Tuesday, 19 June 2012

POTENSI PERIKANAN KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR


Kotawaringin Timur terdiri dari 15 kecamatan dimana 3 diantaranya terletak di wilayah pesisir merupakan kabupaten induk dari wilayah Pemekaran Kabupaten Katingan dan Kabupaten Seruyan. Secara astronomis terletak antara posisi 111°0’50” - 113°0’46” Bujur Timur dan 0°23’14” - 3°32’54” Lintang Selatan.









Daerah Pesisir dan Laut Jawa di Desa Ujung Pandaran
 








Pulau-pulau yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur pada umumnya berada di dalam dan muara sungai Mentaya, dimana yang tercatat dan memiliki nama sampai dengan saat ini antara lain adalah Pulau Hanaut, Pulau Lepeh, Pulau Kamapit, dan Pulau Hanibung. Pulau-pulau tersebut pada umumnya dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan kelapa milik masyarakat dan yang lainnya belum dimanfaatkan dan hanya ditumbuhi oleh semak dan pepohonan liar.
Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki wilayah pesisir dengan perairan estuarine yang luasnya sekitar 78.000 ha, merupakan daerah subur dan virgin sebagai fishing ground dan nursery ground, dan perairan laut dengan panjang pantai sekitar 70 Km² sebagai daerah penangkapan (fishing ground) sekaligus memiliki mangrove seluas 33.400 Ha dimana potensi yang cocok


 


Tabel  11.  Data UMKM di Kab. Kotim Tahun 2010

No.
Produk Olahan
Kapasitas Produksi
(Kg)
Jumlah UMKM
(Orang)
Keterangan





1.
Kerupuk Udang
200 - 300
1
Aktif
50 - 100
3
Aktif
2.
Kerupuk Pipih
200 - 300
2
Aktif
3.
Amplang

90 – 120
1
Aktif
50 - 100
1
Aktif
4.
Mpek-mpek
50 - 100
1
Aktif
5.
Ikan Kering
500 – 1.000
17
Aktif
100 - 500
64
Musiman






















26
 


a.    Meningkatkan nilai tambah dan mutu produk unggulan hasil-hasil kelautan dan perikanan yang dilakukan dengan penerapan teknologi;
b.    Mengembangkan pola kemitraan untuk nelayan/pembudidaya ikan melalui pemberdayaan sosial dan ekonomi masyarakat.




























3
 


II. KONDISI UMUM
Visi pembangunan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kotawaringin Timur adalah terwujudnya kehidupan masyarakat Kelautan dan Perikanan Kotawaringin Timur yang maju, mandiri, sejahtera dan bermartabat melalui sistem pemanfaatan sumberdaya yang tertata dan berwawasan lingkungan.
Adapun Permasalahan-permasalahan yang dihadapi Kabupaten Kotawaringin Timur dalam pengembangan dan pembangunan kelautan dan perikanan antara lain adalah :
a.    Luasnya wilayah dan kondisi transportasi yang kurang memadai serta terbatasnya fasilitas kelembagaan menimbulkan kendala dalam pemanfaatan, pembinaan, pengelolaan, dan pengawasan sumberdaya;
b.    Terbatasnya kemampuan dan akses permodalan mengakibatkan potensi belum dapat dieksploitasi secara optimal;
c.    Sarana produksi masih didatangkan dari luar daerah;
d.   Usaha sektor kelautan dan perikanan belum banyak menarik minat investor untuk menanamkan investasinya.
Strategi pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan dalam memasuki  Era Globalisasi diarahkan pada pengembangan teknologi untuk menunjang usaha secara rasional dan berkesinambungan, pemanfaatan teknologi tepat guna dan kemudahan pelayanan bagi masyarakat pelaku bisnis dibidang Kelautan dan Perikanan, menyediakan sarana dan prasarana perikanan bagi kelancaran usaha, dan penegakan hukum serta pembinaan dan pengawasan sumberdaya Kelautan dan Perikanan, sehingga pada akhirnya dengan sumber daya kelautan dan perikanan yang dimiliki akan dapat mewujudkan perekonomian yang mandiri.


