1.1. Pengertian Perencanaan dan Pengembangan Usaha
Menurut wikipedia
(2014) dalam manajemen, perencanaan adalah proses
mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu,
dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan
proses terpenting dari semua fungsi manajemen
karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain (pengorganisasian, pengarahan, dan
pengontrolan) tak akan dapat berjalan.
Menurut dan
Steinhoff dan John F. Burgess (1993) (dalam Suryana,2003) wirausaha adalah
orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk
menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Untuk dapat melakukan semua itu
diperlukan sebuah perencanaan yang tepat dan terperinci, sebab perencanaan
usaha merupakan suatu alat untuk memastikan bahwa sebuah usaha dijalankan
dengan benar dan tepat, yang mencakup pemilihan kegiatan yang akan dijalankan,
bagaimana menjalankan dan kapan dimulai dan selesainya pekerjaan itu, untuk
membantu tercapainya tujuan usaha.
Perencanaan usaha
merupakan langkah awal yang menunjukkan bahwa seseorang serius untuk
berwirausaha, dan untuk menghindari faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan,
serta mengantisipasi setiap tantangan yang akan dihadapi dalam menjalankan
usaha. Seorang wirausaha, menurut Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer
(1993) (dalam Suryana,2003), mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut : “An entrepreuneur is one who creates a new
business in the face of risk and uncertainty for the perpose of achieving
profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary
resourses to capitalize on those opportunuties”.
Rencana usaha
harus dibuat karena perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan,
sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
Di samping itu pembuatan rencana usaha menunjukkan sikap yang kurang
sungguh-sungguh dalam berusaha dan komitmen yang kuat untuk menjalankan usahanya
sehingga tidak mudah menyerah dan putus asa ketika menghadapi setiap kendala
dan resiko usaha.
1.2. Rencana Pengembangan Usaha
Rencana usaha
merupakan sesuatu yang penting bagi seorang pengusaha di mana David H. Bangs,
Jr. (1995) menyatakan bahwa seorang pengusaha/pelaku usaha yang tidak bisa
membuat perencanaan sebenarnya merencanakan kegagalan. Rencana usaha harus
dibuat tertulis sehingga dapat dijadikan sebagai rujukan dan pedoman untuk
menjaga agar kegiatan bisnis terarah dan focus pada pencapaian tujuan. Dengan
membuat suatu penilaian terlebih dahulu sebelum melakukan investasi yang
kemudian dituangkan dalam suatu laporan secara tertulis, Manfaat yang bisa
diperoleh dari perencanaan bisnis adalah, bisa digunakan sebagai pedoman atau
alat untuk mengetahui apakah kegiatan bisnis yang akan dijalankan itu
memungkinkan dan memiliki kelayakan untuk dijalankan dan berapa waktu yang
dibutuhkan untuk mewujudkannya serta dapat dijadikan sebagai alat pengawasan.
Menurut Bygrave,
(1994:115) ada beberapa alasan penting mengapa orang harus menyusun perencanaan
usaha dan perencanaan pengembangan usaha:
a.
Menunjukkan bahwa bisnis ini layak dan
menguntungkan
Perencanaan usaha akan membuat kita
dapat melihat dengan jelas apakah usaha yang dijalankan nanti memiliki keberhasilan
yang tinggi dan juga harus bisa menyakinkan orang lain tidak akan merugi bila
melakukan kerjasama dengan anda.
b.
Mendapatkan pembiayaan bank
Dengan adanya perencanaan usaha yang
jelas akan memudahkan kita untuk mencari bantuan kerjasama dari berbagai pihak
karena didalam perencanaan usaha menunjukkan aspek keuangan,dan aspek pemasaran
yang hal tersebut akan memudahkan kita mendapat dukungan berupa pinjaman
melalui bank.
c.
Mendapatkan dana investasi
Perencanaan usaha yang jelas juga
memungkinkan kita untuk mendapatkan pinjaman melalui pihak-pihak lain yang
potensial yang akan mendukung pemenuhan investasi usaha kita.
d.
Mengatur dengan siapa harus bekerjasama
Mengatur dan membentuk kerjasama dengan
perusahaan-perusahaan lain yang sudah ada dan saling menguntungkan misalnya
dari para produsen yang dapat diharapkan memasok barang buat usaha anda.
e.
Mendapatkan kontrak besar
Perencanaan yang baik menarit minat
perusahaan-perusahaan yang lebih besar memberi pekerjaan atau kontrak yang dapat
dikerjakan oleh usaha anda.
f.
