Thursday, 31 January 2019

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT PADA RUMPUT LAUT

Seperti halnya udang dan ikan, rumput laut juga dapat terserang hama dan penyakit. Hama tanaman budidaya rumput laut umumnya merupakan organisme laut yang memangsa tanaman rumput laut. Hama dapat menimbulkan kerusakan secara fisik pada tanaman budidaya, seperti tanaman terkelupas, patah atau habis dimakan.

Penyakit rumput laut dapat didefinisikan sebagai suatu gangguan fungsi atau terjadinya perubahan anatomi atau struktur yang normal, seperti terjadinya perubahan dalam laju pertumbuhan, warna dan bentuk. Yang pada akhirnya berpengaruh pada tingkat produktivitas hasil. terjadinya penyakit umumnya disebabkan oleh interaksi antara faktor lingkungan (suhu, kecerahan, salinitas dan lain-lain) dengan jasad patogen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa timbulnya penyakit dimulai dari adanya penurunan/perubahan lingkungan.

Dengan semakin berkembangnya usaha budidaya rumput laut di Indonesia segala permasalahan dan hambatan mungkin terjadi terutama terhadap kemungkinan serangan hama dan penyakit pada tanaman rumput laut juga perlu diperhatikan.oleh karena itu perlu diketahui jenis hama dan penyakit yang menyerang rumput laut serta berapa besar pengaruhnya terhadap produksi, sehingga dapat diambil langkah-langkah penaggulangannya atau paling tidak dapat memperkecil kerugian. Data mengenai dampak panyakit terhadap produksi budidaya rumput laut masih sangat terbatas. Walaupun demikian hal ini sudah cukup digunakan sebagai bukti awal dalam mendefinisikan konsep tentang penyakit pada tanaman rumput laut.

TAKSONOMI

Taksonomi dari Euchema cottoni Lin dapat dikalsifikasikan sebagai berikut :

Phylum : Rhodophyta

Kelas : Rhodophyceae

Sub Kelas : Florideophycidae

Ordo : Gigartinales

Famili : Soliericeae

Genus : Euchema

Spesies : Euchema cottoni Lin (Kappapphycus alvarezii)

MORFOLOGI Rumput laut adalah ganggang yang berukuran besar atau macro algae yang merupakan tanaman tingkat rendah dan termasuk kedalam divisio thallophyta. Morfologi tanaman ini hanya terdiri dari thallus, tidak mempunyai akar, batang dan daun sejati. Fungsi dari ketiga tersebut digantikan oleh thallus. Euchema cottoni Lin mempunyai morfologi thallus yang tegak lurus, silendris dengan dua sisi yang tidak sama lebarnya. Terdapat tonjolan-tonjolan (nodule) dan duri (spine), thallus terbentuk silendris atau pipih, bercabang-cabang tidak teratur, warna hijau kemerahan bila hidup dan bila kering berwarna kuning kecoklatan.

C. DAERAH PENYEBARANNYA

Rumput laut pertama kali ditemukan hidup bukan secara almi bukan hasil budidaya dan hidup tersebar di perairan sesuai lingkungan yang dibutuhkannya. Daerah penyebaran rumput laut secara alami dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Daerah Penyebaran Rumput Laut Secara Potensial

REPRODUKSI

1. Reproduksi Generatif

Rumput laut dapat berkembang secara generatif atau secara kawin. Pada peristiwa perbanyakan secara generatif rumput laut yang diploid menghasilkan spora yang haploid spora ini kemudian menjadi dua jenis rumput laut yaitu jantan dan betina yang masing-masing haploid yang tidak mempunyai alat gerak. Selanjutnya rumput laut jantan akan menghasilkan sperma dan betina menghasilkan sel telur. Apabila kondisi lingkungan memenuhi syarat akan menghasilkan perkawinan dengan terbentuknya zigot yang akan tumbuh menjadi tanaman rumput laut.

2. Reproduksi Vegetatif

Proses perbanyakan secara vegetatif berlangsung tanpa melalui perkawinan, setiap bagian rumput laut yang dipotong akan tumbuh menjadi rumput laut muda yang mempunyai sifat seperti induknya, atau perkembangbiakannya bisa dilakukan dengan cara stek Dari cabang-cabang rumput laut dengan syarat potongan rumput laut tersebut merupakan thallus yang muda, masih segar, berwarna cerah, dan mempunyai percabangan yang banyak, tidak tercampur dengan lumut dan kotoran serta bebas dari penyakit.

PENYAKIT YANG MENYERANG RUMPUT LAUT

Tabel 2

PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN

Tabel 3

DAFTAR PUSTAKA

Balai Budidaya Laut Lampung, 2001. Teknologi Budidaya Rumput Laut. Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/04/15/mlai46-indonesia-jadi-tuan-rumah-simposium-rumput-laut-internasional

Sulistijo, 1998. Perkembangan budidaya Rumput Laut di Indonesia, dalam WS. Atmadja dkk.

Tahang H. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Rumput Laut Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Tim Penulis PS, 1999. Budidaya, pegolahan dan Pemasaran Rumput Laut, PT. Penebar Swadaya, Jakarta

Tuesday, 29 January 2019

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT PADA IKAN DISKUS

Sampai saat ini discus masih dikenal sebagai ikan yang bermasalah predikat ‘mudah sakit’ sering kali mengikuti namanya, seolah-olah hak untuk memeliharanya hanya diberikan kepada spesialis dan pakar. Hal ini pula yang menyebabkan banyak pecinta ikan ini yang ‘menyerah’ dan berpaling kepada jenis ikan yang lain. Sebenarnya discus akan menjadi ikan yang bermasalah jika kita mengizinkannya! Prosedur pemeliharaan sehari-hari yang kurang tepat dan tidak disertai ketelatenan tentu bermuara pada berbagai masalah. Sebaliknya, penciptaan system pemeliharaan yang kondusif akan membuat kita mempeljari bahwa memelihara discus adalah hal yang mudah dan menyenangkan.

Menciptakan kondisi pemeliharaan yang bersih akan memproduksi sebanyak mungkin yang sering timbul berkenaan dengan penyakit discus, lebih baik mencegah dari pada mengobati. Pepatah yang tampaknya sejalan dengan cara penanganan penyakit pada discus, perlu diperhatikan bahwa bukan obat-obatan yang lengkap dan mahal ataupun prosedur pengobatan yang rumit yang mampu mngatasi atau mencegah timbulnya penyakit. Bahkan penggunaan obat yang terlalu sering dengan dosis yang salah dapat merusak fungsi organ discus.

Klasifikasi dan Morfologi

Discus yang dijuluki raja ikan hias air tawar ini telah memulai perjalannya dari habitat aslinya ke aquarim di rumah kita. Aslinya ikan ini berasal dari pedalaman rimba Amazon, Brazil yang terkenal kaya akan beragam species tumbuhan dan binatang. Discus adalah salah satu ikan hias air tawar yang banyak peminatnya. mengenai sistematikanya ada sedikit perdebatan, banyak orang mengklaim berdasarkan tempat asal,warna dan bentuk luarnya.

Menurut sistematikanya, ikan discus di golongkan sebagai berikut:

Ordo : Percomorphodei

Sub : Percoidea

Family : Cichlidae

Genus : Symphysodon

Species : Symphysodon discus

Nama lokal : Discus

Ikan yang berbentuk seperti kue dadar ini di lengkapi dengan keindahan warna dan bentuk tubuhnya. Jika pada umumnya ikan hias mempunyai bentuk tubuh memanjang, discus tidaklah demikian. Bentuk discus unik seperti cakram atau kue dadar. Warnanya sangat unik dan manarik sesuai dengan strain dan keturunannya.

Habitat dan Penyebarannya

Habitat asli discus adalah perairan di Amerika Selatan. Pemrakarsa penangkapan discus biasanya pemilik modal di Negara itu yang ingin melipatgandakan uangnya. Mereka dengan jeli melihat potensi alam yang begitu menggiurkan, ada juga beberapa ilmuwan yang mengadakan penelitian tentang ikan discus.mereka menangkap dengan bantuan penduduk asli, seorang Indian. Para Indian ini dapat mengetahui seluk beluk diskus. Perahu yang digunakan biasanya telah di desain khusus agar bias menampung discus liar yang telah tertangkap. Mereka biasanya melakukan penangkapan bila hari berubah malam.

Setelah sampai di tempat yang di duga banyak discus, biasanya mereka harus sabar menunggu kawanan diskus bergerak ke permukaan air. Selain dengan cara tersebut, biasanya discus di tangkap dengan menggunakan perangkap yang di pasang di sekitar batang pohon yang tumbang. Di sekitar tempat jala di beri rumpon (fishing ground).

Membedakan Induk Jantan dan Betina

Membedakan induk jantan dan betina akan lebih mudah dilakukan jika kita dihadapkan dengan sekumpulan calon induk yang dibesarkan bersama. Discus betina memiliki organ genitalia yang disebut ovositor berbentuk lonjong denganm ujung menumpul, sedangkan jantan organnya membulat dengan panjang sekitar 1,5 mm.

Proses Pemijahan

Pasangan induk ditempatkan dalam aquarium pemijahan, dalam 3-10 hari kemudian biasanya proses perkawinan mulai berlangsung. Pasangan induk discus saling berenang mengitari pasangannya, pada saat tersebut warna discus akan terlihat sangat intens, sirip-sirip mengembang penuh dan matanya terlihat berbinar, kemudian mereka akan menentukan tempat nertelur berupa pipa PVC, pot bunga atau pecahan-pecahan genting atau keramik. Setelah itu pasangan discus akan mulai meletakan telurnya, setelah telur pertama diletakkan, discus jantan kan membuahinya selama beberapa jam, induk yang dipersiapkan dengan baik akan menghasilkan 150-300 butir telur.

Setelah proses pemijahan berakhir, pasangan discus akan menunggui telurnya, mereka akan mengipasi telur tersebut dengan sirip dada, untuk mencegah adanya kotoran atau spora jamur yang melekat selama menjaga telurnya, induk tetap harus diberi pakan dan kondisi aquarium harus terlihat bersih.

Dalam waktu 6 hari sejak peletakan telur, telur akan menetas menjadi larva-larva kecil, yang kemudian akan berkembang menjadi discus dewasa.

Perawatan Benih

Burayak discus dapat dibiarkan bersama induknya sampai berumur 14-20 hari. setelah itu, burayak dipindahkan untuk dibesarkan secara terpisah dari induknya. Biasanya pada saat itu burayak akan hidup berada disekeliling induknya. Dengan menggiringnya kepojok aquarium lalu memberinya sedikit kejutan, sang induk akan meninggalkan anaknya, setelah itu kita dapat menyerok kumpulan burayak yang tertinggal dengan hati-hati. Burayak yang diserok dapat langsung dipindahkan kedalam aquarium pembesaran yang telah disiapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Aryanti Y. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Diskus Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

D. Setiawan 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta

http://akuariumhias.blogspot.com/2012/10/discus-fish.html

I. Daniel,2002. Memelihara Dan Membudidayakan Diskus Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta

S. Heru, 1989. DISCUS. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sunday, 27 January 2019

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN CUPANG

Ikan cupang (Betta splendens) bukanlan ikan asli Indonesia, meskipun Indonesia mempunyai ikan yang masih semarga dengan ikan ini yakni Betta fasciatus, alias Stiped fightingfish, yang lebih dikenal dengan nama Tempalo.

Ikan ini pertama kali ditemukan di perairan Thailand, Malaysia. Sekalipun dahulu belum mengetahui kehebatanya bertarung, namun salah satu yang sering mendapatkan perhatian adalah sijantan mempunyai warna yang menarik, selain itu juga muda diurus, karena tahan ditempatkan dalam wada yang berukuran kecil serta muda beradaptasi.

Keunggulan cupang untuk bertahan hidup (dan bukan berkembang biak) di tempat sempit tidak bias tidak karena cupang mempunyai lebirinth, yaitu perangkat pernapasan tambahan yang terletak pada sebelah rongga insangnya. Dengan alat canggih nyang konstruktif ini cupang mampu mengkonsumsi osigen langsung dari udara bebas, yang jarang bias dilakukan oleh ikan lain. Kenyataan ini gampang dideteksi apabila kita perhatikan bahwa setiap beberapa menit cupang menyembulkan moncongnya ke permukaan air.

Klasifikasi ikan cupang

Ikan cupangmempunyai daftar klasifikasi yang panjang. Daftar klasifikasi yang popular dengan sebutan sistematika ikan tersebut adalah sebagai berikut:

Filum : Chordata

Subfilum : Craniata

Superkelas : Gnathostomata

Kelas : Osteichthyes

Subkelas : Actinopterygii

Superordo : Teleostei

Ordo : Percomorphoidei

Subordo : Anabantoidei

Famili : Antibantidae

Genus : Betta

Spesies : Betta splendens

Morfologi Ikan Cupang

Bettea splendens alam-yang diambil dari alam aslinya merupakan ikan yang mempunyai postur badan memanjang, dan bila diliat dari depan atau dari belakang mempunyai potongan badan yang pipih kesamping (compressed). Sebagai ikan liar, ternyata badannya mirip dengan bunglon, beragam tergantung alam yang membentuknya. Beberapa spesimen yang tergolong cantik mempunyai warna badan dasar coklat kemerah-merahan dengan corak kebiru-biruan. Semua sisi sangat dekoratif dan warnanya sangat beragam. Sirip punggung sangat lebar dan terentang sampai kebelakang, walaupun badannya tidak terlalu besar tapi keliatan kokoh dan menawan. Sirip ekornya berbentuk membulat (rounded) berwarna dasar sama dengan badannya.