 


Tabel 10   Daftar Pelaku Usaha Perikanan (Pedagang) dan  jenis
               Komoditi hasil perikanan

Lokasi
Pedagang
(orang)
Jenis Komoditi (macam)
Ikan Segar Laut
Ikan Segar Darat
Olahan

Pasar Ikan Mentaya

Pasar Keramat Baamang

Pasar Induk Mentaya Hilir Selatan


45


31



23


24


21



23


25


19



25


17


17



9

Usaha lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan konsumsi ikan di Kabupaten Kotawaringin Timur adalah memperbanyak penganekaragaman (diversifikasi) olahan hasil perikanan.  Produk olahan hasil perikanan yang ada di daerah ini antara lain ikan kering (ikan asin), kerupuk ikan, kerupuk udang, amplang, terasi dan mpek-mpek.

Data unit pengolah ikan yang termasuk dalam UMKM di Kabupaten Kotawaringin Timur dapat dilihat pada tabel 11  berikut ini :




25
 


-      Mengupayakan suplai ikan menjangkau seluruh wilayah di Kabupaten Kotawaringin Timur.
-      Memperbanyak penganekaragaman (diversifikasi) olahan hasil perikanan.
-      Mengembangkan teknologi pengawetan serta penyimpanan dan distribusi hasil perikanan berbasis rantai dingin.
-      Meningkatkan pemahaman kepada masyarakat tentang nilai gizi dan manfaat ikan.
-      Mendorong terciptanya kondisi sosial dan budaya masayarakat yang kondusif.

Alternatif upaya peningkatan konsumsi ikan yang diperlukan saat ini di Kabupaten Kotawaringin Timur adalah menjamin ketersediaan (supply) ikan yang baik dan hiegenis.  Di  Sampit  ibukota kabupaten ini telah memiliki Pasar Ikan Mentaya (PIM) yang megah dan permanen sebagai tempat untuk melayani masyarakat yang memerlukan berbagai jenis ikan setiap harinya.
Adapun perkembangan pemasaran hasil perikanan di Kabupaten Kotawaringin Timurdapat digambarkan dengan keberadaan pelaku usaha perikanan (pedagang ikan)  maupun jenis-jenis komoditi hasil perikanan yang diperdagangkan di beberapa lokasi seperti Pasar Ikan Mentaya (PIM), Pasar Keramat Baamang dan Pasar Induk Mentaya Hilir Selatan di Samuda.  Data terakhir  yang dihimpun oleh petugas statistik P2HP Dinas Kelautan dan Perikananan Kabupaten Kotawaringin Timur untuk pelaku usaha perikanan dan banyaknya jenis komoditi hasil perikanan yang diperdagangkan dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini.











24
A. Kondisi Geografis
Kabupaten Kotawaringin Timur dengan ibukota di Sampit memiliki luas wilayah 16.988,70 km², terdiri dari 15 kecamatan dimana 3 diantaranya terletak di wilayah pesisir, 150 desa/kelurahan, merupakan kabupaten induk dari wilayah Pemekaran Kabupaten Katingan dan Kabupaten Seruyan. Secara astronomis terletak antara posisi 111°0’50” - 113°0’46” Bujur Timur dan 0°23’14” - 3°32’54” Lintang Selatan, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Ø  Bagian Utara           : Provinsi Kalimantan Barat;
Ø  Bagian Timur           : Kabupaten Katingan;
Ø  Bagian Selatan         : Laut Jawa;
Ø  Bagian Barat            : Kabupaten Seruyan.
Adapun kecamatan-kecamatan yang termasuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Kotawaringin Timur dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 1.           Tabel  1.    Wilayah Administrasi Kabupaten Kotawaringin Timur

