Friday 15 February 2019

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT IKAN SUMATERA

Sebagai ikan yang terancam punah, ikan sumatera dilindungi dan diawasi oleh pemerintah. di perairan alami. Namun sekarang ikan sumatera masih dicari dan diburu orang secara illegal untuk diperdagangkan. Permasalahan yang sering dihadapi dalam pemeliharaan ikan sumatera adalah serangan penyakit. Secara alami, ikan sumatera sudah memiliki sistem pertahanan tubuh untuk mencegah masuknya patogen, yaitu :

• Gabungan kulit, sisik, dan lendir yang berfungsi untuk menahan masuknya bahan yang bersifat toksik (racun).

• Sistem sel darah putih dan organ tubuh ikan, seperti hati yang mampu menetralisir bahan-bahan yang bersifat toksik.

• Vaksinasi untuk membentuk sistem kekebalan tubuh, sehingga dapat menghambat masuknya penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan protozoa.

Pemicu munculnya penyakit pada ikan sumatera ada tiga, faktor yakni menurunnya kualitas lingkungan pemeliharaan, adanya jasad patogen, dan kondisi aikan yang lemah. Bila ikan terserang penyakit, dapat dipastikan ditimbulkan oleh beberapa faktor tersebut. Untuk mencegah dan mengobatinya maka harus diketahui faktor penyebabnya.

Sistematika

Sistematika ikan Sumatera menurut Pinus Lingga dan Heru Susanto adalah sebagai berikut :

• Kelas : Pisces

• Ordo : Malacopterygii

• Famili : Cyprinidae

• Genus : Puntius

• Species : Puntius tetrazona

• Asal : Sumatera

• Nama Inggris : Tiger Barb

Morfologi Adapun beberapa ciri-ciri khusus yang dapat kita lihat secara kasat mata yang terdapat pada ikan Sumatera: • Bentuk bada memanjang, pipih kesamping • Warna dasar tubuhnya tampak putih keperakan • Pada bagian atas tubuhnya terlihat warna agak sawo matang dengan corak hijau

• Pada bagian sisi badanya berwarna kemerah-kemerahan

• Terdapat empat garis berwarna hitam kebiruan yang memotong badanya

• Sirip punggung mempunyai garis yang berwarna hitam sama halnya dengan sirip-sirip yang terdapat pada bagisn yang lainya.

Habitat dan Penyebaran

Dihabitat aslinya sumatera hidup diperairan tawar. ikan menyukai sungai yang berarus lambat atau sedang dan rawa atau danau yang berkedalaman 2-3 meter. Ikan sumatera lebih menyukai danau yang dasarnya berlumpur, banyak ditumbuhi tanaman air, dan ber-pH agak asam.

Daerah penyebaran ikan sumatera yaitu perairan Riau, Jambi, Medan, dan Kalimantan.

Pemilihan Induk

Sebelum ikan Sumatera dipijahkan sebaiknya calon induk diseleksi terlebih dahulu. ikan yang akan dijadikan induk harus benar-benar berkualitas. Calon induk arwana hendaknya memenuhi kriteria sebagai berikut :

• Ikan jantan memiliki tubuh yang lebih langsing dan warna yang agak tua

• Sedagkan pada induk betina memilki tubuh yang lebih montok dengan warna yang tidak menyolok

• Induk jantan memiliki warna hidung yang merah cherry

• Pada induk betina lebih kelihatan perut yang membulat dengan terisi telur yang padat

• Induk-induk yang dipilih harus sudah mencapai ukuran cukup besar, kurang lebih 4-6 cm, dan sudah meiliki umur yang cukup yaitu berkisar antara 5-6 bulan

Teknik Pemijahan

Bak atau akuarium pemijahan dibersihkan dan di isi air setinggi 30 cm, tanaman air dibersihkan dan disusun pada tempat pemijahan setelah dipasangi pemberat berupa pecahan genteng. Setelah bak pemijahan siap, induk yang telah diseleksi dimasukan pelan-pelan dan hati-hati usahakan pagi hari. Dengan luas bak 2m2 dapat dikawinkan sebanyak 40 pasang, dengan perbandingan jumlah jantan 1:1 jika menggunakan akuarium sebaiknya tidak lebih dari 4 pasang

