Thursday, 7 June 2012

POTENSI PERIKANAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT



2.1.    KEADAAN SUMBERDAYA ALAM
Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki luas 10.795 km2 . Secara geografis terletak pada koordinat 1o19’ - 3o36’ Lintang Selatan dan 110o25’ - 112o50’ Bujur Timr. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat adalah :
·           Sebelah Timur                    :    berbatasan dengan Kabupaten Seruyan.
·           Sebelah Barat                    :    berbatasan dengan Kabupaten Sukamara.
·           Sebelah Utara                    :    berbatasan dengan Kabupaten Lamandau.
·           Sebelah Selatan                 :    berbatasan dengan Laut Jawa.
Topografi Kabupaten Kotawaringin Barat digolongkan menjadi 4 bagian dengan ketinggian antara 0 – 500 m dpl. Dan kemiringan antara 0 – 40 %, terdiri dari dataran, daerah datar berombak, daerah berombak berbukit dan daerah berbukit yang terdiri dari :
·           Sebelah utara adalah daerah berbukit dengan jenis tanah latosol yang tahan terhadap erosi.
·           Bagian tengah terdiri dari tanah potsolik merah kuning yang cukup tahan terhadap erosi.
·           Bagian selatan terdiri dari danau dan rawa-rawa dengan jenis tanah alufial/organosal dan banyak mengandung air.
Terdapat 3 sungai yang melintasi Kabupaten Kotawaringin Barat, yaitu Sungai Arut, Sungai Lamandau dan Sungai Kumai dengan kedalaman rata-rata 5 meter dan lebar rata-rata 100 – 300 meter.
Aksesbilitas menuju Kabupaten Kotawaringin Barat dari ibu kota provinsi (Palangkaraya) menggunakan moda darat ditempuh selama 12 – 14 jam, dan dari ibu kota negara (Jakarta) menggunakan moda udara ditempuh selama 60 menit. Selanjutnya dari ibu kota Kabupaten Kotawaringin Barat menuju ibu kota kecamatan terjauh (Kecamatan Kotawaringin Lama) menggunakan moda sungai/darat dengan waktu tempuh selama 2 – 4 jam. Terdapat 2 desa di Kecamatan Kumai, yakni Desa Teluk Pulai dan Desa Sungai Cabang yang hanya dapat ditempuh dengan menggunakan moda air (Speed Boad / Kapal Nelayan) dengan waktu tempuh selama kurang lebih 2 – 5 jam.

Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki garis pantai sepanjang 156 km, yakni di wilayah Kecamatan Kumai 114 km dan 12 km di wilayah Kecamatan Arut Selatan.
Secara ekologi, wilayah pesisisr di Kabupaten Kotawaringin Barat terdapat di 4 kecamatan, yakni Kecamatan Kumai, Kecamatan Arut Selatan, Kecamatan Pangkalan Lada dan Kecamatan Pangkalan Banteng. Dari 4 Kecamatan tersebut terdapat 18 Desa/Kelrahan yang  berada di wilayah pesisisr. Wilayah pesisir ini didasari pada daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan di laut, atau tidak memiliki garis pantai tetapi sebagian wilayahnya berada di pinggir sungai yang masih terpengaruh oleh ekosistem laut, baik ikannya maupun tumbuhannya. Misalnya tumbuhan mangrove tumbuh dipinggiran Sungai Kumai mulai dari hilir sampai hulu. Disamping itu kadar garam hingga di hulu Sungai Kumai juga  masih cukup tinggi sehingga tidak dapat dikonsumsi. Dengan demikian wilayah tersebut digolongkan dalam wilayah pesisisr.
Perairan Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki potensi sumberdaya ikan yang besar. Berdasarkan data hasil tangkapan ikan dari tahun 2007 hingga tahun 2011 terus mengalami peningkatan, hal tersebut menggambarkan masih melimpahnya stok ikan di Kabupaten Kotawaringin Barat, terutama pada perairan laut. Namun disisi lain, semakin menurunnya kualitas perairan umum dan pola pemanfaatan sumberdaya perikanan yang tidak seimbang antara aspek pemanfaatan dan aspek perlindungan akan menjadi suatu ancaman bagi kelestarian sumberdaya perikanan.