Menarik tenaga kerja inti
Perencanaan yang baik mengundang
orang-orang tertentu yang potensial atau mempunyai keahlian untuk bergabung
bekerja sama dengan anda. Mungkin saja anda memerlukan orang-orang yang
mempunyai kemampuan untuk memduduki posisi kunci dalam usaha anda, namun anda
harus berhati-hati menerima orang-orang tertentu yang dapat pula menjerumuskan
usaha anda pada kerugian.
g.
Memotivasi dan fokus
Perencanaan yang baik menjamin adanya
perhatian yang fokus pada tujuan dari berbagai personil yang ada dalam usaha.
Sebab sebuah perusahaan akan bertumbuh makin lama makin komplek, sehingga
business plan menjadi komponen yang sangat penting bagi setiap orang untuk
tetap berpijak pada arah yang benar.
Perencanaan mungkin bukan untuk semua orang. Ini bukan obat buat segala
penyakit atau obat penenang bagi hambatan dalam kemajuan seseorang. Bagi
mereka yang mungkin bukanlah wirausahawan, melihat perencanaan sebagai berikut
:
1.
Bagi orang yang hati-hati,
juga khawatir akan kegagalan, melihat bahwa penentuan gol akan merupakan sumber
ketegangan dan tekanan dan mempertinggi rasa takut gagal. Konsekuensi mental
dan fisik yang mungkin dari kecemasan tersebut yang mempengaruhi aktivitas yang
dapat kontra produktif bagi mereka.
2.
Menyiapkan gol dan rencana
memerlukan penentuan pilihan dan komitmen. Ini artinya menentukan prioritas
dalam gol. Inheren terhadap proses ini adalah kemungkinan di masa depan atau
pilihan yang belum di ketahui sekarang, yang dapat saja lebih menarik untuk
dipilih, sehingga menjadi hilang atau peluang yang diabaikan. Dilemma ini
mempengaruhi keputusan seseorang dalam karirnya.
3.
Komitmen terhadap gol yang
berorientasi karir, terutama bagi mereka yang muda dan belum banyak mengetahui
dunia nyata. Sebagai missal, berapa banyak anak muda memilki informasi akurat,
pengetahuan dan pengalaman tentang karir tertentu atau peran untuk menjadi
insinyur, pilot, wirausahawan ?.
4.
Bagi seseorang yang cenderung
kompulsif dan obsesif, penentuan gol bagaikan memberikan bensin pada api.
Perencanaan yang efisien dan manajemen waktu akan mendorong seseorang untuk
tenggelam dalam sesuatu tugas tertentu, proyek atau karir, sehingga
mengeasmpingkan keluarga, teman, komunitas, atau tanggung jawab lain. Inipun
merupakan dilemma bagi semua orang termasuk wirausahawan.
5. Berbagai kejadian dan faktor lingkungan yang diluar kontrol akan menggalkan
rencana terbaik yang ada : bencala alam, kemtian, dll. Tidak ada proses
perencanaan yang dapat melihat hal tersebut, ataupun mencegahnya meskipun
terlihat. Sehingga selama tahap awal usaha baru yang tengah berjuang dalam
ukuran minggu atau bulan, alokasi utama waktu untuk merencanakan tahun berikutnya tidak
mungkin.
Mungkin tidak ada kekecewaan yang lebih besar dari pada pengalaman
kegagalan para manajer atau wirausahawan dengan rencana yang tampaknya telah
disiapkan dengan baik atau sungguh-sungguh.
Disamping itu, waktu yang banyak tersita akan menurunkan moral mereka apabila
rencana tidak berjalan. Lebih buruk lagi apabila
disisi lain ada contoh keberhasilan tanpa perencanaan formal. Isu yang muncul
ialah mengapa rencana gagal?
Perhatian utama dari perencanaan yang efektif adalah mengapa rencana gagal.
Secara sederhana apa saja dari perilaku atau kendala yang memberikan sumbangan
bagi kegagalan perencanaan, apa yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko
gagal. Apabila kegagalan itu pasti jika tidak bekerja keras, bekerja keras tidaklah cukup. Bekerja lebih cerdik
merupakan tuntutan. Bekerja lebih menumbuhkan kewaspadaan dan respon terhadap
enam alasan utama mengapa rencana gagal.
1.
Tidak ada gol yang nyata.