Biasanya ikan Sumatera akan memijah pada siang hari, jika pada waktu memilih induk benar-benar dapat yang bagus, kalaupun meleset pada hari berikutnya akan memijah. Telur-telur akan dikeluarkan berserakan tampa ada usaha dari induk untuk menempatkanya ditempat yang pantas, sebagian telur akan melekat pada tanaman air dan sebagiaa terjatuh kedasar pada tempat pemijahan. Setelah proses pemijahan selesai maka induk dapat dipindahkan ketempat perawatan induk, dan telurnya dapat ditetaskan pada tempat pemijahan

Telur-telur yang telah dibuahi kalau ada yang tidak sempat kena sperma maka akan mati. Dua hari kemudian maka benih-benih ikan ini akan berenag bebas dan mulai harus disediakan makanan setelah umur 4 hari, makanan pertama yang pantas jadi santapanya adalah Infusoria. Kemudian meningkat kutu air yang disaring sebelum akhirnya diberi ktu air yang kasar dang cacing sutera, pemberian makan diberikan rutin.

Pembesaran

Pembesaran benih dilakukan ditempat benih tersebut di tetaskan, setelah 4 hari terhitung setelah memijah maka binih sudah harus diberi makanan tambahan yang cocok dengan kondisinya. Dan pergantian air sebaiknya dilakukan secara rutin setiap 3-4 hari sekali dengan menyipon ½ atau 2/3 air yang dipakai untuk menggantinya dan tidak boleh air langsung dari sumur, air harus di diamkan paling tidak sehari semalam pergantian ini sudak dilakukan pada saat benih berumur dua minggu sampai pada akhirnya benih dipindahkan ditempat yang lebih besar atau dikurangi kepadatannya.

Jenis-Jenis Penyakit Yang Menyerang Ikan Sumatera

Penyakit yang biasa menyerang ikan sumatera adalah sebagai berikut :

a. Penyakit Bintik Putih

• Penyebab

Penyebab penyakit bintik putih adalah protozoa Ichthiopthirius multifiliis. Faktor pendukung penyebab pemyakit ini adalah kualitas air yang buruk, suhu yang terlalu rendah, pakan yang buruk, dan kontaminasi ikan lain yang sudah terkena penyakit bintik putih. Penularan penyakit ini dapat melalui air dan kontak langsung antar ikan.

• Gejala

Bagian tubuh ikan yang diserang adalah sel lendir, sisik, dan lapisan insang. Ikan yang terserang penyakit ini tampak sulit bernafas, sering menggosok-gosokkan tubuhnya kedinding wadah, munculnya bintik putih pada insang dan sirip, lapisan lendir rusak, dan terjadi pendarahan pada sirip dan insang.

b. Penyakit Penducle

• Penyebab

Penyakit ini sering disebut dengan penyakit air dingin (cold water descareases) yang bisa terjadi pada suhu 160 C. penyebabnya adalah bakteri Flexbacter psychropahila yang berukuran sekitar 6 mikron.

• Gejala

Ikan hias Sumatera yang terserang penyakit penducle tampak lemah, tidak mempunyai nafsu makan, muncul borok atau nekrosa pada kulit secara perlahan.

C. Penyakit Edward Siella

• Penyebab

Penyebabnya adalah bakteri Edward siella terda yang berukuran sekitar 0,5-0,75 mikron.

• Gejala

Jika sudah terinfeksi penyakit ini, akan muncul luka kecil pada kulit dan daging ikan, disertai dengan pendarahan. Luka tersebut akan menjadi bisul dan mengeluarkan nanah. Serangan lebih lanjut dapat menyebabkan luka pada hati dan ginjal.

D. Penyakit Gatal

• Penyebab

Penyakit yang sering menyerang benih arwana ini disebabkan oleh Trichodina sp. bagian tubuh yang diserang adalah kulit, sirip, dan insang.

• Gejala

Serangan penyakit gatal ditandai dengan gerakan ikan yang lemah dan sering menggosok-gosokkan tubuhnya kebenda keras dan dinding wadah pemeliharaan.

Cara Pengobatan dengan Bahan Kimia

Untuk mengetahui cara pengobatan iakn hias sumatera yang terserang penyakit dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 1. Penyakit yang disebabkan oleh parasite

Tabel 2. penyakit yang disebabkan oleh bakteri

Cara Pengobatan dengan Bahan Alami

Seperti kita ketahui, bahwa telah banyak ditemukan obat-obatan kimia untuk mengobati ikan yang sakit. Namun, obat-obatan kimia tersebut akan menimbulkan efek samping dikemudian hari. Tapi untuk ikan hias tidak terlalu berpengaruh, tetapi utnuk ikan konsumsi sangat berpengaruh. Untuk mengobati ikan yang sakit dapat digunakan bahan alami, karena efek sampingnya tidak terlalu berbahaya dan harganya relatif murah.