No.
Kecamatan
Luas Wilayah
(Km²)
Jumlah
Desa/Kelurahan
1.
2.
Teluk Sampit
Mentaya hilir selatan
610
318
4
8
3.
Mentaya Hilir Utara
723
7
4.
Pulau Hanaut
619
6
5.
Mentawa Baru Ketapang
357,5
7
6.
7.
Baamang
Seranau
591
547,5
4
4
8.
Kota Besi
2,177
13
9.
10.
Cempaga
CempagaHulu
1.241
1.183
8
6


5
 


11.
Parenggean
1.774
21
12.
Mentaya Hulu
3.380
30
13.
14.
15.
Antang Kalang
Bukit Santuai
Telawang
2.975
-
-
30
-
-
Jumlah
16.496
148
* Terletak di daerah pesisir
Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki topografi yang bervariasi yang dapat dibagi dalam 3 (tiga) wilayah bagian sebagai berikut :  8
a. Bagian Selatan     :    Kelompok lereng 0 – 2 %, adalah wilayah dataran rendah merupakan daerah pantai dan rawa dengan jenis tanah orgosol dan alluvial gleihumus yang memiliki unsur hara yang baik, di bagian pesisir dengan jenis tanah alluvial marin yang memiliki unsur hara rendah, dipengaruhi pasang surut air laut, dengan ketinggian 50 m DPL;
b. Bagian Tengah     :    Kelompok lereng 2 – 15 %, adalah wilayah dataran yang sebagian besar ditumbuhi hutan tropis, memiliki jenis tanah podsol air tanah, podsolik kuning, dan alluvial gleihumus yang berada di sepanjang sungai, dengan ketinggian 50 – 150 m DPL;
c. Bagian Utara        :    Kelompok lereng 15 – 40 %, adalah wilayah dataran tinggi merupakan daerah dengan fisiografi berbukit-bukit memiliki jenis tanah podsolik merah kuning, regosol, dan litosol, wilayah ini terdiri dari batuan yang sebagian bersifat asam dengan
6
B.  Pemasaran

Tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Kotawaringin Timur pada Tahun 2010 adalah 30,33 kg/kapita/tahun, angka ini masih berada jauh di bawah konsumsi ikan Propinsi Kalimantan Tengah yaitu sebesar 35,24 kg/kapita/tahun dan sedikit berada di bawah tingkat konsumsi ikan nasional yang telah mencapai 30,47 kg/kapita/tahun.
Belum maksimalnya tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Kotawaringin Timur salah satu penyebabnya adalah lemahnya sisi ketersediaan (supply).  Hal ini dipengaruhi oleh kurang meratanya suplai ikan yang berkualitas, kurangnya sarana prasarana penjualan dan distribusi ikan yang baik dan higienis serta mampu menjangkau pemukimam penduduk yang jauh dari sentra produksi hasil perikanan, juga adanya produk pengganti selain ikan.  Sedangkan tingkat permintaan (demand) terhadap ikan relatif tinggi khususnya bagi masyarakat lokal yang selalu melengkapi menu makannya dengan berbagai jenis ikan sebagai lauk pauknya.
Lemahnya sisi ketersediaan (supply)   mengisyaratkan belum berkembangnya pemasaran hasil perikananan di daerah ini dan mencerminkan belum optimalnya pemanfaatan ikan sebagai sumber pangan dan gizi masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan menunjukan potensi ekonomi sektor perikanan belum tergarap secara optimal.
Berbagai upaya yang dilakukan untuk  meningkatkan konsumsi ikan di Kabupaten Kotawaringin Timur  sebesar 31,00 kg/kapita/tahun pada tahun 2011, sekaligus  mendukung peningkatan konsumsi ikan Propinsi Kalimantan Tengah sebesar 35,72 kg/kapita/tahun dan mensukseskan pencapaian target konsumsi ikan nasional sebesar 38,67 kg/kapita/tahun pada tahun 2014, antara lain:




23
 

Tabel 9.        Data Pabrik Es yang Beroperasional di Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2010
Nama Pemilik/PT/ Perorangan/KUD
Ketersediaan Pabrik Es
Keterangan
Jumlah (Unit)
Kapasitas (Ton)
Produksi Rata-rata/ hari (Ton)





1. Pelangi
1
2
2
Beroperasi
2. Atui
1
2
2
Beroperasi
3. PPI Ujung
    Pandaran
1
3
-
Belum beroperasi





Data di atas menunjukkan bahwa produksi perikanan tangkap di Kabupaten Kotawaringin Timur cukup besar dan tidak sesuai antara kebutuhan nelayan dan pedagang ikan yang memerlukan es sekitar 25 ton/hari dibandingkan dengan kapasitas produksi es dari pabrik es yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur yang rata-rata produksinya hanya 4 ton/hari, serta masih memerlukan sarana sistem rantai dingin (Cold Chain System/CCS) untuk meningkatkan nilai tambah produk perikanan.
Seiring dengan hal tersebut maka diperlukan penyediaan sarana Cold Chain System/CCS (seperti pembangunan Cold Room, Cold Storage, pengadaan Cool Box dan Freezer box/ Show Case, serta mobil box berpendingin) dan pembangunan Pabrik Es dan berbagai peralatan pengolahan lainnya sebagai salah satu upaya untukmeningkatkan nilai tambah produk perikanan dan memenuhi kebutuhan es bagi nelayan dan pedagang ikan dan untuk dapat mengoptimalkan nilai dari hasil produksi perikanan tangkap.




22
 

kandungan hara yang rendah,dengan ketinggian 150 DPL.
Pola lahan dan penggunaannya di Kabupaten Kotawaringin Timur dapat dilihat pada tabel 2.
Ta                Tabel 2.  Penggunaan Lahan di Kabupaten Kotawaringin Timur

No.
Jenis Penggunaan Lahan
Luas
(ha)
Persentase
(%)
1.
Hutan
411.898
24,97
2.
Hutan Mangrove
10.001
0,61
3.
Hutan Rawa
187.766
11,38
4.
Perkebunan
174.186
10,56
5.
Pemukiman
4.148
0,25
6.
Pertambangan
7.534
0,46
7.
Sawah23
39.762
2,41
8.
Ladang
12.411
0,75
9.
Kebu Campuran
31.419
1,90
10.
Semak Belukar
372.713
22,59
11.
Rawa Belukar
174.359
10,57
12.
Tanah Terbuka
83.599
5,07
13.
Transmigrasi
25.719
1,56
14.
Tubuh Air
12.898
0,78
15.
Lain-lain
101.187
6,13
Jumlah
1.649.600
100,00
B. Demografi
Penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur akhir Tahun 2010 berjumlah 373.842 jiwa  terdiri dari Laki-laki = 197.213 jiwa dan Perempuan = 176.629 jiwa  dengan  rincian sebagaimana terlihat pada Tabel 3.

7
 



    Tabel 3.    Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut   
                    Kecamatan tahun 2010 di Kab. Kotim
No
Kecamatan
Jumlah Penduk
(Jiwa)
1.
Teluk Sampit
8.929
2.
Mentaya Hilir Selatan
20.803
3.
Mentaya Hilir Utara
15.774
4.
Pulau Hanaut
15.442
5.
Mentawa Baru Ketapang
76.616
6.
Baamang
51.430
7.
Seranau
9.582
8.
Kota Besi
15.011
9.
Cempaga
19.119
10.
CempagaHulu
22.725
11.
Parenggean
35.706
12.
MentayaHulu
28.554
13.
Antang Kalang
28.753
14.
Bukit Santuai
8.040
15.
Telawang
16.863