Tabel 1.    Wilayah Administrasi Kabupaten Kotawaringin Barat
No
Kecamatan
Ibukota Kecamatan
Luas
(km 2)
Jumlah Kelurahan
Jumlah Desa
1.
Kotawaringin Lama
Kotawaringin Hilir
1.218
2
15
2.
Arut Selatan
Madurejo
2.400
7
11
3.
Kumai
Candi
2.921
3
16
4.
Arut Utara
Pangkut
2.685
1
9
5.
Pangkalan Lada
Pandu Senjaya
229
-
11
6.
Pangkalan Banteng
Karang Mulya
1.306
-
14
Jumlah
10.759
13
76
Sumber : Badan Pusat Statistik 2011
Upaya perlindungan dan pengelolaan perairan umum yang telah dilakukan pemerintah dan masyarakat diantaranya adalah melakukan pengaturan penangkapan,  pencadangan dan penetapan areal konservasi.
Upaya kegiatan untuk penyadaran masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya secara lestari dan restocking yang didukung oleh semua pihak maka diharapkan aspek pemanfaatan dan aspek perlindungan akan seimbang dan pada gilirannya sumberdaya perikanan akan tetap lestari.
          2.1.1.   Potensi dan Perkembangan Usaha Perikanan di Kabupaten Kotawaringin Barat
            2.1.1.1.  Perikanan Budidaya
Rumah Tangga Perikanan (RTP) budidaya di Kabupaten Kotawaringin Barat sebanyak 966 orang pada tahun 2011 terdiri dari usaha tambak rakyat sebanyak 216 RTP, usaha budidaya ikan di kolam sebanyak 418 RTP, usaha budidaya karamba sebanyak 282 RTP, usaha budidaya rumput laut sebanyak 40 RTP dan usaha budidaya teripang sebanyak 15 RTP.
Sedangkan tren produksi perikanan budidaya di Kabupaten Kotawaringin Barat dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut :
              Tabel 2.    Data Produksi Perikanan Budidaya Kabupaten Kotawaringin Barat
No
Jenis Budidaya
Produksi (Ton)
2007
2008
2009
2010
2011
1.
Budidaya tambak
555,87
390,52
396,12
560,00
629,110
2.
Budidaya kolam
16,36
21,00
45,58
286,00
488,692
3.
Budidaya keramba
271,51
349,32
422,72
554,00
628,080
4.
Budidaya laut
36,00
25,00
30,00
600,00
188.750
Total
879,74
785,84
894,42
2.000,00
1.394.632
                 Sumber :     Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2011

