Wednesday 13 February 2019

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT IKAN MASKOKI

Bisnis ikan hias memang mampu memberikan jaminan keuntungan yang lebih dari cukup bagi petani pengelolanya. Selain harganya yang relatif tinggi siklus pemijahannyapun relatif lebih pendek. Hal ini tidak terlepas dari pengelolaan dan penanganan yang baik pula.

Saat ini, ekspor ikan hias dari tahun ketahun mengalami kenaikan yang signifikan. Apabila dilihat dari volume ekspor pada tahun 1998 yang hanya berjumlah 192 ton dan pada tahun 2002 berjumlah 3.513 ton yang berarti kenaikan pertahun rata-rata sekitar 343,6 % (Dirjen Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan 2003).

Meningkatnya pemasaran komoditas ikan hias tidak lain karena banyak yang menggemari usaha memelihara ikan hias di akuarium untuk menghiasi ruangan rumah. Melalui jenis, warna, ukuran dan bentuk tubuhnya, ikan hias ini memegang peranan yang penting untuk menambah kesejukan, keindahan, dan kesegaran lingkungan.

Banyak masyarakat beranggapan bahwa memelihara ikan hias sangat baik bagi kesehatan. Sebagian besar mereka beranggapan bahwa bentuk, warna, sifat, dan gerak-gerik tubuh ikan hias ketika berenang dikolam atau dalam akuarium yang didekorasi dengan apik dapat menentramkan hati, menyembuhkan tekanan darah tinggi maupun stress yang disebabkan karena berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari.

Klasifikasi

Sistematika ikan maskoki adalah :

Kelas : Pisces

Sub Kelas : Teleostei

Ordo : Ostariophysi

Sub ordo : Cyprinoidea

Famili : Cyprinidae

Genus : Carassius

Spesies : Carassius auratus

Morfologi Ikan Maskoki

Bentuk luar (morfologi) maskoki memiliki tubuh gendut, punggung agak bongkok, sirip yang lengkap seperti sirip punggung, sirip dada, sirip perut, dan sirip ekor. Bentuk badan maskoki biasanya pendek dan gempal yang menjadi salah satu ciri khas tersendiri.

Habitat dan Kebiasaan Hidup

Maskoki merupakan salah satu jenis ikan hias yang hidup di daerah air tawar. Meskipun cenderung hidup diair tawar yang bersuhu hangat maskoki dapat hidup diperairan denganm suhu yang berkisar antara 12-20 °C.

Di daerah yang mempunyai 4 musim (musim semi, panas, gugur dan dingin), maskoki melakukan aktifitasnya pada musim semi, yaitu ketika suhu lingkungan mencapai sekitar 12 – 20ºC. sedangkan di daerah tropis, maskoki lebih produktif karena suhu lingkungannya lebih hangat yaitu sekitar 25 – 29ºC, sehingga mampu memijah sepanjang tahun.

Persiapan Bak Pemijahan

Untuk pemijahan maskoki dapat digunakan bak semen atau akuarium. Jika menggunakan bak semen dapat digunakan bak berukuran 100 x 100 x 30 cm, dan jika menggunakan akuarium dapat menggunakan akuarium berukuran 100 x 75 x 50 cm.

Karena ikan maskoki mempunyai sifat yang menempelkan telurnya pada substrat, maka didalam tempat pemijahan harus diletakan substrat untuk menempelkan telurnya. Substrat ini dapat berupa tanaman air seperti eceng gondok, atau bias pula menggunakan kakaban.

Air yang digunakan dalam pemijahan maskoki pada dasrnya sama dengan sumber air bagi jenis ikan hias yang lain. Yang terpenting adalah ikan maskoki menyukai air yang jernih. Sumber airnya bias menggunakan air PAM atau air sumur yang telah diendapkan selama 24 jam.

Pemilihan Induk

Keberhasilan kegiatan pemijahan tergantung dari kesiapan kematangan induk yang dipijahkan. Untuk memenuhi keadaan tersebut maka seorang pembenih harus mengetahui syarat-syarat calon induk yang layak untuk dipilih menjadi calon induk dan induk. Dibawah ini adalah ciri-ciri calon induk maskoki yang siap dijadikan induk:

1. Umur calon induk minimal 7 bulan, tetapi yang lebih baik berumur 2 tahun.

2. Sehat dan tidak mengalami stress.

3. Tubuhnya tidak ada luka.

4. Tidak sedang terserang penyakit atau parasit.

5. Tubuhnya normal dan tidak cacat.

Perbedaan Induk Jantan dan Induk Betina :

Induk Jantan

 Pada sirip dada terdapat bintik- bintik bulat menonjol dan jika diraba terasa kasar.