J u m l a h
373.842
Sumber  :  BPS Kab. KotawaringinTimur











8
 


V. PENGOLAHAN DAN PEMASARAN
A.  Pengolahan Hasil Perikanan
Biodiversity dan produktifitas perikanan tangkap di perairan umum dan laut di Kabupaten Kotawaringin cukup tinggi, sehingga usaha perikanan tangkap berkembang walaupun masih belum optimal.
Hasil usaha penangkapan ikan dipasarkan dan dikonsumsi dalam bentuk segar  dan dalam bentuk olahan. Pemasaran ikan hasil tangkapan baik dalam bentuk segar maupun olahan selain untuk memenuhi kebutuhan lokal juga untuk memenuhi kebutuhan berbagai daerah lainnya di Provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan berbagai daerah lainnya di Pulau Jawa.
Perlakuan hasil perikanan oleh masyarakat masih dilakukan secara tradisional seperti penyimpanan dan pemasaran dengan menggunakan es dan pengolahan yang perlakuannya masih sangat sederhana seperti dibuat dalam bentuk ikan kering, ebi, terasi,  kerupuk, dan amplang. 
Perusahaan atau industri yang bergerak dalam bidang pengolahan perikanan ini tidak banyak, dari data yang terkumpul hanya ada 2 pengrajin/kelompok pengolah kerupuk ikan belida dan udang, kemudian 1 perusahaan yang tercatat sebagai pengolah daging kepiting rajungan, sedangkan yang lainnya hanyalah RTP (Rumah Tangga Perikanan) yang mengolah produk perikanan dalam bentuk ikan kering, ebi, dan terasi.
Perusahaan perikanan yang mengelola ikan dalam cold room atau cold storage masih belum ada di daerah ini. Kebanyakan ikan segar disimpan dan dipasarkan dengan menggunakan es dengan alat bantu yang masih sederhana. Adapun perkembangan pabrik es sebagai sarana produksi baik untuk keperluan nelayan maupun untuk pedagang pengumpul ikan dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini.


 

secara swadaya oleh masyarakat. Pada saat ini kondisinya cukup memprihatinkan dan perlu segera dilakukan perbaikan berupa pelebaran dan pendalaman saluran agar dapat berfungsi dengan baik.





















20
 


III. DATA PERIKANAN TANGKAP
A. Potensi
Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki perairan umum (danau, rawa, dan sungai) yang cukup luas sebagai fishing ground yang merupakan sumber ikan air tawar dengan biodiversity dan produktifitas yang cukup tinggi, perairan estuarine dengan luas sekitar 78.000 ha merupakan daerah yang subur dan virgin merupakan fishing ground dan nursery ground, dan perairan laut dengan panjang pantai sekitar 70 km’ merupakan fishing ground dengan produktifitas yang cukup tinggi.
Hal ini merupakan arti penting bagi daerah karena sekitar 80 % penduduknya tinggal di tepi sungai, danau, dan pesisir pantai, yang membuktikan bahwa bidang Kelautan dan Perikanan merupakan bidang usaha yang sesuai dengan budaya hidup dan budaya kerja masyarakat.
Adapun hasil pencatatan data produksi perikanan di Kabupaten Kotawaringin Timur selama 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.
Tabel 4. Produksi Perikanan di Perairan Umum dan Laut di
                                Kab. Kotim tahun 2006-2010.
Satuan :  Ton
Tahun
Perairan Laut
Perairan Umum
Jumlah

2006
2007
2008
2009
2010


8.517,8
8.425,7
8.678,5
8,650,9
8.542,7


2.460,8
2.480.0
2.604,0
2.568,8
2.571,2

10.978,6
10.905,0
11.282,5
11.219,7
11.113,9


 

B. Sarana
Perkembangan kapal perikanan sebagai sarana produksi baik untuk keperluan nelayan (penangkap ikan)  maupun untuk pedagang/pengumpul ikan dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.
             Tabel 5. Perkembangan Kapal Penangkap Ikan di
                        Kab. Kotim dari Th. 2006 - 2010                             