Sirip ekor ini strip berwarna dasar sama dengannya. Sirip ekor ini juga dihiasi dengan strip berwarna sedikit kehijau-hijauan, sering kali ujungnya berwarna oranye. Sirip analnya berwarna hijau kebiru-biruan, juga memanjang, memantapan eksistensinya sebagai ikan jago berkelahi. Sirip anal ini kadang-kadang dibubuhi warna coklat dan merah. Sirip perutnya juga panjang dan warna merah oranye. Hanya saja, ujang siripnya sering kali dihiasi warna putih susu. Ukuran badan ikan cupang ini untuk yang jantan mencapai 5 - 6 cm, tapi untuk betina biasanya ukuran badannya lebih kecil dari badan jantan.

Pemilihan Induk

Induk cupang yang hendak dipijahkan apabila sudah mencapai umur sekitar 6-7 bulan, dengan panjang total antara 5-6 cm. Induk-induk harus sehat, tidak cacat badannya atau mengidap salah satu penyakit. Pejantan belum pernah diadu. Untuk mengetahui betina yang sudah matang gonad dapat diperhatikan perutnya. Selain lebih gemuk dari pada biasanya, pada perut betina sudah nampak dari luar bayangan telur-telurnya. Sedangkan pejantan umumnya akan selalu siap diawinkan asalkan umurnya sudah memenuhi syarat.

Persiapan Wadah

Tempat untuk pemijahan ikan cupang sangatlah mudah, cupang bisa dipijahkan dalam akuarium dengan ukuran 20x20x20 cm, atau dalam bak yang disekat-sekat bahkan dapat dipijahkan dalam toples sekalipun. Wadah pemijahan dibersihkan dan diisi air, kemudian masukkan tanaman air untuk pemempatan telur-telur hasil dari pemijahan.

Pemasukan Induk

Setelah persiapan wadah selesai maka induk jantan dapat dimasukkan lebih dahulu agar dapat beradaptasi terlebih dahulu. Setelah itu masukkan induk betinanya, setelah beberapa lama induk jantan akan membuat sarang telur dengan mengeluarkan gelembung-gelembung.

Proses Pemijahan

Pemijahan ikan ini dapat diketahui dengan menyaksikan cupang-cupang tersebut saling berpelukan di tanaman air dan melayang sampai beberapa saat, kemudian akan keluar telur dan akan segera dibuahi oleh induk jantan. Telur-telur yang melayang di dalam air akan segera di tangkap oleh induk jantan untuk disusun di gelembung-gelembung busa yang telah dibuatnya.

Perawatan Benih

Telur-telur akan menetas setelah 2-3 hari, setelah menetas induk ikan diangkat. Benih-benih ikan dapat diberi pakan setelah berumur 4 yaitun kutu air saring. Pergantian air dilakukan 2 hari dengan menyipon kotoran- kotoran yang ada di dasar wadah.

Setidak-tidaknya ada tiga penyebab pokok yang biasa mematikan cupang-cupang kesayangan kita. Antara sebab yang satu dengan lainnya kadang-kadang erat kaitannya. Penyebab utama adalah hama ikan. Batasan hama di sini adalah segala macam makhluk, baik di dalam air ataupun di luar air yang biasa memangsa ikan cupang. Penyebab kedua adalah parasit, yaitu makhluk air atau non air yang menyebabkan ikan terserang penyakit dan akhirnya ikan bisa mati. Penyebab ketiga adalah nonparasit, yaitu selain parasit yang juga mampu menyebabkan cupang sakit, dan akhirnya mati.

Hama

Seperti sudah disinggung di atas hama adalah segala bentuk makhluk hidup yang ‘doyan’memangsa cupang, entah barasal dari dalam air atau dari luar. Hama yang kerap menjadi pemangsa cupang adalah burung, kucing, kadal, kodok, ular, anjing air dan lain sebagainya.

Menghalau hama tersebut secara total memang tidak mungkin dilakukan, karena sifatnya yang hidup. Namun mengurangi serangannya dengan menghambat hama tersebut menghambat mendekati cupang mungkin merupakan cara yang efektip. Tentu saja upaya penanggulangan ini baru efisien apabila kita memiliki suatu unit buddaya cupang, dan bukannya hanya satu atau dua ekor saja.

Untuk menghindari burung, biasanya para petani cupang memasang jaring diatas kolam-kolam cupang. Tentu saja tidak perlu jaring yang bagus, karena mahal harganya. Jaring bekas dan sudah bolong di sana sini cukup memadai untuk keperluan ini. Bagian yang bolong kita tambal sulam dulu dengan tali rafia atau benang. Untuk menunjang benang jaring, biasa juga diberi pita kaset bekas yang direntangkan di sana sini. Kilauan sinar matahari yang menyilaukan dari pantulan pita tadi akan mengurangi keinginan burung mendekati kolam cupang. Beberapa petani memasang kincir angin yang dapat berbunyi untuk menakut-nakuti burung pemangsa.

Jaring bermata halus dapat juga digunakan sebagai penghambat ular pengganggu cupang. Jaring tersebut dipasang sekeliling kolam dan akan menjerat apabila ular mencoba menerobosnya. Agar areal kolam cupang jangan sampai didekati ular, biasanya orang membersihkan rumput-rumput liar dan menaburinya dengan garam krosok. Cara ini sering dilakukan orang yang baru pindah rumah, agar terhindar dari ular yang nyasar.

Kucing merupakan binatang rumah,yang sering dipelihara untuk teman anak-anak. Namun jika kita hendak mengusahakan cupang,kehadirannya diusahakan tidak mengganggu cupang-cupang. Hal ini bisa ditempuh dengan menaruh cupang ditempat yang tertutup. Enceng gondok atau daun-daunan yang dapat dipakai cupang sebagai tempat ’berteduh’ biasanya cukup menolong. Cupang-cupang yang ada di bawah perakaran enceng gondok paling tidak akan selamat dari keusilan kucing.

Anjing air terenal sebagai hama yang sangat rakus memangsa ikan-ikan dan sulit diberantas. Bahkan pada areal budidaya ikan konsumsi, anjing air ini terkenal sebagai perampok nomor satu, terutama kita tinggal didaerah baru yang masih banyak tumbuh tanaman yang besar dan dekat dengan sungai. Anjing ini akan datang berbondong-bondong pada malam hari dan menyikat habis ikan dalam kolam. Untuk mengamankannya, harus dilihat dari mana anjing ini datang, kemudian tempat itu kita tanami pandan berduri rapat-rapat. Hanya dengan cara itulah kita boleh berharap anjing air tidak datang, karena jika hanya kawat berduri anjing ini masih dapat menerobos.

Penyakit Parasiter

Sebagaimana telah disinggung diatas, penyakit parasiter adaah penyakit yang disebabkan oleh parasit, yaitu sebangsa hewan renik yang menyebaban ikan cupang sakit dan mati. Berbeda dengan hama, umumnya parasit berukuran lebih kecil dari pada cupang, dan menyerang pada salah satu atau beberapa bagian tubuh ikan. Bila parasit menyerang beberapa saat kemudian ikan-ikan akan mati.

Beberapa parasit yang biasa menyerang cupang adalah kutu ikan, bintik putih velvet, dan jamur lain sebagainya. Cupang yang terserang penyakit ini biasanya mengalami perubahan pada seluruh bagian tubuhnya, selain perilakunya. Perubahan perilaku yang sering tampak adalah cara berenangnya, mogok makan dan memilih untuk tetap tinggal dipermukaan air. Perubahan warna juga terjadi pada seluruh badannya, dan tidak jarang beberapa bagian siripnya hilang.Kutu ikan adalah sebangsa udang renik primitif, yang hidup secara berpindah-pindah dari satu ikan ke ikan lain dan mengisap darah mangsanya. Cupang dapat ditulari kutu ikan dari telur-telurnya yang secara tidak segaja terbawa serokan atau menempel ditempat pemeliharaan.

Cupang yang terserang kutu ikan (Argulus indicus) dapat dikenali dari badannya yang ditempeli kutu ikan ini (berwarna putih kelabu). Dalam jumlah sedikit kutu ikan ini dapat diambil dengan pinset (penjepit), emudian bekas lukanya diobati dengan obat merah.Untuk mencegah menjangkitnya penyakit ini, sebelum dipaai bak harus dibersihkan dan dikeringkan. Bak yang lama tidak dibersihkan dan airnya arang diganti dapat memungkinkan hidupnya kutu ikan. Kutu ikan tidak sama dengan kutu air yang biasa untuk makanan cupang. Sejumlah garan yang dimasukkan kedalam akuarium yang berisi ikan sakit, dapat menghilangkan kutu ikan ini.

Jamur dapat menyerang tubuh ikan cupang apabila tubuh cupang terluka dan kemudian terinfeksi oleh jamur. Jamur merupakan infeksi sekunder dan bukannya penyebab pertama ikan-ikan sakit. Cupang-cupang yang telah selesai diadu atau berantem secara tidak segaja, kemungkinan besar akan terserang jamur, jika tidak dilakukan langkah-langkah pencegahan. Jamur bias hadir diakuarium atau bak, apabila terdapat organ yang mati atau rusak. Untuk mengobati cupang yang terserang jamur dapat dipakai Malachygreen.

Bintik putih disebabkan oleh Ichthyophthirius multifiliis yang banyak jumlahnya dalam tubuh cupang, sehingga membentuk bintik putih (white spot) pada tubuh cupang. Parasit ini dapat merusak tubuh ikan, dan menyebabkan pendarahan pada sirip dan insang ikan. Pada tahap yang sudah kronis dapat menyebabkan ikan mati. Serangannya cepat menyebar pada seluruh bak, atau pada bak lain apabila terjadi kontak lewt serokkan atau ikan yang dimasukkan pada bak lain. Cupang-cupang yang terserang bintik putih sebaiknya dipisahkan dan diobati dengan Malachytgreen dan Metheleneblue. Sedangkan ikan-ikan lainnya juga diobati, dan bak atau tempatnya dibersihkan dan dikeringkan.

Penyakit lain yang sering menyerang ikan cupang adalah penyakit yang dikalangan petani terkenal dengan sebutan penyakit stip. Tubuh cupang terserang, sirip punggung ataupun ekornya gosong atau hitam. Petani umumnya mengobati dengan tetra ½ sendok dan 1 sendok garam yang dilarutkan dalam 25 liter air. Ikan-ikan yang sakit, kemudian dilarutkan kedalam larutan ini dan dibiarkan selama beberapa saat sehingga keadaannya baik kembali. Seperti halnya pada penyakit-penyakit lainnya, untuk mencegah penularan dan penyerangan ulang, sebaiknya tempat cupang dibersihkan dan dikeringkan.

Penyakit lainnya adalah penyakit sariawan, yang ditandai dengan timbulnya keputih-putihan pada mulut ikan ikan. Ikan yang terserang sariawan bisa juga diobati dengan cara mengobati stip.

Penyakit Non-Parasiter

Penyakit non-parasiter adalah penyakit yang bukan disebabkan oleh parasit. Artinya, selain parasit yakni organ diluar cupang yang jelas-jelas dapat menyebabkan ikan sakit, ada hal-hal lain bersifat teknis yang juga dapat menyebabkan ikan cupang sakit bahkan mati.

Penyakit non-parasiter umumnya berupa perubahan suhu yang mendadak, suhu yang terlalu tinggi atau rendah,kandungan karbon dioksida yang terlalu tinggi dalam kolam/bak, dan lain sebagainya.

Yang paling sering dialami oleh para pemula adalah tidak cocoknya air dipakai saat pertama kali. Mereka yang menggunakan air baru akan mengalami hal seperti ini. Air harus diendapkan terlebih dahulu selama 24 jam baru kemudian digunakan. Jika mengganti air, bisa saja dipakai air yang benar-benar baru, asalkan masih tersisa air lama minimal setengahnya.

Yang juga sering terjadi, pada saat memasukkan ikan baru, sering kali ikan sakit atau bahkan ikan mati jika langsung dimasukkan tanpa mengalami proses adaptasi terlebih dahulu. Juga pada saat pengangkutan pada siang hari yang terik, tanpa mengindahkan ikan cupang yang kepanasan, biasanya kita akan temukan ikan-ikan cupang yang setengah mati ketika sampai dirumah.

Hal-hal tersebut seperti diatas aan menyebabkan ikan sakit atau mati, padahal jelas bukan parasit penyebabnya. Oleh karena itu penyakit seperti ini disebut penyakit non-parasiter.