 Induk yang telah matang jika diurut pelan ke arah lubang genital akan keluar cairan berwarna putih. Induk Betina

 Pada sirip dada tidak terdapat bintik-bintik dan terasa halus jika diraba  Jika diurut, keluar cairan kuning bening. Pada induk yang telah matang, perut terasa lembek dan lubang genital kemerah-merahan.

Perawatan Induk

Induk yang terpilih dipelihara secara terpisah dari maskoki lain yang belum dewasa. Hal ini bertujuan agar memudahkan dalam perawatan Pembenih akan gampang dalam menyeleksi induk yang sudah matang telur dan belum.

Penempatan induk maskoki dalam bak induk harus cukup mendapat sinar matahari. Tiap bak dilengkapi dengan aerator, kalau perlu dapat dipasang pemanas (Water Heater Thermostat) agar suhu air bak dapat dikendalikan dengan stabiL.

Pemijahan Maskoki

Maskoki menghendaki suasana yang agak gelap dan suhu air dingin. Suhu air yang dikehendaki oleh mas koki dalam melakukan pemijahan berkisar antara 20 - 25ºC. Agar pemijahan sempurna, pasangan maskoki dimasukkan ke dalam wadah pemijahan 2 ekor induk betina dapat dipasangkan dengan 3 ekor jantan unggul yang ukurannya sama. Ikan maskoki akan memijah menjelang subuh, induk jantan akan mencumbu induk betina dengan berenang berputar-putar mengelilingi induk betina. Karena ulah jantan induk betina akan meloncat sambil mengeluarkan telur dan saat itulah ketiga jantan menyusul dengan menyemprotkan spermanya untuk membuahi telur yang dikeluarkan induk betina.

Penetasan Telur

Dari hasil pemijahan akan tampak ribuan telur yang dibuahi menempel pada substrat yang disediakan, seperti kakaban. Garis tengah telur antara 0,7 - 1,5 mm. Seekor induk betina maskoki dapat menghasilkan telur 5000 telur dengan rasio penetasan 70-80 % sekali memijah. Telur akan menetas setelah 2 - 3 hari dari pembuahan pada suhu air 25-29º C.

Pemeliharaan Benih

Setelah 2 - 3 hari telur akan menetas, sampai berumur 2 - 3 hari benih belum diberi makan, karena masih mempunyai persediaan makanan pada yolk sac-nya (kuning telur).

Pada hari ke 3 - 4 benih sudah dapat diberi makanan kutu air yang telah disaring dengan cara mengkultur-nya.

Setelah berumur ± 15 hari benih mulai dicoba diberi cacing rambut disamping masih diberi kutu air, sampai benih keseluruhannya mampu memakan cacing rambut baru pemberian kutu air dihentikan. Ketinggian air dalam bak 10 - 15 cm dengan pergantian air 5 - 7 hari sekali. Setiap pergantian air gunakan air yang telah diendapkan lebih dahulu. Untuk menghindari sinar matahari yang terlalu terik diperlukan beberapa tanaman pelindung berupa eceng gondok.

Panen dan seleksi dilakukan setelah mencapai umur 1 bulan dari usia pemeliharaan benih pada pendederan. Tujuan dari seleksi adalah untuk mendapatkan benih yang berkualitas dari berbagai segi, baik dari segi ukuran, warna tubuh, jambul, ekor, bentuk tubuh dan lain-lain. Hal yang menarik dari ikan hias adalah penampakan tubuh

dari ikan yang dilihat, oleh karena itu seleksi merupakan cara untuk memilih ikan yang berkualitas dan berkelas sehingga harga jual akan tinggi.

Keberhasilan suatu usaha budidaya ikan tidak terlepas dari masalah penyakit dan parasit ikan. Adapun organisme penyebab penyakit dan parasit pada ikan peliharaan umumnya berasal dari golongan jamur, bakteri, virus, dan hewan invertebrata.

Untuk mengatasi timbulnya penyakit dan parasit pada ikan peliharaan, ada baiknya kita mengetahui bagaimana cara berjangkit maupun penularan penyakit atau parasit terhadap ikan adapun caranya sebagai berikut :

1. Melalui Air

2. Melalui kontak langsung dengan ikan yang telah terserang penyakit atau parasit.

3. melalui alat-alat yang telah digunakan untuk menangani atau mengangkut ikan-ikan yang terserang penyakit atau parasit.