Tahun
Jumlah Kapal Penangkap Ikan
(Unit)

2006
2007
2008
2009
2010

1.111,0
1.262,0
1.252,0
581,0
581,0



Dari data tersebut di atas, jumlah kapal penangkap ikan yang beroperasi di perairan laut  Kabupaten Kotawaringin Timur padaakhirTahun 2010 adalah 581 unit dan ini belum termasuk kapal perikanan yang berasal dari desa-desa kabupaten lain yang beroperasi di perairan Kabupaten Kotawaringin Timur. Daya jelajah kapal masih terbatas pada perairan pesisir yang berarti potensi untuk perikanan tangkap masih cukup luas untuk dikembangkan.





10
 

BBI (Balai Benih Ikan) di Bagendang dan BBIP (Balai Benih Ikan Pantai) di Desa Ujung Pandaran diharapkan dapat memecahkan permasalahan pengadaan benih ikan/udang yang selama ini menjadi salah satu kendala dalam pengembangan budidaya di wilayah pesisir Kalimantan Tengah pada umumnya dan Kabupaten Kotawaringin Timur pada khususnya. Selama ini pemenuhan kebutuhan benih ikan/udang masih didatangkan dari luar daerah seperti Kalimantan Selatan dan Pulau Jawa, sehingga dengan beroperasinya kedua BBI tersebut diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat pembudidaya dan kegiatan budidaya ikan akan semakin berkembang dan produksi maupun produktifitasnya akan terus meningkat.










Balai Budidaya Ikan Pantai (BBIP) Ujung Pandaran
 







C. Prasarana
Prasarana perikanan budidaya sebagai penunjang kegiatan pembangunan dan pengembangan perikanan budidaya di Kabupaten Kotawaringin Timur ini dapat dikatakan masih minim dan kurang. Hal ini terlihat dari masih sedikitnya saluran tambak yang ada dan dapat dimanfaatkan oleh pembudidaya. Saluran tambak dimaksud berada di Desa Lampuyang Kecamatan Teluk Sampit dengan tipe Saluran Primer dengan panjang sekitar 1 km’, dibangun dari Proyek Pengembangan Kawasan Terpadu Samda dengan sumber dana APBN dan saluran sekunder yang dibangun

19
 

Tabel 7.        Perkembangan  Luas Kolam,  Karamba  dan Tambak di Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2006 – 2010.
Tahun
Kolam (Ha)
Karamba (buah)
Tambak (Ha)

2006
2007
2008
2009
2010


6,7
6,7
6,7
7,0
39,0


426
426
426
447
487


233,8
235,0
238,0
251,0
355,0


Tabel 8.        Perkembangan  Produksi  Budidaya  di Kolam, Karamba  dan  Tambak di Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2006 – 2010.
Satuan  : Ton
Tahun
Kolam
Karamba
Tambak

2006
2007
2008
2009
2010


25,1
20,1
21,1
22,2
398,6

59,24
60,2
63,2
66,4
601,4

12,3
15,0
15,8
16,5
188,3
Sarana pendukung kegiatan perikanan budidaya yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur hanyalah BBI, sedangkan fasilitas lainnya seperti BBUG, UPR, Hatchery/HSRT, dan Laboratorium Penyakit Ikan masih belum ada. Hal ini cukup berpengaruh terhadap perkembangan dan pembangunan perikanan budidaya di Kabupaten Kotawaringin Timur.

18
 


Alat tangkap yang digunakan masyarakat nelayan masih tradisional yaitu berupa gill net, trammel net, jala, lampara dasar, serok dan alat tangkap lokal lainnya yang dikategorikan sebagai perangkap (trap).