DAFTAR PUSTAKA

Daelami, D. 2002. Agar Ikan Sehat. Penebar Swadaya. Jakarta

Hardjamulia, A. 1978. Budidaya. Departemen Pertanian Badan Pendidikan dan Penyuluhan Pertanian. SUPM Bogor

Hermanto dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Ikan Cupang Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

http://www.artikelwirausaha.com/category/database/ikan-cupang/

Kusumah, H. 1985. Penyakit dan Hama Ikan. Departemen Pertanian Badan

Susanto, Heru. 1992. Memelihara Cupang. Kanisius.Tanggerang

Friday, 25 January 2019

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT IKAN CORYDORAS

Usaha budidaya ikan hias ada banyak jenis ikan yang dapat di usahakan, dari yang berharga murah sampai mahal dan bernilai ekomomis tinggi. Salah satu jenis ikan hias air tawar yang berprospek adalah corydoras.

Corydoras termasuk cat fish. Asalnya dari Amerika Selatan yang kemudian menyebar kedaerah lain secara alami maupun karena campur tangan manusia melalui transportasi. Penyebarannya mulai dari Brasil, Uruguay, Argentina, Venezuela, Kolombia, dan Trinidad. Hingga saat ini banyak dibudidayakan di dunia, termasuk Indonesia.

Di Indonesia, kegiatan budidaya ikan ini banyak dilakukan di Jakarta dan di Jawa Barat (terutama Bekasi, Parung Bogor, dan Sukabumi). Selain itu, daerah yang lain seperti Kalimantan, Sulawesi sudah mulai mengembangkannya.

Corydoras sebagai ikan hias mempunyai daya tarik untuk dinikmati. Dengan bentuk yang cukup menawan dan warna yang variatif, sudah cukup menunjukan daya tariknya sebagai ikan hias dilihat dari gerakannya, Corydoras menarik karena lincah. Tingkah lakunya yang suka bergerombol di dasar wadah menyebabkan ikan ini dapat dipelihara bersama-sama dengan ikan hias lain yang hidupnya di bagian tengah dan permukaan air sehingga ke kontrasan penampilan menjadi lebih menarik. Namun, tidak terutup kemungkinan Corydoras hanya dipelihara sendirian tanpa jenis ikan lainnya. Untuk hal ini, sebaiknya ikan dipelihara dalam jumlah yang relatif banyak dengan ukuran relatif seragam.

Sistematika dan Morfologi

Corydoras tergolong dalam ordo siluriformes dan keluarga Callicthidae. Nama corydoras sendiri dari nama genusnya, ini terdapat sekitar seratus spesiesnya memiliki cirri khas masing-masing. Adapun sistematika jenis ikan ini menurut Hoedeman (1975) sebagai berikut.

Filum : Chordata

Kelas : Osteichthyes

Sub kelas : Actinopterygii

Ordo : Siluriformes

Sub ordo : Siluroidei

Famili : Callichthyidae

Genus : Corydoras

Sementara cirri-ciri morfologi dari genus corydoras antara lain tubuhnya pendek dan gemuk, punggung melengkung di banding perut, kedua sisi ikan di lengkapi dengan lempengan seperti tulang yang tersusun dalam dua baris, serta pada rahang atas dan bawah terdapat dua pasang kumis. Ukuran tubuh ikan ini berkisar 2,5-12 cm dengan ukuran mayoritas 5-7.

Kebisaan Hidup dan Berkembang Biak

Di habitat aslinya, corydoras termasuk ikan omnifora atau ikan pemakan segala, termasuk ikan pemakan bangkai (scavenger), dan dapat pula disebut pemakan dasar (bottom feeder). Sementara dilingkungan pemeliharaan, ikan ini umumnya dapat memakan segala jenis makanan yang diberikan. Akan tetapi, corydoras cenderung lebih menyukai pakan alami berupa cacing-cacingan berukuran kecil.

Kisaran suhu air tegantung ketinggian tempat dan daerah ditemukannya, yaitu sekitar 10-120 C di daerah subtropis dan hingga 320 C di daerah tropis. Ada juga corydoras yang dapat hidup di daerah yang sedikit asam, yaitu pH 5,3-6,7 dan kesdahan 5-10 dH. Walaupun demikian, corydoras masih dapat hidup dan berpijah pada kondisi yang bervariasi.

Semua jenisnya hidup di perairan, tetapi terkadang naik dengan cepat dipermukaan air untuk mengambil oksigen dari udara. Bila berada di tengah perairan tanahnya ikan sudah dewasa dan siap memijah. Namun, terkadang tingkah laku ini bukan menunjukan tanda-tanda siap memijah, melainkan tanda-tanda sakit.beberapa jenis ikan ini ditemukan hidup membentuk coloni atau bergerombol. Mereka mengambil makanan dari dasar peraiaran yang berlumpur atau berpasir serta dari tanaman air atau dedaunan di dalam air.

Corydoras hidup di daerah rawa atau tempat yang kurang suplai airnya. Pada saat miskin oksigen, mereka dapat memepergunakan ususnya untuk alat pernapasan.Bahkan pada saat musim kemarau, corydoras ditemukan dalam keadaan tertutup lumpur dan akan kembali segar saat musim hujan. Biasanya saat awal musim penghujan tersebut corydoras siap memijah kembali.

Di habitat aslinya, umumnya corydoras dapat memijah segera setelah musim kemarau, sementara dilingkungan pemeliharaan, kegiatan memijah ikan ini bisa berlangsung sepanjang musim. Pemijahan basanya memerlukan beberapa hari karena telurnya keluar secara persial. Artinya, Kematangan telur dan ovulasi tidak bersamaan, tetapi telur dikeluarkan secara bertahap. Jumlah telur yang keluar biasanya tebanyak pada hari kedua dan ketiga bertelur.

Tingkah laku berpijah pada corydoras dikenal ada dua posisi induk, yaitu posisi T dan posisi S. Posisi T adalah posisi dari induk betina dan posisi S adalah posisi dari induk jantan. Artinya, saat berpijah mulut betina mendekati bagian genital jantan sehingga membentuk huruf T, sedangkan jantan melngkung membentuk huruf S. Dengan posisi tersebut maka betan dapat mengumpulkan spermajantan di mulutnya tersebut sperma jantan akan dikeluarkan bersamaan dengan di keluarkannya telur-telur dari tubuhnya dan di tempelkan pada subtrat (penempel telur). Dengan demikian, telur-telur tersebut akan terbuahi.

PEMBENIHAN CORYDORAS

Pembenihan merupakan kegiatan budidaya untuk mendapat benih. Pembenihan ini mencakup kegiatan pemijahan, penentasan telur,dan perawatan benih serta pendederan. Pemijahan sendiri merupakan proses perkawinan induk jantan dan betina hingga menghasilkan telur yang telah di buahi. Perkawinan dapat terjadi kalau kedua induk sudah cukup umur, atau matang kelamin dan kondisi lingkungan mendukang. Sampai hari ke -3, telur akan menetas menjadi larva. Larva-larva ikan harus di rawat dan di dederkan hingga menjadi benih yang siap dibesarkan. Rangkaian proses tersebut harus dilakukan karena larva sangat peka terhadap penyakit. Adapun tahapan pemijahan dan pembanihan corydoras sebagai berikut.

Wadah pemijahan

Ada beberapa wadah yang dapat di gunakan untuk pemijahan corydoras, yaitu bak semen, bak faibergalas, bak kayu yang dibungkus plastik, dan akuarium.

Sarana pelengkap pemijahan

Selain sarana utama berupa wadah pemijahan, juga di perlukan sarana pelengkap lain agara proses pemijahan corydoras dapat berlangsung dengan baik. Adapun saran pelengkap yang harus di sediakan antara lain subtrat penempel telur dan penyuplai oksigen.

Diperlukan subtrat penempel telir karena corydoras memilki sifat betelur yang adesif atau menempelkan telurnya padabenda-benda di sekitarnya. Ada beberapa bahan yang dapat digunakan sebagai subtrat penempel telur yaitu potongan pipa, keramik, potongan kaca, atau bahan lain yang tidak mudah busuk.

Sarana pelengkap lain yang diperlukan pemijahan ialah penyuplai oksigen. Untuk itu, air medianya perlu selalu di suplai dengan oksigen. Adapun kelengkapan untuk menyuplai oksigen antara lain blower atau aerator, selang, dan batu aerasi.

Pemilihan dan pengelolaan induk.

Corydoras mulai dapat di pijahkan minimal umur 8 bulan atau berukuran sekitar 6-7 cm. Ikan jantan memiliki bentuk tubuh seperti torpedo bagian dari belakang insang meruncing hingga ke ekor. Utbuh iakn jantan ini lebih langsing dan ukurannya lebih kecil dari betina. Sirip dorsalnya tampak lebih runcing. Sedangkan ikan berina bertubuh lebih besar dibanding jantan dan perutnya tampak membundar karena berisi telur.

Calon induk hasil seleksi di pelihara secara terpisah hingga siap dijadikan induk. Pemisahn induk betina dan jantan dapt dilakukan dalam wadah tertentu, tetapi juga dapat dilakukan dalam wadah pemijahan. Namun secara umum pemijahn dapat dilakukan secara masal dalam bak semen.

Selama pemeliharaan tersebut, calon induk di beri pakan brprotein tinggi untuk mendukung kuantitas dan kualitas air. Akan tetapi, jenis pakannya perlu di sesuaikan dengan kebiasaa makan.dari corydoras. Oleh karena corydoras bersifat bottom feeder maka kan lebih baik kalu di beri pakan alami seperti tubifex maupun bentuk pakan berupa butiran atau pelet yan gtenggelam dosisi pakan buatan cukup 3-5% dari berat total induk.

Selain diberi pakan, induk ikan harus diberi perllakuan obat-obatan secara periodik. Tujuan nya agar ikan selalu dalam keadaan sehat selam proses pemijahan Obat yang dapat digunakan berupa anti parasit seperti formalin atau anti bakteri seperti oksitetrasiklin. Perlakuan ini dilakukan setiap dua minggu atau sebulan sekali. Walaupun sudah diberi perlakuan,

Penetasan telur dan perawatan benih.

Subtrat yang berisi telur dimasukan dalam wdah penetasan. Umumnya wadah penetasan berupa akuarium berukuran 40 cm x 60 cm x 40 cm. Tinggi airnya sekitar 20-25 cm.air medianya perlu di beri obat methyline blue 5% dengan dosis 15 tetes larutan per 20 liter air untuk mencegah serangan jamur.

Telur akan menetas menjadi benih mulai hari ke-3. Semntara subtrat yang telur–telurnya dudah menetas haurs segera diambil dan dicuci. Pencucian ini di maksudkan untuk menghilangkan sisa telur yang tidak menetas dan membersihkan jamur yang ada.

Benih yang sudah menetas tidak langsung diberi pakan karena memebawa kuning telur sebagai makanannya. Mulai hari ke-3, pakan sudah harus diberikan dan kualitas air di perhatikan karena saat ini benih sangat peka terhadap penyakit. Bila terserang penyakit , seluruh benih akan mengalami kematian.

Pakan pertama yang disarankan untuk benih corydoras berupa nauplius artemia. Sayangnya pakan jenis ini cukup mahal sehingga sebagai alternatif dapat di berikan pakan Brachionius sp. Dengan catatan bahwa kultur pakan alami tesebut haurs dilakukan secara rutin dan continu.

Lama Pergantian air dilakukan setiap hari untuk menjaga kualitasnya. Kualitas air yang kurang baik akan berakibat proses pamijahan terganggu. Pergantian air dapat dilakukan dengan cara menyipon 1-3 hari sekali.

Setelah memijah selama dua bulan, induk perlu dipelihara secara terpisah selama dua minggu sebelum dicampur kembali untuk dipijahkan. Tujuannya agar kodisi tubuhnya tetap baik saat berpijah.

Corydoras biasanya mengeluarkan telurnya secara persial Oleh karenanya, setiap hari dapat ditemukan telur menempel pad subtrat. Setiap induk mampu menghasilkan 200-500 butir telur.

Pemijahan bisanya terjadi menjelang pagi atau pada pagi hari. Saat berpijah ikan perlu ketenangan. Keberhasilan ikan memijah dapat diamat pada subtrat telur yang sudah ditempeli telur berwarna bening. Jika telurnya putih, berarti pemijahan gagal.

Subtrat yang di tempeli telur diambil dan dipindahkan kedalam wadah penetasan telur. Caranya ialah subtrat diangkat dan langsung di pindahkan ke bak penetasan telur.

Pendederan.

Pendederan merupakan tahapan meliharaan benih corydoras setelah di rawat di akuarium selama 7-10 hari. Pendederan ini dilakukan hingga benih berukuran sekitar 1,75 cm atau selama 1-1,5 bulan

Selama pemeliharaan, corydoras akan lebih banyak meamanfaatkan dasar perairan. Padat penebaran jangan terlalu tinggi cukup sekitar 1.000-2.000 ekor/ m2. Jika kepadatannya terlalu tinggi, ikan akan bersaing memperoleh pakan.

Tinggi air mediapun jangan terlalu tinggi, yaitu sekitar 10 cm. Hal ini disebabkan ikan sering naik kepermukaan air untuk mengambil oksigen dari udara. Pakan yang digunakan selam masa pendederan ini adalah cacing sutra. Dosisnya 10% dari bobot total ikan.

