Ikan mempunyai daya tahan terhadap penyakit selama berada dalam kondisi
lingkungan yang baik dan tubuhnya tidak diperlemah oleh berbagai sebab. Namun,
lingkungan yang optimal saja belum cukup untuk mencegah timbulnya wabah
penyakit kalau tidak diimbangi dengan upaya untuk menjaga kesehatan ikan. Beberapa hal yang menyebabkan kondisi tubuh
ikan menjadi lemah antara lain cara perawatan yang buruk sehingga ikan menjadi
stres, pemberian pakan yang tidak mencukupi, atau komposisi pakan yang tidak
baik.
Aktivitas
manusia sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan organisme air, misalnya
kegiatan industri yang menghasilkan limbah (polutan) dapat mencemari air
sebagai media hidup ikan sehingga terjadi perubahan sifat fisika dan kimia air
yang dapat membahayakan kehidupan ikan.
Selain itu, budidaya ikan yang dilakukan secara intensif dengan ciri padat penebaran sangat tinggi akan memberikan dampak yang kurang baik karena ikan akan mudah menderita stres sehingga daya tahan tubuhnya akan menurun. Dalam kondisi padat penebaran yang tinggi, penyebaran penyakit dari ikan lainnya akan lebih mudah. Pemupukan kolam serta pemberian pakan buatan sering kali juga menyebabkan terjadinya perubahan kondisi lingkungan yang memungkinkan timbulnya berbagai masalah hama penyakit. |
|
Tindakan pencegahan lebih penting dari pada pengobatan sebab pengobatan
belum tentu menjamin total kesembuhan dan memerlukan biaya dan tenaga tidak
sedikit.
Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam pencegahan ikan sakit :
a. Air dan
pengairan
Salah satu
cara mencegah terjadinya penurunan kualitas air yaitu dengan menghindari
pemupukan yang berlebihan, pemberian pakan yang tidak sesuai, penebaran yang
terlalu tinggi serta pencegahan agar tidak terjadi pencemaran oleh bahan-bahan
lain yang berbahaya.
Agar ikan terhindar dari kemungkinan gangguan penyakit yang terbawa oleh
aliran air, sebaiknya menggunakan sumber air seperti sumur bor atau dari sumber
air mata air. Jika tetap memanfaatkan sumber air sungai atau irigasi, sebaiknya
ditempat-tempat pemasukan air dipasang filter.
Selain efektif dalam mencegah timbulnya wabah pennyakit ikan yang
disebabkan oleh parasit tertentu, juga dapat menahan kotoran sampah maupun
ikan–ikan yang berperan sebagai carier.
b. Pakan
Pakan alami
maupun pakan buatan dapat membawa bibit penyakit. Agar pakan alami tidak menjadi penyebab
penularan penyakit sebaiknya pakan alami dibersihkan terlebih dahulu sebelum
dijadikan ransum tetap bagi ikan. Pakan buatan dapat menjadi sumber parasit,
terutama bila kualitas pakannya buruk dan cara pemberiannya yang tidak tepat.
c. Menjaga
Kesehatan Ikan
Hal yang
harus diperhatikan dalam menjaga kesehatan ikan :
1. Menjaga
kesehatan lingkungan budidaya
-
Sanitasi kolam
-
Sanitasi peralatan kerja
2. Memeriksa kesehatan
ikan
d. Ikan
Bibit
penyakit yang masuk ke areal perkolaman selain melalui aliran air,
tumbuh-tumbuhan air, juga menumpang pada hewan (ikan) yang masuk secara tidak sengaja maupun
sengaja dimasukan (ikan peliharaan).
1.
Ikan liar
2.
Pengelompokan ikan
3.
Ikan tebaran
Ikan yang
akan dipelihara di lingkungan yang baru sebaiknya diperiksa, meskipun tidak
memperlihatkan gejala kelainnan atau sakit.
Sebelum ditebarkan kedalam kolam, ikan direndam terlebih dahulu dalam
larutan PK 20 mg/l selama 30 menit atau pada larutan formalin (1 ml per 10 l
air) dan larutan Malachyt green 4 mg/l selama 15 menit dalam wadah khusus atau
bak penampungan.
e. Karantina
Tindakan
karantina ini untuk mencegah tersebarnya penyakit dan parasit ikan yang berasal
dari suatu daerah atau pulau lain.