                          a. Budidaya Perikanan Laut
    Pengembangan budidaya perikanan laut terdapat di wilayah Kecamatan Kumai. Budidaya perikanan laut yang telah dikembangkan meliputi budidaya teripang dan rumput laut. Kegiatan budidaya teripang dan rumput laut dikembangkan di desa Sungai Bakau dan Teluk Bogam.
    Usaha budidaya teripang memiliki potensi 34 Ha, namun baru dimanfaatkan sebesar 4 Ha yang dikelola sebanyak 25 RTP di Desa Sungai Bakau.
    Usaha budidaya rumput laut dikelola oleh 55 RTP dengan luas lahan 25 Ha terdiri dari 225 unit dengan hasil produksi sebesar 400 ton.
    Produksi dan produktifitas rumput laut di Kabupaten Kotawaringin Barat sangat dipengaruhi oleh musim, pada musim gelombang dan curah hujan yang tinggi adalah merupakan permasalahan terbesar dalam produksi rumput laut.
                          b. Budidaya Perikanan Air Payau
    Pengembangan budidaya perikanan air payau terdapat di wilayah Kecamatan Kumai dan Kecamatan Arut Selatan. Budidaya perikanan air payau yang telah dikembangkan meliputi tambak udang windu, bandeng, dan kepiting soka. Kegiatan budidaya udang windu dan bandeng terdapat di Desa Sungai Bakau, Desa Sungai Cabang dan Desa Tanjung Putri sedangkan budidaya kepiting soka baru dikembangkan di Desa Sungai Bakau.
    Usaha budidaya tambak di Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki potensi sebesar 35.200 Ha. Namun dari potensi tersebut baru terbuka untuk tambak seluas 766,00 Ha dan dari semua tambak yang terbuka yang aktif operasional 681 Ha atau 400 unit di Kecamatan Kumai dan 85 Ha atau 51 unit di Kecamatan Arut Selatan.
                          c. Budidaya Perikanan Air Tawar
                            (1). Budidaya Kolam
Untuk budidaya kolam di Kabupaten Kotawaringin Barat, kegiatannya menyebar di 6 kecamatan. Dikelola oleh 428 RTP dengan total luas 130,8 Ha atau 625 unit dengan hasil produksi sebesar 176,45 ton. Potensi usaha budidaya kolam di Kabupaten Kotawaringin Barat seluas 5.000 Ha yang tersebar di 6 Kecamatan.
                            (2). Budidaya Keramba
Usaha budidaya ikan di karamba pada perairan umum memiliki potensi seluas 6.000 Ha, namun baru dimanfaatkan sebanyak  46,19 Ha atau 1.010 unit yang dikelola oleh 282 RTP dengan hasil produksi sebesar 583,16 ton, tersebar di 3 kecamatan, yaitu di Kecamatan Arut Selatan 40,99 Ha, Kecamatan Kotawaringin Lama 3,2 Ha dan Kecamatan Arut Utara 1,50 Ha.
Dinas Kelautan dan Perikanan bersama Penyuluh Perikanan memberikan penyuluhan dan sosialisasi Program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP).
Usaha budidaya ikan di kolam dan karamba jaring apung mengalami peningkatan produksi yang sangat signifikan seperti tergambar pada Tabel 2 di atas.
2.1.1.2.  Perikanan Tangkap
   Secara fisik Kabupaten Kotawaringin Barat merupakan kantong ikan bagi Provinsi Kalimantan Tengah, khususnya ikan dari hasil tangkapan di perairan laut maupun perairan umum. Kenyataan ini merupakan suatu peluang bagi masyarakat perikanan di Kabupaten Kotawaringin Barat untuk memanfaatkan sumberdaya tersebut seoptimal mungkin. Disamping itu dalam rangka penganekaragaman usaha, usaha pengolahannya pun memiliki peranan yang sangat strategis dalam meningkatkan nilai tambah dari produk perikanan hasil tangkapan.
   Rumah Tangga Perikanan (RTP) usaha penangkapan ikan di laut sebanyak 1.305 RTP atau 4.320 orang pada Tahun 2011, sedangkan usaha penangkapan ikan di perairan umum sebanyak 1.303 RTP terdiri dari penangkapan di sungai 625 RTP, penangkapan di danau sebesar 433 RTP dan penangkapan ikan di rawa sebesar 245 RTP.
   Produksi penangkapan ikan di perairan laut pada Tahun 2011 sebesar 10.074,40 ton. Sedangkan usaha penangkapan ikan di perairan umum sebesar 849,00 ton. Untuk lebih jelasnya perkembangan produksi perikanan tangkap Kabupaten Kotawaringin Barat dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :
   Tabel 3.    Data Hasil Produksi Perikanan Tangkap Kabupaten Kotawaringin Barat
No
Jenis Hasil Produksi
Produksi (ton)
2007
2008
2009
2010
2011
1.
Laut
8.152,40
7.848,30
8.014,92
8.154,90
10.074,40
2.
Umum
750,20
1.196.50
1.040,06
1.325,30
849,00
Jumlah
8.902,60
9.044,80
9,055,00
9,480,20
10,923,40
                                Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2011
   a.    Perikanan Tangkap di Perairan Laut
Perikanan tangkap di perairan laut memiliki potensi ± 25.000 ton/tahun dan baru dimanfaatkan sebesar 10,074,40 ton atau 40,29 % yang diusahakan oleh 1.305 RTP pada tahun 2011.
Produksi penangkapan ikan di perairan laut berpotensi dapat ditingkatkan apabila didukung dengan penambahan armada penangkapan beserta alat tangkap yang lebih baik. Dikarenakan pada saat musim ikan, banyak nelayan luar daerah yang masuk ke wilayah perairan Kotawaringin Barat untuk menangkap ikan dengan menggunakan kapal dan alat tangkap yang lebih baik.
Jumlah kapal penangkapan ikan di perairan laut terdiri dari 962 kapal ukuran 0 – 5 GT, 139 buah kapal berukuran lebih dari 5 GT, 204 buah perahu tanpa motor dan 1 kapal ukuran 30 GT.
Alat tangkap yang digunakan di perairan laut terdiri dari jaring insang tetap sebanyak 598 buah, jaring 3 lapis sebanyak 679 buah, jaring insang hanyut 312 buah, purse seine 50 unit, rawai 73 unit, dan lain-lain sebanyak 459 buah.
b.      Perikanan Tangkap di Perairan Umum
Perairan umum Kabupaten Kotawaringin Barat yang terdiri dari daerah danau, sungai dan rawa pasang surut memiliki potensi sebesar ± 10.800 ton per tahun dan baru dimanfaatkan sebesar 849,00 ton atau 7,86 % yang diusahakan sebanyak 1.303 RTP, terdiri dari penangkapan di sungai 625 RTP, danau 433 RTP dan rawa 245 RTP.
Produksi penangkapan ikan di perairan umum akan cenderung terus menurun apabila penangkapan ikan dengan mengunakan strum dan racun tidak segera dihentikan. Penangkapan dengan mengunakan alat dan bahan tersebut dilarang karena bukan hanya dapat mematikan ikan yang dapat dikonsumsi, tetapi juga semua ikan-ikan kecil dan biota perairan lainnya.
Alat tangkap di perairan umum terdiri dari jaring insang tetap sebanyak 620 buah, bubu sebanyak 441 buah, pancing 342 buah, rawai 287 buah, jala tebar 302 buah, serok 69 buah, dan lain-lain 127 buah.
Sedangkan jumlah kapal penangkapan ikan di perairan umum terdiri dari 467 buah perahu tanpa motor dan 614 buah motor tempel.
2.1.1.3.  Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan
Perkembangan produksi perikanan di Kabupaten Kotawaringin Barat mencapai 1.456,37 ton produk segar. Hasil olahan beku mampu mencapai 1.138,51 ton dan produk kering mencapai 2.707,35 ton pada tahun 2011. Sedangkan produk turunan hasil perikanan seperti kerupuk, amplang, dan lain sebagainya mencapai 3.968,65 ton. Untuk lebih jelasnya data perkembangan produksi olahan hasil perikanan di Kabupaten Kotawaringin Barat selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.