Untuk menunjang penambahan jumlah oksigen terlarut di perlukan alat-alat berupa blower atau aerator serta instalasinya seperti paralon, batu aerasi, selang aerasi, pemenas, dan filter. Parealon digunakan untuk mengalirkan udara dari blower atau aerator ke air. Sematara filter dapat dipakai jika kondisi air agak keruh.

PEMBESARAN CORYDORAS

Kegiatan akhir budidaya corydoras ialah pembesaran. Kegiatan pembesaran merupakan pemeleharaan ikan hingga mencapai ukuran yang dikehendaki pasar. Ada tiga ukuran ikan hasil pembesaran yang siap di pasarkan, yaitu ukuran S (1,75-2,00 cm), Ukuran M (2,5-3.0 cm), dan ukuran L(lebih dari 3 cm). Permintaan pasar tebesar adalah ukuran M dengan ukuran rata-rata 2,5 cm.

Pada kegiatan pembesaran ini membutuhkan waktu lebih lama dibanding pembenihan dan pendederan. Waktu yang dibutuhkan larva menjadi ukuran S sekitar 1-1,5 bulan, dari ukuran S ke M sekitar 1-1,5 bulan, dari ukuran M ke L sekitar 1,5-2 bulan.

Wadah pembesaran dan sarananya

Wadah pembesaran ini sama seperti pada kegiatan pembenihan, akuarium dapat dibuat sendiri sesuai keinginan budidaya. Ukuran harus lebih besar dibanding wadah pemijahan karena digunakan untuk keleluasan gerak ikan. Ketebalan kacanya harus sesuai dengan ukran akuarium. Sebagai pedoman, Ketebalan kaca untuk akuarium ukuran 40 cm x 60 cm x 50 cm adalah 5 mm. Ketebalan kaca perlu diperhatikan pemberian pakan sekitar 7-10 hari dengan dosis 1/3 sendok makan untuk setiap akuarium.

Kualitas air selama pemeliharaan benih harus tetap stabil sehingga perlu dilakukan pergantian air. Air yang bening lebih di sukai benih corydoras, dan sisa pakan, kotoran yang ada didasar harus selalu dibuang.

Pemasukan benih.

Ketekunan, kesabaran, dan ketelatenan dalam mengelola pembudidayaan corydoras akan menunjang keberhasilan uasaha yang dilakukan.Penanganan yang halus atau lembut sangat di butuhkan. Perlakuan yang kasar akan menyebabakan terjadinya serangan penyakit. Luka biasanya terjadi akibat penangan yang kurang hati-hati atau kasar.

Pemasukan benih kedalam bak pembesaran pun harus dilakukan secara hati-hati. Gunakan serokan agar ikan tidak tergores dan tidak menyababkan luka. Ikan yang baru diserok sebaiknya ditempatkan dahulu dalam sebuah baskom sebelum dimasukan dalam wadah pembesaran.

Setelah benih berada dalam baskom masukkan baskom tersebut secara perlahan ke da;am wadah pembesaran untuk diaklimatisasi dan adaptasi suhu air. Ini harus dilaukan karena suhuair di wadah pemeliharaan lama tidak sama demgam suhu air di wadah baru bila langsunmg dimasukkan kedalam wadah pembesaran, ikan tidak tahan dengan suhu air yang baru. Proses aklimatisasi dan adaptasi cukup sekitar satu jam. Selanjutnya okan di dalam baskom dibiarkan keluar sendiri ke wadah pembesaran.

Perawatan

Setelah dimasukkan dalam wadah pembesaran, ikan harus dirawat dengan baik agar kondisinya menjadi baik. Ikan sangat membutuhkan pakan untuk hidupnya baik pakan alami maupun pakan buatan. Beberapa jenis pakan alami yang akan diberikan antara lain cacing sutera dan cacing dara. Namun, corydoras sangat menyukai cacing sutera dinbanding cacing darah sementara pakan buatan dapat diberikan secukupnya saja.

Pemberian cacing sutera dalam keadaan bersih, setelah dinbersihkan diberi perlakuan obat – obatan agar terbebbas dari hama dan organisme dan penyebab penyakit. Caranya ialah pakan alami direndam dalam antibioti oksiteterasiklin 5-10 ppm. Pembersihan lumpur diklakukan dengan cara mencucinya secukupnya saja tetapi harus dkontrol secra rutin ketersediaanya agar ikan dapat memperoleh pakan sewaktu –waktu.

Selain pakan. Air merupakan media pemeliharaan ikan yang harus sealu diperhatiakn kualitas maupun kuantitasnya. Kiarena itu kegiatan pengisian air perlu dilakukan dengan mengganti air berarti kualitasnya dapat diperbaharui.

Penggantian air dapat dilakukan sesuai kebutuhan, sebaiknya sehari sekali. Namun, waktu 2-3 hari sekali masih mendukung kualitas air, tergantung kondisinya. Kotoran yang berada didasar perairan merupakan indikasi terhadap kualitas air media sehingga akan memepengaruhi kondisi air terutama kandungan amoniaknya.

Jenis Penyakit Infeksi

Penyakit infeksi merupakan penyakit yang di sebabkan oleh serangan organisme patogen seperti parasit, bakteri, virus, dan jamur. Jenis penyakit ini dapat dilihat pada tabel 1.

DAFTAR PUSTAKA

Kembuan B.S. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Corydoras Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Liviawaty dan Eddy Afrianto, Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan, Yogyakarta, Kanisius, 1992.

Mudjiutami Endang, Ikan Hias Air Tawar Corydoras, Jakarta, Penebar Swadaya,2000.

Wijayakusuma, Setiawan Dalimartha dkk Tanaman Berkhasiat Obat Indonesia IV, Jakarta, Pustaka Kartini, 1999.

Wednesday, 23 January 2019

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT PADA IKAN JELAWAT

Sekarang ini di Indonesia, budidaya ikan air tawar memegang peranan penting sebagai salah satu sumber protein bagi masyarakat. Sementara budidaya laut merupakan salah satu usaha yang penting untuk pendapatan luar negri.

Budidaya ikan air tawar terutama ikan Jelawat mengalami peningkatan produksi disemua negara karena ikan-ikan ini memiliki nilai jual bagi pembudidaya untuk mendapatkan uang dengan teknik sederhana dan investasi kecil.

Namun ada beberapa kasus kematian pada tiap spesies yang berupa infeksi yang menjadi kendala dalam budidaya. Pengendalian penyakit ikan akan semakin penting dibandingkan sebelumnya karena usaha budidaya akan menguntungkan bila penyakit ikan dikendalikan

Booklet ini disusun agar pembaca dapat mengetahui gambaran umum penyakit ikan budidaya ikan air tawar khususnya ikan Jelawat. Harapan kami, panduan ini dapat menjadi petunjuk yang bermanfaat bagi siapa yang melakukan budidaya dan dan pengendalian penyakit pada budidaya ikan air tawar.

Klasifikasi Ikan Jelawat

Class : Pisces

Sub class : Tolestei

Ordo : Ostariophysi

Sub ordo : Cyprinoidea

Family : Cyprinidae

Sub Family : Cyprininae

Genus : Leptobarbus

Spesies : Leptobarbus hoevan

i Nama lain : Lemak, Klemak( Sumatra)

Manjuhan ( Kalimantan Tengah) Jelawat (Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan timur)

Bentuk Tubuh

Ikan jelawat mempunyai sisik yang besar- besar ini mempunyai bentuk badan yang memanjang indah seperti torpedo dan berenang sangat cepat. Reaksinya terhadap sesuatu rangsangan dari luar cekatan.

Mulutnya lebarnya terletak di ujung moncongnya agak ke bawah, dan dapat dijulurkan ke depan seperti bibir- bibir ikan karper. Ikan jelawat mempunyai empat kumis.

Badannya berwarna coklat kehitam - hitaman di bagian punggungnya, dan putih keperak - perakan di bagian perutnya, sedangkan sirip- siripnya dan ekornya berwarna merah. Dibandingkan ikan karper, Ikan Jelawat ini memang lebih menarik, karena bentuk tubuhnya yang gagah indah, dan warnanya yang berseri-seri. Di waktu muda, pada sisi badannya ada garis hitam yang memanjang dari kepala ke pangkal sirip ekor, tetapi kalau sudah tua, garis itu hilang.

Habitat dan Makanannya

Sebagai ikan di sungai, ikan jelawat hanya terkenal mendiami perairan bebas Kalimantan dan Sumatra, sedangkan pulau lain tidak diketemukan. Tempat- tempat yang mereka senangi adalah bagian-bagian sungai yang banyak tunggul yang terbenam dalam air atau bagian- bagian lain yang dinaungi pohon besar, terutama pohon- pohon yang buahnya dapat mereka makan bila jatuh ke air. Misalnya buah Tengkawang, bijinya banyak mengandung lemak, biji karet, atau bunga- bunga di permukaan air seperti kambing menyikat rumput. Ikan jelawat tergolong ikan pemakan segala- galanya, makanan antara lain umbi singkong, daun pepaya, ampas kelapa, dan daging- daging ikan yang telah dicincang.

Dari bentuk tubuhnya yang memanjang seperti torpedo dapat diketahui mereka adalah perenang cepat. Ikan jelawat beruaya ke hulu pada setiap permulaan musim kemarau (Juni - Juli) kalau permukaan air mulai turun. Sebaliknya, mereka akan beruaya ke hilir pada setiap permulaan musim hujan (Desember - Januari) kalau permukaan mulai naik. Hal ini dilakukan oleh ikan- ikan sudah dewasa.

Tempat- tempat yang dituju saat beruaya ke hilir ini selalu bekas - bekas daerah kering yang baru saja tergenang air. Di tempat itulah terdapat makanan- makanan yang disukai. Dan mereka pun umumnya lebih gemuk daripada di waktu-waktu lain diluar musim hujan.

Pada saat-saat jelawat beruaya inilah (umumnya berlangsung pada malam hari) para nelayan menangkap secara besar- besaran. Memang pada saat - saat demikian ikan mudah diketahui tempatnya, karena timbulnya julur - julur di permukaan liar.

Pematangan Gonad

• Induk dipelihara dalam kolam khusus berukuran 500-700 m2 penebaran 0,1-0,25 kg/m2

• Selama pemeliharaan, induk diberikan pakan pelet dengan kandungan protein 25-28%

• Pakan diberikan sebanyak 3 % dari total berat badan dengan frekwensi 2-3 per hari

• Selain pelet diberikan juga pakan berupa hijauan seperti daun singkong secukupnya

• Lama pemeliharaan induk lebih kurang 8 bulan • Induk yang siap pijah diperoleh dengan cara seleksi Pemijahan

Pemijahan jelawat dapat dilakukan secara alami dan buatan. Dalam paket teknologi ini dilakukan pemijahan buatan. 1) Ciri induk matang gonad

• Induk jelawat betina matang gonad dengan ciri bentuk perut agak menggelembung ke arah anus, bila dipijit terasa lembut.

• Induk jelawat jantan matang gonad dengan ciri sirip dada terasa kasar, bila dipijit bagian testis mengeluarkan sperma. . 2) Alat:

• Jaring, hapa, serok, baskom, alat suntik, bulu ayam, corong penetasan telur, akuarium, corong tetas artemia. 3) Bahan

• Induk jantan dan betina matang gonad • Hormon Ovaprim 4) Metode:

• Pemijahan secara buatan (induced breeding): • Induk terseleksi perlu diberok selama satu hari • Penyuntikkan dengan hormon ovaprim dosis 0,5 ml/kg/induk. • Penyuntikkan I pada induk betina 1/3 dari dosis dan penyuntikkan II sebanyak 2/3 dari dosis.

• Penyuntikkan pada induk jantan hanya satu kali bersamaan penyuntikkan II pada induk betina.

• 4 - 7 jam setelah penyuntikkan II, induk sudah ovulasi dan dapat dilakukan stripping.

• Pembuahan telur dilakukan dengan mencampurkan sperma dan telur di baskom plastik

• Jika telur telah mengembang, siap untuk disimpan dalam wadah penetasan

Penetasan

• Penetasan telur dalam wadah inkubasi berbentuk corong dengan diameter 60 cm dan tinggi 50 cm. Padat tebar 400 - 500 butir telur per liter • Selama penetasan air harus dijaga kualitasnya (O2 4 - 8 ppm; pH 7,0 - 8,0 ; suhu 25 - 28 derajat 0C)

• Pada suhu air 25 - 28 derajat 0C telur akan menetas 18-24 jam setelah pembuahan.

Hasil

• Fekunditas berkisar 29.000 - 44.000 butir telur/Kg induk, fertilisasi 80%, dan Hatching Rate (derajat penetasan) 70%.

Pemeliharaan Larva

• Larva dipelihara langsung ditempat penetasan telur

• Cangkang dan telur yang tidak menetas dibersihkan secara penyiponan • 1 - 2 hari setelah menetas, telur dapat dipindahkan ke akuarium

• Hari ke 3 larva diberikan pakan Nauplii Artemia (yang baru menetas) secukupnya

• Pemberian pakan 3 kali sehari (pagi, siang ,sore)

• Hari ke 7 setelah menetas benih ikan siap untuk didederkan di kolam.

