Kotawaringin Timur terdiri dari 15 kecamatan dimana 3
diantaranya terletak di wilayah pesisir merupakan kabupaten induk dari wilayah
Pemekaran Kabupaten Katingan dan Kabupaten Seruyan. Secara astronomis terletak
antara posisi 111°0’50” - 113°0’46” Bujur Timur dan 0°23’14”
- 3°32’54” Lintang Selatan.
Daerah Pesisir dan Laut Jawa di Desa
Ujung Pandaran
|
Pulau-pulau yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur pada
umumnya berada di dalam dan muara sungai Mentaya, dimana yang tercatat dan
memiliki nama sampai dengan saat ini antara lain adalah Pulau Hanaut, Pulau
Lepeh, Pulau Kamapit, dan Pulau Hanibung. Pulau-pulau tersebut pada umumnya
dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan kelapa milik masyarakat dan yang lainnya
belum dimanfaatkan dan hanya ditumbuhi oleh semak dan pepohonan liar.
Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki wilayah pesisir
dengan perairan estuarine yang luasnya sekitar 78.000 ha, merupakan daerah
subur dan virgin sebagai fishing ground dan nursery ground, dan perairan laut
dengan panjang pantai sekitar 70 Km² sebagai daerah penangkapan (fishing
ground) sekaligus memiliki mangrove seluas 33.400 Ha dimana potensi yang cocok
|
Tabel 11. Data UMKM di Kab. Kotim Tahun 2010
No.
|
Produk Olahan
|
Kapasitas Produksi
(Kg)
|
Jumlah UMKM
(Orang)
|
Keterangan
|
|
|
|
|
|
1.
|
Kerupuk Udang
|
200 - 300
|
1
|
Aktif
|
50 - 100
|
3
|
Aktif
|
||
2.
|
Kerupuk Pipih
|
200 - 300
|
2
|
Aktif
|
3.
|
Amplang
|
90 – 120
|
1
|
Aktif
|
50 - 100
|
1
|
Aktif
|
||
4.
|
Mpek-mpek
|
50 - 100
|
1
|
Aktif
|
5.
|
Ikan Kering
|
500 – 1.000
|
17
|
Aktif
|
100 - 500
|
64
|
Musiman
|
26
|
a. Meningkatkan
nilai tambah dan mutu produk unggulan hasil-hasil kelautan dan perikanan yang
dilakukan dengan penerapan teknologi;
b. Mengembangkan
pola kemitraan untuk nelayan/pembudidaya ikan melalui pemberdayaan sosial dan
ekonomi masyarakat.
3
|
II. KONDISI UMUM
Visi pembangunan Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Kotawaringin Timur adalah terwujudnya kehidupan masyarakat
Kelautan dan Perikanan Kotawaringin Timur yang maju, mandiri, sejahtera dan
bermartabat melalui sistem pemanfaatan sumberdaya yang tertata dan berwawasan
lingkungan.
Adapun Permasalahan-permasalahan
yang dihadapi Kabupaten Kotawaringin Timur dalam pengembangan dan pembangunan
kelautan dan perikanan antara lain adalah :
a. Luasnya wilayah dan
kondisi transportasi yang kurang memadai serta terbatasnya fasilitas
kelembagaan menimbulkan kendala dalam pemanfaatan, pembinaan, pengelolaan, dan
pengawasan sumberdaya;
b. Terbatasnya kemampuan
dan akses permodalan mengakibatkan potensi belum dapat dieksploitasi secara
optimal;
c. Sarana produksi masih
didatangkan dari luar daerah;
d. Usaha sektor kelautan
dan perikanan belum banyak menarik minat investor untuk menanamkan
investasinya.