   Tabel 4.    Data Produksi Olahan Hasil Perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat
No
Jenis Hasil Produksi
Produksi (ton)
2007
2008
2009
2010
2011
1.
Produk segar
1.216,98
857,15
900,00
1.289,73
1.456,37
2.
Produk beku
849,92
1.230,60
1,230,60
1.359,23
1.138,51
3.
Pindang
822,08
829,17
829,17
815,49
1.007,40
4.
Terasi
437,97
441,75
441,75
407,15
503,72
5.
Ikan asin/kering
1.934,03
1.950,72
1.955,00
2.438,73
2.707,35
6.
Peda
614,70
620,01
625,00
652,39
805,95
7.
Lain-lain
3.935,68
3.969,65
4.000,00
4.240,55
5.238,69
Jumlah
9.811,36
9.899,05
9.981,52
11.203,27
12.857,99
                                Sumber :  Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2011

2.1.1.4.  Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
Pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan di Kabupaten Kotawaringin Barat difokuskan pada pelaksanaan pengawasan penangkapan ikan yang ramah lingkungan, Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya mempertahankan kelestarian sumberdaya perikanan agar tetap lestari dan kelangsungan usaha tetap bertahan. Sehingga diharapkan penangkapan ikan dengan menggunakan alat dan bahan yang dilarang seperti strum, tuba, trawl, potasium dan lain-lain semakin berkurang. Untuk mengetahui berbagai pelanggaran penangkapan dengan API yang dilarang dapat dilihat dapa Tabel 5 berikut :
Tabel 5.    Data Hasil Pelanggaran Penangkapan dengan API yang dilarang di  Kabupaten Kotawaringin Barat
No
Jenis Hasil Produksi
Kasus
2007
2008
2009
2010
2011
1.
Trawl
156
79
3
2
-
2.
Potasium/Tuba
19
5
2
3
1
3.
Strum Aki
104
58
12
6
2
4.
Daerah dan Jalur API
7
1
2
4
2
Total kasus
286
143
19
15
5
                   Sumber :     Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2011
Salah satu program pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang sangat mendesak adalah pembentukan daerah suaka perikanan, hal ini sangat penting untuk menjaga dan melestarikan sumberdaya kelautan dan perikanan dari kerusakan yang tidak diinginkan. Beberapa potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang dapat dikelola menjadi daerah suaka antara lain :
a.       Gosong Senggora
b.      Gosong Sepagar
c.       Gosong Sebogor – Lubang Buaya
d.      Danau Masorayan
e.       Danau Seluluk
f.       Danau Terusan
g.      Danau Gatal Kiri-Kanan