Tindakan
pencegahan sebenarnya sebagai sebagai salah satu unsur yang telah terkait
didalam pola teknik budidaya ikan serta perlu dilaksanakan selama kegiatan
produksi ikan, yakni sejak persiapan kolam, hingga kegiatan lepas panen
(penyiapan, pengangkutan, dan pemasaran).
Beberapa
tindakan pencegahan berikut dimaksudkan :
1.
Untuk mencegah masuknya wabah penyakit disuatu tempat budidaya ikan
2.
Untuk mencegah penyakit agar tidak meluas kedaerah usaha budidaya yang
lainnya
3.
Untuk mengurangi kerugian produksi ikan disebabkan oleh timbulnya suatu
wabah penyakit ikan
Sistematika dan Morfologi
Adapun sistematika ikan Tambakan
adalah sebagai berikut :
Species : Helostoma temmicki
Genus : Helostoma
FamIli : Anabantidae
Sub ordo :
Anabantioidae
O r d o : Labyrinthici
6
Ikan tambakan mempunyai badan pipih kesamping (compressed) memanjang
oval. Mulut dapat disembulkan, celah mulut horizontal sangat kecil. Rahang atas
dan bawah sama, bibir tebal mempunyai deretan gigi biasanya ujungnya hitam.
Sisik bergerigi berukuran sedang, linea
literalis terputus dibawah sirip dorsal. Sirip punggung terdiri dari 16-18 duri
dan 13-16 jari-jari lemah, terletak didepan anal. Sirip dubur mempunyai 13-15 duri
dan 17-19 jari-jari lemah. Sirip punggung dan dubur yang lemah membulat dan
ujungnya lebih tinggi dari pada bagian yang berjari-jari keras, yang mempunyai
sisik pada dasarnya, dan berjari-jari yang bercabang. Sirip dada membulat,
sirip perut terletak dibawah sirip dada dan berjari-jari keras mempunyai 5
jari-jari yang pertama mengalami modifikasi berbentuk benang memanjang. Tinggi
badan dua kali panjang standar atau kurang lebih dua setengah kali panjang
total. Sisik pada daerah punggung kehijau-hijauan atau kelabu, lebih terang
pada bagian perut dan mempunyai garis longitudinal. Sisik tergolong ctenoid,
jika diraba kasar karena adanya duri-duri pada bagian tepi.
6
|
|
Dikalangan para peternak ikan Tambakan
Jawa Barat dikenal 2 ras ikan Tambakan, yaitu :
1.
Tambakan Kanyere
Benih
berwarna kekuning-kuningan, badan relatif lebih panjang, dua atau tiga sisik di
punggung atau di badan mengkilap, bintik mata agak kelabu, badan lebih
keras. Jika induk matang telur perut
membengkak hanya dekat lubang genital saja. Berat maksimal tambakan kanyere hanya
bisa mencapai 200 gr/ekor.
2.
Tambakan Gibas
Benihnya berwarna kehijau-hijauan,
perut putih mengkilat dengan sisik yang berada di daerah punggung, berwarna
kehuijau-hijauan atau kebiru-biruan, mata jernih, badan buntek dan lebar namun
lembek. Induk betina yang sudah matang
kelamin perutnya membengkak mulai dari lubang genital sepanjang rongga perut.
Berat tubuh bisa mencapai 500 gr/ekor bahkan 1 kg.
Syarat Tumbuh Ikan Tambakan
Ikan Tambakan merupakan ikan sungai dan rawa yang memakan
phyto dan zooplankton dipermukaan air atau dibagian tengah. Ikan ini biasanya dipelihara tidak lebih dari
ketinggian 750 m dpl, dan cocok pada suhu 25–30 0C. Ikan ini tahan terhadap kondisi kadar oksigen
rendah karena memiliki alat pernapasan tambahan.
Kebiasaan Makan / Feeding Habits
Ikan Tambakan baik benih maupun ikan dewasa menyukai
plankton yang melayang–layang dipermukaan air.
Oleh karena itu, ikan ini menyukai daerah permukaan dan daerah
pertengahan perairan. Melihat kebiasaan
mencari makan tidaklah sulit, maka untuk memberikan pakan tambahan dapat
memberikannya dedak, ampas tahu, bungkil, dan sisa-sisa dapur maupun bahan
makanan lainnya.