Strategi pembangunan Sektor
Kelautan dan Perikanan dalam memasuki
Era Globalisasi diarahkan pada pengembangan teknologi untuk menunjang
usaha secara rasional dan berkesinambungan, pemanfaatan teknologi tepat guna
dan kemudahan pelayanan bagi masyarakat pelaku bisnis dibidang Kelautan dan
Perikanan, menyediakan sarana dan prasarana perikanan bagi kelancaran usaha,
dan penegakan hukum serta pembinaan dan pengawasan sumberdaya Kelautan dan
Perikanan, sehingga pada akhirnya dengan sumber daya kelautan dan perikanan
yang dimiliki akan dapat mewujudkan perekonomian yang mandiri.
|
Tabel 10 Daftar
Pelaku Usaha Perikanan (Pedagang) dan jenis
Komoditi hasil perikanan
Lokasi
|
Pedagang
(orang)
|
Jenis Komoditi (macam)
|
||
Ikan Segar Laut
|
Ikan Segar Darat
|
Olahan
|
||
Pasar Ikan Mentaya
Pasar Keramat Baamang
Pasar Induk Mentaya Hilir Selatan
|
45
31
23
|
24
21
23
|
25
19
25
|
17
17
9
|
Usaha lain
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan konsumsi ikan di Kabupaten Kotawaringin
Timur adalah memperbanyak penganekaragaman (diversifikasi) olahan hasil
perikanan. Produk olahan hasil perikanan
yang ada di daerah ini antara lain ikan kering (ikan asin), kerupuk ikan,
kerupuk udang, amplang, terasi dan mpek-mpek.
Data unit
pengolah ikan yang termasuk dalam UMKM di Kabupaten Kotawaringin Timur dapat
dilihat pada tabel 11 berikut ini :
25
|
- Mengupayakan
suplai ikan menjangkau seluruh wilayah di Kabupaten Kotawaringin Timur.
- Memperbanyak
penganekaragaman (diversifikasi) olahan hasil perikanan.
- Mengembangkan
teknologi pengawetan serta penyimpanan dan distribusi hasil perikanan berbasis
rantai dingin.
- Meningkatkan
pemahaman kepada masyarakat tentang nilai gizi dan manfaat ikan.
- Mendorong
terciptanya kondisi sosial dan budaya masayarakat yang kondusif.
Alternatif
upaya peningkatan konsumsi ikan yang diperlukan saat ini di Kabupaten
Kotawaringin Timur adalah menjamin ketersediaan (supply) ikan yang baik dan
hiegenis. Di Sampit
ibukota kabupaten ini telah memiliki Pasar Ikan Mentaya (PIM) yang megah
dan permanen sebagai tempat untuk melayani masyarakat yang memerlukan berbagai
jenis ikan setiap harinya.
Adapun perkembangan pemasaran hasil perikanan di
Kabupaten Kotawaringin Timurdapat digambarkan dengan keberadaan pelaku usaha
perikanan (pedagang ikan) maupun
jenis-jenis komoditi hasil perikanan yang diperdagangkan di beberapa lokasi
seperti Pasar Ikan Mentaya (PIM), Pasar Keramat Baamang dan Pasar Induk Mentaya
Hilir Selatan di Samuda. Data
terakhir yang dihimpun oleh petugas
statistik P2HP Dinas Kelautan dan Perikananan Kabupaten Kotawaringin Timur
untuk pelaku usaha perikanan dan banyaknya jenis komoditi hasil perikanan yang
diperdagangkan dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini.
24
|
Kabupaten Kotawaringin Timur dengan ibukota di Sampit
memiliki luas wilayah 16.988,70 km², terdiri dari 15 kecamatan dimana 3
diantaranya terletak di wilayah pesisir, 150 desa/kelurahan, merupakan
kabupaten induk dari wilayah Pemekaran Kabupaten Katingan dan Kabupaten
Seruyan. Secara astronomis terletak antara posisi 111°0’50”
- 113°0’46” Bujur Timur dan 0°23’14”
- 3°32’54” Lintang Selatan, dengan batas-batas wilayah sebagai
berikut :
Ø
Bagian Utara :
Provinsi Kalimantan Barat;
Ø
Bagian Timur :
Kabupaten Katingan;
Ø
Bagian Selatan :
Laut Jawa;
Ø
Bagian Barat :
Kabupaten Seruyan.
Adapun kecamatan-kecamatan yang termasuk dalam wilayah
administrasi Kabupaten Kotawaringin Timur dapat dilihat pada tabel 1 berikut
ini.