Jika ada rencana tidak akan gagal. Banyak orang kurang memahami mengenai apa
yang dimaksud dengan gol. Mereka terbuai dengan misi seperti “peningkatan
kerja”, “pertumbuhan”, atau “peningkatan usaha” yang lebih merupakan fantasi
ketimbang gol. Gol haruslah nyata jika tidaklah spesifik, terukur, masa waktu,
realistis, rencana akan gagal.
2.
Gagal mengantisipasi kendala.
Tidak seorangpun dapat berfikir mengenai kemungkinan kontingensi, namun
optimisme berlebihan dan komitmen berlebihan akan menghambat kepekaan untuk
mengatasi rintangan atau perangkap. Setiap rencana tidak terkecuali setiliti
apapun memilki keterbatasan dan konflik terselubung atas prioritas dan sumber
daya. Tidak jarang terjadi, hal itu terlambat diperhatikan. Wirausahawan yang
berhati-hati mengidentifikasi hambatan potensial dengan cara mengatasi masalah
akan lebih siap mengahadapi gangguan terhadap rencana mereka. Penentuan gol
yang efektif mengetahui bahwa hal ini bukan merupakan mengidentifikasi hal yang
tidak mungkin agar maklum bila ada kegagalan. Yang mereka lakukan adalah
memilih beberapa hambatan kecil yang dapat menjadi besar, kemudian menentukan
langkah-langkah pencegahan. Sebuah rencana harus cukup fleksibel dan mampu
mengetahui adanya hambatan dan memberikan solusi antisipasi tehadap hambatan
yang belum diketahui ataupun diduga.
3.
Terlambat meninjau ulang dan
melihat tonggak kemajuan (milestone), rencana yang gagal biasanya tidak memilki
tonggak kemajuan yang nyata atau tanggal peninjauan ulang, atau memperkenankan
pergeseran. Alasan yang dipakai ialah “saya dapat menunggu” atau “saya tahu apa
yang saya lakukan”. Peninjauan ulang secara berkala atas kemajuan yang terjadi
terhadap gol yang ditentukan merupakan bendera merah agar waspada dilakukan
pengkajian ulang. Tonggak kemajuan yang tercapai akan memberikan motivasi untuk
sukses lebih lanjut. Namun demikian detail dan analisa yang berlebihan dalam
peninjauan ulang akan menganggu tujuan implementasi dan pencapaian gol.
Keseluruhan proses harus sederhana dan tanpa kecenderungan birokrasi yang
berlebihan. Peninjauan ulang yang efektif hanya menguji kecepatan, arah, dan
realisasi rencana pada setiap titik dari suatu usaha.
4.
Komimen yang kurang. Komitmen
pribadi merupakan hal yang kritis terhadap keberhasilan rencana. Komitmen
memberikan motivasi diri untuk penyelesaian suatu rencana. Bagi seseorang
wirausahawan, sering mendapat komitmen yang sekedar dibibir dari subordinat
atau mitra untuk suatu perencanaan. Komitmen merupakan sesuatu hal yang sulit
diperoleh, memrlukan berbagai upaya melibatkan tim dalam proses pengembangan
gol. Melibatkan subordinat, mitra akan membangkitkan keterkarikan, masukan, dan
lebih penting lagi kepemilikan dari suatu rencana diskusi yang melibatkan
negosiasi, kompromi, dan saling menukar data akan membantu dalam mencapai gol
yang secara bersama-sam ditetapkan. Apabila suatu rencan gagal, akan dengan
mudah untuk mengatakan “saya bilang apa, ini bukan rencana saya, ini dari bos”.
Ini merupakan indicator tidak adanya komitmen. Disisi lain, komitmen berlebihan
pun akan memberikan masalah yaitu mengabaikan realita karena adanya hambatan
dalam umpan balik, distorsi realitas, dan presepsi yang membingungkan antara
kawan atau lawan.
5.
Gagal meninjau ulang gol.
Berbagi hambatan dari 1 s/d 4 diatas akan mendorong terjadinya kegagalan dalam
meninjau ulang gol. Kegagalan seolah di programkan ke rencana yang tidak
memilki respon terhadap perubahan lingkungan, internal, dan eksternal.
6.
Gagal untuk belajar dari
pengalaman. Sering dijumpai wirausahawan yang telah melakukan “hal yang benar”
tersebut diatas, namun tampaknya mereka tidak belajar atas apa yang mereka
lakukan. Mereka akan mengabaikan umpan balik yang mereka terima sama dengan
“kita terlambat jadwal, tapi anggaran kita berlebihan”, atau menolak umpan
balik yang terjadi “coba periksa lagi data anda”. Kegagalan untuk belajar dari
pengalaman lampau atau sekarang merupakan keengganan untuk merubah cara kerja
mereka. Mereka berkilah, “sebelumnya bisa, ini pasti bisa”, maka fleksibilitas
sangat diperlukan disini.