2.2.    KEADAAN SUMBERDAYA MANUSIA
Aspek Sumberdaya Manusia merupakan bagian terpenting dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan perikanan. Dalam kaitan ini beberapa hal yang perlu ditinjau antara lain :
2.2.1.   Kondisi Kependudukan
Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki jumlah penduduk 227.383 jiwa pada tahun 2008. Pada akhir tahun 2009 berjumlah 230.984 jiwa dan berdasarkan hasil Sensus Penduduk Bulan Mei 2010 berjumlah 235.324 jiwa yang tersebar di 81 desa dan 13 Kelurahan pada 6 kecamatan. Dari jumlah penduduk tersebut sebesar 41,76 % penduduk berada di Kecamatan Arut Selatan atau berjumlah 98.265 jiwa, Kecamatan Kumai (19,63 % atau berjumlah 46.204 jiwa), Kecamatan Pangkalan Banteng (13,00 % atau berjumlah 30.599 jiwa), Kecamatan Pangkalan Lada (11,87 % atau berjumlah 27.934 jiwa), Kecamatan Kotawaringin Lama (7,16 % atau berjumlah 16.796 jiwa), Kecamatan Arut Utara  (6,60 % atau berjumlah 15.526 jiwa).

         Tabel 6. Jumlah Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat Menurut Kecamatan, Tahun 2007 – 2010

No

Kecamatan

Jumlah Penduduk (orang)

2007

2008

2009

2010

1.

Kec. Kotawaringin Lama

17,291

17,535

17.768

16.796

2.

Kec. Arut Selatan

89,607

91,043

92.963

98.265

3.

Kec. Kumai

43,644

44,682

45.367

46.204

4.

Kec. Arut Utara

13,644

13,880

33.273

15.526

5.

Kec. Pangkalan Banteng

32,538

33,071

27.321

30.599

6.

Kec. Pangkalan Lada

26,707

27,172

14.292

27.934

 

Kab. Kotawaringin Barat

223,431

227,383

230.984

235.324

Sumber data : BPS Mei 2010
Dengan mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kotawaringin Barat selama Tahun 2007 – 2010 dapat disimpulkan bahwa faktor migrasi penduduk merupakan variabel penting dalam mempengaruhi pertambahan penduduk.

       Tabel 7.    Penduduk Kotawaringin Barat Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin Dan Sex Rasio


KECAMATAN

Jenis Kelamin

Total

Sex

Rasio

Laki-Laki

Perempuan

Ktw. Lama

8.894

7.902

16.796

113

Arut Selatan

51.140

47.125

98.265

109

Kumai

24.112

22.092

46.204

109

P. Banteng

16.501

14.098

30.599

117

P. Lada

14.866

13.068

27.934

114

Arut Utara

8.921

6.605

15.526

135

KTW. BARAT

124.434

110.890

235.324

112

Sumber : BPS Mei 2011

       Tabel  8.   Jumlah Tenaga Kerja di Kabupaten Kotawaringin Bara Tahun  2007 s/d Tahun 2010

Tahun
AK (jiwa)
TPAK (%)
TKK (%)
TPT (%)
2007
100.068
64,62
92,75
7,25
2008
112.285
67,73
94,57
5,43
2009
103.945
64,98
95,26
4,74
2010
119.971
72,74
90,75
9,25
Sumber : BPS Mei 2010
       Tabel 9.   Prosentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan Usaha
Kecamatan
Prosentase Lapangan Pekerjaan
Jumlah
Pertanian dan Perikanan
Industri
Jasa
  Ktw. Lama
68.95
5.52
25.54
100.00
  Arut Selatan
23.55
16.77
59.68
100.00
  Kumai
35.01
25.54
39.45
100.00
  P. Banteng
69.47
9.03
21.50
100.00
  P. Lada
59.75
13.48
26.77
100.00
  Arut Utara
77.33
16.30
6.37
100.00
  Ktw. Barat
44.72
15.81
39.47
100.00
Sumber : BPS Mei 2010