Tabel
1. Tabel
1. Wilayah Administrasi
Kabupaten Kotawaringin Timur
No.
|
Kecamatan
|
Luas Wilayah
(Km²)
|
Jumlah
Desa/Kelurahan
|
1.
2.
|
Teluk Sampit
Mentaya hilir selatan
|
610
318
|
4
8
|
3.
|
Mentaya Hilir Utara
|
723
|
7
|
4.
|
Pulau Hanaut
|
619
|
6
|
5.
|
Mentawa Baru Ketapang
|
357,5
|
7
|
6.
7.
|
Baamang
Seranau
|
591
547,5
|
4
4
|
8.
|
Kota Besi
|
2,177
|
13
|
9.
10.
|
Cempaga
CempagaHulu
|
1.241
1.183
|
8
6
|
5
|
11.
|
Parenggean
|
1.774
|
21
|
12.
|
Mentaya Hulu
|
3.380
|
30
|
13.
14.
15.
|
Antang Kalang
Bukit Santuai
Telawang
|
2.975
-
-
|
30
-
-
|
Jumlah
|
16.496
|
148
|
* Terletak
di daerah pesisir
Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki topografi
yang bervariasi yang dapat dibagi dalam 3 (tiga) wilayah bagian sebagai berikut
: 8
a.
Bagian Selatan : Kelompok lereng 0 – 2 %, adalah wilayah
dataran rendah merupakan daerah pantai dan rawa dengan jenis tanah orgosol dan
alluvial gleihumus yang memiliki unsur hara yang baik, di bagian pesisir dengan
jenis tanah alluvial marin yang memiliki unsur hara rendah, dipengaruhi pasang
surut air laut, dengan ketinggian 50 m DPL;
b.
Bagian Tengah : Kelompok lereng 2 – 15 %, adalah wilayah dataran yang sebagian
besar ditumbuhi hutan tropis, memiliki jenis tanah podsol air tanah, podsolik
kuning, dan alluvial gleihumus yang berada di sepanjang sungai, dengan
ketinggian 50 – 150 m DPL;
c.
Bagian Utara : Kelompok lereng 15 – 40 %, adalah wilayah
dataran tinggi merupakan daerah dengan fisiografi berbukit-bukit memiliki jenis
tanah podsolik merah kuning, regosol, dan litosol, wilayah ini terdiri dari
batuan yang sebagian bersifat asam dengan
6
|
Tingkat
konsumsi ikan di Kabupaten Kotawaringin Timur pada Tahun 2010 adalah 30,33
kg/kapita/tahun, angka ini masih berada jauh di bawah konsumsi ikan Propinsi Kalimantan
Tengah yaitu sebesar 35,24 kg/kapita/tahun dan sedikit berada di bawah tingkat
konsumsi ikan nasional yang telah mencapai 30,47 kg/kapita/tahun.
Belum
maksimalnya tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Kotawaringin Timur salah satu
penyebabnya adalah lemahnya sisi ketersediaan (supply). Hal ini dipengaruhi oleh kurang meratanya
suplai ikan yang berkualitas, kurangnya sarana prasarana penjualan dan
distribusi ikan yang baik dan higienis serta mampu menjangkau pemukimam
penduduk yang jauh dari sentra produksi hasil perikanan, juga adanya produk
pengganti selain ikan. Sedangkan tingkat
permintaan (demand) terhadap ikan relatif tinggi khususnya bagi masyarakat
lokal yang selalu melengkapi menu makannya dengan berbagai jenis ikan sebagai
lauk pauknya.
Lemahnya
sisi ketersediaan (supply)
mengisyaratkan belum berkembangnya pemasaran hasil perikananan di daerah
ini dan mencerminkan belum optimalnya pemanfaatan ikan sebagai sumber pangan
dan gizi masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap upaya peningkatan kualitas
sumber daya manusia, dan menunjukan potensi ekonomi sektor perikanan belum
tergarap secara optimal.