Kebiasaan Berkembang Biak
Ikan ini mulai berbiak setelah berumur 12-18 bulan dan
panjang total 20 cm. Ovarium yang telah
siap biasanya berwarna kuning dan penuh dengan pembuluh darah terutama bagian
lateral sebelah dalam. Ikan ini memijah
sepanjng tahun tanpa adanya waktu yang khusus untuk memijah.
Frekwensi pembiakan dapat terjadi setiap tiga bulan sekali
jika tersedia makanan alami yang mencukupi.
Telur-telur akan menetas dalam jangka waktu 24 jam setelah pembuahan dan
benih / larvanya melekat dibawah tumbuh-tumbuhan atau benda-benda yang
mengapung. Biasanya benih-benih akan
berlangsung selama 3-4 hari.
Pemijahan
Ikan Tambakan
Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam pemijahan diantaranya adalah :
a. Pemilihan
induk
Induk tambakan yang telah matang
kelamin dapat dilihat dari ciri-cirinya seperti berikut :
Betina
Badannya relatif tebal agak membulat,
jinak. Sisiknya terutama mulai dari dagu ke
perut putih bersih dari pada jantan. Perut mengembang dengan pangkal sirip
dada berwarna kemerah-merahan.
Jantan
Badan relatif lebih tipis, memanjang
dan kelihatan liar. Warnanya mulai dari
dagu ke perut lebih gelap daripada ikan betina.
Jika perutnya di tekan maka akan keluar cairan putih (sperma). Pada punggung dan pipi sampai dagu terdapat
banyak sisik yang berwarna kehitam-hitaman.
b.
Persiapan kolam
Kolam dikeringkan selama 2-3 hari jika
hari panas terik, sedangkan apabila cuaca mendung maka lakukan selama 5
hari. Bersamaan dengan pengeringan maka
lakukan pembalikan lumpur dasar kolam dan pembuatan kemalir dengan lebar 40 cm
dan kedalamannya 20 cm. Tanah yang
menutupi sebagian atau seluruh saluran sebaiknya segera dibereskan dan diangkat
keatas dasar kolam. Permukaan kolam,
terutama bagian pinggir / tepinya tutup dengan lapisan jerami segar, yang
membantu induk tambakan mencari tempat terlindung yang strategis untuk melaksanakan
pemijahan.
c.
Pemijahan
Pemasukan air dilakukan pagi hari
kurang lebih jam 06.00. Setelah air
masuk sekitar 2/3 bagian kolam, kurang lebih 40 cm dibagian pemasukan dan 70 cm
dibagian pebgeluaran. Induk induk yang
telah diberok selama 3-7 hari dilepaskan ke dalam kolam. Pelepasan induk jangan melebihi jam 10.00.
Pemijahan ikan tambakan di tandai
dengan tercium bau amis pada permukaan air kolam. Telur akan terlihat bergaris tengah 1-1,5 mm,
terapung karena adanya lapisan globul lemak.
Telur yang akan dibuahi dan hidup berwarna kuning keputih-putihan jika
baru dan berwarna kehitaman pada hari berikutnya. Telur yang tidak dibuhi akan mati dan
berwarna kelabu atau keputih-putihan.
Embrio telur yang telah dikeluarkan
akan mengalami perubahan warna dalam perkembangannya, yaitu akan berwarna
coklat setelah 6 jam, kemudian berwarna
coklat gelap setelah 12 jam, dan kehitam-hitaman setelah 18 jam. Akhirnya telur-telur tersebut akan menetas
dalam waktu 24 jam. Penetasan ini tidak
akan sekaligus, teapi terus-menerus dan baru selesai setelah 12 jam.
Larva yang baru menetas akan terapung
dengan perut diatas dan banyak mengandung pigmen. Setelah larva berumur 2 hari mereka akan
berenang dengan perut dibawah. Hingga
mencapai hari keempat benih masih belum aktif berenang tetapi tetap tinggal
diam didalam jerami. Selama itu benih /
larva belum membutuhkan makanan dari luar sebab masih disuplai dengan kuning
telurnya yang ada di dalam tubuhnya.
|
Setelah 7
hari kemudian kolam yang telah terisi benih tambakan dipupuk dengan pupuk
kandang 20 kg untuk kolam seluas 100 m2 dan pupuk hijau sebanyak 40
kg. Dapat pula ditambahkan pupuk TSP
yang telah dilarutkan terlebih dahulu dalam air dengan jumlah 1 kg untuk kolam
seluas 100 m2. Setelah ikan
berumur 10 hari, tanah dasar kolam harus diaduk 2 kali sehari agar organisme
makanan yang berada di dasar kolam dapat terapung. Benih dipelihara besama-sama dengan induk di
dalam kolam pemijahan selama 30 hari.