         Tabel 10. Data Penduduk Kotawaringin Barat Menurut Kelompok Umur

Kelompok Umur

Jenis Kelamin

Total

Laki-Laki

Perempuan

0-4

12.768

11.836

24.604

5-9

12.509

11.910

24.419

10-14

11.011

10.359

21.370

15-19

10.132

9.123

19.255

20-24

10.625

9.986

20.611

25-29

13.193

12.483

25.676

30-34

12.621

11.059

23.680

35-39

11.387

9.592

20.979

40-44

9.143

7.580

16.723

45-49

6.937

5.689

12.626

50-54

5.421

4.060

9.481

55-59

3.402

2.488

5.890

60-64

2.177

1.757

3.934

65-69

1.382

1.166

2.548

70-74

810

793

1.603

75+

916

1.009

1.925

Ktw. Barat

124.434

110.890

235.324

Sumber : BPS Mei 2010

       2.2.2.   Kelembagaan Kelompok Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Perikanan
Kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha perikanan yang ada di Kabupaten Kotawaringin Barat terdiri dari kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan), kelompok usaha bersama (KUB) penangkapan dan kelompok pengolah dan pemasar (Poklahsar).
Di Kabupaten Kotawaringin Barat, kelompok pembudidaya ikan (pokdakan) berjumlah 53 kelompok, terdiri dari 19 kelompok pembudidaya ikan di kolam, 2 kelompok pembudidaya ikan di tambak, 16 kelompok pembudidaya ikan di keramba dan 16 kelompok pembudidaya rumput laut.
Sedangkan kelompok usaha bersama (KUB) penangkapan berjumlah 52 kelompok yang keberadaannya tersebar di desa-desa pesisisr Kecamatan Kumai.
Kelompok pengolah dan pemasar (poklahsar) berjumlah 22 kelompok, terdiri dari 19 kelompok pengolah hasil-hasil perikanan dan 3 kelompok pemasar ikan dan hasil olahannya.
Data kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha perikanan disajikan pada Tabel 11 berikut.
Tabel 11.    Data kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012
No
Kecamatan
Pokdakan
KUB Penangkapan
Poklahsar
1.
Arut Selatan
29
-
9
2.
Kumai
22
52
11
3.
Pangkalan Lada
2
-
2
4.
Pangkalan Banteng
1
-
-
5.
Kotawaringin Lama
1
-
-
6.
Arut Utara
-
-
-

J u m l a h
55
52
22
Sumber :  Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2011
Selain kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha seperti tersebut di atas, di Kabupaten Kotawaringin Barat juga ada kelompok masyarakat pengawas perikanan (pokmaswas) yang berjumlah 20 kelompok tersebar di 4 kecamatan, yakni Kecamatan Kumai 8 kelompok, Kecamatan Arut Selatan 6 kelompok, Kecamatan Kotawaringin Lama 3 kelompok, dan Kecamatan Arut Utara 3 kelompok.
Pokmaswas adalah kelompok masyarakat yang peduli terhadap kelestarian sumberdaya perikanan dan melaksanakan fungsi pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan yang berpotensi merusak kelestarian sumberdaya perikanan.

       2.2.3. Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan Kelautan dan  Perikanan
                 Di Kabupaten Kotawaringin Barat, penyuluh perikanan bersatmingkal di Kantor Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kotawaringin Barat. Terdapat 7 orang penyuluh perikanan PNS, 9 orang penyuluh perikanan swadaya dan 4 orang Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak  (PPTK) yang penempatannya tersebar di 4 Kecamatan potensi perikanan. Berdasarkan jenis penyuluh dan wilayah binaannya secara rinci dapat dilihat pada Tabel 12, 13 dan 14 berikut :
                 Tabel 12.    Nama Penyuluh Perikanan PNS di Kabupaten Kotawaringin Barat dan Wilayah Binaannya
No.
Nama
Wilayah Kerja/Binaan
1.
Riyanto, S.PKP
Kotawaringin Barat
2.
Sumoro, S.PKP
Kecamatan Pangkalan Lada
3.
Tias Susilo, SP
Kecamatan Arut Selatan
4.
Sulthon Nukman, S.Pt
Kecamatan Kumai
5.
Muhamad Muhidin, S.Pi
Kecamatan Arut Selatan
6.
Said Hanafiah Fahmi, S.Pi
Kecamatan Pangkalan Banteng
7.
Siti Anisyah, S.Pi
Kecamatan Kumai
Mujiono merupakan salah satu Penyuluh Perikanan Swadaya Kab. Kotawaringin Barat sedang memberikan penyuluhan kepada kelompok pelaku utama
                 Sumber :       KPPKP Kotawaringin Barat Tahun 2012                   