Berbagai
upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
konsumsi ikan di Kabupaten Kotawaringin Timur
sebesar 31,00 kg/kapita/tahun pada tahun 2011, sekaligus mendukung peningkatan konsumsi ikan Propinsi
Kalimantan Tengah sebesar 35,72 kg/kapita/tahun dan mensukseskan pencapaian
target konsumsi ikan nasional sebesar 38,67 kg/kapita/tahun pada tahun 2014,
antara lain:
23
|
Tabel 9. Data Pabrik Es yang Beroperasional di
Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2010
Nama Pemilik/PT/
Perorangan/KUD
|
Ketersediaan
Pabrik Es
|
Keterangan
|
||
Jumlah (Unit)
|
Kapasitas (Ton)
|
Produksi Rata-rata/ hari
(Ton)
|
||
|
|
|
|
|
1. Pelangi
|
1
|
2
|
2
|
Beroperasi
|
2. Atui
|
1
|
2
|
2
|
Beroperasi
|
3. PPI Ujung
Pandaran
|
1
|
3
|
-
|
Belum beroperasi
|
|
|
|
|
|
Data di atas menunjukkan bahwa produksi perikanan tangkap
di Kabupaten Kotawaringin Timur cukup besar dan tidak sesuai antara kebutuhan
nelayan dan pedagang ikan yang memerlukan es sekitar 25 ton/hari dibandingkan
dengan kapasitas produksi es dari pabrik es yang ada di Kabupaten Kotawaringin
Timur yang rata-rata produksinya hanya 4 ton/hari, serta masih memerlukan
sarana sistem rantai dingin (Cold Chain System/CCS) untuk meningkatkan nilai
tambah produk perikanan.
Seiring dengan hal tersebut maka diperlukan penyediaan
sarana Cold Chain System/CCS (seperti pembangunan Cold Room, Cold Storage,
pengadaan Cool Box dan Freezer box/ Show Case, serta mobil box berpendingin)
dan pembangunan Pabrik Es dan berbagai peralatan pengolahan lainnya sebagai
salah satu upaya untukmeningkatkan nilai tambah produk perikanan dan memenuhi
kebutuhan es bagi nelayan dan pedagang ikan dan untuk dapat mengoptimalkan
nilai dari hasil produksi perikanan tangkap.
22
|
kandungan
hara yang rendah,dengan ketinggian 150 DPL.
Pola lahan dan penggunaannya di Kabupaten Kotawaringin
Timur dapat dilihat pada tabel 2.
Ta Tabel 2. Penggunaan Lahan di Kabupaten Kotawaringin Timur
No.
|
Jenis Penggunaan Lahan
|
Luas
(ha)
|
Persentase
(%)
|
1.
|
Hutan
|
411.898
|
24,97
|
2.
|
Hutan Mangrove
|
10.001
|
0,61
|
3.
|
Hutan Rawa
|
187.766
|
11,38
|
4.
|
Perkebunan
|
174.186
|
10,56
|
5.
|
Pemukiman
|
4.148
|
0,25
|
6.
|
Pertambangan
|
7.534
|
0,46
|
7.
|
Sawah23
|
39.762
|
2,41
|
8.
|
Ladang
|
12.411
|
0,75
|
9.
|
Kebu Campuran
|
31.419
|
1,90
|
10.
|
Semak Belukar
|
372.713
|
22,59
|
11.
|
Rawa Belukar
|
174.359
|
10,57
|
12.
|
Tanah Terbuka
|
83.599
|
5,07
|
13.
|
Transmigrasi
|
25.719
|
1,56
|
14.
|
Tubuh Air
|
12.898
|
0,78
|
15.
|
Lain-lain
|
101.187
|
6,13
|
Jumlah
|
1.649.600
|
100,00
|
B.
Demografi
Penduduk
Kabupaten Kotawaringin Timur akhir Tahun
2010 berjumlah 373.842 jiwa terdiri dari
Laki-laki = 197.213 jiwa dan Perempuan = 176.629 jiwa dengan
rincian sebagaimana terlihat pada Tabel 3.