4. Terbawa oleh ikan, makanan atau tumbuhan dari daerah asalnya sehingga berkembang dengan pesat pada lingkungan yanmg baru.

Adapun cara untuk mengatasi masalah penyakit dan parasit pada ikan, dapat dilakukan dengan cara pencegahan atau pemberantasan.

Pencegahan Usaha pencegahan merupakan cara yang efektif dan dianjurkan dalkam menanggulangi masalah penyakit atau parasit pada ikan maskoki. Cara pencegahan dianggap lebih baik dan murah bila dibandingkan denganusaha pemberantasan.

Adapun cara pencegahan terhadap penyakit atau parasit dapat dilakukan dengan cara :

 Sanitasi Kolam Ikan

Sanitasi kolam biasanya dilakukan dengan menjaga kebersihan kolam dan air yang digunakan. Kolam yang akan digunakan dikeringkan dan dijemur selama 2-5 hari hal ini dimaksudkan untuk memutus siklus hidup penyakit atau parasit yang mengganggu. Selain pengeringan dan penjemuran, sanitasi kolam dapat dilakukan dengan pengapuran.  Sanitasi Peralatan Kerja

Peralatan atau perlengkapan kerja yang digunakan dalam kegiatan sehari-hari harus dalam keadaan steril. Untuk itu sebelum alat-alat tersebut digunakan sebaiknya direndam terlebih dahulu menggunakan larutan PK 20 mg/l selama 30 menit.  Sanitasi Ikan

Selain sanitasi kolam, upaya pencegahan terhadap serangan penyakit atau parasit dapat dilakukan dengan casra sanitasi terhadap ikan. Adapun caranya sebagai berikut : - Jangan mendatangkan ikan atau memasukan air dari daerah yang telah terkena wabah penyakit atau parasit. - Ikan yang telah memperlihatkan gejala-gejala penyakit segera diasingkan atau diobati secara terpisah. - Jangan membuang air bekas pengangkutan kekolam karena dikhawatirkan mengandung bibit penyakit atau parasit yang dapat menyebar. - Ikan yang akan ditebar sebaiknya direndam terlebih dahulu dalam larutan PK sebanyak 20 gr/m³ air selama 30 menit.  Pemberian Makanan Bergizi Cara lain untuk mencegah serangan penyakit atau parasit pada ikan adalah dengan cara menjaga kondisi ikan agar tetap selalu dalam kondisi sehat dan memiliki ketahanan tubuh yantg kuat. Hal ini dapat dilakukan dengan memberinya makanan bergizi dan mengandung cukup vitamin yang dibutuhkan untuk menambah daya tahan tubuh. Pengobatan Jika telah terjadi serangan penyakit atau parasit terhadap maskoki yang dipelihara, hanya ada satu alternative untuk mengatasinya, yaitu dengan melakukan usaha pengobatan secepat mungkin agar kerugian yang ditimbulkan tidak terlalu besar.

Adapun penyakit yang sering menyeranga ikna maskoki berserta gejala dan cara pengobatannya deapat dilihat pada table dibawah ini:

Cara Pembuatan Ramuan Mahkota Dewa

Bahan :

Cangkang mahkota dewa, 50 iris

Air 3, gelas

Daun ketapang, 5 lembar

Cara Pembuatan :

Rebus cangkang mahkota dewa sebanyak 50 iris dengan 3 gelas air sampai tersisa sekitar satu gelas. Dalam rebusan ramuan tersebut, bisa ditambahkan daun ketapang 5 lembar untuk memberikan hasil yang lebih optimal.

Cara Penggunaan :

Campurkan air hasil rebusan kedalam 50 ltr air akuarium. Ulangi metode pengobatan herbal tersebut sampai kondisi ikan membaik. Selain itu, ganti air akuarium setiap hari.

Catatan : Pengobatan dengan menggunakan buah mahkota dewa merupakan treatment awal yang masih perlu dikaji lebih lanjut

DAFTAR PUSTAKA

Daelami Deden A.S. 2001. Agar Ikan Sehat. Jakarta : Penebar Swadaya

Hermanto, Ning. 2004 Menggempur Penyakit Hewan Kesayangan dengan Mahkota Dewa. Penebar Swadaya.

Lesmana Darti S dan Iwan Darmawan. 2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Jakarta : Penebar Swadaya,

Lesmana Darti S. 2003 Mencegah dan Menanggulangi Penyakit Ikan Hias. Jakarta : Penebar Swadaya

Noryadin U. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Ikan Koki Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

No comments:

Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...