Dalam bahasan ini akan dicoba menggunakan bahan alami untuk mengobati penyakit iakn hias Sumatera. Bahan alami yang dapat digunakan yaitu :

• Sambang darah (Excoecaria cochinnensis Lour) untuk penyakit yang disebabkan oleh parasit.

• Kunyit (Curcuma domestica Val) untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri.

Uraian Tanaman

• Sambang darah (Excoecaria cochinnensis Lour)

Sambang darah umumnya ditanam sebagai tanaman hias atau tumbuh liar dihutan dan ditanam dipekarangan sebagai pagar hidup atau tanaman obat. Tumbuhan ini merupakan tanaman perdu yang tumbuh tegak dengan tinggi 0,5-1,5 meter dan bercabang banyak. Tumbuhan ini dapat diperbanyak dengan stek batang atau cangkokan. Tumbuhan ini berkhasiat membunuh parasit (parasitisid), menghilangkan gatal (antipuritik), dan menghentikan pendarahan (hemostatis). Sifatnya hangat dan rasanya pedas.

Kandungan kimia

Sambang darah mengandung tanin, asam behenat, triterpenoid eksokarol, silosterol. Dan getahnya mengandung resin dan senyawa beracun.

Bagian yang dapat digunakan untuk obat

Bagian yang dapat digunakan sebagai obat adalah daun, batang dan akarnya.

• Kunyit (Curcuma domestica Val)

Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm. Batang merupakan batang semua, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan warna hijau kekuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Daun tunggal, bentuk bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat. Bunga majemuk yang berambut dan besisik dari pucuk batang semua, panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna putih kekuningan atau kekuningan. Ujung dan daun pangkal runcing,

tetapi daunnya yang rata. Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah merah jingga kekuning-kuningan.

Kunyit bersifat mendinginka. Zat dalam rimpang kunyit berkhasiat untuk menghambat atau membunuh mikroba.

Bagian yang dapat digunakan untuk obat

Bagian kunyit yang digunakan sebagi obat adalah umbi akar. Cara pembuatan ekstrak

Sambang darah :

Sebelum dibuat menjadi ekstrak, daun sambang darah harus dicuci bersih terlebih dahulu. Daun tersebut dihaluskan sebanyak 250 gram dan ditambah air sebanyak 50 ml. Setelah dihaluskan airnya diambil dengan cara menyaring. Air yang telah diambil merupakan ekstrak sambang darah.

Kunyit :

Sebelum dibuat menjadi ekstrak, rimpang kunyit dibersihkan terlebih dahulu. Rimpang yang sudah dibersihkan diparut sebanyak 250 gram dan ditambah air bersih sebanyak 50 ml. Setelah diparut kunyit diambil ektraknya dengan cara menyaring.

Cara pengobatan

Untuk pengobatan dengan bahan alami, ikan Sumatera yang sakit di rendam didalam larutan kunyit atau sambang darah yang telah dibuat ekstrak.

Ikan Sumatera yang terserang penyakit yang disebabkan oleh parasit dapat diberikan ekstrak sambang darah. Dosis yang digunakan yaitu 0,5 ml ekstrak sambang darah untuk 5 liter air. ikan yang terserang penyakit didipping setiap hari selama 30-60 menit, sampai ikan benar-benar sembuh. Dosis yang diberikan dapat berubah apabila dilakukan penelitian yang lebih akurat.

Cara pengobatan ikan yang terserang penyakit yang disebabkan oleh bakteri hampir sama dengan penyakit yang disebabkan oleh parasit. Namun dalam pengobatannya menggunakan ekstrak kunyit.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1997. Budidaya Ikan Air Tawa. Departemen Pertanian Jakarta.

http://gendulet.blogspot.com/2012/06/cara-pemijahan-ikan-sumatra-sob.html

Ridwan Teuku. 2004, Laporan KIPA Pengembangan Agribisnis Ikan Sumatera. Bogor.

Shaleh T.M. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Ikan Sumatera Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Susanto Heru dan Lingga Pinus. 1987, Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta.

No comments:

Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...