7
|
Tabel 3. Jumlah
Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut
Kecamatan tahun 2010 di
Kab. Kotim
No
|
Kecamatan
|
Jumlah Penduk
(Jiwa)
|
1.
|
Teluk Sampit
|
8.929
|
2.
|
Mentaya Hilir Selatan
|
20.803
|
3.
|
Mentaya Hilir Utara
|
15.774
|
4.
|
Pulau Hanaut
|
15.442
|
5.
|
Mentawa Baru Ketapang
|
76.616
|
6.
|
Baamang
|
51.430
|
7.
|
Seranau
|
9.582
|
8.
|
Kota Besi
|
15.011
|
9.
|
Cempaga
|
19.119
|
10.
|
CempagaHulu
|
22.725
|
11.
|
Parenggean
|
35.706
|
12.
|
MentayaHulu
|
28.554
|
13.
|
Antang Kalang
|
28.753
|
14.
|
Bukit Santuai
|
8.040
|
15.
|
Telawang
|
16.863
|
|
J u m l a h
|
373.842
|
Sumber : BPS Kab. KotawaringinTimur
8
|
V. PENGOLAHAN DAN PEMASARAN
A. Pengolahan Hasil Perikanan
Biodiversity dan produktifitas
perikanan tangkap di perairan umum dan laut di Kabupaten Kotawaringin cukup
tinggi, sehingga usaha perikanan tangkap berkembang walaupun masih belum
optimal.
Hasil usaha penangkapan ikan
dipasarkan dan dikonsumsi dalam bentuk segar
dan dalam bentuk olahan. Pemasaran ikan hasil tangkapan baik dalam
bentuk segar maupun olahan selain untuk memenuhi kebutuhan lokal juga untuk
memenuhi kebutuhan berbagai daerah lainnya di Provinsi Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan, dan berbagai daerah lainnya di Pulau Jawa.
Perlakuan hasil perikanan oleh
masyarakat masih dilakukan secara tradisional seperti penyimpanan dan pemasaran
dengan menggunakan es dan pengolahan yang perlakuannya masih sangat sederhana
seperti dibuat dalam bentuk ikan kering, ebi, terasi, kerupuk, dan amplang.
Perusahaan atau industri yang
bergerak dalam bidang pengolahan perikanan ini tidak banyak, dari data yang
terkumpul hanya ada 2 pengrajin/kelompok pengolah kerupuk ikan belida dan
udang, kemudian 1 perusahaan yang tercatat sebagai pengolah daging kepiting
rajungan, sedangkan yang lainnya hanyalah RTP (Rumah Tangga Perikanan) yang
mengolah produk perikanan dalam bentuk ikan kering, ebi, dan terasi.
Perusahaan perikanan yang mengelola ikan dalam cold room
atau cold storage masih belum ada di daerah ini. Kebanyakan ikan segar disimpan
dan dipasarkan dengan menggunakan es dengan alat bantu yang masih sederhana.
Adapun perkembangan pabrik es sebagai sarana produksi baik untuk keperluan
nelayan maupun untuk pedagang pengumpul ikan dapat dilihat pada Tabel 9 berikut
ini.
|
secara swadaya oleh masyarakat. Pada saat ini kondisinya cukup
memprihatinkan dan perlu segera dilakukan perbaikan berupa pelebaran dan
pendalaman saluran agar dapat berfungsi dengan baik.
20
|
III. DATA
PERIKANAN TANGKAP
A.
Potensi
Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki perairan umum
(danau, rawa, dan sungai) yang cukup luas sebagai fishing ground yang merupakan
sumber ikan air tawar dengan biodiversity dan produktifitas yang cukup tinggi,
perairan estuarine dengan luas sekitar 78.000 ha merupakan daerah yang subur
dan virgin merupakan fishing ground dan nursery ground, dan perairan laut
dengan panjang pantai sekitar 70 km’ merupakan fishing ground dengan
produktifitas yang cukup tinggi.
Hal ini merupakan arti penting bagi daerah karena sekitar
80 % penduduknya tinggal di tepi sungai, danau, dan pesisir pantai, yang
membuktikan bahwa bidang Kelautan dan Perikanan merupakan bidang usaha yang
sesuai dengan budaya hidup dan budaya kerja masyarakat.
Adapun hasil pencatatan data produksi perikanan di
Kabupaten Kotawaringin Timur selama 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada
Tabel 4 berikut ini.
Tabel 4. Produksi
Perikanan di Perairan Umum dan Laut di
Kab. Kotim
tahun 2006-2010.
