Monday 25 February 2019

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT IKAN KAKAP PUTIH

Krisis moneter dan krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 telah membuktikan bahwa sector perikanan mempunyai daya tahan yang relatif lebih tinggi dibanding sektor lain, Kenyataan lain menunjukan bahwa permintaan dunia terhadap produk – produk perikanan dan hasil olahannya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.

Sebagai upaya mendukung keberhasilan dimaksud, pengembangan teknologi pembenihan merupakan kegiatan strategis mengingat besarnya target yang dibebankan pada usaha budidaya. Teknologi budidaya komoditas perikanan laut yang bernilai ekonomi tinggi sejak tahun 1996 dan, sejak tahun 1988 telah berhasil melakukan pembenihan ikan Kakap Putih (Lates calcarifer Bloch) secara massal. Rangkaian teknologi yang telah dihasilkan dan siap di masyarakatkan meliputy teknologi pemeliharaan induk dan pematangan gonad, pemijahan dan pemeliharaan larva sampai menjadi benih, serta teknologi - teknologi pendukungnya meliputi kultur pakan alami dan teknologi penanggulangan hama dan penyakit.Dalam buku ini disajikan berbagai macam informasi yang berkaitan dengan teknologi penanggulangan hama dan penyakit.

Klasifikasi

Klasifikasi dari ikan Kakap Putih secara rinci adalah sebagai berikut :

• Fillum : Chordata

• Sub Fillum : Vertebrata

• Kelas Pisces

• Sub Kelas : Teleostomi

• Ordo : Percomorphi

• Famili : centropomidae

• Genus : Lates

• Species : Lates calcarifer, Bloch

Morfologi

Adapun beberapa ciri-ciri khusus yang dapat kita lihat secara kasat mata yang terdapat pada ikan Kakap Putih adalah :

• Badan memajang , gepeng, batang sirip ekor lebar, kepala lancip dengan bagian atas cekung i cembung didepan sirip punggung. • Mulut lebar, gigi halus dan bagian bawah preoporculum berduri kuat. Operculum mempunyai duri kecil, cuping bergerigi diatas pangkal gurat sisi.. • Sirip punggung berjari- jari keras 7 – 9 dan 10 – 11 jari jari lemah. • Sirip dada pendek dan membulat. Sirip punggung dan sirip dubur mempunyai lapisan bersisik. Sirip dubur bullat,berjari keras 3dan berjari lemah 7 – 8. • Sirip ekor bulat. Sisik bertype sisir besar. Tubuh berwarna dua tingkatan yaitu kecoklatan dengan bagian sisik dan perut berwarna keperakan untuk ikan yang hidup dilaut dan coklat keemasan pada ikan yang ada dilingkungan tawar. Ikan dewasa berwarna kehijauan atau keabu – abuan pada bagian atas dan keperakan pada bagian bawah.

Daur Hidup dan Penyebarannya

Ikan Kakap putih selama kurang lebih 2-3 tahun.hidup diperairan tawar seperti sungai dan danau yang berhubungan dengan laut dengan ukuran 3 – 5 kg. Ikan dewasa yang berumur 3 – 4 tahun beruaya kemuara sungai, danau atau laguna yang mempunyai salinitas 30 – 32 permil untuk pematangan kelamin, kemudian memijah ( Grey, 1987 ). Pergerakan kearea pemijahan biasanya terjadi pada akhir musim panas dan pemijahan terjadi pada awal musim penghujan. Pemijahan pada musim penghujan terjadi karena salinitas dan suhu merupakan salah satu factor penting yang mempengaruhi siklus pemijahan. Bila musim hujan terlambat kemungkinan musim pemijahan juga terlambat. Biasanya ikan Kakap Putih memijah pada permulaan bulan gelap atau bulan penuh mulai pukul enam sore sampai delapan malam bersamaan dengan datangnya air pasang.