1.3. Teknik Menyusun Perencanaan Usaha
Detail aspek-aspek perencanaan usaha:
v
Deskripsi
aspek-aspek usaha (apa yang anda kerjakan atau akan dikerjakan,
produk yang ditawarkan, keadaan industri sekarang, peluang yang tersedia untuk
memasarkan produk):
a.
Industri (prospek industri,
berbagai produk dan perkembangannya, pasar baru dan penggunanya, kebutuhan
baru, perusahaan baru, kecenderungan dan faktor ekonomi/kondisi nasional yang
mempengaruhi usaha secara positif atau negatif dan sumber informasi yang
dipergunakan untuk menggambarkan kecenderungan industri)
b.
Perusahaan (deskripsi bidang
usaha, produk/jasa yang ditawarkan, pengguna utama, latar belakang dan tanggal
perusahaan berdiri, deskripsi identifikasi dan pengembangan produk dan
keterlibatan perusahaan dalam prosesnya)
c.
Produk (barang/jasa)
(deskripsi detail produk/jasa yang akan dijual, posisi kepemilikan seperti
paten, rahasia dagang atau aspek kepemilikan lain, deskripsi potensi/kelebihan
produk/jasa yang membuat unggul dalam persaingan)
v Aspek pemasaran, terdiri dari:
a.
Riset pasar dan analisis (perlu data yang
meyakinkan bahwa produk memiliki pasar yang substansial dalam industri yang
tumbuh dan dapat memenuhi target penjualan)
1)
Pelanggan (pelanggan potensial dalam segmen pasar yang utama, siapa dan
dimana pembeli utama dari produk dalam setiap segmen pasar?)
2)
Ukuran pasar dan kecenderungannya (cari data dari distributor, dealer,
salesman, pelanggan)
3)
Persaingan (cari data untuk menentukan tingkat persaingan yang terjadi.
Bandingkan produk yang bersaing dalam basis harga, kinerja, pelayanan, jaminan
dan kelebihan lainnya. Tunjukkan kelebihan dan kekurangan produk pesaing dan
jelaskan mengapa masih belum memuaskan pelanggan
4)
Perkiraan pangsa pasar dan penjualan (identifikasi pelanggan utama yang
bersedia membeli, perkiraan penjualan dalam rupiah dan unit 3 tahun mendatang)
5)
Evaluasi pasar (jelaskan cara mengevaluasi secara berkesinambungan :
terget pasar dalam rangka mengkaji kebutuhan pelanggan dan tuntutan dalam
program, peningkatan produk dan program produk baru, rencana ekspansi dari
fasilitas produksi, serta tuntunan dalam penentuan harga
b.
Rencana Pemasaran (memberikan gambaran
detail dari strategi pemasaran, kebijakan penjualan dan pelayanan, penentuan harga,
distribusi dan strategi iklan untuk mencapai pangsa pasar yang diproyeksikan)
1)
Strategi pemasaran secara keseluruhan (kelompok pelanggan yang menjadi
target awal, cara mengenali dan menghubungi pelanggan potensial, apa yang akan
ditekankan dari kelebihan produk (kualitas, harga, pengiriman, jaminan) dalam
penjualan?
2)
Penentuan harga (buat sejumlah strategi harga sebelum memutuskan.
Bahaslah harga yang ditetapkan dan bandingkan dengan pesaing utama
3)
Taktik penjualan (deskripsikan metoda yang akan digunakan untuk
melakukan penjualan dan mendistribusikan produk, rencana awal dan rencana
jangka panjang untuk tenaga penjualan. Bahaslah margin untuk agen ritel, grosir, tenaga penjualan
dan bandingkan dengan pesaing. Jika menggunakan distributor, deskripsikan cara
memilih, kapan mereka akan mulai menjual dan area yang dilayani)
4)
Kebijakan jasa pelayanan dan jaminan
5)
Iklan dan promosi
v Desain dan pengembangan
a.
Status dan tugas pengembangan (deskripsikan status
produk saat ini, apa yang akan
dikerjakan agar dapat dipasarkan. Deskripsikan kompetensi dan keahlian dari
perusahaan dalam pengembangan
b.
