Saturday 11 February 2012

BUDIDAYA PENDEDERAN DAN PEMBESARAN IKAN GURAMI (Pola Pembiayaan Syariah)


Pemeliharaan ikan gurami memerlukan persyaratan kuantitas dan kualitas tertentu sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal. Syarat-syarat tersebut antara lain : dilakukan di lokasi dataran rendah pada ketinggian 20-400 m diatas permukaan air laut, kuantitas dan kualitas air yang mencukupi, tenang, bersih dengan dasar kolam yang tidak berlumpur, tanah tidak berporous dan temperatur optimum 25-30oC.

Pemeliharaan ikan gurami cukup sederhana dan tidak membutuhkan teknologi yang tinggi, demikian juga alat-alat yang dibutuhkan untuk budidaya ikan ini tersedia di seluruh Indonesia dan mampu dibuat oleh masyarakat.
Produk budidaya ikan gurami dapat dijual pada setiap tahap pemeliharaan mulai dari telur, benih ikan (ukuran 0,5 gram, 1 gram, 5 gram, 20 gram) sampai dengan ukuran konsumsi sehingga dapat memberikan hasil yang lebih cepat sesuai dengan kebutuhan pelaku utama perikanan.
Tata niaga ikan gurami cukup ringkas dan efisien. Penetapan waktu menjual ditentukan oleh kebutuhan keuangan pelaku utama perikanan dan atau permintaan pasar terhadap ikan ukuran tertentu.
Prospek pemasaran ikan masih sangat menjanjikan walaupun hanya untuk pasar domestik saja. Belum diketahui adanya permintaan pasar untuk ekspor.
Aspek keuangan yang dikaji pada lending model ini dibagi ke dalam 2 pola yaitu pola-1 untuk usaha pendederan yang memelihara benih ukuran 1 gram hingga mencapai berat 25 gram, dan pola-2 untuk usaha pembesaran ikan gurame dari ukuran 200-250 gram hingga mencapai ukuran konsumsi.
Proyeksi biaya investasi yang diperlukan untuk pola-1 dengan luas tanah 2.350 m2 (kolam 1.880 m2), adalah sebesar Rp 7.355.000, sedangkan untuk pola 2 dengan luas tanah 6.250 m2 (kolam 5.000 m2) adalah sebesar Rp13.983.500. Sedangkan biaya operasional untuk pola-1 dan pola-2 masing-masing adalah sebesar Rp 50.943.600 dan Rp 112.392.500. Komponen biaya operasional terbesar pada kedua pola tersebut adalah untuk biaya benih yaitu + 71% untuk pendederan dan untuk biaya pakan yaitu kurang lebih 54% untuk pembesaran.
Pada perhitungan aspek keuangan dengan tingkat margin sebesar 10% p.a menunjukkan bahwa kedua pola tersebut dapat menghasilkan keuntungan dan mampu memenuhi kewajiban pembiayaan pada pihak LKS/perbankan syariah sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

Saran
Untuk mendapatkan hasil yang optimal atas produksi ikan gurami perlu intensifikasi penggunaan teknologi budidaya sehingga kualitas dan kuantitas produksi dapat ditingkatkan dan masa waktu panen dapat dipersingkat.
Untuk meningkatkan keterampilan pembudidaya, perlu diberikan bimbingan yang terus menerus dari instansi terkait mengenai teknis dan teknologi budidaya ikan gurami, terutama dalam rangka penerapan teknologi budidaya yang dapat meningkatkan produksi gurami.
Pembudidaya sebaiknya bergabung dengan perkumpulan atau asosiasi pembudidaya ikan gurami. Perkumpulan dan asosiasi ini dapat menjadi tempat tukar menukar informasi antar pembudidaya dan diharapkan lebih jauh lagi dapat meningkatkan posisi tawar pembudidaya sendiri. Berdasarkan informasi dari Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar di Bogor, saat ini telah dibentuk Forum Gurami Indonesia yang beranggotakan pelaku utama perikanan, pedagang, peneliti, dosen-dosen perikanan dan pihak swasta seperti pabrik pakan dan obat-obatan. Sekertariat forum ini ada di Balai Riset tersebut sedangkan koordinator wilayah ada di beberapa tempat yaitu Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan Yogyakarta.
Bagi bank yang berminat untuk membiayai usaha ini dapat berkonsultasi dengan Kementerian kelautan dan Perikanan untuk mendapatkan pendampingan teknologi budidaya.
Untuk hasil lebih optimal, pengembangan usaha budidaya ikan gurami dalam suatu daerah sentra ikan gurami dapat dilakukan dengan pembagian wilayah antara wilayah pembenihan, pendederan sampai dengan pembesaran sebagai satu kesatuan sesuai dengan kondisi daerah. Hal ini diperlukan karena bisa jadi beberapa lokasi lebih cocok sebagai lokasi pembesaran (misalnya pertumbuhan ikan gurami di daerah tersebut dapat lebih cepat) sedangkan lokasi lain lebih cocok untuk pendederan (misalnya benih gurami yang dihasilkan lebih tahan penyakit). Pembagian wilayah ini tidak harus berada dalam satu daerah tertentu (misalnya harus dalam 1 Kabupaten), namun bisa lebih luas karena sistem transportasi memungkinkan perpindahan produk antar daerah. Pembagian wilayah ini harus didukung oleh keberadaan Dinas terkait dan BBI sebagai pembina dan pemasok induk dan benih unggul, serta koperasi atau perkumpulan pengusaha ikan gurami sebagai alat untuk memasarkan ikan.

Sumber: Bank Indonesia, -----. POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL (PPUK) BUDIDAYA PENDEDERAN DAN PEMBESARAN IKAN GURAMI (Pola Pembiayaan Syariah). Direktorat Kredit, BPR dan UMKM, Jakarta.

1 comment:

CV. Mitra Bibit said...

Salam sukses gan....
Mau dong tukeran link untuk menunjang usaha...
Bagi yang membutuhkan komoditi Biji dan Bibit tanaman,
Kunjungi lapak kami:
www.MitraBibit.com

Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...