Penyedian Induk

Keberhasilan dalam pembiakan ikan terutama tergantung pada ketersediaan induk matang telur dengan mutu yang baik, yang mampuh menghasilkan ikan yang cepat tumbuh dengan tingkat kelulushidupan yang tinggi. Biasanya dibutuhkan 3 – 4 tahun bagi unit pembenihan untuk mempunyai stock dalam jumlah yang cukup untuk pengoperasiannya. Induk – induk dapat diperoleh baik dengan cara menangkapnya dari alam atau memeliharanya dari ukuran benih tebar didalam kolam atau Karamba Jaring Apung.

Pemijahan

Induk ikan kakap putih dapat dirangsang untuk memijah dilingkungan pemeliharaan dengan rangsangan hormon, manipulasi lingkungan atau mijah secara alami.Sebulan sebelum musim pemijahan induk – induk ikan dipindahkan kedalam bak pemijahan dengan kepadatan 2 – 5 kg / m3 dan perbandingan jantan betina 1 : 1 ( kg ).

Induk – induk yang akan dipijahkan biasanya dipilih dengan Kriteria :

- Aktif bergerak

- Sirip dan sisik lengkap

- Tubuh tidak cacat

- Bebas dari penyakit /parasit.

- Lebih disukai ukuran jantan dan betina yang sama

- Berat : 3,5 – 7 kg betina 2,5 – 7 kg jantan .

Untuk menjaga mutu air di bak pemijahan, perlu dilakukan pergantian air. Biasanya 200 % volume air diganti setiap hari.Salinitas air dijaga pada kisaran 30 – 32 0/00. Namun demikian untuk menjamin agar air dibak pemijahan tetap bermutu baik , akan lebih baik bila dilakukan pengailiran air terus menerus sehingga selam satu hari total pergantian mencapai 200 – 300 %.

Panen dan Perawatan Telur

Panen telur dilakukan dengan sistim air mengalir, telur yang dibawah oleh air disaring dengan jarring halus atau plankton net yang berukuran mata jarring 200 mikron yang dipasang pada bak panen telur. Telur yang sudah ditampung di bak panen dipindahkan kedalam akuarium, kemudian kotoran dan telur yang telur tidak dibuahi yang mengendap didasar akuarium dibuang dengan cara menyipon kotoran tersebut dengan selang plastik.

Telur yang dibuahi dan telah dibersihkan kemudian diteteskan kedalam bak penetesan dengan kepadatan 200 telur /L atau langsung diteteskan dalam bak pemeliharaan larva dengan kepadatan 80 – 100 telur/L.Pada suhu 26 – 280C telur akan menetas dalam waktu 11 – 18 jam.

Jenis-Jenis Penyakit

Penyakit yang sering menyerang ikan Kakap Putih beserta penanggulangannya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Jenis Penyakit dan Penyebabnya

Tabel 2. Jenis Penyakit dan Gejala Serangan

Cara Pengobatan

Untuk mengetahui cara pengobatan ikan Kakap Putih yang terserang penyakit lihat pada Tabel dibawah :

Tabel 3. Pengobatan Penyakit dengan Bahan Kimia

Tabel 4. Pengobatan Penyakit dengan Bahan Alami

DAFTAR PUSTAKA

Kurniastutydan julinasari Dewi. 1999. Hama dan Penyakit Budidaya Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer Bloch) di Karamba Jaring Apung.

Notowinarto dan Hanum Santoso. Teknik Pemijahan Kakap Putih (Lates calcarifer Bloch) Dengan Rangsangan Hormonal. Infish Manual Seri No. 26. 1991.Dirjenkan.

Lingga, Pinus dan Heru Susanto. Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta : 2001

Susanti, P. dan A. Rukyani , 1989. Pengendalian Penyakit Dalam Kurungan Apung Di Laut. Makalah Temu Tugas Pemanfaatan Sumber Daya Hayati Lautan Bagi Budidaya. Serang 23 – 24 Mei 1989.

No comments:

Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...