktor. Namun pembenahan dan pembinaan terutama terhadap nelayan terus
dilakukan agar TPI dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan dapat memperlancar
kegiatan usaha para nelayan.
ü Stasiun
Pengisian Dealer Nelayan (SPDN)
Terdapat
4 unit SPDN yang kapasitasnya antara 50 s/d. 65 KL setiap bulan. Keempat SPDN
tersebut semuanya berada di Kecamatan Kumai, yakni di Kelurahan Kumai Hilir,
Desa Kubu, Teluk Bogam dan Keraya.
ü Pasar
Ikan
Kotawaringin
Barat memiliki 1 unit pasar ikan yang terletak di Kelurahan Kumai Hilir dan
beberapa pasar umum yang juga menjual produk perikanan.
2.3.2. Kelembagaan Ekonomi yang Mendukung Usaha Perikanan
Beberapa lembaga
ekonomi yang telah dimanfaatkan atau yang berpotensi dapat mendukung kelancaran
usaha baik oleh pelaku utama dan atau pelaku usaha perikanan di Kabupaten
Kotawaringin Barat tersaji pada Tabel 16 berikut :
Tabel
16. Kelembagaan Ekonomi yang Telah
atau Berpotensi Mendukung Usaha Perikanan di Kabupaten Kotawaringin Barat.
No.
|
Nama
Lembaga
|
Lokasi
|
Keterangan
|
1.
|
Koperasi
Swamitra
|
Kumai
|
Kegiatan
simpan pinjam masih sebatas kepada Anggota
|
2.
|
BRI
Cabang dan Unit
|
1 BRI Cabang
di Pangkalan Bun dan 6 Unit di tiap kecamatan di wilayah Kabupaten
Kotawaringin Barat
|
Kredit
komersial dan KUR untuk usaha Perikanan
|
3.
|
Bank
Marunting
|
Pangkalan
Bun
|
Kredit
Komersial untuk usaha perikanan
|
4.
|
Bank
BNI 46
|
Pangkalan
Bun
|
Kredit
komersial dan KUR untuk usaha Perikanan
|
No comments:
Post a Comment