Satuan
: Ton
Tahun
|
Perairan Laut
|
Perairan Umum
|
Jumlah
|
2006
2007
2008
2009
2010
|
8.517,8
8.425,7
8.678,5
8,650,9
8.542,7
|
2.460,8
2.480.0
2.604,0
2.568,8
2.571,2
|
10.978,6
10.905,0
11.282,5
11.219,7
11.113,9
|
|
B.
Sarana
Perkembangan
kapal perikanan sebagai sarana produksi baik untuk keperluan nelayan (penangkap
ikan) maupun untuk pedagang/pengumpul
ikan dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.
Tabel
5. Perkembangan Kapal Penangkap Ikan di
Kab. Kotim dari Th. 2006 - 2010
Tahun
|
Jumlah
Kapal Penangkap Ikan
(Unit)
|
|
2006
2007
2008
2009
2010
|
1.111,0
1.262,0
1.252,0
581,0
581,0
|
Dari data
tersebut di atas, jumlah kapal penangkap ikan yang beroperasi di perairan
laut Kabupaten Kotawaringin Timur padaakhirTahun
2010 adalah 581 unit dan ini belum termasuk kapal perikanan yang berasal dari
desa-desa kabupaten lain yang beroperasi di perairan Kabupaten Kotawaringin
Timur. Daya jelajah kapal masih terbatas pada perairan pesisir yang berarti
potensi untuk perikanan tangkap masih cukup luas untuk dikembangkan.
10
|
BBI (Balai Benih Ikan) di
Bagendang dan BBIP (Balai Benih Ikan Pantai) di Desa Ujung Pandaran diharapkan
dapat memecahkan permasalahan pengadaan benih ikan/udang yang selama ini
menjadi salah satu kendala dalam pengembangan budidaya di wilayah pesisir
Kalimantan Tengah pada umumnya dan Kabupaten Kotawaringin Timur pada khususnya.
Selama ini pemenuhan kebutuhan benih ikan/udang masih didatangkan dari luar
daerah seperti Kalimantan Selatan dan Pulau Jawa, sehingga dengan beroperasinya
kedua BBI tersebut diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat pembudidaya
dan kegiatan budidaya ikan akan semakin berkembang dan produksi maupun
produktifitasnya akan terus meningkat.
Balai Budidaya Ikan Pantai (BBIP) Ujung
Pandaran
|
C.
Prasarana
Prasarana perikanan budidaya sebagai penunjang kegiatan pembangunan dan
pengembangan perikanan budidaya di Kabupaten Kotawaringin Timur ini dapat
dikatakan masih minim dan kurang. Hal ini terlihat dari masih sedikitnya saluran
tambak yang ada dan dapat dimanfaatkan oleh pembudidaya. Saluran tambak
dimaksud berada di Desa Lampuyang Kecamatan Teluk Sampit dengan tipe Saluran
Primer dengan panjang sekitar 1 km’, dibangun dari Proyek Pengembangan Kawasan
Terpadu Samda dengan sumber dana APBN dan saluran sekunder yang dibangun
19
|
Tabel
7. Perkembangan Luas Kolam,
Karamba dan Tambak di Kabupaten
Kotawaringin Timur Tahun 2006 – 2010.
Tahun
|
Kolam (Ha)
|
Karamba (buah)
|
Tambak (Ha)
|
2006
2007
2008
2009
2010
|
6,7
6,7
6,7
7,0
39,0
|
426
426
426
447
487
|
233,8
235,0
238,0
251,0
355,0
|
Tabel 8. Perkembangan
Produksi Budidaya di Kolam, Karamba dan
Tambak di Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2006 – 2010.
Satuan : Ton
Tahun
|
Kolam
|
Karamba
|
Tambak
|
2006
2007
2008
2009
2010
|
25,1
20,1
21,1
22,2
398,6
|
59,24
60,2
63,2
66,4
601,4
|
12,3
15,0
15,8
16,5
188,3
|
Sarana pendukung kegiatan
perikanan budidaya yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur hanyalah BBI,
sedangkan fasilitas lainnya seperti BBUG, UPR, Hatchery/HSRT, dan Laboratorium
Penyakit Ikan masih belum ada. Hal ini cukup berpengaruh terhadap perkembangan
dan pembangunan perikanan budidaya di Kabupaten Kotawaringin Timur.