Salah satualatpenangkapikan

 








Kenaikan harga BBM belum lama ini mengakibatkan hampir 60 % nelayan perairan laut di Kabupaten Kotawaringin Timur tidak aktif melakukan penangkapan dengan melakukan hal-hal sebagai berikut :
1.    Nelayan tetap melakukan operasi penangkapan ikan dengan daya jangkau semakin dekat dan hasil tangkapan yang tidak memadai;

11
 

2.    Nelayan melakukan penangkapan ikan dengan mengurangi jumlah trip yang berakibat pada menurunnya hasil tangkapan;
3.    Nelayan tetap melakukan penangkapan dengan mengganti BBM yang seharusnya dengan BBM yang lebih murah dengan cara mencampurnya dengan bahan lain, yang berakibat pada kerusakan mesin;
4.    Nelayan melakukan penangkapan hanya pada saat yang tepat (hasil tangkapan dapat menutupi biaya operasional dan menghasilkan keuntungan yang memadai);
5.    Nelayan berhenti melaut untuk sementara dengan mencari alternatif penghasilan yang lain.
Sedangkan sekitar 40 % nelayan lainnya tetap aktif melakukan penangkapan ikan walaupun dengan biaya operasional tinggi dan hasil yang tidak menentu, dengan hasil rata-rata yang diperoleh kadang-kadang rugi, impas, atau mendapatkan untung walaupun keuntungan yang diperoleh tidak seperti pada saat harga BBM belum naik.









Kapal Penangkap Ikan di Kabupaten Kotawaringin Timur


 








Secara keseluruhan dampak kenaikan BBM yang ditambah harga BBM di daerah sentra penangkapan ikan cukup tinggi dan

12
IV. DATA PERIKANAN BUDIDAYA
A. Potensi
Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki perairan umum (danau, rawa, dan sungai Mentaya yang memiliki panjang sekitar 400 km’ dan bermuara di Laut Jawa) yang cukup banyak dan luas yang bisa dikembangkan sebagai daerah budidaya ikan dan perairan laut dengan panjang pantai sekitar 70 km’ yang selain merupakan daerah penangkapan (fishing ground) dengan produktifitas yang cukup tinggi sekaligus merupakan daerah estuarine yang subur dan virgin serta memiliki hutan mangrove seluas 33.400 ha dimana potensi yang cocok untuk pengembangan usaha tambak ikan/udang adalah sekitar 10.156 ha.









Vegetasi Mangrove di Kabupaten Kotawaringin Timur

 








B. Sarana
Perkembangan budidaya ikan di Kabupaten Kotawaringin Timur mengalami peningkatan yang cukup berarti, terlihat  dengan semakin banyaknya masyarakat untuk mengembangkan budidaya udang/ikan di tambak dan semakin berkembangnya pemeliharaan ikan di kolam atau karamba.  Perkembangan luas kolam, karamba dan tambak serta produksinya dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8 berikut.

 


Untuk mencapai operasional penuh, kebutuhan yang harus segera dipenuhi adalah pembangunan berbagai fasilitas pokok dan pendukung seperti misalnya Fasilitas Pokok/Pelindung  yaitu Pembangunan Breakwater Tahap II  yang berada dikedua sisi pantai lokasi PPI masing-masing sepanjang 400 meter, kemudian Kolam Pelabuhan  dengan kedalaman minimal dapat  berlindung kapal bertonase 3 ton yang merupakan batas kedalaman terendah untuk klasifikasi Pelabuhan Perikanan Tipe D (PPI) serta pembangunan berbagai fasilitas sarana dan prasarana pokok maupun pendukung lainnya.















16
 

sangat berpengaruh terhadap produksi dan produktifitas nelayan di pesisir Kabupaten Kotawaringin Timur.
Penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur pada akhir Tahun 2010 dengan luas wilayah  16.496 km² km² berjumlah 373.842 jiwa atau rata-rata 22,61 jiwa/km²   dengan jumlah keluarga  79.851 KK.  Adapun perkembangan Rumah Tangga Perikanan (RTP) dapat dilihat pada    Tabel 6 berikut ini.
                         Tabel 6. Perkembangan  Rumah  Tangga  Perikanan
    di Kabupaten Kotim Tahun 2006 – 2010.