Kesulitan
dan resiko (identifikasi langkah-langkah antisipasi adanya
masalah dalam desain dan pengembangan serta pendekatan yang dilakukan dalam
solusi. Bahaslah efek yang mungkin terjadi pada jadwal, biaya desain dan
pengembangan dan waktu pengenalan produk ke pasar
c.
Peningkatan
produk dan produk baru (kelanjutan desain dan pengembangan yang
direncanakan untuk menjaga produk tetap unggul dan langkah-langkah pengembangan
produk baru yang terkait pada kelompok pelanggan yang sama)
d.
Biaya
(anggaran desain dan pengembangan, termasuk biaya TK,
Material, konsultan dll).
v Rencana
Manufaktur
dan Operasional
a.
Lokasi geografis (deskripsikan kekurangan
dan kelebihan lokasi dari segi biaya TK, SP, ketersediaan TK, kedekatan dengan
pelanggan, pemasok, jalur transportasi. Pajak, dan peraturan setempat
b.
Fasilitas dan peningkatannya
c.
Strategi dan rencana (deskripsikan kontrol
kualitas, produksi, inventori, prosedur inspeksi, dan kontrol kualitas untuk
meminimumkan masalah pelayanan dan keluhan pelanggan
v Tim
Manajemen
a.
Organisasi:
menyajikan peran kunci dari manajemen dalam perusahaan dan
individu yang menempati posisi masing-masing.
b.
Personel
Kunci Dalam Manajemen: diskripsikan secara
tegas tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota kunci dari tim manajemen.
c.
Kompensasi
Manajemen dan Kepemilikan: keinginan untuk
mendapatkan pendanaan di awal usaha tidak akan besar.
d. Dewan Direksi: filosofi
perusahaan terkait dengan ukuran dan komposisi dewan.
e.
Pelayanan
dari Profesional yang Mendukung: organisasi pelayanan
yang mendukung dikenal, memiliki reputasi, dan berkualitas. Hal ini tidak hanya
memberikan asistensi profesional saja, tetapi juga menambah kredibilitas
perusahaan.
v
Aspek Risiko Kritis
Dalam aspek
ini ada beberapa masalah yang harus diidentifikasi, yaitu dampak dari trend
yang menguntungkan dalam industri, biaya desain, maupun pabrik yang melebihi
kalkulasi dan pesaing-pesaing baru yang belum diperhitungkan.
v Rencana Keuangan
a. Perkiraan laba dan Rugi:
persiapan Pro Forma Laporan Laba Rugi adalah bagian dari perencanaan untuk
laba dalam manajemen keuangan.
b.
Analisis
Pro Forma Laporan Arus Kas: perkiraan arus kas dapat lebih
penting daripada perkiraan laba karena detil dari jumlah uang dan penentuan
waktu dari uang kas masuk dan keluar yang diharapkan.
c.
Pro
Forma Neraca Keuangan: neraca keuangan dipergunakan
untuk mendukung tingkat operasional
d.
Diagram
Titik Impas: merupakan cara untuk menentukan tingkat penjualan
dan produksi yang dapat menutup semua biaya.
e.
Kontrol
Biaya: meliputi cara pelaporan biaya, siapa yang
bertanggung jawab atas kontrol untuk berbagai elemen biaya dan seberapa sering
memperoleh biaya.
f.
Pendanaan
yang diperlukan: secara umum jelaskan berapa
dana yang diperlukan, apa yang ditawarkan perusahaan untuk dana yang diterima,
penggunaan apa dari dana yang diterima.
Manfaat penyusunan rencana kegiatan kelompok, antara lain adalah: (1) dipakai
sebagai alat koordinasi; (2) dapat memberikan “kepastian” mengenai masa depan
atau membatasi “ketidakpastian”; (3) tersedianya alat ukur terhadap
prestasi yang akan dicapai dan alat
pengendalian (control) jalannya kegiatan kelompok; (4) Peningkatan
produktifitas (efektifitas dan efisiensi) karena memfokuskan pada sasaran; dan
(5)terbentuknya kerja sama, dukungan dan peran serta anggota kelompok.
Berikut ini disajikan beberapa contoh sederhana penyusunan rencana kegiatan
kelompok:
1.