Pendederan

• Persiapan kolam meliputi pengeringan 2 - 3 hari, perbaikan pematang, pembuatan saluran tengah (kemalir) dan pemupukan dengan pupuk kandang sebanyak 500 - 700 gr per m2. Kolam diisi air sampai ketinggian 80 - 100 cm. Pada saluran pemasukan dipasang saringan berupa hapa halus untuk menghindari masuknya ikan liar.

• Benih ditebarkan 3 hari setelah pengisian air kolam dengan padat penebaran 100 - 150 ekor/m2.

• Benih ikan diberi pakan berupa tepung hancuran pelet dengan dosis 10 - 20% /hari yang mengandung lebih kurang 25% protein

• Lama pemeliharaan 2 - 3 minggu

Benih yang dihasilkan ukuran 2 - 3 cm dan siap untuk pendederan lanjutan.

PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN PENYAKIT

Penyakit ikan adalah merupakan suatu keadaan fisik, morfologi, atau fungsi yang mengalami perubahan dari kondisi normal karena beberapa penyebab, dan terbagi atas dua kelompok yaitu penyebab dari dalam (internal) dan luar (eksternal). Penyakit ikan umumnya adalah eksternal. Penyakit internal dari genetic, sekresi internal, imunodefisiensi, saraf dan metabolik. Penyakit eksternal tergolong dua yaitu non patogen dan patogen. Non patogen dapat berasal dari lingkungan (suhu, kualitas air) dan nutrisi ( pakan yang kurang nutrisi atau bahan beracun ) sedangkan patogen yaitu penyakit virus, jamur, bakteri, dan parasit. Karakteristik infeksi pada ikan yaitu ikan merupakan salah satu hewan air yang selalu bersentuhan dengan lingkungan perairan sehingga mudah terinfeksi patogen melalui air. Infeksi bakteri dan parasit tidak terjadi pada hewan dara melalui perantara udara, namun pada ikan sering terjadi melalui air. Pada budidaya, air tidak hanya sebagai tempat hidup bagi ikan, tapi juga perantara bagi patogen. Pencegahan yang harus dilakukan yaitu melaui ikan, dan lingkungannya. Dalam manipulasi lingkungan yang harus diperhatikan :

1. Kondisi air

Air merupakan media hidup ikan sehingga untuk menjaga agar ikan tetap sehat perlunya air disaring dengan filter. Filter tersebut menyaring air dari jenis kotoran yang masuk dan zat – zat yang dapat mengganggu kondisi ikan dan pembawa penyakit. 2. Pakan

Dalam petumbuhan dan reproduksi selama hidup ikan perlu di berikan pakan alami dan buatan. Pakan buatan yang diberikan harus diperhatikan yaitu : - Bahan baku yang dibuat haruslah sesuai dengan kebutuhan gizi ikan , - Suhu pada saat penyimpanan haruslah sesuai dengan kondisi kamar sehingga tidak cepat rusak.

- Pakan yang diberikan tidak kadarluarsa

- Pakan yang diberikan terbungkus dan tersimpan dengan rapi ( tidak kontak dengan lantai ).

3. Hygienis

Untuk menjaga kondisi ikan agar tidak sakit salah satunya yaitu dengan menjaga dan menggunakan alat–alat dan bahan selama pemeliharaan haruslah desinfektan dan diusahakan pada satu wadah budi daya haruslah mempunyai alat dan bahan sendiri sehingga bila tertular penyakit ,maka wadah lain tidak langsung terkena penyakit. Selain itu ikan juga harus desinfektan agar dapat menjaga kesehatan ikan agar baik.

4. Keberadaan Ikan Liar

Ikan liar dalam wadah budidaya dapat sebagai pembawa penyakit, bertindak sebagai competitor, dan sebagai tempat menempel inang (parasit, jamur, bakteri). Selain sebagai competitor, ikan liar juga dianggap sebagai pesaing dalam pemanfaatan pakan, oksigen dan ruang di dalam wadah budidaya. Agar ikan liar tidak dapat masuk ke dalam wadah budidaya, pada saluran pemasukan air diberi filter atau saringan. Selain pemasangan saringan, juga perlu dilakukan seleksi benih sebelum benih ditebar. 5. Vektor Pest Control (VPC) VPC adalah suatu usaha yang dilakukan untuk pengontrolan organisme hidup sebagai pembawa penyakit pada organisme lainnya, misalnya Argulus sp yang merupakan parasit bagi ikan, walaupun demikian Argulus sp juga dapat diserang oleh parasit lain. Ikan seribu juga dapat sebagai pembawa penyakit larnea sp bagi ikan-ikan peliharaan. Vektor tersebut menggangu ikan peliharaan sehingga menyebabkan produksi ikan menurun. 6. Pengaturan Air

Pengaturan air dilakukan pada wadah budidaya agar air masuk dan keluar seimbang, sehingga kondisi air terjaga sesuai dengan kebutuhan hidup ikan.

7. Tindak Karantina dan Pemusnahan

Karantina merupakan salah satu usaha pencegahan masuk dan ke luarnya ikan yang membawa penyakit dari satu daerah ke daerah lain sehingga penularan penyakit dapat dicegah. Bila ikan yang baru datang dari tempat lain sebaiknya dipelihara terpisah terlebih dahulu (1 – 2 hari), dan bila ikan-ikan tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda terserang penyakit barulah ditebar di kolam bersama ikan-ikan lain.

8. Monitoring

Dalam usaha budidaya haruslah dilakukan monitoring secara berkala. Monitoring ini bertujuan untuk melihat gejala-gejala yang timbul pada ikan, apakah ikan tersebut sakit atau tidak. Misalnya dari perubahan tingkah laku, penurunan nafsu makan dan perubahan warna tubuh.

9. Saluran Air

Saluran air juga dapat berperan sebagai faktor pendukung dalam penyebaran penyakit. Saluran air yang baik digunakan untuk menghambat penyebaran penyakit adalah saluran dengan system paralel, karena apabila kolam yang satu terserang oleh penyakit, tidak mudah menyebar langsung ke kolam yang lain. Saluran air secara paralel pada setiap kolam atau wadah budidaya sudah tersedia masing - masing saluran pemasukan dan pengeluaran air. Berbeda dengan saluran air sistem seri, karena air yang ada pada satu kolam dialirkan lagi kekolam yang lain sampai seluruh kolam yang ingin diairi terpenuhi, karena kolam yang satu dengan kolam yang lainnya mempunyai saluran yang menyatu sehiungga penyebaran penyakit mudah terjadi.

10. Seleksi Umur dan Padat Tebar

Seleksi ini dilakukan agar ikan tidak kanibal. Selain itu juga perlu diperhatikan dosis dan waktu pemberian pakan untuk mencegah kanibal tersebut.

Upaya untuk memperhatikan ikan itu sendiri, yaitu :

1. Manipulasi Genetik

Dengan manipulasi genetik, kita dapat menghasilkan ikan dengan kualitas yang baik, seperti pertumbuhannya cepat dan tahan terhadap serangan penyakit. Manipulasi genetik merupakan salah satu cara agar benih yang dihasilkan baik atau normal (tidak cacat).

2. Imunisasi

Imunisasi diberikan pada ikan untuk meningkatkan daya tahan tubuh ikan. Vaksin dapat diberikan sewaktu memijah pada ikan dan akan berlanjut pada keturunannya (imunisasi pasif).

3. Stress

Stress adalah gejala fisiologis pada ikan yang kurang baik sehingga aktifitas ikan menurun. Seperti nafsu makan, berenang dan metabolismenya. Gejala stress dipengaruhi oleh saraf dan hormon dalam tubuhnya.

4. Kepadatan

Padat tebar dalam usaha budidaya haruslah sesuai sehingga kebutuhan ruang O² dan makan tidak kekurangan. Untuk menebar benih perlu diperhatikan ukuran benih ikan, karena ukuran tertentu akan mempengaruhi padat tebar ikan itu sendiri.

Pengobatan penyakit ikan sangatlah tidak disarankan, merupakan alternative terakhir, dengan pertimbangan yang seksama. Teknik pengobatan yang dilakukan diagnosa yang tepat dan cepat, Jenis dan dosis efektif obat dan antibiotic , biaya dan ketersediaan, waktu dedah, peluang keberhasilan dan teknik aplikasi. Teknik aplikasi dapat dilakukan dengan perendaman (diping, short bat, long bath di akuarium/kolam). Langkah sebelum pengobatan sebaiknya, ikan dipuasakan, gunakan bahan plastic untuk mencampur, cek kembali perhitungan dosis dan jumlah, lakukan pada suhu terendah, percobaan skala kecil, evaluasi hasil percobaan, pengulangan bila diperlukan dan dosis (mg/l) tergantung jenis sedianya obat serta teknik pemberian.

Tabel 1. Penyakit, gejala pencegahan dan pengobatan ikan jelawat

DAFTAR PUSTAKA

http :// www.dkp.go.id/content.php?c= 550. Informasi Teknologi Budidaya Ikan Jelawat. 01/09/03

http://dunia-perairan.blogspot.com/2012/08/ikan-jelawat.html

Maksoem,S.O,. dkk. 2000.”Peta Geografis Penyebaran Penyakit Ikan Air Tawar”. Direktorat Jendral Dinas Perikanan dan Kelautan. Jakarta.

Syofan dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Jelawat Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Yuasa.K,. dkk.2003. ” Paduan Diagnosa Penyakit Ikan Air Tawar “.JICA. Departemen Kelautan dan Perikanan.

Tuesday, 22 January 2019

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA UDANG ROSTRIS

Udang rostris (Litopenaeus stylirostris) yang awalna berasal dari kawasan Amerika Latin khususnya dari negara Mexico, mempunyai prospek pasar internasional yang cukup baik bagi dunia usaha dan sudah banyak diproduksi secara massal dengan menerapkan teknologi sederhana hingga intensif oleh beberapa negara di Amerikan dan Asia. Informasi yang didapat dari hasil kajian dan hasil produksi di beberapa negara produsen, bahwa udang rostris menunjukkan keunggukan-keunggulan sebagai berikut:

- Laju pertumbuhan yang menyerupai udang windu (dapat mencapai ukuran 30 gr/4 bulan).

- Toleran terhadap suhu rendah dan perubahan salinitas (khususnya pada salinitas tinggi).

- Toleran terhadap lingkungan yang ekstrim (kindisi tanah gambut dan kondisi lainnya).

Pemicu munculnya penyakit pada udang rostris ada tiga, faktor yakni menurunnya kualitas lingkungan pemeliharaan, adanya jasad patogen, dan kondisi udang yang lemah. Bila udang rostris terserang penyakit dapat dipastikan ditimbulkan oleh beberapa faktor tersebut. Untuk mencegah dan mengobatinya maka harus diketahui faktor penyebabnya.

Klasifikasi

Klasifikasi dari udang rostris (Litopenaeus stylirostris) adalah sebagai berikut :

• Sub Phyllum : Crustacea

• Kelas : Malacostraca

• Ordo : Decapoda

• Famili : Penaidae

• Genus : Litopenaeus

• Species : Litopenaeus stylirostris

Morfologi

Ciri morfologi udang rostris ini tidak berapa beda dengan deskripsi udang pada umumnya. Secara jelas yang tampak adalah udang ini berwarna biru kehitaman, keki renang merah kebiru-biruan, rostrum panjang bergigi 7 pada bagian atas (dorsal) dan 1 gigi lunak yang berkembang di bagian ventral.

Persiapan Air Media

Dalam persiapan air media awal sudah dianggap baik apabila kondisi parameter kualitas air dan kelimpahan plankton tidak mengalami goncangan (fluktuasi) yang mencolok. Tahapan dalam persiapan air media awal adalah sebagai berikut :

- Pengamatan parameter kualitas tanah (pH : 6,5-7,5 ; kandungan bahan organic 8-10 %). Tujuan dari pengamatan parameter kualitas tanah ini adalah untuk mengetahui kondisi tanah tersebut sudah layak atau belum bagi kebutuhan biologis udang yang akan dipelihara.

- Pengisian air seluruh komponen petakan tambak hingga mencapai ketinggian yang optimal (1,2-1,4 m), dilakukan pada saat kondisi air laut sedang pasang tinggi. Kemudian air dibiarkan 2-5 hari dengan tujuan untuk mengetahui tingkat porositas tanah dan tingkat evaporasi (penguapan) air pada petakan tambak yang akan dioperasionalkan.

- Sterilisasi air media dengan kaporit berkisar antara 25-30 ppm dan ditebar merata, kemudian diaerasi (dikincir) yang kuat selama 3-5 jam. Pengadukan dengan kincir bertujuan agar kaporit yang diaplikasikan tersebar secara merata hingga ke dasar tambak, sehingga air media tersebut dapat segera steril.

- Pengamatan parameter kualitas air, seperti pH (7,5-8,5), suhu (28o-31o C), dan salinitas (15-35 ppt), serta parameter air lainnya. Pengukuran parameter kualitas air ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kualitas air secara awal, sehingga pada saat penebaran benur dapat disesuaikan (untuk proses adaptasi penebaran benur).