18
|
Alat tangkap yang digunakan masyarakat nelayan masih
tradisional yaitu berupa gill net, trammel net, jala, lampara dasar, serok dan
alat tangkap lokal lainnya yang dikategorikan sebagai perangkap (trap).
Salah satualatpenangkapikan
|
Kenaikan harga BBM belum lama ini mengakibatkan hampir 60
% nelayan perairan laut di Kabupaten Kotawaringin Timur tidak aktif melakukan
penangkapan dengan melakukan hal-hal sebagai berikut :
1.
Nelayan tetap melakukan operasi penangkapan ikan dengan
daya jangkau semakin dekat dan hasil tangkapan yang tidak memadai;
11
|
2.
Nelayan melakukan penangkapan ikan dengan mengurangi
jumlah trip yang berakibat pada menurunnya hasil tangkapan;
3. Nelayan
tetap melakukan penangkapan dengan mengganti BBM yang seharusnya dengan BBM
yang lebih murah dengan cara mencampurnya dengan bahan lain, yang berakibat
pada kerusakan mesin;
4. Nelayan
melakukan penangkapan hanya pada saat yang tepat (hasil tangkapan dapat
menutupi biaya operasional dan menghasilkan keuntungan yang memadai);
5. Nelayan
berhenti melaut untuk sementara dengan mencari alternatif penghasilan yang
lain.
Sedangkan
sekitar 40 % nelayan lainnya tetap aktif melakukan penangkapan ikan walaupun
dengan biaya operasional tinggi dan hasil yang tidak menentu, dengan hasil rata-rata
yang diperoleh kadang-kadang rugi, impas, atau mendapatkan untung walaupun
keuntungan yang diperoleh tidak seperti pada saat harga BBM belum naik.
Kapal Penangkap Ikan di Kabupaten
Kotawaringin Timur
|
|
Secara keseluruhan dampak kenaikan BBM yang ditambah
harga BBM di daerah sentra penangkapan ikan cukup tinggi dan
12
|
A.
Potensi
Kabupaten Kotawaringin Timur
memiliki perairan umum (danau, rawa, dan sungai Mentaya yang memiliki panjang
sekitar 400 km’ dan bermuara di Laut Jawa) yang cukup banyak dan luas yang bisa
dikembangkan sebagai daerah budidaya ikan dan perairan laut dengan panjang
pantai sekitar 70 km’ yang selain merupakan daerah penangkapan (fishing ground)
dengan produktifitas yang cukup tinggi sekaligus merupakan daerah estuarine
yang subur dan virgin serta memiliki hutan mangrove seluas 33.400 ha dimana
potensi yang cocok untuk pengembangan usaha tambak ikan/udang adalah sekitar
10.156 ha.
Vegetasi Mangrove di Kabupaten Kotawaringin
Timur
|
B.
Sarana
Perkembangan budidaya ikan di Kabupaten Kotawaringin
Timur mengalami peningkatan yang cukup berarti, terlihat dengan semakin banyaknya masyarakat untuk
mengembangkan budidaya udang/ikan di tambak dan semakin berkembangnya
pemeliharaan ikan di kolam atau karamba.
Perkembangan luas kolam, karamba dan tambak serta produksinya dapat
dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8 berikut.
|
Untuk mencapai operasional
penuh, kebutuhan yang harus segera dipenuhi adalah pembangunan berbagai
fasilitas pokok dan pendukung seperti misalnya Fasilitas Pokok/Pelindung yaitu Pembangunan Breakwater Tahap II yang berada dikedua sisi pantai lokasi PPI masing-masing
sepanjang 400 meter, kemudian Kolam Pelabuhan
dengan kedalaman minimal dapat
berlindung kapal bertonase 3 ton yang merupakan batas kedalaman terendah
untuk klasifikasi Pelabuhan Perikanan Tipe D (PPI) serta pembangunan berbagai
fasilitas sarana dan prasarana pokok maupun pendukung lainnya.
16
|
sangat berpengaruh terhadap produksi dan produktifitas
nelayan di pesisir Kabupaten Kotawaringin Timur.
Penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur pada akhir Tahun
2010 dengan luas wilayah 16.496 km² km²
berjumlah 373.842 jiwa atau rata-rata 22,61 jiwa/km² dengan jumlah keluarga 79.851 KK.
Adapun perkembangan Rumah Tangga Perikanan (RTP) dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.
Tabel 6. Perkembangan Rumah
Tangga Perikanan
di Kabupaten
Kotim Tahun 2006 – 2010.
Tahun
|
Jumlah Rumah Tangga Perikanan
(KK)
|
2006
2007
2008
2009
2010
|
682,0
690,0
750,0
637,0
637,0
|
Berdasarkan data di atas, maka secara keseluruhan
pembangunan perikanan tangkap di Kabupaten Kotawaringin Timur dapat lebih
dikembangkan lagi dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan
memodernisasi pembangunan dan pengembangan perikanan tangkapnya.
C. Prasarana
Prasaranaperikanantangkap yang ada di
KabupatenKotawaringinTimurinihanyaada 1 (satu) buahPangkalanPendaratanIkan
(PPI) yaitu PPI Ujung Pandaran yang merupakanpelabuhanbaru, relokasidari PPP
(PelabuhanPerikananPantai) Hantipan yang sudahtidakdapatberoperasilagi.
13
|
Pembangunan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Ujung
Pandaran dimulai pada tahun anggaran
2004 oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Tengah dengan sumber
dana Dekonsentrasi, kemudian dilanjutkan
pada tahun anggaran 2005 dan 2006 oleh Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Kotawaringin Timur lewat dana DAK bidang Kelautan dan Perikanan dan APBD Kotawaringin Timur telah dapat membangun fasilitas pokok dan fungsional
sesuai dengan kemampuan pembiayaan yang tersedia.
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Ujung Pandaran
|
Secara fungsional dari
pembangunan tersebut masih belum cukup
untuk sesegera mungkin mengoperasionalkan PPI, namun pembangunan yang sudah
dilaksanakan tetap didasarkan pada skala
prioritas untuk menuju PPI yang akan dapat dioperasikan sebagaimana yang memang
sudah direncanakan.
Untuk mengoperasikan PPI Ujung
Pandaran, selain telah dan akan tetap melaksanakan pembangunan dan peningkatan
prasarana pendukung baik pokok maupun fungsional, Dinas Kelautan dan
Perikanan seiring dengan itu juga telah
mempersiapkan sumber daya manusia yang akan mengelolanya sekaligus juga mempersiapkan
peraturan-peraturan dan dasar hukum bagi operasional PPI Ujung Pandaran.
Mess Karyawan di Pangkalan Pendaratan
Ikan (PPI) Ujung Pandaran
|
14
|
Sampai akhir tahun 2007 fasilitas pokok dan fungsional yang telah dibangun
diantaranya Kantor Pengelola, Mess Karyawan,
Dermaga Tambat dalam Sungai, Pos
Jaga, Bangunan Pabrik Es, Breakwater tahap I, Dermaga Breakwater, Bangunan
Bengkel, Jaringan Listrik Tahap I, Fasilitas Air Bersih/Tawar Tahap I.
Berdasarkan skala prioritas yang
disusun, pada tahun anggaran 2006 Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur dan
Provinsi Kalimantan Tengah melalui
dana Dekonsentrasi, DAK maupun APBD
Kotawaringin Timur meningkatkan fasilitas PPI Ujung Pandaran dengan mengarahkan
pada Pemasangan Fasilitas Mesin Pabrik Es, Pembangunan Pagar Keliling Komplek,
Jalan Komplek, Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Revetment dan Penimbunan Lahan
Pantai, Pembangunan Gudang, Pembangunan Rumah Dinas Kepala PPI, Rumah
Genset, Pemasangan Jaringan Listrik
Tahap II, Fasilitas Air Bersih Tawar Tahap II, Alat Komunikasi seperti Radio
Allband, GPS, HT, serta kelengkapan
lainnya bagi keperluan ujicoba operasional.
SedangkanpadaTahun 2007-2008 biayaoperasional PPI dianggarkanpada APBD
Kabupaten.
No comments:
Post a Comment