Untuk menambah makanan bagi induk–induk dapat di tambahkan dedak.
Jika menggunakan kolam pemijahan yang
terpisah dengan kolam penetasan dan perawatan benih, kolam pemeliharaan
benih harus dipersiapkan terlebih dahulu
dengan pengeringan dan pemupukan. Karena
belum ada benih, pupuk yang dipergunakan ukurannya lebih banyak yaitu pupuk
yang dipergunakan pupuk kandang sebanyak 1 kg/m2. Pengaliran air untuk memindahkan benih
tambakan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari dimana suhu air rendah.
Pembesaran
Ikan Tambakan
Untuk
mendapatkan ikan tambakan yang berukuran konsumsi, maka benih yang baru berumur
30 hari perlu dirawat dan di besarkan dalam kolam. Sebelum kolam dipergunakan, kolam harus
dikeringkan hingga dasar kolam sedikit retak.
Pengeringan ini bertujuan untuk mematikan bibit penyakit dan hama misalnya
gabus maupun mujahir. Kemudian tebarkan
pupuk kandang (kotoran ayam, kambing, kerbau, sapi) sebanyak 1 kuintal untuk
luas kolam 100 m2 koam.
Kemudian air dimasukan dengan terlebih dahulu memasang saringan pada
pintu pemasukan air untuk mencegah hama yang tidak dikehendaki masuk bersama
air. Pemasukan air ini sebaiknya tidak terburu–buru hingga penuh cukup
sedalam 20 cm saja. Ini sengaja dengan
maksud agar pembusukan (penguraian) pupuk cepat sehingga jika masih ada
binatang yang masuk ke dalam kolam akan
mati.
|
Setelah
lebih kurang 5 hari permukaan air naikan hingga ketinggian yang dikehendaki,
biasanya antara 40-70 cm. pada hari ke 7
atau ke 10 supaya lebih yakin pembusukan telah berakhir maka ikan kolam
tambakan yang berumur 30 hari tersebut sudah dapat menempatinya yang sudah
ditumbuhi oleh makanan alami.
Anak ikan yang telah berumur 1 bulan dapat dibesarkan di
kolam selama 40 hari untuk mendapatkan benih tambakan sebesar 3-5 cm atau berat
per ekornya 2 gr.
Benih-benih yang berukuran 3-5 cm (2 gr) dengan kepadatan
3.000 ekor per 100 m2 kolam, dapat dibesarkan lagi untuk mendapatkan
benih yang berukuran 5 gr/ekor hanya dalam jangka waktu 30 hari. Tentunya persiapan kolam seperti sediakala
lagi untuk menjaga makanan bagi benih.
Untuk mendapatkan ikan yang berukuran komsumsii berukuran
50 gr setiap ekornya, maka ikan-ikan yang berukuran berat 5 gr harus dipelihara
selama 60 hari lagi, dengan persiapan kolan seperti waktu-waktu sebelumnya.
Makanan tambahan yang biasanya diberikan yaitu dedak halus
yang ditebarkan kepada seluruh permukaan kolam.
Pemberian pakan tambahan dapat diberikan pada pada pagi hari sekitar
pukul 10.00 dan sore hari pukul 17.00.
Pemberian dedak ini boleh berlebih dari yang dibutuhkan, karena walau
tidak termakan nantinya akan menjadi pupuk yang akan membantu pertumbuhan pakan
alami ikan.
DAFTAR PUSTAKA
Daelami, D. 2002. Agar
Ikan Sehat. Penebar Swadaya. Jakarta
Hardjamulia, A. 1978. Budidaya. Departemen
Pertanian Badan Pendidikan dan oenyuluhan Pertanian. SUPM Bogor
Kusumah, H. 1985. Penyakit dan Hama Ikan. Departemen Pertanian
Badan pendidikan, Latihan dan penyuluh Pertanian. SUPM Bogor
Susanto, H. 1990. Budidaya
Ikan di Pekarangan. Peenebar Swadaya. Jakarta
Yusmaningsih J. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Ikan Tambakan Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor
No comments:
Post a Comment