Pemilihan dan Penebaran Benih

Apabila kondisi air media sudah siap dalam artian baik kondisi parameter kualitas air dan kondisi kelimpahan plankton, maka segera dapat dilakukan penebaran benih.

Pemilihan standar benih udang rostris adalah sebagai berikut :

- Ukuran diusahakan seragam.

- Gerakan lincah dan menantang arus.

- Respon terhadap gerakan.

- Warna tubuhnya putih transparan.

- Kaki dan kulit bersih.

- Isi usus tidak putus, dan

- Adaptif (tahan) terhadap perubahan salinitas.

Benih udang rostris yang ditebar adalah ukuran PL-15 atau ukuran tokolan (sebesar pentol korek api) dan sudah dalam kondisi bebas virus. Standar baku benih yang baik adalah setelah dipilah dengan formalin, kematiannya maksimal tidak lebih dari 5 %. Benih tersebut diangkut ke tambak dan kemudian sebelum ditebar terlebih dahuludiadaptasikan terhadap parameter kualitas air yaitu suhu, salinitas, pH, dan parameter lainnya secara perlahan-lahan selama 5-15 menit.

Waktu penebaran yang baik diusahakan pagi hari (jam 0500- 0700). Dengan padat penebaran yang optimal pada pembesaran udang rostris dengan teknologi intensif pada system ini adalah berkisar antara 25-50 ekor/m2 (tergantung factor daya dukung lahan dan sarana penunjang lainnya).

Masa Pemeliharaan

Selama masa pemeliharaan udang rostris berlangsung (masa operasional berjalan) perlakuan dan pengamatan sangatlah menentukan tingkat keberhasilan. Untuk itu, dalam kurun waktu tersebut ada beberapa kegiatan, perlakuan, dan pengamatan penting yang perlu diperhatikan, yaitu :

- Pengaturan dan pemberian pakan.

- Manajemen plankton.

- Pengelolaan air dan lumpur.

- Pengamatan kondisi dan pertumbuhan udang.

PENGELOLAAN KESEHATAN

Faktor yang sangat penting selam masa pemeliharaan udang adalah pengamatan mengenai kondisi dan kesehatan udang rostris pada tambak yang dioperasionalkan. Untuk mengetahui kondisi ini dapat diindikatorkan dengan pengamatan secara visual yaitu diantaranya adalah :

- Udang ditempeli oleh jenis bakteri Zoothamium sp dan jenis lainnya pada insang dan tubuh.

- Insang kotor.

- Kepala (karapas) dan kulit (abdomen) berlumut.

- Ekor geripis.

- Anthena putus.

- Daging udang keropos.

- Warna tubuh dan ekor kemerahan.

Udang yang sehat dicirikan dengan normalnya fungsi fisiologis yang secara fisik dapat terlihat dari nafsu makan, pertumbuhan, kelengkapan organ dan jaringan tubuh. Udang akan tetap dalam kondisi sehat selama lingkungan masih mampu untuk mentolerir beban polusi internal sebagai hasil degradasi input produksi (pupuk, pakan, dan obat-obatan). Penyakit yang pada umumnya mulai terjadi pada bulan kedua pada masa pemeliharaan.

Kemampuan mengendalikan factor penyebab stress dan antisipasi yang tepat terhadap potensi serta gejala sakit akan menentukan kualitas dan kuantitas pada akhir masa pemeliharaan hingga panen. Hampir semua kunci manajemen kesehatan adalah pencegahan, namun tidak menutup kemungkinan dilakukannya pengobatan. Ada beberapa kegiatan monitoring kesehatan dan perlakuan udang selama masa pemeliharaan, diantaranya :

- Pengamatan Rutin

- Pengamatan Visual

- Pencegahan Penyakit

PENYAKIT DAN PENANGGULANGANNYA

Penyakit yang biasa menyerang ikan sumatera adalah sebagai berikut :

1. White Spot Syndrom Virus (WSSV)

• Gejala / Ciri-ciri

- Udang menempel di pematang/bamboo.

- Berenang abnormal.

- Secara mikroskopik terlihat bercak putih dengan bentuk bunga dan inti kehitaman.

- Timbul bercak putih di kulit.

• Pengobatan

- Dengan bahan kimia

Dapat diberikan Vitamin C sebanyak 100 ppm yang dicampurkan dalam pakan dan diberikan kepada udang yang terserang selama 3 hari, atau dapat juga diberikan Fucoidan (ekstrak rumput laut) sebanyak 60 - 100 mg/ kg udang/ hari selama 15 hari.

- Dengan bahan alami

Dapat digunakan ekstrak dari daun sambiloto dengan cara diremas, air tersebut dicampur dengan pakan dan dikeringkan, setelah itu baru diberikan pada udang, atau dapat juga menggunakan ekstrak daun Maiyana dengan dosis 0,5 gr/5 liter air.

• Pengendalian

- Memilih benih yang telah bebas virus.

- Aplikasikan air steril dan juga pagar keliling.

2. Bakteri Zoothalium sp

• Gejala / Ciri-ciri

- Kulit dan badan berlumut.

- Karapas dan kulit abdomen.

- Warna tubuh kemerahan.

• Pengobatan

- Dengan bahan kimia

Dapat digunakan Formalin dengan dosis 30 ppm atau kaporit 1 ppm diberikan selama 1 hari.

- Dengan bahan alami

Menggunakan larutan kunyit atau daun sirih.

• Pengendalian

- Membuang lapisan dasar tambak.

- Pelihara ikan bandeng.

- Perbaiki dasar tambak.

3. Lumutan

• Gejala

- Kulit seperti berbulu.

- Tubuh keropos/kusam.

- Insang kotor.

• Pengobatan

- Dengan bahan kimia

Menggunakan Formalin 30 ppm atau larutan kaporit sebanyak 1 ppm, yang dilarukan dengan air tambak.

- Dengan bahan alami

Dapat menggunakan daun sadah sebanyak 2 gr/liter air, yang dilarutkan selama 15 menit. Atau dapat juga menggunakan daun sirih yang telah diremas, direndam dan disaring airnya, kemudian udang yang terserang penyakit ini direndam selama 15 menit.

• Pengendalian

Langkah pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan membuang lapisan Lumpur organic dan memberikan pengapuran pada dasar tambak.

DAFTAR PUSTAKA

Kokarkin, C., 2002. “Petunjuk Teknis Budidaya Udang Rostris”. Dirjen Perikanan. Jakarta.

Junaidah, S., 2004. “Petunjuk Teknis Pembenihan Udang Rostris”. Dirjen Perikanan Budidaya. BBPBAP Jepara.

Basri H. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Udang Rostris Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Monday, 21 January 2019

PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN HAMA PENYAKIT PADA IKAN BOTIA

Ikan botia adalah salah satu ikan asli Indonesia yang kesohor keindahannya dikalangan penggemar ikan hias. Ikan ini juga mempunyai kebiasaan merayap didasar air, sehingga dalam pemeliharaan sebaiknya akuarium diletakkan di tempat yang jauh dari keramaian. Kendala yang sering dihadapi adalah sulitnya melakukan pemijahan serta penyakit yang sering menyerang pada saat pemeliharaan. Untuk itu dalam menjaga agar ikan botia tetap sehat perlu diketahui cara mencegah serangan penyakitnya. Namun tidak menutup kemungkinan kita juga perlu mengetahui cara untuk mengobatinya.

Klasifikasi

Ordo : Ostariophysoidet

Sub ordo : Cyprinidea Famili : Cobitudae Genus : Botia Species : Botia macracantha

Morfologi Ikan Botia

Ikan botia bentuk tubuh yang indah, punggung agak bungkuk sehingga sepuntas tampak seperti pesawat tempur warna tubuhnya tidak rumit, berwarna dasar sawo matang dan kadang-kadang kekuningan yang dibalut warna hitam di tiga tempat. Satu memotong dikepala persis melintas dimata. Sirip ekor tebal terbagi dua dengan ujung lancip. Warnanya orange dengan ujung kemerahan, sementtara sirip anus hitam dengan tulang sirip kuning dan sirip dada merah darah. Diujung kepala terdapat mulut yang ditempeli kumis, sedangkan di bawah matanya terdapat semacam duri tajam yang gunakan sebagai senjata, sehingga tak heran kalau botia dijuluki simata duri (thorn eyes).

Habitat dan Kebiasaan Hidup

Ikan Botia merupakan ikan hias asli Indonesia. Tetapi tercatat paling tidak ada dari 10 spesies, namun begitu Botia macracantha asal Indonesia inilah yang paling kesohor dikalangan penggemar ikan hias. Dialam Botia banyak ditemukan dan berkumpul di perairan yang tenang (tidak berarus deras) dan kebiasaan yang lain yankni menyukai atau merayap di dasar air yang berlumpur dengan suhu 26-300C. Botia juga terkenal amat pemalu dan mudah terperanjat dan ketakutan.

Di dalam proses budidaya ikan botia sampai saat sekarang belum bisa untuk dipijahkan. Kita harus puas dengan pemeliharaan dan pembesarannya saja. Malah membedakan jantan maupun betina masih susah, belum ditentukan patokan yang bisa dijadikan pegangan untuk menentukan jenis kelaminnya. Pemeliharaan Ada beberapa persyaratan yang penting yang mutlak harus diperhatikan dalam merawat ikan Botia didalam kolam maupun diakuarium diantaranya: • Air Air sebagai media hidunya harus disediakan yang kesadahannya normal dengan suhu antara 26-30oC. • Kadar oksigen Kadar oksigen yang baik buat pemeliharaan ikan Botia sama dengan ikan hias lainya yaitu 3-5 ppm. • Penggatian air Penggantian air dalam pemeliharaan di aquarium sebainya dilkukan 2-3 kali sehari. • Pakan akan yang berkualitas untuk ikan Botia adalah cacing sutra, cuk, dan kutu air. • Wadah pemeliharaan Wadah pemeliharaanuntuk ikan Botia samadengan ikan hias lainnya yaitu bak/kolam, yang berukuran 1 x 2 x 0,4m dan aquarium 0,40 x 0,40 0,70 cm dengan ketinggian air dari kedua wadah ini antara 30-40 cm dengan suhu 26-30oC.

Penyakit Yang Disebabkan Oleh Parasit

Penyakit Yang Sebabkan Oleh Bakteri

Uraian Bahan Alami

Sambang darah (Excoecaria cochinnensis Lour) Sambang darah umumnya ditanam sebagai tanaman hias atau tumbuh liar dihutan dan ditanam dipekarangan sebagai pagar hidup atau tanaman obat. Tumbuhan ini merupakan tanaman perdu yang tumbuh tegak dengan tinggi 0,5-1,5 meter dan bercabang banyak. Tumbuhan ini dapat diperbanyak dengan stek batang atau cangkokan. Sifat dan khasiat Tumbuhan ini berkhasiat membunuh parasit (parasitisid), menghilangkan gatal (antipuritik), dan menghentikan pendarahan (hemostatis). Sifatnya hangat dan rasanya pedas. Kandungan kimia Sambang darah mengandung tanin, asam behenat, triterpenoid eksokarol, silosterol. Dan getahnya mengandung resin dan senyawa beracun. Bagian yang dapat digunakan untuk obat Bagian yang dapat digunakan sebagai obat adalah daun, batang dan akarnya.

Kunyit (Curcuma domestica Val)

Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm. Batang merupakan batang semua, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan warna hijau kekuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Daun tunggal, bentuk bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat. Bunga majemuk yang berambut dan besisik dari pucuk batang semua, panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna putih kekuningan atau kekuningan. Ujung dan daun pangkal runcing, tetapi daunnya yang rata. Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah merah jingga kekuning-kuningan.

Sifat dan khasiat Kunyit bersifat mendinginka. Zat dalam rimpang kunyit berkhasiat untuk menghambat atau membunuh mikroba. Bagian yang dapat digunakan untuk obat Bagian kunyit yang digunakan sebagi obat adalah umbi akar. Pembuatan Ekstrak Bahan Alami Sambang darah Sebelum dibuat menjadi ekstrak, daun sambang darah harus dicuci bersih terlebih dahulu. Daun tersebut dihaluskan sebanyak 250 gram dan ditambah air sebanyak 50 ml. Setelah dihaluskan airnya diambil dengan cara menyaring. Air yang telah diambil merupakan ekstrak sambang darah. Kunyit Sebelum dibuat menjadi ekstrak, rimpang kunyit dibersihkan terlebih dahulu. Rimpang yang sudah dibersihkan diparut sebanyak 250 gram dan ditambah air bersih sebanyak 50 ml. Setelah diparut kunyit diambil ektraknya dengan cara menyaring.

DAFTAR PUSTAKA

http://palangkaraya.bkipm.kkp.go.id/llmp.html

Lingga, Pinus dan Heru Susanto, 2001. ”Ikan Hias Air Tawar”. Penebar Swadaya, Jakarta.

Dalimartha, S. , 2004. ”Atlas Tumbuhan Obat Indonesia”. Puspa Swara, anggota IKAPI, Jakarta.