Tabel 13.     Data Penyuluh Perikanan Swadaya  Kabupaten Kotawaringin Barat
No.
Nama / No. Reg.
Wilayah Kerja/Binaan
Bidang Keahlian / Usaha
1.
R.M. Petrox Al-Ikhlas
1978.08.09.2011.11.1.2.3.1.21.0006
Desa Sungai Kapitan Kec. Kumai
Budidaya Kolam
2.
Ervana
1973.01.21.2011.11.2.2.3.3.21.0003
Desa Sungai Kapitan Kec. Kumai
Pengolahan Nugget, Sosis
3.
H. Ramsan
1960.06.21.2011.11.1.2.3.1.21.0007
Desa Teluk Bogam Kec. Kumai
Budidaya Rumput Laut
4.
Mujiono
1961.12.08.2011.11.2.1.3.3.21.0005
Kel. Madurejo Kec. Arut Selatan
Pengolahan Bandeng Presto, Abon ikan
5.
Rahajeng Priyani
1965.09.14.2011.11.2.2.3.3.21.0004
Kel. Mendawai Kec. Arut Selatan
Pengolahan Kerupuk ikan
6.
Titik Purwanti
1980.06.30.2011.11.2.2.3.3.21.0002
Kel. Sidorejo Kec. Kumai
Pengolahan baso ikan, nugget, sosis
7.
Muhamad
1970.08.12.2011.11.1.2.3.2.21.0010
Kel. Kumai Hilir Kec. Kumai
Nelayan (Penangkapan)
8
Hj. Mardiana
1968.12.19.2011.11.2.2.3.3.21.0001
Kel. Kumai Hilir Kec. Kumai
Pengolahan Kerupuk amplang tenggiri
9.
Yatno
1966.12.16.2011.11.1.2.3.1.21.0008
Desa Natai Kerbau Kec. Pangkalan Banteng
Budidaya kolam
10.
Suriansyah
1967.08.13.2011.11.1.2.3.2.21.0009
Desa Sungai Bakau Kecamatan Kumai
Nelayan (Penangkapan)
                      Sumber : KPPKP Kotawaringin Barat Tahun 2012               
        
Tabel 14.    Data Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak  (PPTK) Kabupaten Kotawaringin Barat
NO.
NAMA
KETERANGAN
1.
AGUS EDI PRAYITNO, ST
PPTK Tenaga Penamping PUMP Perikanan Budidaya Kabupaten Kotawaringin Barat
2.
R.YANA  PERDANA KUSUMAH,S.ST.PI
PPTK Tenaga Penamping PUMP Perikanan Budidaya Kabupaten Kotawaringin Barat
3.
EMANUEL, SP
PPTK Tenaga Penamping PUMP Perikanan Tangkap Kabupaten Kotawaringin Barat
4.
FAUZI RIDWAN
PPTK Tenaga Penamping PUMP Perikanan Tangkap Kabupaten Kotawaringin Barat
                 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012                   