Tahun
Jumlah Rumah Tangga Perikanan
(KK)

2006
2007
2008
2009
2010

682,0
690,0
750,0
637,0
637,0

Berdasarkan data di atas, maka secara keseluruhan pembangunan perikanan tangkap di Kabupaten Kotawaringin Timur dapat lebih dikembangkan lagi dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan memodernisasi pembangunan dan pengembangan perikanan tangkapnya.
C. Prasarana
Prasaranaperikanantangkap yang ada di KabupatenKotawaringinTimurinihanyaada 1 (satu) buahPangkalanPendaratanIkan (PPI) yaitu PPI Ujung Pandaran yang merupakanpelabuhanbaru, relokasidari PPP (PelabuhanPerikananPantai) Hantipan yang sudahtidakdapatberoperasilagi.
13
 

Pembangunan  Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Ujung Pandaran  dimulai pada tahun anggaran 2004 oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Tengah dengan sumber dana Dekonsentrasi, kemudian dilanjutkan  pada tahun anggaran 2005 dan 2006 oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kotawaringin Timur lewat dana DAK bidang Kelautan dan Perikanan  dan APBD Kotawaringin Timur telah  dapat membangun fasilitas pokok dan fungsional sesuai dengan kemampuan pembiayaan yang tersedia.  









Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Ujung Pandaran
 








Secara fungsional dari pembangunan  tersebut masih belum cukup untuk sesegera mungkin mengoperasionalkan PPI, namun pembangunan yang sudah dilaksanakan  tetap didasarkan pada skala prioritas untuk menuju PPI yang akan dapat dioperasikan sebagaimana yang memang sudah direncanakan.
Untuk mengoperasikan PPI Ujung Pandaran, selain telah dan akan tetap melaksanakan pembangunan dan peningkatan prasarana pendukung baik pokok maupun fungsional, Dinas Kelautan dan Perikanan  seiring dengan itu juga telah mempersiapkan sumber daya manusia yang akan mengelolanya  sekaligus juga mempersiapkan peraturan-peraturan dan dasar hukum bagi operasional PPI Ujung Pandaran.








Mess Karyawan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Ujung Pandaran

14
 










Sampai akhir  tahun 2007 fasilitas pokok  dan fungsional yang telah dibangun diantaranya Kantor Pengelola, Mess Karyawan,  Dermaga Tambat  dalam Sungai, Pos Jaga, Bangunan Pabrik Es, Breakwater tahap I, Dermaga Breakwater, Bangunan Bengkel, Jaringan Listrik Tahap I, Fasilitas Air Bersih/Tawar Tahap I.
Berdasarkan skala prioritas yang disusun, pada tahun anggaran 2006 Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur dan Provinsi Kalimantan Tengah  melalui dana  Dekonsentrasi, DAK maupun APBD Kotawaringin Timur meningkatkan fasilitas PPI Ujung Pandaran dengan mengarahkan pada Pemasangan Fasilitas Mesin Pabrik Es, Pembangunan Pagar Keliling Komplek, Jalan Komplek, Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Revetment dan Penimbunan Lahan Pantai, Pembangunan Gudang, Pembangunan Rumah Dinas Kepala PPI, Rumah Genset,  Pemasangan Jaringan Listrik Tahap II, Fasilitas Air Bersih Tawar Tahap II, Alat Komunikasi seperti Radio Allband, GPS, HT,  serta kelengkapan lainnya bagi keperluan ujicoba operasional.  SedangkanpadaTahun 2007-2008 biayaoperasional PPI dianggarkanpada APBD Kabupaten.

No comments:

Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...