Yusuf D.M. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Botia Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

http://ikanhiasahmad.blogspot.com/2014/03/cara-merawat-ikan-botia-dan.html

Saturday, 19 January 2019

PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN HAMA PENYAKIT PADA IKAN BLACK MOLLY

Mungkin banyak yang tidak menyangka, sekalipun kecil dan seolah tidak berdaya, sesungguhnya Black Molly (Poecilia sphenops) keluarga pocilidae merupakan ikan hias yang cukup menarik. Dengan warna hitamnya yang mengkilap dan bentuk tubuh yang mungil yang memancarkan daya tarik tersendiri yang menjadikan ikan ini sangat cocok untuk sebuah hobi memelihara ikan di akuarium. Bahkan sudah banyak orang yang membudidayakan ikan black molly baik itu karena faktor hobi maupun ekonomi.

Pemeliharannya di akuarium memang tidak terlalu menyulitkan, akan tetapi sering kali para pecinta Black Molly sering kali merasa kesulitan dalam hal penyerangan penyakit terhadap Black Molly. Sehingga baik dalam pemeliharaan maupun pembenihan ikan ini selalu dihadapkan pada kematian.

Klasifikasi

Klasifikasi ikan black molly secara lengkap adalah sebagai berikut :

 Phyllum : Chordata

 Class : Ostheichthyes

 Ordo : Cyprinodontoidei

 Family : Poecilidae

 Genus : Poecilia

 Species : Poecilia sphenops

Morfologi

Bentuk tubuh black molly menyerupai ikan guppy karena masih satu keluarga yaitu Poecilidae. Panjang tubuhnya sekitar 5 – 7 cm. Tubuh black molly seluruhnya berwarna hitam mengkilap dari kepala hingga sirip ekor. Sirip ekor berbentuk sabit dan sirip punggung menjuntai ke belakang hingga mencapai pangkal ekor. Black Molly merupakan ikan hias yang berasal dari luar Indonesia. Ikan ini berasal dari aliran Sungai Amazon, Brasil dan sungai-sungai Amerika Selatan. Ikan ini hidup disela-sela akar tanaman air. dan menetaskan telurnya di sela-sela akar tersebut pula.

Pemijahan

Ikan black molly dapat dipijahkan di dalam akuarium. Akuarium yang digunakan berukuran 70x43x30 cm dengan jumlah induk 10 induk betina dan 5 ekor induk jantan. Dengan ukuran sekitar 4-6 cm dan umur 3 bulan. Sediakan pula tanaman air sebagai media untuk bersembunyinya anak-anak ikan black molly.

Satu minggu kemudian setelah kedua induk ditebar, anak-anak ikan black molly akan bermunculan dari sela-sela akar tanaman air. Anak-anak ikan black molly ini diberikan pakan berupa kutu air kemudian meningkat sejalan dengan pertumbuhan benih, dengan cacing sutera.

Pemeliharaan di Akuarium

• Persiapan Akuarium

Akuarium yang cocok untuk pemeliharaan ikan Black molly yaitu ukuran 50x30x30 cm yang telah dilengkapi filter. Akuarium dibersihkan kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama beberapa jam hingga benar-benar kering. Kemudian kita isi air sekitar 40 liter.

• Persiapan Peralatan

Alat-alat yang perlu disiapkan terlebih dahulu yaitu :

1. Filter dan aerator

2. Batu aerasi

3. Batu Zeolit

4. Hiasan-hiasan lainnya.

Peralatan tersebut dicuci terlebih dahulu kemudian keringkan. Setelah benar-benar bersih dan kering lalu masukan ke dalam akuarium yang telah diisi air.

Pemeliharaan

Dalam memelihara ikan black molly di akuarium diberikan cacing sutera. Selain tidak cepat kotor, juga dapat membuat warna hitamnya mengkilat dan membantu pertumbuhannya. Pemberian pakan diberikan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Penyiponan dilakukan setiap 2-3 hari sekali, hal ini untuk menjaga kebersihan air dan akuariumnya. Untuk pembersihan filter dilakukan setiap 1-2 minggu sekali. Dalam penggantian air diusahakan kondisi air seperti suhu dan pH antara air yang lama dengan yang baru tidak terlalu jauh berbeda. Apabila kisaran perbedaan terlalu besar dikhawatirkan ikan akan mengalami stres dan kemudian mudah terserang penyakit. Suhu yang cocok untuk ikan black molly yaitu berkisar antara 24-26 oC. Ikan hias sekarang ini sangat digemari oleh anak - anak maupun orang dewasa dikarenakan enak dilihat dan juga dipandang. Ikan hias sendiri bermacam - macam jenis dan unik serta menggemaskan. Ikan hias yang sangat disenangi oleh ikan hias ini ialah jenis ikan hias balon. Ikan Balon atau ikan Molly ini ialah ikan hias yang terlihat lucu dan memiliki panjang hanya maksimal 12 cm serta badannya yang besar serta yang terunik dari ikan Molly ini ialah perutnya yang buncit. Hingga sekarang telah banyak jenis dan varian dari Ikan Molly ini karena beragam persilangan dan mutasi menghasilkan warna dan bentuk yang berbeda - beda. Salah satu Ikan Molly yang lucu yakni Ikan Molly Balon yang bentuk tubuhnya seperti bola dengan mirip seperti ikan maskoki mini. Ikan Molly selain enak dilihat dan dipandang juga cara budidayanya cukup mudah namun butuh ketelatenan dalam merawatnya. Dihabitat yang asli, Ikan Molly ini hidup disuhu perairan 25-28 derajat C dengan mempunyai pH 8 dan juga kekerasan 14-20 derajat dH namun tidak menuntut kemungkinan di pH 7 pun masih bisa dan tidak ada masalah, namun jenis Ikan Molly ini kurang dalam toleransinya mengenai perubahan dan juga goncangan suhu yang tinggi. Berikut ini cara budidaya Ikan Molly agar Menghasilkan Laba Besar.

Cara Budidaya Ikan Molly

1. Memilih Indukan Ikan Molly

Sebelum melakukan pembudidayaan Ikan Molly, perlu diperhatikan mengenai Indukan dari Ikan Molly sendiri. Ikan Molly yang mau dikawinkan supaya mempunyai anakan yang cantik dan lucu dan juga jenis kelamin dari indukan Ikan Molly jantan dan indukan Ikan Molly betina. Indukan Ikan Molly jantan mempunyai gonopodium atau tonjolan dibelakang sirip perut yang adalah modifikasi sirip anal panjang, tubuh ramping, warna lebih cerah dan juga sirip punggung lebih panjang serta kepala agak besar. Sedangkan untuk Ikan Molly betina dibelakang sirip tidak ada gonopodium namun srip halus, dan juga tubuhnya gemuk dengan warna kurang cerah, sirip punggung biasa dan kepalanya yang agak runcing.

2. Teknik Pemijahan Ikan Molly

Memijahkan Ikan Molly mirip dengan ikan Guppy. Namun bedanya jika Ikan Molly dikondisi airnya agak keras agar hasilnya lebih bagus. Karenanya ditambah garam dapur sekitar 1 sendok makan per tiga liter air dalam memperbanyak produksi dari anakan Ikan Molly. Selain itu juga kecukupan akan hal sinar matahari ialah syarat penting untuk membudidayakan Ikan Molly. Ikan Molly akan menjadi indukan setelah umur 5 bulan. Ukuran jualnya telah mencapai panjang 2,5 - 3,0 cm diwaktu 3-4 bulan. Teknik pemijahan dilakukan dengan cara pertama persiapkan wadah berupa bak plastik atau bisa juga akuarium. Dana tambahkan garam dapur sekitar 1 sendok makan di 8 liter air, lalu jauhkan tempat pemijahan dari hal layak ramai, gunakan penambahan tanaman air untuk sebagai perangsang dan jugas masukkan indukan Ikan Molly dengan perbandingan induk jantan 1/3 induk betina. Proses dari pemijahan ini ditandakan dengan kejar-kejaran selama 4-7 hari. Setelah mencapai seminggu, benih akan tampak dipinggiran bak, lalu pisahkan induk dari kolam pemijahan.

3. Perawatan Benih Ikan Molly

Anakan Ikan Molly yang baru lahir belum perlu diberi makan dan karena mengandung kuning teluar. Namun setelah 4-5 hari anakan dapat diberi makan berupa kutu air yang telah disaring atau bisa juga kuning telur yang telah direbus dan dihancurkan. Setelah ukuran 2-3 cm bisa diberi makanan cacing, jika telah berukuan 5-7 cm diberi makanan cuk. Selain makanan utama, dapat juga diganti dengan makanan berupa cacing kering dan juga agar - agar. Pemberian dilakukan 2 kali dalam sehari dan dengan dilakukan pergantian air jangan sampai terlalu keruh bisa dilakukan 2-3 hari sekali.

4. Pemanenan Ikan Molly

Pemanenan dapat dilakukan sesuai dengan permintaan pasar, namun biasanya untuk waktu 1 bulan pun telah dapat dipanen dan siap dijual. Demikianlah informasi mengenai cara budidaya Ikan Molly agar menghasilkan laba besar. Untuk mendapatkan informasi lainnya mengenai cara budidaya, silahkan berkunjung ke blog cara budidaya, semoga bermanfaat.

PENANGANAN PENYAKIT IKAN

Berikut ini adalah beberapa penyakit yang sering menyerang ikan Black molly:

1. White spot

Penyakit ini sering disebut juga penyakit ich. Penyakit ini disebabkan oleh Ichtyopthirius multifiliis. Parasit ini menyerang ikan pada bagian sirip punggung dan sisiknya. Ikan yang terserang oleh parasit ini terlihat seperti bintik-bintik putih pada bagian-bagian sirip atau sisik. Parasit ini sering menyerang pada saat ikan mengalami stres dan pada saat daya tahan tubuhnya menurun. Terutama pada saat suhu air rendah, parasit ini menyerang secara sporadis.

Tabel 1

2. Gyrodactylus

Gyrodactylus merupakan protozoa yang menyerang ikan black molly pada bagian kulitnya. Ikan ini akan menggerogoti kulit sehingga teluka dan mengeluarkan darah.

Ikan yang terserang terlihat mengalami pendarahan pada tubuhnya. Luka ini apabila dibiarkan akan terserang penyakit sekunder seperti jamur. Tabel 2

3. Saprolegnia

merupakan jamur yang tumbuh di tubuh ikan. jamur-jamur ini tumbuh, sebagian besar karena adanya luka yang terdapat pada ikan dan luka terrsebut tidak ditanggulangi sehingga tumbuhlah jamur-jamur saprolegnia ini. Tabel 3

4. Lerneae

Lerneae merupakan sejenis cacing yang menyerang pada bagian kulit dan daging ikan. lerneae akan menggerogoti tubuh ikan hingga mengalami pendarahan dan menyebabkan luka pada tubuh ikan. Pada tubuh ikan akan terlihat seperti benang yang menancap pada kulit ikan seperti panah yang menancap.

Tabel 4

5. Argulus

Argulus ini merupakan kutu ikan yang merugikan bagi ikan. kutu ikan ini akan menghisap darah ikan dan menggunakan ikan sebagai induk dari telur-telurnya. Akan tetapi penyakit ini jarang menyerang ikan yang di pelihara di akuarium akan tetapi pemeliharaan di bak atau kolam. Tabel 5

DAFTAR PUSTAKA

Braemer, Helga and Ines Scheurmann. 1983. Tropical Fish. Borron’s : New York.

Daelami D., 2002. Agar Ikan Sehat. Peneebar Swadaya, Jakarta.

Harmanto N. 2004. Menggempur Penyakit Hewan Kesayangan dengan Mahkota Dewa. Penebar Swadaya, Jakarta.

http://www.zonaikan.com/2011/12/black-molly.html

Kasmawijaya A. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Black Molly Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

https://deedzarinthebest.blogspot.com/2016/01/pedoman-budidaya-ikan-molly-secara.html

Thursday, 17 January 2019

PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN HAMA PENYAKIT PADA IKAN BLACK GHOST

Jenis ikan hias yang mencuat ke permukaan merupakan ikan hias yang mempunyai nilai ekspor tinggi. Salah satunya adalah black ghost. Dengan banyaknya permintaan, jenis ikan hias ini banyak diburu orang. Tak mengherankan jika banyak muncul pembudidaya ikan yang berusaha memelihara dan kemudian menjualnya.

Dengan banyaknya pembudidaya yang memelihara black ghost maka diperlukan informasi tentang ikan hias ini. Dalam budidaya ikan, serangan penyakit merupakan masalah dan aspek yang sangat penting. Artinya penanggulangan penyakit dan hama juga harus menjadi pengetahuan bagi pembudidaya yang ingin membudidayakan ikan hias ini. Sebab serangan penyakit dapat mengakibatkan kerugian ekonomis. Agar para pembudidaya ikan hias ini mampu mencegah serta mengatasi serangan penyakit yang terjadi pada ikan peliharaanya, maka perlu dibekali pengetahuan mengenai jenis penyakit dan teknik penanggulangannya.