2.3. KONDISI SUMBERDAYA PENUNJANG
       2.3.1. Sarana dan Prasarana Pendukung Usaha
                 Beberapa sarana dan prasarana penunjang yang dapat mendukung kelancaran usaha perikanan di Kabupaten Kotawaringin Barat diantaranya sebagai berikut :
ü  Balai Benih Ikan
Dari usaha budidaya ikan di kolam dan keramba di Kabupaten Kotawaringin Barat, keperluan akan benih ikan sebesar 2 juta ekor per tahun, yang di suplai dari Balai Benih Ikan (BBI) Pinang Merah sebesar 465.917 ekor, sedangkan kekurangannya dari hasil UPR dan didatangkan dari luar daerah oleh para pembudidaya yang pada umumnya kualitasnya tidak terkontrol, karena pada umumnya mereka tidak mensyaratkan asal usaul dan sertifikat benih.
Untuk memenuhi kebutuhan petambak  akan benur udang windu sebanyak 6,4 juta ekor per tahun, Balai Benih Udang Windu hanya mampu mensuplai sebanyak 411.000 ekor benur dan kekurangannya didatangkan dari Pulau Jawa yang kualitasnya juga belum terkontrol. Sedangkan kebutuhan benih ikan bandeng (nener) sebanyak 2,1 juta ekor semuanya didatangkan dari luar daerah.
Balai Benih Udang Galah di Desa Sungai Kapitan Kecamatan Kumai sudah mampu memproduksi benur udang galah sebesar 18.367 ekor, namun hingga kini BBUG tersebut masih kesulitan untuk memesarkannya pada pembudidaya. Hal ini karena para pembudidaya masih awam dan belum ada keyakinan  terhadap keberhasilan usaha budidaya udang Galah. Padahal hasil ujicoba budidaya udang galah di Desa Natai Raya Kecamatan Arut Selatan  menunjukkan perkembangan dan produksi yang baik dan menguntungkan.
Tabel 15.  Data Hasil Produksi Benih Ikan dan Udang di Kabupaten Kotawaringin Barat
No
Jenis Hasil Produksi
Ekor (000)
2007
2008
2009
2010
2011
1.
Benih ikan (tawar)
1.264,47
1.396,81
473,03
527,97
444,86
2.
Benih bandeng
-
-
558,00
405,00
887,60
2.
Benih udang windu
-
-
263,00
810,00
423,00
Total
1.264,47
1.396,81
1.294,03
1,742,97
1.755,46
                        Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012
ü  Unit Pembenihan Rakyat (UPR)
Di Kotawaringin Barat terdapat 2 unit UPR yang yang masing-masing letaknya di Desa Sagu Kecamatan Kotawaringin Lama dan di Desa Berambai Makmur Kecamatan Pangkalan Banteng. Diharapkan ke dua UPR ini nantinya dapat membantu mengatasi permasalahan benih ikan, mengingat kedua lokasi kecamatan tersebut jaraknya relatif jauh dengan Balai Benih Ikan.

ü  Tempat Pendaratan Ikan (TPI)
Terdapat 1 unit TPI yang terletak di Desa Sungai Kapitan Kecamatan Kumai. Hingga saat ini TPI belum dapat berjalan sesuai dengan fungsinya secara optimal oleh adanya beberapa faktor. Namun pembenahan dan pembinaan terutama terhadap nelayan terus dilakukan agar TPI dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan dapat memperlancar kegiatan usaha para nelayan.

ü  Stasiun Pengisian Dealer Nelayan (SPDN)
Terdapat 4 unit SPDN yang kapasitasnya antara 50 s/d. 65 KL setiap bulan. Keempat SPDN tersebut semuanya berada di Kecamatan Kumai, yakni di Kelurahan Kumai Hilir, Desa Kubu, Teluk Bogam dan Keraya.

ü  Pasar Ikan
Kotawaringin Barat memiliki 1 unit pasar ikan yang terletak di Kelurahan Kumai Hilir dan beberapa pasar umum yang juga menjual produk perikanan.

       2.3.2. Kelembagaan Ekonomi yang Mendukung Usaha Perikanan
Beberapa lembaga ekonomi yang telah dimanfaatkan atau yang berpotensi dapat mendukung kelancaran usaha baik oleh pelaku utama dan atau pelaku usaha perikanan di Kabupaten Kotawaringin Barat tersaji pada Tabel 16 berikut :
Tabel 16.       Kelembagaan Ekonomi yang Telah atau Berpotensi Mendukung Usaha Perikanan di Kabupaten Kotawaringin Barat.
No.
Nama Lembaga
Lokasi
Keterangan
1.
Koperasi Swamitra
Kumai
Kegiatan simpan pinjam masih sebatas kepada Anggota

2.
BRI Cabang dan Unit
1 BRI Cabang di Pangkalan Bun dan 6 Unit di tiap kecamatan di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat

Kredit komersial dan KUR untuk usaha Perikanan
3.
Bank Marunting
Pangkalan Bun
Kredit Komersial untuk usaha perikanan

4.
Bank BNI 46
Pangkalan Bun
Kredit komersial dan KUR untuk usaha Perikanan



No comments:

Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...