Data Umum:
1.
|
Nama Kelompok
|
:
............................................
|
2.
|
Alamat
|
:
............................................
|
3.
|
Desa
|
:
............................................
|
4.
|
Kecamatan
|
:
............................................
|
5.
|
Kabupaten
|
:
............................................
|
6.
|
Tanggal
Pendirian
|
:
............................................
|
7.
|
Pengurus
|
|
- Ketua
|
:
............................................
|
|
- Sekretaris
|
:
............................................
|
|
- Bendahara
|
:
............................................
|
|
- Anggota
|
: ....... orang
|
|
8.
|
Kelas Kelompok
|
:
............................................
|
9.
|
Prestasi
Kelompok
|
:
............................................
|
10.
|
Jenis Usaha
Kelompok
|
:
............................................
|
11.
|
Jumlah Kas
Kelompok
|
:
............................................
|
12.
|
No. Rekening
Kelompok
|
:
............................................
|
13.
|
Bank Cabang
|
:
............................................
|
14.
|
Nama Bank
|
:
............................................
|
15.
|
Tanggal
|
:
............................................
|
2.
Buku Rencana
Kegiatan Kelompok (RKK)
NO
|
NAMA KEGIATAN/
URAIAN KEGIATAN
|
VOLUME/
FREKUENSI
|
WAKTU PELAKSANAAN
|
TEMPAT PELAKSANAAN
|
KETERANGAN
|
3.
Buku Rencana
Usaha Kelompok (RUK)
NO
|
NAMA ANGGOTA KELOMPOK
|
KEBUTUHAN USAHA
|
JUMLAH
|
JADWAL
PERMANFAATAN
|
TANDA TANGAN
|
|||||||
JENIS USAHA (KOMODITI)
|
WADAH PEMASARAN
|
PERALATAN PEMASARAN
|
SAPRAS
LAINNYA
|
|||||||||
VOLUME
|
NILAI (RP)
|
VOLUME
|
NILAI (RP)
|
VOLUME
|
NILAI (RP)
|
NILAI (RP)
|
||||||
1
|
Ketua
|
1
|
||||||||||
2
|
Sekretaris
|
2
|
||||||||||
3
|
Bendahara
|
3
|
||||||||||
4
|
Anggota
|
4
|
||||||||||
5
|
Anggota
|
5
|
||||||||||
6
|
Anggota
|
6
|
||||||||||
7
|
Anggota
|
7
|
||||||||||
8
|
Anggota
|
8
|
||||||||||
9
|
Anggota
|
9
|
||||||||||
10
|
Anggota
|
10
|
||||||||||
JUMLAH
|
4.
Buku Rencana
Usaha Bersama (RUB)
NO
|
URAIAN
|
SATUAN
|
VOLUME
|
NILAI (RP)
|
1.
|
Komoditas:
|
|||
2.
|
Kapasitas pemasaran/bulan
|
|||
3.
|
Rencana pengembangan usaha
|
|||
4.
|
Peralatan pemasaran
-
…….
-
…….
-
…….
|
|||
5.
|
Sarana/prasarana
-
…….
-
…….
-
…….
|
SUMBER:
Bangs Jr., David H. 1992,
“The Market Planing Guide”,USA, Dearborn Publishing Group,inc.
Bygrave,WD. 1994,The
Portable MBA in Entrepreneurship.: New York ,John Willy & Sons.
Elia W. E., dan Yulianti
Y., 2009. Manajemen Pemasaran - Designing and Managing Value Networks and
Channels. Program Pasca Sarjana – Magister Manajemen. Universitas Trisakti,
Jakarta.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PERENCANAAN%20USAHA.pdf
http://blog-ilmuonline.blogspot.com/2012/05/jaringan-usaha.html
Hudoyo M.W. dan Razi F.,
2009. Modul Penyusunan Aturan Pengelolaan Keuangan Kelompok. Modul Pelatihan
pendampingan pemberdayaan masyarakat PNPM Mandiri-KP Tahun 2009. Badan
Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
Hudoyo M.W. dan Razi F.,
2009. Modul Perencanaan Usaha. Modul Pelatihan pendampingan pemberdayaan
masyarakat PNPM Mandiri-KP Tahun 2009. Badan Pengembangan SDM Kelautan dan
Perikanan, Jakarta.
Kotler, Philip. 2005.
Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
Purnama R. dan Razi F.,
2011. Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok Pelaku Utama Perikanan. Modul Pelatihan Dasar bagi
Penyuluh Perikanan Ahli. Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
Razi F., 2014. Pembinaan Manajerial Kelompok; Sebuah Langkah Sederhana,
Urgensi dan Efektif. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan – BPSDMKP, Jakarta
No comments:
Post a Comment