Klasifikasi

Dalam tata nama internasional, black ghost mempunyai sistematika sebagai berikut:

Kerajaan : Pisces

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Superkelas : Agnatha ( jawless fishes )

Kelas : Osteichtyes ( bony/teleost fishes)

Subkelas : Actinopterygii Superordo : Teleostei

Ordo : Cypriniformes (carp)

Subordo : Gymnotoidei (electric eels)

Famili : Apteronotidae

Genus : Apteronotus

Spesies : Apteronotus albifrons

Sumber : Bernhard Grzimek, 1973

Ciri-Ciri Morfologi

Dari sistematika di atas, terlihat bahwa black ghost termasuk ikan bertulang belakang, mempunyai rahang, dan berduri banyak. Kelompok subordo Gymnotoidei dicirikan dengan tubuh yang licin, memanjang, dan berbentuk seperti belut. Sekujur tubuh ikan black ghost berwarna hitam kelam. Sirip dada dan sirip perut menyatu. Sirip yang menyatu ini memanjang dari dada sampai ke pangkal ekor. Pada saat berenang atau ada aliran air, sirip ini berkibar-kibar sehingga menimbulkan daya tarik tersendiri. Sirip ekor mengeras seperti lidi dan terdapat lingkaran berwarna putih dengan jumlah kadang-kadang 1, 2, atau 3 pada bagian ekor. Bentuk tubuhnya tampak seperti lembaran daun pisang. Ikan ini senang dengan tempat yang agak gelap atau remang-remang dan akan bersembunyi apabila ada lubang, terutama pada siang hari. Garis pungung pada jantan sedikit pendek dari betina. Selain itu, sirip ekor pada betina lebih sempit dari jantan.

Habitat

Black ghost mempunyai sifat yang tenang, baik dan tidak suka mengganggu ikan yang lain. Aktivitas ikan ini lebih banyak dilakukan di malam hari (nokturnal) sehingga pada siang hari ikan ini lebih suka bersembunyi di bebatuan, daun-daunan, akar tanaman, atau benda lainnya di dasar sungai.

Penyebaran

Black ghost (Apteronotus albifrons) berasal dari daerah Brazil, Amerika Selatan dan bersifat karnivora. Habitat aslinya memiliki suhu 25-280 C; pH 6,5-7,0 ; dan kekerasan 6-100 dH. Black ghost yang berasal dari Brazil ini akan berkembang dengan baik pada suhu air sekitar 260 C. Suhu perairan di Indonesia berkisar antara 26-270 C sehingga ikan ini dapat berkembang biak pada umumnya di negeri ini.

Cara Budidaya Ikan Black Ghost

Bagi anda yang tertarik dengan ikan hias unik ini dan ingin membudidayakannya tak perlu risau, karena permintaan akan ikan black ghost tak pernah sepi alias banyak sekali permintaannya. Selain itu, budidaya ikan ini terbilang mengiurkan, karena untuk penjualan ikan berumur 2 bulan saja sudah memperoleh penghasilan yang menjanjikan. Adapun cara budidaya ikan black ghost akan dijelaskan dibawah ini :

Persiapan Aquarium

Cara budidaya ikan black ghost terbilang mudah, sama mudahnya dengan cara budidaya ikan leel di kolam beton, yang pertama harus dilakukan adalah menyiapkan kandang atau aquarium sebagai tempat tumbuh dan berkembang biak. Siapkan aquarium dengan ukuran 100 x 40 x 40 cm (atau sesuai keiinginan), dengan ukaran tersebut dapat di isi 10 ekor indukan. Jangan lupa untuk memberikan peralatan tambahan seperti aerator, filter, tempat penempatan telur yang bisa berupa pakis (biasanya digunakan untuk menaman anggrek).

Penggunaannya pakis yaitu dengan cara ditumpuk, lalu diberikan sekat berupa potongan lidi supaya terdapat cela. Tumpuk pakis menggunakan batu agar bisa tenggelam, ini dikarenakan ikan black ghost sangat suka meletakan telurnya di sela-sela batu atau kayu. Selain memasang perlengkapan tadi, untuk cara budidaya ikan black ghost diperlukan adanya tambahan aksesoris lain, misalnya kayu dengan warna hitam (akar bakau), atau bisa juga menggunakan bebatuan berwarna hitam. Aksesoris ini berfungsi sebagai tempat bersmbunyi black ghost pada waktu siang hari. Tidak disarankan untuk menggunakan aksesoris berwarna terang atau mencolok, karena penglihatan ikan jenis ini tak begitu kuat dalam menahan cahaya atau warna -warna cerah, contohnya warna merah serta warna kuning.

Pemberian Air

Setelah aquarium sudah siap, langkah berikutnya adalah mengisinya dengan air. Untuk air, tidak bisa sembarangan, karena ikan black ghost membutuhkan air jernih dengan pH 6 hingga 7 dan suhu 26 – 27 derajat celcius. Maka itu, air sebaiknya diganti setiap 5 hari sekali dengan menggunakan air tanah yang sebelumnya sudah diendapkan selama 24 am dengan aerator. Bila kesulitan menemukan air tanah, anda bisa juga menggunakan air PAM, bila menggunakan air PAM sebelum dimasukkan ke dalam aquarium sebaiknya diendapkan terlebih dahulu selam 3 hari.

Pemilihan Indukan

Salah satu kunci sukses cara budidaya ikan black ghost yaitu pemilihan indukan. Indukan yang baik diharapkan mampu menghasilkan anakan yang baik juga. Sebelum memilih indukan, sebaiknya ketahui ciri-ciri jantan dan betinanya, untuk mengetahuinya cukup mudah semudah cara budidaya ikan ramirezi, berikut ciri-cirinya : Untuk indukan jantan akan memiliki dagu yang lebih panjang. Badan lebih panjang, dengan ukuran mencapai 30 cm. Sedangkan untuk sang betina memiliki dagu lebih pendek dari pada si jantan. Badannya lebih pendek, dengan ukuran kisaran 15-23 cm. Indukan yang baik untuk ikan black ghost adalah lebih dari 1 tahun. Indukan yang baik adalah ikan black ghost dengan keadaaan sehat, tak cacat serta tidak terkena organisme penyakit di tubuhnya.

Pembenihan Ikan Black Ghost

Pembenihan ikan black ghost berbeda dengan cara mengatasi sifat kanibaliesme pada ikan lele, untuk pebenihan ikan setan hitam ini bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan pembenihan masal dan pembenihan berpasangan. Bila memilih pembenihan masal maka lakukan langkah-langkah seperti ini :

Gunakan kolam khusus atau bisa memanfaatkan bak fiber dengan ukuran 2,5 x 1,5 x 0,5 m (panjang x lebar x tinggi). Disisi 20 ekor indukan. Satu kolam tadi harus menggunakan perbandingan jantan dan betina sebanyak 8 :12. Isi kolam dengan air bersih setinggi 30 cm. Cara kedua yaitu menggunakan pemijahan secara berpasangan, langkah ini berbeda dengan cara budidaya ikan mujair di kolam terpal, berikut step by step nya :

Umumnya pembenihan dengan cara berpasangan memerlukan aquarium berukuran 100 x 50 x 40 cm (panjang x lebar x tinggi). Satu aquariumnya di isi dengan 7 ekor indukan. Untuk perbandingannya yaitu 3 indukan jantan dan 4 indukan betina. Atau bisa juga menggunakan sistem 5 ekor indukan dengan perbandingan 2 jantan serta 3 betina. Isi kolam dengan air bersih setinggi 30 cm. Saat proses pembenihan berlangsung, jangan lupa memberikan tempat untuk persembunyian. Tak perlu pusing, anda bisa menyiapkan pralon dengan ukuran besar sesuai dengan ukuran sang indukan black ghost. Jangan lupa untuk memberikan tempat penempelan telur dan melengkapi aquarium dengan aerator.

Penetasan serta Pemeliharaan Larva

Umumnya proses penetasa ikan hias dilakukan di tempat terpisah dengan indukannya, bila sudah terlihat adanya telur yang menempel pada pakis atau tempat peneluran maka segera pidahkan ke tempat penetasan. Aquarium untuk penetasa bisa menggunakan ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm, tinggi 40 cm dengan ketinggian air 30 cm. Gunakan tambahan 4 buah titik aerasi di setiap aquariumnya, hidupkan selama proses penetasan berlangsung. Telur akan mulai netas pada rentan waktu 3 hingga 4 hari. Saat menetas larva akan bersembunyi di balik sela-sela pakis. Setelah 4 hari berlalu, maka anakan ikan black ghost sudah bisa diberikan pakan berbentuk naupli artemi kurang lebih 2 minggu lamanya. Untuk dua minggu berikutnya sudah bisa diberikan pakan utama ikan black ghost berupa jentik nyamuk, cacing, atau bisa juga menggunakan cacing merah, jangan lupa untuk mencacah hingga halus. Proses penetasa hingga pemeliharaan anakan berlangsung selama satu bulan. Setelah satu bulan berlangsung anakan ikan black ghost sudah bisa di tebar kedalam kolam atau tempat pembesaran. Pembenihan

Black ghost berkembangbiak dengan cara bertelur. Telur-telur dikeluarkan dan kemudian diletakkan di suatu benda, misalnya batu dan akar tanaman. Ikan betina akan mengeluarkan telur terlebih dahulu kemudian disusul ikan jantan mengeluarkan sperma. Setelah itu telur akan menetas dalam waktu 3-4 hari. Kita harus waspada pada tahap ikan telah mencapai ukuran 1-3 inchi. Karena pada tahap ini penyakit white spot rentan menyerang. Pada umumnya, pembudidaya memberi garam untuk ikan yang sakit. Namun, untuk benih yang berukuran kurang dari 2 inchi tidak disarankan untuk menggunakan pengobatan dengan cara memberi garam karena black ghost tidak memiliki sisik.

Pembesaran

Pada pembesaran jarang ditemukan penyakit. Tetapi jika terjadi stress pada ikan, maka diberikan metil biru 1% agar benih tetap sehat karena metil biru mengandung antibiotik.

White Spot

Black ghost termasuk ikan yang cukup sensitif terhadap serangan penyakit. Namun, salah satu penyakit yang paling sering menyerangnya adalah penyakit bintik putih (white spot). Black ghost yang terserang penyakit ini ditandai dengan adanya bintik putih pada tubuhnya. Serangan white spot pada black ghost mudah diketahui karena warna bintik putih tampak mencolok di atas warna tubuhnya yang hitam. Penyakit white spot sering kali menyerang ikan black ghost yang suhu airnya dingin dan padat tebar yang tinggi. Parasit ini sering dijumpai secara berkelompok pada lapisan lendir kulit dan lapisan insang. Karena warnanya yang putih, maka penyakitnya disebut bintik putih. Penyakit ini sulit diberantas pada tahap parasiter, parasit ini terbungkus selaput sel lendir ikan, sehingga larutan obat tidak dapat meresap ke dalam parasit tanpa merusak selaput lendir ikan. Satu-satunya jalan adalah memutus rantai hidupnya. Parasit ini akan melepaskan diri dari tubuh ikan setelah 8 hari menempel.

Gejala awal penyakit white spot dapat ditandai dengan adanya bintik-bintik putih pada tubuh ikan. Biasanya bagian yang diserang adalah kepala dan insang. Ikan yang terserang tampak malas beraktivitas dan sering menggosok-gosokkan badannya ke dasar kolam. Gejala serangan lebih lanjut bintik putih dapat menjadi bisul lalu pecah.

Pencegahan dan Pengobatan

Tabel 1. Pencegahan dan pengobatan

DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Yusuf dan Tim Lentera. 2004. Budi Daya Ikan Hias Air Tawar untuk Ekspor. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Dalimartha, Setiawan. 2004. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Puspa Swara. Jakarta.

http://blackghostdiscus.files.wordpress.com/2009/12/black-ghost-knife-fish1.jpg&imgrefurl=http://sofyanblackghostdiscus.wordpress.com/2012/03/04/4/&h=260&w=390&sz=35&tbnid=TYXOkPmCgoz5GM:&tbnh=90&tbnw=135&zoom=1&usg=__daOgW6IHisnI2V2GLVBMKeF13s8=&docid=GC9LPQCuNmtk1M&hl=id&sa=X&ei=OVh8UcbWC8qUrgf48YC4DA&sqi=2&ved=0CDEQ9QEwAQ&dur=422

Indriani, YH dan Amin Mahmud. 2001. Ikan Hias Air Tawar Black Ghost. Penebar Swadaya. Jakarta.

Irawan, Agus. 2004. Menanggulangi Hama dan Penyakit Ikan. C.V. Aneka. Solo.

Lesmana, DS. 2003. Mencegah dan Menanggulangi Penyakit Ikan Hias. Penebar Swadaya. Jakarta.

Lesmana, DS dan Iwan D. 2001. Budi Daya Ikan Hias Air Tawar Populer. Penebar Swadaya. Jakarta.

Mardiyah A dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Ikan Black Ghost Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

https://ilmubudidaya.com/cara-budidaya-ikan-black-ghost

Pengembangan Produk Bekicot Ala Sushi

Permakluman:  Produk-produk yang ditampilkan merupakan Produk Olahan Hasil Perikanan Karya Finalis Lomba Inovator Pengembangan Produk ...